Kata Pengantar dari Wiryanto Dewobroto

Kata-kata di atas bukan dari saya, tapi dari bapak Andi Asiz , PhD, PEng , faculty  di Forestry and Environmental Management,  University of New Brunswick, Frederiction , NB, Canada,  yang menanggapi secara positip artikel saya tentang kayu tempo hari

Terima kasih dan salam kenal juga pak. 🙂

Karena saya yakin bahwa tanggapan doktor Andi yang panjang ini pasti berguna bagi teman-teman lain, maka saya tampilkan dalam halaman khusus agar mudah terlihat.

Untuk memudahkan mencari artikel-artikel lain yang berkaitan dengan kayu maka saya tambahkan kata kunci “kayu pada kategori artikel (bagian kanan bawah). Saya harapkan artikel-artikel tentang kayu akan semakin banyak, selain dukungan dari doktor Andi, juga mungkin teman-teman lain yang juga mempunyai peminatan dan pemikiran sama yaitu “ingin memajukan perkayuan Indonesia”. Begitu khan pak.

Setelah meneliti daftar publikasi doktor Andi tentang perkayuan. Terus terang, saya kagum. Hebat. Begitu banyak ! Saya yakin doktor Andi adalah orang Indonesia yang mempunyai publikasi tentang kayu terbanyak di tingkat internasional. 🙂

Harapan kita bersama tentu saja, bahwa doktor Andi bersedia menjadi mentor on-line kita ini di Indonesia minimal via blog ini, agar struktur kayu kita sedikit demi sedikit meningkat dan tidak jalan di tempat seperti sekarang ini.

 

Salam kenal Pak Wiryanto.

Setelah bertahun-tahun ’searching’ di dunia maya, akhirnya ketemu juga artikel tentang ‘nasib’ struktur kayu di Indonesia. Saya senang dan turut mendukung artikel-artikel seperti ini. Seperti dua rekan kita dari Kanada yang merespons artikel ini, saya sekarang tinggal di Kanada juga di bagian timur (New Brunswick), berprofesi sebagai dosen dan peneliti dan juga engineer di bidang struktur (terutama kayu dan bangunan) di University of New Brunswick .

Memang benar yang disebutkan rekan kita itu, kalau di Amerika Utara, kayu adalah salah satu unsur penting di dunia konstruksi. Untuk menambahkan tentang statistik, hampir 95 persen lebih bangunan rumah tinggalnya dibangun dari kayu. Dan Kanada/Amerika sudah menjadi referensi untuk pengembangan ‘modern engineered wood products & structures’ (e.g. glue-laminated timber, I-joist, structural composite lumbers LVL, PSL, LSL, etc) bagi negara-negara pengguna kayu di dunia (Eropa, Jepang, Australia/New Zealand, China, Malaysia).

Sehubungan dengan artikel pak Wir, apakah struktur kayu akan mendapat tempat yang ‘terhormat’ di Indonesia dalam masa-masa mendatang ?

Saya pribadi berpendapat sangat mungkin sekali.

Dimulai dari 2/3 sks yang didapat di S1 sudah merupakan bekal yang cukup untuk mengenalkan kepada generasi muda mendatang tentang bagaimana kayu dibanding material konstruksi yang lainnya. Zaman saya kuliah dulu di Bandung sekitar 3 sks, dan sekarang masih memegang karya bukunya Pak Felix yang benar-benar memberikan inspirasi itu (sayang bukunya Bapak Suwarno yang menjadi pegangan saya dulu tidak dikembalikan sama teman kuliah dulu).

Dibidang penelitian, seperti yang disampaikan Pak Wir di halaman depan, bahwa akhir-akhir ini telah muncul beberapa peneliti muda Indonesia di bidang kayu, seperti Pak Adi (Unpar), Pak Bambang (Unpar), Pak Suryono (IPB, yang ini mungkin tidak terlalu muda karena retired), dan yang lain-lainnya. Mereka setahu saya akan mempresentasikan hasil-hasil penelitiannya di konferensi paling bergengsi di dunia di bidang konstruksi kayu, yaitu ‘1oth World Conference on Timber Engineering (WCTE)’ di Miyazaki, Jepang, Juni 02-05 tahun depan.

