The following pictures are of the same place but taken under different seasons !!

There was a man who had four sons. He wanted his sons to learn not to judge things too quickly. So he sent them each on a quest, in turn, to go and look at a pear tree that was a great distance away.

The first son went in the winter, the second in the spring, the third in summer, and the youngest son in the fall. When they had all gone and come back, he called them together to describe what they had seen.

The first son said that the tree was ugly, bent, and twisted.

The second son said no it was covered with green buds and full of promise.

The third son disagreed; he said it was laden with blossoms that smelled so sweet and looked so beautiful, it was the most graceful thing he had ever seen.

The last son disagreed with all of them; he said it was ripe and drooping with fruit, full of life and fulfillment.

The man then explained to his sons that they were all right, because they had each seen but only one season in the tree’s life.

He told them that you cannot judge a tree, or a person, by only one season, and that the essence of who they are and the pleasure, joy, and love that come from that life can only be measured at the end, when all the seasons are up.

If you give up when it’s winter, you will miss the promise of your spring, the beauty of your summer, fulfillment of your fall.

Moral :

Don’t let the pain of one season destroy the joy of all the rest.
Don’t judge life by one difficult season.
Persevere through the difficult patches and better times are sure to come some time or later

Renungan.

Tulisan di atas merupakan kutipan email, cukup menarik untuk diresapi, bahwasana hidup di dunia ini penuh warna, kala ada suka tentu ada duka. Seperti halnya orang jawa bilang sebagai cakra-manggilingan, jika sedang di atas maka jangan merasa sombong, merasa mentang-mentang atau dupèh, dan juga pada saat di bawah jangan putus asa, kuatkanlah dan tabahlah untuk selalu berdoa karena nanti suatu saat nanti akan tiba masa untuk berubah.

Karena yang disebut hidup, adalah sesuatu yang tidak statis, sesuatu yang bergerak, ada perubahan, suatu proses atau hanyalah suatu perjalanan. Jadi nikmatilah setiap proses yang dihadapi dengan rasa syukur, dengan selalu berpengharapan dalam iman yang benar dan saling mengasihi.

Ada suatu kutipan nash yang menarik yang relevan

Hidup itu sia-sia (Pengkhotbah 5:9-19)

Orang yang mata duitan , tidak pernah cukup uangnya; orang yang gila harta, tidak pernah puas dengan laba. Semuanya sia-sia. Makin banyak kekayaan seseorang makin banyak orang lain yang harus diberinya makan. Tak ada keuntungan bagi pemiliknya, ia hanya tahu bahwa ia kaya. Seorang pekerja boleh jadi tidak punya cukup makanan, tapi setidak-tidaknya ia bisa tidur nyenyak. Sebaliknya, seorang kaya hartanya begitu banyak, sehingga ia tak bisa tidur karena cemas.

Kulihat di dunia ini sesuatu yang menyedihkan. Seorang menimbun harta untuk masa kekurangan, tetapi harta itu hilang karena suatu kemalangan, sehingga tak ada yang dapat diwariskannya kepada anak-anaknya. Kita lahir dengan telanjang; begitu juga kita tinggalkan dunia ini, tanpa membawa apa-apa dari segala jerih payah kita. Itu sungguh menyedihkan! Kita pergi seperti pada waktu kita sekarang datang. Kita berlelah-lelah untuk mengejar angin, dan apa hasilnya ? Selama hidup, kita meraba-raba dalam gelap, kita bersusah-susah, cemas, jengkel dan sakit hati.

Maka mengertilah aku bahwa yang paling baik bagi kita ialah makan, minum dan menikmati hasil kerja kita selama hidup pendek yang diberikan Allah kepada kita; itulah nasib kita. Jika seorang menerima kekayaan dan harta benda dari Allah, dan ia diizinkan menikmati kekayaan itu, haruslah ia merasa bersyukur dan menikmati segala hasil kerjanya. Itu adalah juga pemberian Allah. Allah memenuhi hati orang itu dengan kegembiraan, maka ia tidak cemas memikirkan tentang pendeknya hidup ini.

Pikiran tentang hidup (Pengkotbah 7:11)

Orang hidup seharusnya berhikmat; nilai hikmat sama dengan warisan; sama pula dengan uang pemberi rasa aman. Apalagi pengetahuan tentang hikmat! Siapa memilikinya akan selamat.

