untuk tukang dan insinyur bangunan

Bertahun-tahun berkecipung pada bidang konstruksi tidak menjamin dapat menjadi engineer yang ‘baik’, siapa tahu hanya sekedar ‘tukang’ saja (meskipun gajinya jelas lebih gede dari pak tukang yang sebenarnya).

Lho koq begitu ? Apa bedanya tukang dengan engineer ?

Coba kita samakan dulu definisinya. Tukang adalah seseorang yang mampu mengerjakan sesuatu mengandalkan ketrampilan yang dimilikinya, yang diperoleh dari ketekunan yang konsisten dan terus menerus sehingga akhirnya dapat trampil dan cepat menyelesaikan pekerjaan tersebut. Kadang-kadang ada unsur bakat juga untuk itu. Untuk menjadi tukang tidak perlu pendidikan khusus, yang penting mempunyai, tenaga, kemauan dan waktu yang cukup. Untuk menjadi tukang perlu magang pada tukang yang lebih senior. Mula-mula meniru dengan membantu tukang yang senior, mendapat koreksi-koreksi yang diperlukan dari tukang senior sampai akhirnya dilepas, dapat mandiri dan tidak perlu pengawasan lagi untuk mendapatkan hasil yang dianggap ‘cukup’ oleh tukang senior atau pemberi tugas kepada tukang tersebut. Akhirnya “jadilah” tukang yang dimaksud.

Lalu bagaimana dengan engineer?  Mirip, hanya untuk itu perlu pendidikan khusus,  bahkan perlu gelar. Selain itu, karena sekarang lembaga pendidikan (perguruan tinggi) semakin banyak dan kualitasnya beragam maka akan ditambah filter khusus yang lain, yaitu Sertifikasi.

Lanjutkan membaca “untuk tukang dan insinyur bangunan”

From UPH Civil Engineer’s alumni – Dubai #2

Ada berita dari alumni UPH di Dubai yang jadi TKI (= Tenaga Kerja Insinyur), yaitu

Richard S. Wiriyanto
Structural Engineer
Gulf Extrusions Co. (L.L.C.)
Tel: +971 4 8846146
Fax: +971 4 8846830

Setelah beberapa bulan kerja di sana sebagai Structural Engineer dan sudah mulai familiar dengan situasi di sana, saudara Richard akan memperlihatkan situasi dan kondisi pembangunan konstruksi di kota Dubai.

Lanjutkan membaca “From UPH Civil Engineer’s alumni – Dubai #2”

The Art of Structural Engineering

Suatu judul yang menarik, saya ambil dari bukunya prof Alan Holgate tentang “The Work of Jorg Schlaich and his Team“, karya-karya prof Jorg Schlaich, guru besar emeritus di Uni Stuttgart sekaligus penemu metode strut-and-tie-models.

Prof Jorg Schlaich adalah salah satu profesor di bidang teknik struktur yang berani secara lugas mengetengahkan bahwa ada seni atau art di bidang teknik struktur tersebut. Bahwa dengan memahami secara benar dan dapat menjiwainya maka dari ilmu teknik sipil khususnya ilmu analisis struktur dapat diwujudkan keindahan dari suatu struktur yang diciptakannya.

Hal tersebut sejalan dengan prof Firtz Leonhardt, guru besar di Uni Stuttgart sebelumnya yang akhirnya diteruskan oleh prof. Schlaich.

Dari ke dua Profesor tersebut ditemukan karya-karya yang secara jelas menunjukkan bahwa ada art atau seni dibidang struktur yang direncanakannya.  Padahal mereka-mereka jelas-jelas adalah profesor di bidang structural engineering dan bukan arsitektur.

Tentu saja, ini hal yang baru bagi teman-teman structural engineer di Indonesia, saya yakin itu, karena selama puluhan tahun kerja profesional di konsultan sebagai structural engineer, juga sebagai dosen, seakan-akan kita (structural engineer) hanya bisa menghasilkan sesuatu ditinjau dari sisi kekuatan (strength) dan kekakuan (stiffness) nya saja, kita tidak pernah meninjau sisi keindahan dari struktur karya kita. Pantaslah kalau begitu banyak dari teman-teman kita, karyanya tidak ‘kelihatan’, karena hanya seni atau art yang mudah dipahami oleh orang awam. Itulah yang menjawab bahwa seakan-akan kerja arsitek lebih jelas dibanding orang sipil (bagi orang awam).

