Bagi siswa, dosen, ataupun pembicara maka mempersiapkan suatu presentasi adalah sangat-sangat penting sekali. Ini tentunya dengan asumsi bahwa bidang yang akan disampaikan adalah eksak (science and engineering).

Rasanya sangat jarang atau hampir belum pernah melihat ada pembicara di bidang rekayasa misalnya, yang berbicara di depan hanya mengandalkan materi lesan saja. Memang ada sih, misalnya karena listrik mati atau file-nya hilang padahal acara sudah berjalan, dan kalau harus mengambil kembali waktunya tidak mencukupi. Pada kondisi tersebut maka pembicara yang berhasil akan berganti topik yang dibicarakan , tidak detail tapi lebih umum sifatnya sehingga materi lesan yang diberikan hanya terbatas yang orang lain (pendengar) juga memahami konteksnya (dapat membayangkannya). Hal tersebut misalnya, ketika menceritakan pengalaman pribadinya dulu ketika belajar di LN, atau pengalamannya di suatu tempat tertentu, yang mungkin lebih mudah menceritakannya dalam bentuk kata-kata dibanding jika harus menggambarkan atau memilih illustrasi yang mewakili perasaannya itu.

Tetapi jika ingin menyampaikan pesan tertentu, hal baru yang perlu disampaikan, agar orang lain paham, bahkan itu perlu untuk meyakinkan mereka bahwa apa yang disampaikan adalah benar adanya maka materi bantu presentasi yang berisi tulisan atau gambar akan sangat membantu situasi tersebut.

Jika materi tersebut baru, dan orang kebanyakan belum tahu maka jangan paksakan untuk menyampaikan secara lesan. Jika kita kebetulan tidak mempunyai kemampuan verbal untuk meyakinkan orang, ya jelas, tanpa materi bantu presentasi maka sebaiknya hindari penjelasan tersebut. Tetapi meskipun anda juga mempunyai kemampuan verbal yang baik sekalipun dan mampu menyakinkan orang lain tentang materi yang belum umum tersebut, maka itu pun juga tidak baik. Kenapa ? Karena bisa saja ekspetasi seseorang bisa berlebih dan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Hasil akhirnya pasti akan mengecewakannya juga. Bahkan anda bisa dikira menipu. 😦

Yang terakhir yang mengandalkan kemampuan verbal, istilah kerennya : orator, banyak dipakai oleh teman-teman kita yang terjun di politik, dimasa kampanye-kampanyenya, istilahnya populernya jargon-jargon politik. Itu bisa, karena tujuannya sederhana, pilihlah ini, itu atau saya. Jelas khan, bisa dibayangkan, sedangkan materi presetasi yang diomongkan tadi (janji-janji). Wah busyet, apa ya yang diomongkan tadi ya (lupa sendiri). :mrgreen:

Bagi siswa, penyampaian materi presentasi pada saat sidang akhir adalah sangat penting sekali dan bisa sangat menentukan kelanjutannya. Ini jelas berbeda dengan materi presentasi seminar yang relatif lebih popoler (nyantai maksudnya).

Materi presentasi ujian bagi siswa agak unik. Karena topik yang dibahas telah dikonsultasikan lebih dahulu dengan dosen pembimbing dan temanya sudah tertentu, selain itu waktu penyajiannya terbatas maka untuk mempresentasikan memerlukan strategi khusus. Hal-hal yang dimaksud adalah :

  1. Urut-urutan mengerjakan.
    Materi presentasi dibuat setelah penulisan makalah itu sendiri (skripsi / thesis / disertasi) selesai. Ini penting karena umumnya dosen penguji telah memegang dan membaca makalah tersebut. Jadi yang dievaluasi adalah makalah tersebut, sedangkan materi presentasi adalah alat bantu untuk memahami makalah tersebut dengan baik.
  2. Makalah harus ‘sempurna’ dulu.
    Pastikan terlebih dahulu bahwa makalah yang dibuat telah ‘sempurna’ sebelum dibuat materi presentasi. Sempurna yang dimaksud adalah bahwa anda telah ‘puas’ dengan makalah anda tersebut. Ciri-cirinya puas bagaimana ? Bahwa anda bangga membaca ulang materi yang anda tulis, istilahnya kalaupun dibaca 100 x pun nggak bosan-bosan. Apa pentingnya membaca berulang-ulang makalah. Jelaslah.