Perhatikanlah pekerjaan Allah. Sebab siapa dapat meluruskan apa yang dibengkokkan Allah? Jadi, bergembiralah jika engkau sedang mujur. Tetapi kalau engkau ditimpa bencana, jangan lupa bahwa Allah memberikan kedua-duanya. Kita tak tahu apa yang terjadi selanjutnya.

Alangkah senangnya orang bijaksana. Ia tahu jawabannya atas segala perkara. Hikmat membuat dia tersenyum gembira, sehingga wajahnya cerah senantiasa.

Kesimpulan (Pengkotbah 12:13)

Setelah semuanya kupertimbangkan inilah kesimpulan yang kudapatkan.

Takutlah kepada Allah dan taatilah segala perintah-Nya, sebab hanya untuk itulah manusia diciptakan-Nya. Allah akan mengadili segala perbuatan kita; yang baik dan yang buruk bahkan yang tersembunyi juga.

Tetapi penting untuk dipahami bahwa perintah ALLAH itu belum tentu sama dengan perintah AGAMA. Jadi yang sekarang merasa memegang teguh perintah AGAMA ,  silahkan mengevaluasi sendiri, sudah sesuaikah dengan perintah ALLAH. Sebagai petunjuk, apa yang anda lakukan sudahkah sesuai dan tidak melanggar esensi perintah-perintah berikut.

Perintah yang terutama (Matius 22 : 36-40

“Bapak Guru”, katanya, “perintah manakah yang paling utama di dalam hukum agama ?

Yesus menjawab: “Cintailah Tuhan Allahmu dengan sepenuh hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan seluruh akalmu. Itulah perintah yang terutama dan terpenting ! Perintah kedua sama dengan yang pertama itu: Cintailah sesamamu seperti engkau mencintai dirimu sendiri. Seluruh hukum agama yang diberikan oleh Musa dan ajaran para nabi berdasarkan kedua perintah itu.

Dalam perkembangan lebih lanjut, Yesus menyederhanakan perintah-perintah di atas dalam bentuk yang lebih sederhana lagi, tetapi dalam prakteknya masih sulit untuk dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya bahkan oleh orang yeng mengaku sebagai pemuka agama. Apa itu :

Perintah yang baru (Yohanes 13 : 34-35)

Perintah baru Ku-berikan kepadamu: Kasihanilah satu sama lain. Sama seperti Aku mengasihi kalian, begitu juga kalian harus saling mengasihi. Kalau kalian saling mengasihi, semua orang akan tahu bahwa kalian pengikut-pengikut-Ku

3 tanggapan untuk “Lessons on Life”

  1. Dino Avatar

    Fotonya bagus banget.
    Ceritanya tentang 4 anak ke 4 musim itu juga bagus.

    kadang manusia menilai berdasarkan satu pengalaman ya. apalagi kalau pengalamannya jelek, pasti udah men-judge jelek tuh.

    Suka

  2. Rudiono Abdulgani Avatar
    Rudiono Abdulgani

    wah, secara nggak sengaja menemukan halaman ini karena sedang surfing liat2 injil matius on-line di hari Pentakosta ini …..

    eeeh ketemu halaman cantik dan indah buatan anda.

    Benar-benar mengingatkan kita lagi akan kebenaran Firman-Firman Tuhan yang harus tetap kita lakoni dalam hidup kita.

    Saluut dan terimakasih,
    R.A.

    Suka

  3. Yovie Avatar
    Yovie

    Cerita tentang Lesson of Life yang diumpamakan sebagai pohon kehidupan yang memiliki 4 musim ini sangat menarik perhatian. Moral of the story nya juga bagus banget…”Don’t let the pain of one season destroy the joy of all the rest. Don’t judge life by one difficult season. Persevere through the difficult patches and better times are sure to come some time or later.

    Walaupun di dalam kehidupan kita sering sekali diuji Tuhan. Kadang merasa kita tidak sanggup menghadapi, tetapi setelah dibawa doa dan dibawah bimbingan Tuhan kita bisa melalui segalanya. Kita harus menghadapi cobaan itu dengan ihklas dan memperjuangkan nya. Suatu hari nanti kita akan dapat menikmati buah nya yang berlimpah-limpah. Semua ini dapat terjadi atas nama Tuhan Yesus dan juga dengan kuasa Nya..

    Bener bener bisa meresapi isi firman firman ini dan maknanya sangat dalam…I’m glad that I came across to this website.

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com