Wir’s comments : Ini merupakan tulisan dari sdr. Badaruddin (Civil & Structure Engineer), alumni teknik sipil UGM yang bekerja di industri Oil & Gas. Agar enak di baca maka beberapa kalimatnya diedit, tanpa mengubah arti. Semoga menjadi infomasi yang bermanfaat karena menurut beliau, “salary” di industri tersebut cukup menarik. 😀
Tulisan ini terinspirasi oleh pertanyaan seorang bapak, teman ngobrol di kereta saat pulang dari Madiun ke Jakarta, yaitu: “Lulusan teknik sipil kok bisa kerja di industri oil dan gas, ya ?”. Itu tercetus setelah mengetahui bahwa saya yang berkarir di sektor industri oil & gas ternyata lulusan teknik sipil.
Mungkin dalam benak bapak tersebut, “industri oil and gas adalah tempat kerja para lulusan teknik geologi, teknik perminyakan, teknik kimia dll”. Mungkin banyak teman-teman pembaca yang lain, juga bepikir demikian. Betul khan.
Selanjutnya bapak tersebut mengajukan pertanyaan yang lebih detil: “Apa yang bisa dikerjakan oleh lulusan teknik sipil di industri oil and gas, yang sesuai bidang ilmunya ?”.
Mendengar itu, dalam hati saya berpikir “Sepertinya bapak ini lupa, kalau ilmu teknik sipil itu merupakan nenek moyang atau embrionya semua ilmu teknik lainnya“. Setahu saya, jurusan teknik mesin UGM belum ada ketika universitas tersebut didirikan. Baru setelah selang beberapa tahun, itupun merupakan pecahan jurusan teknik sipil.
Rasanya bapak tersebut perlu penjelasan yang lebih detail tentang peranan insinyur sipil khususnya di industri oil and gas.
Secara garis besar saya menekankan bahwa hampir setiap aktivitas di sektor industri oil & gas memerlukan sarjana lulusan teknik sipil. Semua aktivitas tersebut memerlukan fasilitas ruang, fasilitas ruang inilah yang menjadi tugas lulusan teknik sipil untuk menyediakannya, baik bekerja sebagai perancang (konsultan), pelaksana (kontraktor) ataupun pengawas pelaksanaan (konsultan pengawas).
Di sektor industri oil and gas, khususnya perusahaan – perusahaan yang dikenal sebagai owner (pertamina dan kontraktor production sharing), lulusan teknik sipil paling banyak kita temukan berkarir pada dua departemen yaitu Facility Engineering Department serta Supply Chain Management Department.
Apa itu, baiklah saya akan menerangkan satu persatu, sbb :
Facility Engineering Department.
Garis besar tugas dari facility engineering adalah menyiapkan semua fasilitas yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan aktifitas produksinya, mulai dari sumur gas / minyak sampai minyak / gas tersebut siap untuk diexport.
Fasilitas tersebut berupa pipa penyalur gas / minyak (flow line, trunk line serta pipe line), pabrik pengolahan minyak/gas (plant), pelabuhan (port), jalan (acces road), termasuk didalamnya fasilitas pendukung yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjalankan semua aktifitas tersebut berupa camp perumahan, mess hall, sport hall serta fasilitas lainnya.
Item – item pendukung tersebut (pondasi, pelabuhan dll) merupakan pekerjaan yang harus ditangani oleh sarjana lulusan teknik sipil mulai dari perancangan, konstruksi serta pengawas pelaksanaan. Di sini, seorang civil engineer harus bisa bekerja sama dengan disiplin engineer lainnya, karena hasil rancangan yang dihasilkan merupakan satu kesatuan.
Apabila salah satu pekerjaan dari satu disiplin engineer keliru atau salah maka akan mengakibatkan disiplin engineer lainnya akan salah pula. Sehingga fasilitas tersebut tidak dapat digunakan untuk produksi, misalnya :
- satu vessel berupa separator, equipment ini dirancang oleh mechanical engineer dan akan di install diatas pondasi yang dirancang oleh civil engineer, apabila tidak ada koordinasi yang baik diantara keduanya tentunya equipment tersebut tidak dapat terinstall dengan baik.
- untuk fasilitas plant (onshore / didarat) , disana terdapat banyak equipment berupa mesin baik pompa, compressor dll, serta vessel dan system perpipaan, semua equipment tersebut memerlukan pondasi sebagai dudukan, shelter sebagai pelindung, rak pipa serta fasilitas platform untuk mendukung pekerjaan operasional serta maintenance atau perawatan.