    1. Dengan membaca ulang maka kesalahan tipografi tulisan anda pasti akan berkurang banyak.
    2. Secara tidak sadar, anda dengan membaca ulang maka akan memahami dengan benar isi materi, jadi hapal gitu lho tanpa merasa menghapalkan.
    3. Jika anda merasa bangga dengan tulisan anda maka itu menimbulkan perasaan PD (percaya diri). Lha ini adalah unsur paling penting dan modal utama untuk maju presentasi. Tanpa muncul perasaan PD terhadap materi presentasi yang akan anda bawakan, maka pikir dua atau tiga kali dulu untuk maju.
    4. Perasaan PD ditambah juga kemampuan memahami benar apa-apa yang ditulisnya, yaitu mengetahui batasan-batasan masalah yang ditulis dan yang tidak dibahas maka akan membantu untuk berbicara dengan benar, dalam konteks yang dibahas. Kondisi ini juga akan membuat penguji memahami apakah jawaban-jawaban anda ‘sudah cukup’ atau belum, yaitu dengan disodorkan pertanyaan-pertanyaan lain.
  3. Merangkum makalah jadi materi presentasi.
    Jika tulisan (makalah) udah sip dan dijilid rapi, maka tugas selanjutnya adalah ‘merangkumnya’ dalam bentuk presentasi visual. Mungkin istilah merangkum tidak tepat benar, karena bisa saja dalam presentasi visual tersebut ditambahkan materi-materi lain yang belum terdapat pada makalah. Itu dibenarkan selama tambahan materi tersebut membantu memahami materi yang sedang dibahas. Alat bantu gitu lho. Berkaitan dengan materi presentasi maka saya menganut paham bahwa “tampilan luar adalah lebih penting dari isi“. Hati-hati memahami konteks tersebut, tentu saja yang harus diingat bahwa itu sangat terkait dengan item no.2 yaitu bahwa makalah anda nggak bosan-bosan untuk dibaca ulang. Menurut saya, orang luar pasti pertama-tama akan melihat materi presentasi atau tulisan dari penampakan fisik. Jika penampakan fisik ok, maka baru masuk ke isi. Isinya ok maka baru dicermati (didengarkan / diperhatikan). Jadi jika tampilan luar saja tidak baik bagaimana memaksa mereka untuk memperhatikan.
  4. Microsoft Power Point sebagai alat presentasi visual.
    Media untuk menampilkan memegan peran sangat penting, apakah kita akan memakai plastik transparansi atau audio-visual dengan komputer dan in-focus (projector). Dalam era komputer seperti saat ini maka era plastik transparansi rasanya sudah usai ya. Karena bagaimanapun jika memakai plastik maka jumlah lembar transparansi jadi terbatas, waktu yang pendek untuk presentasi hanya habis untuk bolak-balik kertas plastik tersebut. Jadi penggunaan audio-visual dengan komputer kelihatannya telah menjadi keharusan. Moga-moga semua sudah punya fasilitas seperti ini. Kebangetan deh, udah ngenet terus tapi masih presentasi pakai plastik. :mrgreen:Program yang dipakai setahu saya yang top habis adalah MS Power Point, top habis dalam artian kemudahan manajemen dan pengaturan. Saya merasa paling cocok, adapun Flash, atau animasi semacamnya bahkan kelihatan akan mengganggu. Ingat ini bukan sessi entertainment, ini sessi serius. Hindari animasi yang berlebihan. Saya paling tidak suka melihat orang presentasi sedang menunggu animasi keluar dan baru bicara. Kesan pembicara tergantung presentasi (memang iya sih, tapi jangan kelihatan gitu lho), kesankan bahwa mengalir, presentasi yang ditayangkan sifatnya mendukung apa-apa yang diomongkan oleh presenter. Jadi apa yang sedang diomongkan dengan apa yang sedang ditayangkan sinkron gitu.
  5. Bentuk font tulisan dan ukuran.
    Font dan ukuran adalah dua hal penting yang perlu diperhatikan. Pemilihan font dan ukuran yang salah maka otomatis presentasi anda akan tidak efektif. Tidak membantu bahkan menyulitkan / mengganggu presentasi anda. Selama ini hanya ada dua font yang saya pakai, baik pada bahasa tulis maupun presentasi, yaitu font ARIAL dan font TIMES NEW ROMAN. Itu font ampuh menurut saya, arial cocok untuk judul , kalimat / kata-kata pendek yang perlu perhatian (tampak jelas dari jauh) , sedangkan TNR cocok untuk kalimat panjang karena enak dibaca / tidak melelahkan gitu. Saat ini sedang mencoba font Georgia, yang kata pak Budi cocok untuk digunakan di layar. O ya tentang ukuran font, penting lho. Untuk power point, agar kelihatan maka font minimal 20 point, sampai 36 point.
  6. Paragraf atau kalimat.
    Pastikan untuk presentasi gunakan paragraf yang pendek-pendek, jangan terlalu panjang, yang pokok-pokok saja yang ditampilkan. Bahkan kalau perlu nggak usah ngikutin kaidah bahasa tulis. Ingat dalam presentasi maka keberadaan anda di sana adalah perlu. Jadi kalau ada yang kurang jelas sedikit maka kita (presenter) bisa menjelaskan secara lesan. Bahkan kalau perlu, tampilkan kata-kata yang membuat orang tergelitik untuk mengajukan pertanyaan. Ini merupakan trik agar ada interaksi dengan audiens (penguji bahkan). Ingat jika penguji (audiens) bertanya (tentang hal-hal yang memang telah sengaja disiapkan) dan ternyata anda bisa menjawab secara tuntas maka image positip ke anda akan lebih baik. Dapat dinilai baik gitu lho. 