Lanjutkan membaca “The Art of Structural Engineering”

ilmu TEKNIK SIPIL = ilmu AGAMA

Catatan : para kyai, pendeta atau romo jangan tersinggung dulu ya dengan judul di atas. Mohon baca dengan baik kelanjutan tulisan ini.

Bagi yang beragama tentu tahu bahwa agama akan mengajarkan keselamatan hidup di dunia ini, bagaimana umat dijanjikan selamat hingga masuk surga. Intinya gitu khan.

Jika demikian maka ilmu teknik sipil juga demikian adanya, misalnya anda ingin lewat sungai yang dalam sehingga perlu dibangun jembatan penyeberangan. Jika anda asal membangun maka tidak ada jaminan bahwa anda akan selamat sampai keseberang, meskipun untuk itu sudah investasi duit yang mahal. Tetapi jika jembatan tersebut direncanakan dan dikonstruksi dengan baik berdasarkan ilmu-ilmu yang diberikan di bidang teknik sipil maka dapatlah dipastikan bahwa anda dapat juga menyeberang dengan selamat. Anda akan terhindar dari kematian karena jembatan tersebut tidak rubuh ketika dilewati.

Itu tadi juga jembatan, sekarang pada bangunan-bangunan tinggi, perhatikan memang keindahan bangunan-bangunan tinggi yang nampak dari luar adalah hasil kerja para arsitek dengan kreatifitasnya. Tapi apakah arsitek itu sendiri yang dapat menjamin bahwa bilamana ada gempa bangunan tersebut masih berdiri. Tidak, bukan arsitek tersebut dan bukan yang lain-lain, tetapi yang dapat menjamin hanya ilmunya orang teknik sipil.

Lanjutkan membaca “ilmu TEKNIK SIPIL = ilmu AGAMA”

pendidikan ARSITEKTUR Indonesia

Sangat menarik mengamati pendidikan arsitektur di negeri ini.

Perlu dicatat karena mengamatinya “sambil lalu aja” maka opini ini belum tentu berlaku secara keseluruhan.

Kelihatannya fokus pendidikan lebih diarahkan pada kreativitas visualisasi-nya saja, yaitu mampu membuat tampilan luar yang wah, berkesan hebat, tetapi apakah itu secara struktur efisien, kuat, kaku, atau tahan gempa, rasanya mereka tidak perduli.

Apa indikasinya, karena kurikulum pendidikan yang diberikan pada level S1 tidak memberikan mata kuliah mekanika teknik atau analisa struktur. Pendapat lesan hasil omong-omong (un-officially) mereka berpendapat bahwa mata kuliah analisa struktur sebelumnya telah menjadi momok, banyak mahasiswa yang tidak lulus, mata kuliah sukar, toh itu khan nanti dikerjakan oleh teknik sipil, jadinya dihapus aja.

Pendapat penulis : memang diakui bahwa dalam kenyataan praktis, pekerjaan hitung menghitung nantinya akan dikerjakan orang teknik sipil (structural engineer).

Tetapi jika sejak dini (pada taraf pendidikan), mereka (calon arsitek) tidak dikenalkan bahwa selain visualisasi yang indah dari suatu bangunan ada juga faktor lain yaitu kekuatan dan kekakuan, maka bagaimana mereka bisa tahu bahwa desain mereka secara nature harus memenuhi hal-hal tersebut.  

Apa bedanya nanti arsitek kita dengan jurusan Desain Komunikasi Visual atau jurusan Seni murni lainnya. Ini suatu kemunduran saya kira bagi pendidikan sarjana teknik arsitektur di Indonesia, tetapi ini juga menjadi peluang bagi sarjana teknik sipil karena menjadi tumpuan harapan untuk hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan / kekakuan bangunan.

Jadi bersyukurlah bagi calon mahasiswa yang ingin gelar sarjana teknik (bangunan) tanpa perlu susah-susah belajar analisa struktur atau mekanika teknik maka masuklah ke jurusan teknik arsitektur.

Lanjutkan membaca “pendidikan ARSITEKTUR Indonesia”

adakah yang PASTI dalam hidup ini ?

Pasti, apakah itu ?

Ilmu pasti, adalah ilmu yang dapat menghasilkan sesuatu secara konsisten, tidak tergantung siapa yang pakai, dimana, kapan, dan bagaimana memakainya. Meskipun sudah disebut ilmu pasti, tetapi kepastiannya tersebut tidak mutlak, ada syarat-syarat atau batasan yang harus dipenuhi agar kepastian tersebut ada.

Jika itu kita terapkan dalam kehidupan kita, dengan pengalaman anda selama ini, adakah yang pasti pada hidup ini.