Pertanyaan Bapak teman ngobrol itu nggak salah juga. Ada benarnya, selama kuliah di jurusan teknik sipil, dosennya lebih banyak memberi contoh aplikasi bangunan-bangunan publik, misalnya high-rise building, jembatan, bendungan, pelabuhan umum serta bangunan publik lainnya. Hal ini berdampak sehingga para lulusanya hampir tidak pernah berpikir untuk bekerja di industri oil and gas. Mereka langsung tertuju pada perusahaan – perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa konstruksi publik seperti PT. Hutama Karya, Jaya Konstruksi, Pembangunan Perumahan dll.
Adapun perusahaan kontraktor yang bergerak pada industri oil and gas, misalnya : PT. Inti Karya Persada Teknik, PT. Kelsri, PT, Kellog Brown & Root, serta Technip terasa asing bagi fresh graduate lulusan teknik sipil.
Penulis berharap, tulisan ini dapat membuka wawasan mahasiswa teknik sipil, sehingga ke depannya : orientasi mencari pekerjaan tidak terbatas hanya pada konsultan atau kontraktor bangunan public, tetapi mulai melirik ke konsultan serta kontraktor bahkan owner di dunia industri oil & gas, sehingga sejak dini mempersiapkan diri kesana.
Penting untuk diketahui bahwa rate salary yang diberikan perusahaan di dunia industri oil & gas lebih layak dibandingkan dengan perusahaan di sektor public.
Apa yang harus disiapkan untuk menjadi engineer di sektor industri oil & gas?
Apa bedanya dengan menjadi civil engineer di sector public ?.
Sektor industri oil and gas di Indonesia masih banyak diramaikan oleh perusahaan – perusahaan asing, baik sebagai owner maupun konstruktor (perusahaan EPC, engineering procurement & construction), sehingga spesifikasi pekerjaan yang disyaratkan merujuk ke negara-negara pemegang saham dari perusahaan tersebut, misalnya Amerika. Perencanaan beton merujuk ke ACI-318, struktur baja merujuk ke AISC, peraturan pembebanan merujuk ke ASCE 7 dan peraturan-peraturan lainnya seperti ANSY dan API.
Untuk itu para mahasiswa yang tertarik, maka sebaiknya akan membiasakan diri dengan peraturan-peraturan tersebut, sehingga tidak asing lagi saat bekerja.
Wir’s comment : penjelasan tentang Supply Chain Management Department mungkin menyusul , begitu khan mas Badar ?.
<<up-dated 21 August 2007>>
Ada saudara ingin berbagi pengalaman ttg oil dan gas, ini foto-fotonya, jika mas Badaruddin memperlihatkan site di darat, yang ini di laut. Bagi yang nggak bisa renang, jangan mimpi deh.
<<up-dated 10 Nov 2008>>
Seseorang sarjana teknik sipil pelaku di dunia oil dan gas ingin menambahkan :
Saya mau menambahkan info tentang bidang pekerjaan civil engineering di oil & gas. Di dalam artikel – oil & gas ini hanya dibahas tentang Oil Rig, Petrochemical Refinery & Mining. Ada satu bidang yang terlupa – FPSO/FSO (Floating Production Storage & Offloading/Floating Storage & Offloading) – tempat kerja saya sekarang. FPSO/FSO ini mirip dengan tanker dengan modules process untuk memroses crude oil di atas deck-nya. Menurut saya, sekarang ini yang lagi seru, dan prospek ke depannya bagus karena lebih ekonomis dibanding jack-up rig.
Bisa jadi apa orang sipil di perkapalan ?
Pekerjaan mendisain dan membangun kapalnya memang dikerjakan oleh Naval Architec. Seperti yang disebutkan dalam artikel – segala macam equipment foundation, tower & platform, pondasi crane bahkan accomodation module+helideck – dikerjakan oleh insinyur sipil. Termasuk Project Management (Contract, QS, Construction Engineering, HSE, etc). Mengenai ‘salary’ – memang tidak sebesar ‘Rig Construction’ tapi masih lebih OK dibanding sector public.
Perusahaan-perusaha an ‘FPSO Builder/Conversion Contractor’, ‘owner’ dan operator bisa dilihat di
http://en.wikipedia .org/wiki/ Floating_ Production_ Storage_and_ Offloading# Designers_ .26_Builders
Bagi yang baru lulus bisa masuk ke perusahaan2 ini melalui – internship. Biasanya di website mereka di halaman career ada pilihan professional dan internship
Ingin lebih banyak tahu tentang FPSO bisa dilihat di
http://www.ukooa. co.uk/issues/ fpso/
Tinggalkan komentar