K3 dan kontribusi ENGINEER

Mas Wir,
Saya bermaksud mengirim tulisan berkenaan dengan keselamatan kerja konstruksi, seperti yang pernah saya janjikan di blog, silakan mas Wir edit agar lebih mudah difahami.
Salam
Badar

Tulisan ini dimaksudkan untuk melanjutkan apa yang telah dipaparkan oleh mas Wir berkenaan dengan keselamatan kerja konstruksi, yang mana telah menarik antusias rekan-rekan lain untuk mendiskusikan untuk mengenal lebih jauh tentang keselamatan kerja konstruksi (K3).

Lanjutkan membaca “K3 dan kontribusi ENGINEER”

prosiding HAKI 2007

Baru saja kemarin di bulan Agustus ini yaitu tanggal 21-22, di Hotel Borobudur, Jakarta, telah berhasil diselenggarakan seminar nasional dan juga pameran teknik dengan tema “KONTRUKSI TAHAN GEMPA DI INDONESIA”. Penyelenggaranya adalah HAKI (Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia).

Tema pada seminar tersebut tentu menarik, kenapa ? Karena seperti yang kita ketahui, kita telah mempunyai peraturan gempa yang modern. Pendidikan di perguruan tinggi sangat menekankan mata kuliah teknik gempa. Tetapi kita lihat, masih banyak kerusakan  yang terjadi pada kejadian-kejadian gempa. Mengapa ? Itu diakibatkan implementasi peraturan tidak sepenuhnya terlaksana, perhatian terhadap detail belum menjadi prioritas, kesalahan pelaksanaan masih terjadi dan ketidak-tahuan masih nyata-nyata ada.

Dengan adanya kondisi seperti itu maka HAKI pada kesempatan seminar tersebut berusaha membuka mata para pelaku teknis, akademisi dan pihak berwenang agar lebih peduli untuk merealisasikan kehadiran gedung-gedung tahan gempa di Indonesia.

Lanjutkan membaca “prosiding HAKI 2007”

skripsi, emangnya perlu ?

Pak Wir, saya mau nanya : “buat apa sih mahasiswa bikin skripsi pakai standar-standar penulisan, pengujian di depan reviewer dsb. Kalau toh akhirnya skripsinya cuma jadi tempat hinggapnya debu di perpustakaan“.

Gimana kalau syarat jadi sarjana itu hasil penelitiannya bisa dipakai oleh masyarakat. Nah ketika outputnya ke masyarakat sudah jelas, tim penguji tanyain aja tuh yang make, kalau yang make puas, lulus deh, kalau nggak puas, perbaikan lagi !

He, saya nggak becanda kog pak, hasil penelitian saya udah banyak yang pake selama 2 tahun, tapi saya masih terkendala skripsi cuma masalah-masalah penulisan dan urusan administrasi dengan penguji dan instansi

Syukur deh akhirnya saya selamat jadi sarjana, dan jatuh ke lembah pekerja dan perjuangan saya mulai dari nol lagi (dosen nggak tanggung jawab saya dapat kerja atau nggak), dosen yang dulu nuntut saya ini itu sekarang ganti nuntut adik-adik kelas saya.

Saya ini yang udah lulus dari kampus, sama sekali nggak pernah pake yang namanya “standar penulisan bla bla bla“, saya kerja di bidang saya lo pak, yang terpakai justeru filosofi-filosofi ilmu yang saya pelajari autodidak (kuliah dosen kan cuma tutorial doank), dan proses penulisan skripsi yang menyandera saya 2 tahun di kampus hanya tinggal kenangan.

Untuk menulis laporan kerja, saya punya sekretaris pinter, dan saya cukup buatkan skema di kertas, dia langsung ngetik… jadi deh laporan, mungkin dosen-dosen sebaiknya belajar juga kalau dunia kerja itu bukan hanya kampus dimana dosen-dosen hidup dengan individualismenya, tapi ada pabrik, kantor, toko, pasar, dll.

Pertanyaan dan pernyataan di atas tentu mendapat banyak dukungan dari teman-teman yang pernah merasakan bahwa keberadaan skripsi merupakan ganjalan terbesar dalam meraih gelar kesarjanaannya. Skripsi hanyalah beban dan tidak melihat manfaatnya.

Lanjutkan membaca “skripsi, emangnya perlu ?”

my research need your supports

Sebagai bagian dalam penyelesaian disertasi, saya akan melaksanakan riset eksperimental suatu sambungan pelat baja tipis (1mm – 5mm) dengan baut mutu tinggi. Untuk proses pengujian eksperimentalnya sendiri, saya akan memanfaatkannya juga sebagai bahan skripsi level S1.

Risetnya sendiri akan saya bagi dalam tiga tahapan utama, dimulai dari riset yang pernah dilakukan orang lain sehingga hasilnya dapat dilakukan perbandingan, selanjutnya tahapan yang ke dua memang belum pernah dilakukan tetapi hasilnya mudah diprediksi berdasarkan hasil yang pertama. Fenomena hasil riset yang kedua dapat juga digunakan untuk memahami perilaku friksi sambungan baut pada pelat tipis. Akhirnya pada tahap ke-tiga atau yang utama adalah yang menjadi topik disertasi. Untuk yang terakhir ini, sampelnya telah dipelajari dulu perilakunya memakai cara numerik (fem memakai Abaqus).