Lanjutkan membaca “adakah yang PASTI dalam hidup ini ?”

ucapan duka cita kepada Universitas Atmajaya Jogyakarta

Dengan ini, sebagai pribadi dan sekaligus mewakili civitas akademi Universitas Pelita Harapan, khususnya Jurusan Teknik Sipil UPH, kami ingin menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas meninggalnya

bapak Dr. Ir. FX. Nurwadji Wibowo,
dosen tetap Jurusan Teknik Sipil Universitas Atmajaya Yogyakarta,

pada hari ini pk 02.45 di RS. Husada Jakarta.

Semoga damai abadi yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus Kristus dianugerahkan kepada beliau di rumah Bapa di sorga.

Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi penghiburan, ketabahan, dan pengharapan dari Tuhan Bapa di sorga.

Amin.
Lanjutkan membaca “ucapan duka cita kepada Universitas Atmajaya Jogyakarta”

karyawan yang dipertahankan perusahaan

Pulang kerja sore dari Lippo Karawaci (Tangerang) sampai Taman Galaxi (Bekasi) merupakan suatu ‘kenikmatan’ tersendiri, bayangin jaraknya sekitar 55 km, jadi PP-nya sekitar 110 km. Temen-temen di daerah mungkin nggak kebayang. Yah itulah Jakarta, kota Metropolitan, jangan lihat jaraknya tapi lihat waktu perjalanannya. Sekarang lumayan pulang sampai rumah sekitar pk 17.00, dulu waktu jadi engineer (di konsultan), rata-rata pulang pk 20.00. Jaraknya sih separonya. Pilih mana ?

Dalam perjalanan pulang selalu tune ke radio Smart FM, isinya menarik. Ini mungkin salah satu ‘kenikmatan’ yang dapat diperoleh setiap sore. Sore ini pada salah satu session, radio Smart FM menampilkan pembicara James Gwee. Beliau membahas  tentang “karyawan di abad 21“, sbb :

Perusahaan pada abad 21 menghadapi persaingan ketat, jika tidak mampu bersaing akan mudah terlibas oleh keberadaan perusahaan yang baru yang tumbuh menjamur. Kondisi tersebut meningkatkan resiko terjadinya PHK bagi karyawan.

Apa yang harus dilakukan karyawan agar terhindar dari PHK .

Lanjutkan membaca “karyawan yang dipertahankan perusahaan”

cerita Mahesa Jenar #1

Panembahan Ismaya memandang Mahesa Jenar dengan hampir tak berkedip. Ini adalah suatu masalah yang paling rumit, yang selalu tumbuh hampir setiap saat. Alangkah menyedihkan, bahwa seseorang melakukan persiapan sampai seteliti-telitinya untuk melakukan tindak kekerasan. Padahal seharusnya, setiap bentuk kekerasan pasti harus ditentang. Tetapi ia tidak dapat menyembunyikan kenyataan, bahwa di antara anak manusia di dunia ini masih saja ada yang sama sekali tidak menghiraukan kemanusiaannya, yang dengan segala cara, menindas manusia-manusia lain. Terhadap manusia-manusia yang sedemikian ini, wajarlah bahwa ada usaha-usaha untuk mencegahnya.

Usaha terakhir dari pencegahan itu adalah dengan cara yang sama sekali menyimpang dari tuntunan cinta kasih manusia. Sebab kadang-kadang yang harus dilakukan adalah nampaknya berlawanan dengan ungkapan cinta kasih itu sendiri. Yaitu kekerasan, perkelahian serta persoalan hidup dan mati.

Lanjutkan membaca “cerita Mahesa Jenar #1”

Entrepreneurial Lecturer – Welcome

Menarik juga jargon-jargon dunia pendidikan, Kompas hari ini menampilkan iklan universitas tertentu (bukan uph) yang mencari dosen yang passionate about entrepreneurship di bidang bisnis, pariwisata, desain komunikasi visual, interior desain, IT dan psikologi.

Apakah anda tahu, apa yang dimaksud ?

Setahu saya, dosen yang ideal adalah dosen yang tahu ilmu teori, ditunjukkan dengan gelar legal (master atau doktor) yang didukung oleh produktivitasnya dalam bidang penelitian dan publikasi; serta ilmu praktek, pengalaman bekerja sebagai profesional pada bidang ilmunya sehingga tahu di lapangan bagaimana menerapkannya.

Lanjutkan membaca “Entrepreneurial Lecturer – Welcome”