Kalau saya lihat keterlibatan Indonesia di konferensi ini sudah benar-benar meningkat dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini semua merupakan awal yang bagus untuk mengembangkan penggunaan konstruksi kayu secara bijaksana di Indonesia.

Saya sependapat bahwa mendesign struktur kayu tidak lah straight-forward. Banyak sekali faktor-faktor yang harus dipertimbangkan (moisture content, load duration factor, connections, etc). Faktor-faktor inilah yang sebenarnya tetap diperdebatkan sekarang di kalangan engineers dan architects, belum ditambah lagi tentang masalah cost. Sebagai salah satu tim anggota (task force) peraturan kayu di Kanada, saya merasakan banyak sekali keluhan dari engineers mengenai kesulitan dalam men-design dengan kayu. Untuk mengatasi ini, salah satu pendekatannya yaitu…peraturan bangunan dan kayu di Kanada tiap tahun ditinjau dan kalau perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi (terutama komputer dan material) sehingga ‘young engineer’ merasa tidak terlalu panjang proses perancangannya.

Wah…bisa habis nanti kolomnya Pak Wir ngomongin ‘jualan’ kayu.

 Intinya…saya akan senang kalau bisa ’sharing’ dan diskusi mengenai struktur kayu sama rekan-rekan dari Indonesia.

Atau mungkin ada yang tertarik meneliti kayu di universitas saya ?

Oh iya…saya akan pergi sambil ‘jualan’ kayu di Indonesia tahun depan (June 08-16, 2008) setelah dari konferensi WCTE di Jepang. Jadi kalau-kalau ada yang mau ‘chatting’ atau presentasi tentang konstruksi kayu, saya akan dengan senang terlibat.

Salam,


Andi Asiz

Catatan : Bagi yang ingin dan mau untuk mengenal kayu secara lengkap , dari gambar, spesifikasi, berikut hardware dan produk berbasis kayu, maka sebaiknya lihatlah www.cwc.ca (Canadian Wood Council).   Good !

11 tanggapan untuk “ada yang tertarik meneliti kayu di universitas saya ?”

  1. zul Avatar
    zul

    dear pak Wir dan pak Andi Asiz,

    Saya adalah dosen di salah satu PTN dan sudah beberapa tahun ini mengajar mata kuliah konstruksi kayu. Saya mengalami keasyikan dalam materi ini sekaligus juga kesulitan karena kurangnya fasilitas dan referensi mengenai kayu.

    Kebetulan saya selalu mampir ke website pak Wir ini walaupun jarang ngobrol-ngobrol di dalamnya. Kalau memungkinkan saya ingin sekali memperdalam pemahaman saya mengenai kayu, terutama interaksinya dengan konstruksi bangunan atau jembatan.

    Kalau boleh, saya ingin tau email pak Andi untuk komunikasi lebih lanjut. makasih sebelumnya buat pak Andi dan pak Wir..

    Wir’s responds : di klik aja fotonya yang di atas pak , langsung ke home-page beliau yang lengkap menyajkan info profesional dan emailnya juga.

    Suka

  2. Andi Asiz Avatar
    Andi Asiz

    Pak Wir,

    Terima kasih sebelumnya atas tanggapan bagus mengenai komentar kecil dari saya tentang kayu. Saya akan senang sekali kalau bisa ikut menjadi ‘mentor’ mengenai struktur kayu melalu media apa saja. Sebenarnya saya masih terus belajar mengenai perkayuan ini dan akan senang kalau bisa bertukar pengalaman. Kalau tidak keberatan mohon saya di email kalau misalnya ada pembahasan artikel atau paper mengenai struktur kayu di Indonesia.

