Terus terang ini penggalan artikel di Kompas, di sini. Saya tampilkan lagi karena bagian ini kalau dipikir-pikir, pendapat prof L. Wilardjo benar juga ! Logis ! 

Setelah Benazir Bhutto dibunuh, Pakistan dianggap lebih mengkhawatirkan daripada Iran.

Instabilitas polkam menyelimuti Pakistan dan Iran. Di kancah politik, ada unsur-unsur yang berhaluan garis keras. Mereka siap mati syahid dengan memicu bom bunuh diri. Pakistan mempunyai bom-A(tom), sedangkan Iran belum. Di tangan ideologiwan fanatik, bom maut dapat untuk meneror. Ini bukan kemuhalan moral; ini kemungkinan logis!

Bagi kelompok garis keras seperti Al Qaeda, jihad berarti melawan Barat yang zalim. Mereka berusaha mengimbangi Barat dalam segala hal. Menurut Ulil Abshar Abdalla, karena Barat punya bom nuklir, mereka bertekad memilikinya, tetapi ini tidak gampang sebab dihalangi Barat.

Di Indonesia tak ada pejabat sipil atau TNI yang menyatakan ambisinya untuk membuat senjata atom. Pendukung PLTN menegaskan, tujuannya hanya pembangkitan energi. Namun, wakil Greenpeace curiga, ada alasan militer di balik rencana itu.

Kaum anti-PLTN mengajukan seabrek keberatan. Dari segi keekonomian, ketergantungan, pencemaran, nilai budaya dan etika, keberadaan di lingkaran api dekat persentuhan tiga lempeng besar, kenyataan bahwa Indonesia mengekspor gas alam, dan masih adanya sumber daya energi yang belum digarap, dan lainnya tidak masuk akal jika kita membeli PLTN. Justru lebih logis kalau ada maksud untuk menjadikan PLTN sebagai batu loncatan ke senjata atom. Namun, yang logis ini tidak etis.

L. Wilardjo Guru Besar Fisika dan Etikawan UK Satya Wacana, Salatiga

29 tanggapan untuk “PLTN sbg batu loncatan ke senjata atom ?!”

  1. Paman Tyo Avatar

    kemarin, waktu baca kolom liek, saya terhenyak membaca penutupnya. bener juga ya. 🙂

    Suka

  2. deteksi Avatar

    trus kenapa pak kalo bikin bom atom? negara-negara maju kan sudah pada bisa bikin, contohnya amerika dan antek2nya. mereka tidak henti-hentinya menindas bangsa lain dengan cara apapun.

    hanya saja kalo mereka melakukan itu, media ndak berani mengekspos. sedangkan kalo dari bangsa lain mau bikin petasan aja dah pada ribut katanya buat neror. mau bikin PLTN katanya dibuat bom nuklir. omaigaaaattttttt!!!

    Suka

  3. hasansalimbgr Avatar
    hasansalimbgr

    Saya ingin menanggapi tentang PLTN yang dikawatirkan sebagai batu loncatan ke senjata nuklir. Menurut hemat saya, penggunaan nuklir untuk PLTN itu memang sudah waktunya, karena disamping bersih juga dapat menghasilkan energi yang cukup besar dan mampu untuk kebutuhan energi dalam negeri yang makin ke sini makin meningkat.

    Namun jika ada anggapan bahwa Indonesia akan memasuki era nuklir, yang akhirnya dapat digunakan untuk senjata itu adalah pandangan yang picik. Karena sama saja dengan pelanggaran hak asasi yang oleh barat gencar dipropagandakan.

    Sebenarnya negara barat itu merasa ketakutan dengan adanya negara seperti Indonesia mengembangkan nuklir, karena mereka bisa kehilangan pengaruh politiknya di dunia internasional dan mereka tidak dapat memainkan dunia.

    Suka

  4. satya sembiring Avatar

    memang dari dulu raja utara dan raja selatan akan terus berperang sampai masa kesudahannya tiba.setidaknya itu nubuat.

    saya juga ada sedikit membahas soal bom ini:
    http://satyasembiring.wordpress.com/?s=nuklir

    setidaknya beberapa bangsa mengkhwatirkan apa yang bisa terjadi seandaikan mereka ketinggalan dengan bangsa bangsa lain dalam hal kekuatan militer. maka fakta bahwa dua bangsa yang sedang terlibat perang tidak berarti bahwa bersatu dalam damai pada waktu melakukan perundingan perdamaian.

    sama seperti dua orang yang saling menodongkan pistol di kepala lawan, perdamaian bukan berarti karena tidak ada yang menarik pelatuk pistol masing-masing. setidaknya permusuhan itu sudah dimulai.