  7. Tampilan dan warna atau gambar latar belakang
    Hati-hati dalam hal ini. Gambar-gambar latar belakang yang aduhai atau lain-lain yang ramai sebaiknya dihindari. Bisa-bisa fokus berpindah bukannya ke materi presentasi tapi ke gambar yang aduhai tersebut. Bukannya membantu tetapi bahkan mengganggu. Tampilkan hanya gambar-gambar dan kata-kata yang mendukung ide anda. Lainnya, simpan aja dulu ya. Era digital jaman sekarang, yang namanya gambar dll, saya yakin anda pasti punya, dan orang lain juga punya. Jadi nggak usah sombong lah. Bahkan mereka (audiens) bisa bosan jika anda nampilin tidak pada tempatnya. Mungkin tidak hanya bosan tapi sebel. 😦
  8. Sederhana is the best.
    Saya termasuk penganut paham ini, ya kayak Google atau Yahoo. Ya seperti gitulah. Terlalu banyak animasi kesannya ‘ndeso’ (sorry yang suka animasi, sebaiknya untuk game aja). Pilihlah warna yang kontras, sehingga materi mudah dipahami. Jangan terlalu banyak warna. Belajarlah hanya warna hitam, biru, merah dan hijau untuk teks latar depan, sedangkan kuning, biru muda dan warna-warna muda hanya untuk latar belakang yang perlu perhatian gitu lho.
  9. Isi, urutan presentasi.
    Ini penting lho, jangan ngalor-ngidul. Materi yang dipresentasikan juga dapat digunakan sebagai timer agar presentasinya tepat waktu. Dalam hal isi maka kelihatannya tidak jauh berbeda dengan penulisan makalah tulis, yaitu mulailah dengan INTRO – ISI – KESIMPULAN.
  10. Siapkan untuk hal-hal yang tak terduga.
    Jika materi tulis dan presentasi siap. O ya, jangan lupa bawa serep / cadangan untuk jaga-jaga, misalnya pakai USB-flashdrive. Jika tempatnya presentasi belum pasti, usahakan bawa laptop sendiri. Kesiapan materi ini penting, jangan sampai anda ditempat presentasi ternyata ada masalah. Keringat dingin keluar, panik akhirnya PD yang udah disiapkan jauh-jauh jadi hilang. Bayangin anda di depan, udah ditunggu oleh para hadirin (penguji atau pendengar) eh ada masalah dengan teknologi yang kita bawa.Ingat kelemahan era digital dibanding plastik transparan adalah perlu teknologi yang cocok (compatible).Meskipun ada komputer lengkap tapi tidak kompatible, bisa berabe, misalnya udah bawa USB-drive atau CD, eh tahunya disana komputer masih Window 98 yang perlu driver khusus untuk nyolok USB-drive tsb. Jadi ada baiknya, chek kesiapan ditempat, khususnya in-focus yang akan digunakan. Salah satu cara terbaik untuk itu adalah datanglah lebih awal, misalnya 1/2 jam sebelumnya dan pastikan siap. Kalau perlu bawa teman.
  11. Tampilan diri.
    Yang tidak kalah pentingnya adalah penampilan diri. Pastikan anda dengan pakaian yang anda kenakan kelihatan bersemangat, sehat, rapi dan sopan. Pakailah pakaian yang membuat percaya diri,  jadilah diri anda sendiri. Tidak perlu harus meniru orang lain, tetapi juga jangan kelihatan berbeda sendiri, kecuali memang anda orangnya ekstrovet (semakin disorak-sorai semakin bergaya, saya tipe sebaliknya). Dari pengalaman menunjukkan bahwa pakaian yang netral untuk presentasi adalah baju lengan panjang polos (Bisa gelap atau putih) dan dasi. Kalau mau bisa juga pakai jas (lihat situasi, kalau anda jadi invited speaker rasanya anda berhak untuk itu dan saya kira baik sekali). Batik tidak disarankan, apalagi yang lengan pendek. Saya pernah pakai batik lengan pendek, eh ternyata ada yang comment (-).  Jadi sebaiknya nggak usah dicoba. Pastikan rambut dan kumis cukup rapi, intinya jangan menimbulkan kesan tertentu. Kata kunci RAPI dan SOPAN.
  12. Hipnose diri (optional).
    Jika semuanya sudah siap, tetapi masih aja kurang PD. Wah ini seperti saya tempo hari beberapa tahun yang lalu. Kita harus cari sesuatu yang dapat menjadi pegangan bahwa kita mampu. Mungkin bagi orang lain, bisa aja, yah saya khan lulusan institusi ternama, jadi mestinya bisa, bisa dan bisa kalau mau, wong udah terbukti. Bisa juga, toh ini sudah dikonsultasikan dengan baik dll, dll. Bagi saya, hipnose diri yang paling manjur adalah karena pernah nerbitin buku. Itu manjur sekali. Saya menghipnose sendiri sbb : yang hadir boleh aja Ph.D, atau Doktor dari luar atau profesor tapi khan saya udah nerbitin buku, jadi mestinya berbeda gitu. Dan ternyata cukup manjur juga, sampai sekarang. Apalagi jika presentasi-presentasi sebelumnya juga lancar. Ya, seperti pepatah, orang kaya tambah kaya, orang pintar tambah pintar, restoran laris makin laris, jadi sekali presentasi lancar maka berikutnya semakin mudah. Jadi yang paling susah adalah pertama kalinya.Pantas ada istilah malam pertama. 😀