    Seharusnya saya harus lebih proaktif seperti pak Wir untuk menjabarkan penelitian-penelitian saya di blog atau semacamnya, sehingga banyak orang terutama dari tanah air yang bisa juga mengikuti perkembangan struktur kayu, daripada hanya mengetahuinya dari judul publikasi. Sudah ada rencana untuk ini dengan bantuan mahasiswa saya untuk membangun ‘website atau semacamnya’ yang penuh informasi tentang struktur kayu di Kanada / Amerika. Nanti saya khabarin kalau sudah cukup lengkap. Kalau untuk sementara ada rekan-rekan dari Indonesia yang butuh bantuan info seperti referensi, bisa menghubungin saya langsung melalui email.

    Sedikit komentar tambahan dari saya. Setelah lihat lebih dalam website Pak Wir, saya ingin mengucapkan selamat buat Unpar melalui pak Adhijoso Tjondro (spelling?) mengenai disertasi dia tentang ‘bolted connections’. Sebuah langkah awal yang cerdas untuk memulai penelitian tentang konstruksi kayu.

    Mengapa ?

    Karena secanggih apapun kita mempunyai material kayu, tapi tanpa bisa menyambungnya dengan efisien akan sia-sialah usaha untuk membangun sebuah struktur yang handal. Sampai sekarang salah satu penelitian saya tentang ‘sambungan’, yaitu bagaimana bisa menggunakan dan menyambung kayu secara efisien untuk bangunan tinggi (‘yes, high rise buildings !’) dengan mengkombinasikannya tentunya dengan beton / baja. Maksud saya disini, lantai & dinding & atap dari kayu pracetak (massive timber plate structures) dan rangka utamanya dari beton / baja.

    Kenapa kayu ?

    Ini dampak utama dari sesuatu, sekarang di negara-negara G8 yang segalanya mau ramah lingkungan. Perlu diingat kayu adalah satu-satunya bahan konstruksi yang dapat diperbaharui (renewable natural resources) asalkan kita dapat mengelolanya dengan baik, dan juga hemat energy terutama dalam memproduksinya dan biaya untuk AC / heating selama umur bangunannya.

    Itu dulu cerita dari saya. Bisa ngelantur kemana-mana saya ini. Mudah-mudahan tidak bosan.

    Selamat berkarya.

    Salam, Andi

    Suka

  3. Robby Permata Avatar
    Robby Permata

    Halo bos Andi…

    bbrp hari setelah artikel p wir muncul, sy mencoba mengenalkan P wir dengan bos Andi via email..

    eh, ternyata yg bersangkutan udah langsung mengontak juga… Memang d jaman internet ini semuanya serba cepat dan mudah ya… 🙂

    warm regards
    -Rp-

    Wir’s comments : Bagaimanapun juga mas Robby, surat perkenalannya anda sangat membantu. Jadi ketika ada komentar beliau, langsung saya respond sebagai artikel khusus. Pertimbangannya selain komentarnya sendiri juga karena anda telah merekomendasikan sebelumnya. Trims ya.

    Suka

  4. ary Avatar
    ary

    Ada detail konstruksi kayu tahan gempa nggak ya..?

    Wir respond : ini ada makalah dari Canada yang menunjukkan rumah kayu adalah tahan gempa.

    Suka

  5. ary Avatar
  6. Ari Wibowo Avatar
    Ari Wibowo

    Salam kenal Pak Andi, saya sudah meng-comment di article kayu sebelumnya, tapi saya introduce myself again here :-). Terima kasih Pak Wir buat sarana komunikasinya :-). Yup, semua resources buat kayu kayaknya suda di-link (cwc, awc mungkin ini belum http://www.apawood.org ). Di Western Canada,

    Regards,

    Ari

    Suka

  7. Ignatius Teguh Avatar
    Ignatius Teguh

    Salam,

    Salam kenal Pak Wir, sering kali saya mencari info dan mendownload technical resources dari blog ini, terima kasih.