    Suka

  5. trisetyarso Avatar

    PLTN -> bom atom
    PLTA -> bom air (tahu kan, Pak Balon yang berisi air … 😀 )

    PLTU-> Bom uap (-> kentut?!)

    Halah … Jepang aja udah lama pake nuklir … tahun 2020 diperkirakan lebih dari 70% energinya based on nuclear.

    Bangsa ini jongkok karena cendekiawannya berpikir jongkok

    Suka

  6. realylife Avatar

    semoga ndak bener ya pak

    Suka

  7. maskun Avatar
    maskun

    terlalu di dramatisir

    Suka

  8. de Avatar
    de

    hAti2 lo!!indonesia rawan..

    Suka

  9. Desta Avatar
    Desta

    Pak…saya dari tahun lalu tinggal di Pakistan….Disini nggak seperti yang Bapak2 baca dan denger di media2 Indonesia dan media Barat.. Semua berjalan apa adanya…Damai….

    Kalo masalah Bom dan kekerasan…Di US juga hampir tiap hari FOX News nge-beritain mahasiswi dibunuhlah, orang hamil diculik pacarnya lah….sama aja Pak…Dimana mana ada orang baik dan orang jahat…..

    Saya sebagai orang science setuju kalo kita beralih ke PLTN daripada minyak bumi dan konco2ne yg dah abis dikuasai ama negara2 pemiliki ratusan hulu ledak nuklir…

    Desta
    Telco Expert Consultant.
    Pakistan

    Suka

  10. nurman87 Avatar
    nurman87

    Ya Betul kata Desta, kakak saya sekolah di Pakistan aman-aman aja. justru kejadian yang mengenaskan ada di daerah Amerika. yang saya ingin tanyakan kenapa hal yang masih opini atau pendapat negatif prof L. Wilardjo begitu di risaukan, memang mereka sebagian besar penghasil minyak tapi hak mereka telah di rampok. Coba siapa yang lebih dulu memulai ,,, sebentar lagi Israel, Amerika, dan antek-anteknya akan binasa.

    Suka

  11. alin Avatar
    alin

    setuju dengan PLTN, IDTS soal bom atom, asal gak kejadian seperti di Chern aja…

    Suka

  12. Santanu Avatar
    Santanu

    Tulisan di aslinya, lebih banyak menerangkan proses fisika/kimiawi dari bahan bakar PLTN, tapi yang diexpose yang bagian bawahnya aja ya?. Kan jadi miring ? (Kekuatan media di situ ya ?).

    Suka

  13. wir Avatar
    wir

    @Santanu
    Itu memang keahlian prof Wilarjo, mampu membikin intro atau kembangan yang seakan-akan menjadi esensi, tapi jangan terkecoh, menurut saya esensi yang ingin disampaikannya adalah kutipan di atas.

    Itu sebenarnya yang perlu menjadi pemikiran bersama. Menyentak memang ! Tapi kalau tidak menyentak, hanya biasa-biasa saja, ya ngapain kita pikirkan. Bahwa untuk mendapat yang ideal maka semua kemungkinan yang mungkin terjadi perlu dipikirkan matang-matang.

    Saya tidak tahu, apakah saya juga bisa masuk dalam golongan cendekiawan. Sehingga bisa digolongkan juga sebagai cendekiawan jongkok. Tetapi yang jelas, kalau saya diberi pilihan, non-PLTN maka saya pasti pilih yang itu.

    Alasan saya sederhana, semakin kita mempelajari sesuatu, semakin kita tidak bisa mendapatkan kebenaran mutlak, hanya kematian saja yang mutlak adanya. Meskipun sudah didukung oleh teknologi yang canggih, juga prosedur yang canggih maka yang dapat dilakukan hanya memperkecil resiko.

    Jadi yang buruk tersebut, seperti yang diungkapkan oleh prof L. Wilardjo, masih mungkin akan terjadi.

    Jika di negara-negara maju bisa, kenapa kita nggak ? Emangnya takut !

    Saya kira itu suatu kesombongan, apalagi kalau yang ngomong juga suatu intelektual juga. Pertanyaannya sederhana, apa kita sudah sama-sama mandiri seperti mereka. Masyarakatnya juga ?

    Saya termasuk dari segelintir orang yang tidak terlalu “teknology minded“, bagi saya itu seperti halnya “man behind the gun“. Mungkin kita bisa saja membeli, juga mentraining orang untuk menjalankannya. Tapi kalau ada apa-apa, apakah kita mampu mengatasi sendiri. Pasti akan kembali ke negara lain yang mempunyai kemampuan seperti itu. Artinya kita akan tergantung dengan negara lain.