Perhatikan ! Bapak Ir. Steffie Tumilar M.Eng., MBA. yang sudah berpengalaman banyak dalam melakukan presentasi masih menyempatkan diri pada waktu istirahat (sebelum presentasi dimulai) untuk mengecheck kesiapan materi presentasi dan menguji teknologi bantu yang digunakan “apakah ready to use“. Dari kiri ke kanan : Prof. Dr.-Ing. Harianto Hardjasaputra, Bapak Stefie (presenter), Bapak Dr. Manliand R.A dan saya sendiri (duduk tegang mencheck kesiapan alat).

Makalah saya yang mendukung topik di atas :

Makalah orang lain yang dapat untuk melengkapi :

11 tanggapan untuk “mempersiapkan presentasi”

  1. donaldessenst Avatar
    donaldessenst

    Setuju abis pak…saya paling ancur soal presentasi, ngomong ngelantur kemana2. Makanya saya kalo disuruh presentasi suka gak pede apalagi kalo di depan forum yang resmi. Tulisan bapak ini udah saya copy ke notepad “wajib” dipelajari. Makasih pak Wir

    Suka

  2. Jemerson Avatar
    Jemerson

    Wah, kalo yang bapak sampaikan di atas…saya sudah mengerti…dan mungkin jagonya.
    Tapi, pas tampil di depan orang banyak…saya ranking terakhir…maklum, saya tipe orang di balik layar.
    Pas presentasi sering blank gitu…Solusinya?
    Apa pengalaman?