    Saya dulu sempat bertanya perihal kayu, tetapi mungkin karena saya salah dalam penempatan topiknya sehingga belum ada respon.
    Pak Wir, saya mau menanyakan bagaimana cara treatment pada kayu sehingga mampu bertahan di laut ( setengah bagian terendam dan setengah lagi tidak, saya sedang mendesain semacam jetty atau mungkin pedestrian ya namanya yang menjorok kelaut )

    Terima kasih Pak.

    Wir’s responds: salam kenal juga mas Teguh. Kalau belum saya respons, itu ada kemungkinan memang saya belum bisa menjawabnya secara baik. Jadi memang sengaja saya tampilkan saja dengan harapan ada teman lain yang bisa menjawab. Ok.

    Suka

  8. aji Avatar

    pak wir, numpang ngelmu ya,

    saya aji “blandong kayu”

    penelitian “kecil saya” membuktikan bahwa rumah tradisional jawa tipe joglo mampu menahan goncangan gempa skala 6-7 SR, uji terskala di laboratorium.

    hasilnya bisa dilihat di http://prihatmaji.wordpress.com atau di http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/journals.php?ID=ARS073501 atau di http://www.kompas.com/kompas-cetak/0608/23/jogja/27873.htm

    untuk p andi, saya kirim imel untuk anda mohon dapat ditanggapi. nuwun.

    salam kayu,

    aji

    Wir’s responds: link kompas-nya mati lho.

    Suka

  9. tanggapan Prof KAYU terhadap Prof BAMBU « The works of Wiryanto Dewobroto Avatar

    […] ada yang tertarik meneliti kayu di universitas saya ? […]

    Suka

  10. Riza Avatar

    wah hebat,mudah-mudahan ada penjelasan lebih lanjut tentang konstruksi kayu di indonesia sepertinya masih fakum apa memang para pakarnya masih ngelab sendiri-sendiri dan kebanyakan jujur saja kalo ke kontruksi kayu engineer pemula kadang seperti saya masih menerapkan dilapangan di tertawain para tukang kaya sambungan ekor burung,takikan dan model-model sambungan yang lain.di mohon juga infonya bagi para ahli juga pak wir juga membantu macam-macam sambungan buat konstruksi dan jembatan.juga pada bambu kayanya bisa digunakan pada rumah-rumah pedesaan nih yang meliat rumah desa-desa pada pake bambu.trims buat semua atas ilmunya.

    Suka

  11. maryoko Avatar
    maryoko

    Salam kenal pa’ Wir, saya peneliti di Puslitbang Permukiman Dep.PU, yang fokus ke konstruksi kayu. Kebetulan saya ikut International Conference di Miyazaki dan disana saya bertemu dengan pa’ Andi Aziz dan teman2 lain dari Indonesia, dan saya juga berharap mudah2an lebih banyak praktisi konstruksi yang tertarik untuk mempopulerkan rekayasa konstruksi kayu di Indonesia.
    Salah satu hal yang perlu dipopulerkan dalam konstruksi kayu di Indonesia adalah penggunaan kayu non-hutan alam (kayu cepat tumbuh), karena selama ini kita selalu menggunakan kayu hutan alam yang seharusnya dijaga dari penebangan liar yang tidak terkontrol. Namun karena kualitas kayu cepat tumbuh ini lebih rendah dari kayu hutan alam, maka harus banyak upaya penelitian dan kajian agar kayu ini dapat digunakan sebagai komponen struktural pada suatu bangunan kayu. Disamping kayu cepat tumbuh yang digunakan secara langsung, kayu “buatan” (LVL, Glulam, Paralam, dll) pun dapat dimanfaatkan sebagai komponen struktural yang potensial.
    Jadi memang sebetulnya, potensi Indonesia untuk memanfaatkan kayu cepat tumbuh sebagai bahan bangunan pokok sangat tinggi, karena kayu ini tidak akan pernah habis, jika manajemen penanaman dan pemanenan dilakukan dengan baik.
    Saya juga berharap, teman2 yang tertarik untuk memajukan konstruksi kayu di Indonesia dapat berkomunikasi dan melakukan kajian di Laboratorium bahan dan struktur di tempat kami.

    Salam.

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com