Untuk pelaksanaan riset itu sendiri, saya (dan team) memerlukan bahan-bahan sampel uji yang terdiri dari :

  • pelat baja tipis atau baja cold-formed, tebal bervariasi dari 1 mm sampai 5 mm
  • baut mutu tinggi ASTM A325, ukuran 1/2 in atau setara, maksimum 16 mm, termasuk alat-alat pemasangan yang diperlukan.
  • informasi bengkel bubut untuk membuat washer khusus.

Berkaitan dengan itu semua, bilamana rekan-rekan pembaca blog ini yang mempunyai kemudahan dengan bahan-bahan sampel di atas, juga yang mempunyai kepedulian dengan perkembangan ilmu teknik sipil di Indonesia, sudikah kiranya memberi dukungan riset kami tersebut.

Untuk semuanya itu, tidak ada sesuatu yang dapat saya tawarkan sebagai gantinya, kecuali harapan semoga Tuhan membalas budi baik anda. Amin.

Tentang detail / gambaran riset yang dimaksud, adalah :

Lanjutkan membaca “my research need your supports”

spesifikasi pembebanan

Ingin menjadi insinyur sipil yang profesional adalah keinginan setiap orang (lulusan teknik sipil yang seneng struktur tentunya). Profesional yang dimaksud di sini adalah bukan mempunyai sertifikat profesional aja lho, tetapi benar-benar mampu bekerja sesuai yang diharapkan oleh owner (pemberi kerja), mampu memberikan solusi yang menyelesaikan permasalahan. Tentu saja itu di bidang engineering.

Kriteria kepuasan owner tentu saja harus dimulai dari fungsinya terlebih dahulu yaitu keselamatan (strength and ductile), kenyamanan (stiffnes) yang sekarang mungkin ada unsur keselamatan lingkungan. Baru setelah itu unsur-unsur bisnis, misalnya sesuai budget (ekonomis), dapat dikerjakan dan sebagainya.

Lanjutkan membaca “spesifikasi pembebanan”

gimana UMPTN-nya ?

Pertanyaan di atas, kelihatannya biasa-biasa saja bukan !.  Tetapi jika anda terlibat, langsung (anda sendiri) atau tidak langsung (anak, pacar atau saudara) maka pertanyaan tersebut menjadi luar biasa (lawan dari biasa), menjadi sesuatu yang penting untuk segera mendapat jawabannya. Betul bukan ?

Setiap jawaban yang diberikan pasti memberi dampak.

Lanjutkan membaca “gimana UMPTN-nya ?”

Prospek Insinyur Sipil di Industri Oil-Gas

Wir’s comments : Ini merupakan tulisan dari sdr. Badaruddin (Civil & Structure Engineer), alumni teknik sipil UGM yang bekerja di industri Oil & Gas. Agar enak di baca maka beberapa kalimatnya diedit, tanpa mengubah arti. Semoga menjadi infomasi yang bermanfaat karena menurut beliau, “salary” di industri tersebut cukup menarik. 😀

Tulisan ini terinspirasi oleh pertanyaan seorang bapak, teman ngobrol di kereta saat pulang dari Madiun ke Jakarta, yaitu: “Lulusan teknik sipil kok bisa kerja di industri oil dan gas, ya ?”. Itu tercetus setelah mengetahui bahwa saya yang berkarir di sektor industri oil & gas ternyata lulusan teknik sipil.

Mungkin dalam benak bapak tersebut, “industri oil and gas adalah tempat kerja para lulusan teknik geologi, teknik perminyakan, teknik kimia dll”. Mungkin banyak teman-teman pembaca yang lain, juga bepikir demikian. Betul khan.

Selanjutnya bapak tersebut mengajukan pertanyaan yang lebih detil: “Apa yang bisa dikerjakan oleh lulusan teknik sipil di industri oil and gas, yang sesuai bidang ilmunya ?”.

Mendengar itu, dalam hati saya berpikir “Sepertinya bapak ini lupa, kalau ilmu teknik sipil itu merupakan nenek moyang atau embrionya semua ilmu teknik lainnya“. Setahu saya, jurusan teknik mesin UGM belum ada ketika universitas tersebut didirikan. Baru setelah selang beberapa tahun, itupun merupakan pecahan jurusan teknik sipil.

Lanjutkan membaca “Prospek Insinyur Sipil di Industri Oil-Gas”

jembatan rubuh di USA


Vehicles are scattered along the broken remains of the Interstate 35W bridge, which stretches between Minneapolis and St. Paul, after it collapsed into the Mississippi River during evening rush hour Wednesday, Aug. 1, 2007, sending vehicles, tons of concrete and twisted metal crashing into the water. (AP Photo/The Star Tribune, Heather Munro)

dikutip dari Pantagraph.com

Anda lihat foto di atas, itu mobil-mobil betulan lho. Kejadiannya di USA, baru saja kemarin. Bayangkan, suatu negara maju yang mana bidang engineering-nya menjadi panutan atau referensi banyak negara-negara lain, ternyata mengalami kejadian yang mungkin tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Seperti kejadian 911 tempo hari.

Lanjutkan membaca “jembatan rubuh di USA”