    Suka

  3. evanrama Avatar
    evanrama

    tips anda ini udah paten banget, tinggal praktek yg terus -menerus agar terbiasa mengemukakan ide dan pikiran di hadapan audience .

    tips nya pas banget untuk saya yg mo’ presentasi KP nih..

    Suka

  4. Darmansyah Tjitradi Avatar
    Darmansyah Tjitradi

    Sip pak tips nya, yang penting PD aja……….
    Salam buat pak Harianto, saya ketemu beliau di seminar beton di ITB.

    Suka

  5. Hendrik Wijaya Avatar
    Hendrik Wijaya

    *Jemerson
    *Teori OK, tapi pas presentasi blank..

    saya juga mungkin harusnya seperti itu..
    tapi biasanya setiap presentasi, slide pertama atau 2 slide pertama, saya coba untuk rencanakan dan hapal kata per kata yang mau saya katakan.. Sedangkan slide selanjutnya hanya di rencanakan abstrak yang mau disampaikan saja.. jadi setelah kata-kata hapalan keluar pada saat slide pertama dan slide kedua tadi, sisanya tinggal nge-flow saja…

    biar ga blank lagi, isi slide saya berupa setiap keyword dari cerita yang ingin disampaikan..

    malah saya lebih suka, selain gambar dan pejelasan lainnya, kata2 di slide hanya keyword saja, yah fungsinya itu untuk mengingatkan..

    😉 semoga membantu…

    Wir’s responds : tips dari Hendrik ini boleh juga lho.
    Ini mahasiswa saya di JTS UPH yang tempo hari mewakili jadi presenter di lomba Rancang Bangun Jembatan 2007 – ITB Bandung dan menggondol Juara PERTAMA.
    Nah lho.

    Suka

  6. Jemerson Avatar
    Jemerson

    To: Hendrik
    Trims atas sarannya.
    Saya coba ingat dan praktekkan.
    Buat pak Wir, trims atas tulisan2 yang mendidik.

    Suka

  7. fajar Avatar

    THX A LOT PAK

    Suka

  8. muhammad basyir Avatar
    muhammad basyir

    wahh nambah “nilai jual” pengetahuan nih

    Suka

  9. Anto Satriyo Nugroho Avatar

    Mas Wir,
    Ada sedikit pendapat yg mungkin saya agak lain (tapi sah2 saja, kan ). Yaitu pemakaian MS Power Point. Memang Power Point adalah piranti lunak yg bagus untuk presentasi, tetapi adakalanya perbedaan versi antara yg lama dg yg baru membuat sedikit perubahan/pergeseran tampilan.

    Saya cenderung mengutamakan pemakaian PDF, karena reader-nya free dan tampilan lebih konsisten. Bagi pemakai Open Source Software, alternatif lain memakai Open Office, atau Beamer. Yang terakhir ini sangat bagus, free software, tetapi memerlukan pemahaman LaTeX. Mestinya untuk orang teknik, sudah familiar atau tidak sulit untuk mempelajari LaTeX yg lazim dipakai dalam penulisan paper.

    Untuk font, saya cenderung lebih suka memakai Arial, dan menghindari Times New Roman. Font Times New Roman sifatnya proprietary. Maaf, just another cent dari pecinta Open Source 😀

    Wir’s responds: trims atas sharing-nya mas Anto. Seperti milih baju, kadang ada yang suka terang, tetapi ada yang suka kalem. Karakter dan pengalaman seseorang yang membedakan, yang penting harus pas kediri sendiri dan mantep.

    Suka

  10. Miftahul ulum Avatar
    Miftahul ulum

    waduh tips yg oke bgt. akan sy coba aplikasikan.
    oh ya pak….
    saat sy presentasi ada keraguan mau memunculkan sma kata2 yg akan diomongankan or tidak. sy takut lupa saat on stage tapi jd g menarik terlalu banyak kata2.
    What should I do ??????

    Mifta
    Thanks.

    Suka

  11. membuat tulisan ilmiah | The works of Wiryanto Dewobroto Avatar

    […] mempersiapkan presentasi – 14 DESEMBER 2007 […]

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com