    Di tambah dengan masyarakat kita, yang komentarnya dapat di lihat seperti diatas. Hanya dikasih dengan sesuatu yang ‘peka’, langsung semua pasang kuda-kuda.

    Apakah dengan kondisi seperti itu, dapat dijamin tidak akan terjadi apa-apa selama hidupnya teknologi yang diadopsi tersebut.

    Karena sekali itu terjadi, maka penyesalan tidak cukup hanya dengan waktu setahun atau puluhan tahun, bisa menyangkut ratusan tahun. Ya namanya aja nuklir.

    Jadi dengan resiko seperti itu, maka langkah paling baik adalah mencegah penggunaannya.

    Sekarang sederhana aja, mereka-mereka yang setuju itu tahu nggak resiko seperti itu. Mungkin kalau hanya dari sisi teknologi masih bisa diantisipasi, tapi manusia disekitarnya. Mampu nggak ?

    Kalau mampu, kenapa tidak kita berdayakan dulu, manusia Indonesia ini, jadi tidak terpuruk seperti sekarang ini.

    Jadi sebenarnya yang jongkok itu siapa ? :mrgreen:

    Suka

  14. alin Avatar
    alin

    Yang jongkok pak?
    jawabannya gampang: yang mau investasi, yang punya ide dan yang mau tinggal di dekat2 situ

    Kalo beberapa instalasi nuklir canggih di luar sono aja bisa ngaco apalagi kita yang nanem beras aja gak becus.

    Suka

  15. trisetyarso Avatar

    Pak, Pak Wilardjo itu ndak tahu teknologi nuklir, tapi kok dijadikan rujukan?

    Yang Doktor Nuclear Engineering itu Pak Zaki Suud (ITB).

    Seharusnya beliau yang dijadikan rujukan.

    * Momok Nuklir, Oleh : Suharyo Widagdo (Peneliti di Puspiptek)
    * opini PLTN di media negatif

    Suka

  16. si pandir Avatar

    Alkisah, di sebuah hutan hiduplah domba dan kera.

    Di hutan tersebut terdapat sejenis buah yang diberi nama uranium yang kaya akan energi. Si kera terus berpesta makan uranium karena disamping lezat juga dapat menghangatkan badan.

    Si kera tak henti hentinya berceramah bahwa buah uranium adalah buah beracun, sehingga para binatang lain dilarang mendekati buah tersebut, apalagi mengkonsumsinya. Para domba tidak pernah sedikitpun menyentuh buah uranium, karena yakin buah itu buah beracun.

    Suatu ketika, musim dingin berkepanjangan. Beberapa domba mati kedinginan karena makanan selain buah uranium sulit didapatkan. Sementara itu, para kera tetap berkotbah bahwa buah uranium beracun ganas, bisa mematikan, bisa bikin kanker, bisa merusak tubuh, bisa merontokkan rambut dan seabreg alasan lain sambil mengunyah buah tersebut di depan para domba.

    Menariknya, di tengah kondisi sulit seperti itu, beberapa domba begitu semangat menceramai domba lain seperti apa yang dikatakan si kera. Para domba terus mengangguk angguk dan akhirnya menunduk.

    Ternyata mereka semuanya mati kedinginan.

    Suka

  17. Usman Avatar
    Usman

    Duh…gimana sih yang bener…..mumeeeeet ah

    Suka

  18. Santanu Avatar
    Santanu

    Tahun 60’an, kita sudah punya reaktor kecil. Sekitar tahun itu pula kita negara ke 3 di Asia (setelah India, China, Jepang) berhasil meluncurkan roket buatan sendiri. Waktu itu Korea belum apa-apa. Sekarang kita tidak kemana-mana sementara Korea sudah mampu berbuat sangat banyak.

    Jadi yang jongkok siapa ?. Ya Kita semua.

    Seharusnya kita beranjak dari teknologi yang kita kuasai. Teknologi Nuklir, jelas teknologi mahal kalau mau beli. Israil, Pakistan, India semua mencuri teknologi nuklir, mampukah kita ?. Bangsa kita pasti dapat membangun PLTN, bagaimana dengan perawatannya ?.

    Thailand, Malaysia semua berancang-ancang menyiapkan teknologi mereka untuk membangun PLTN. Jadi Siapa Takut Buat Bom Atom, kita harus bisa.

    Suka

  19. Generasi Muda Indonesia Avatar
    Generasi Muda Indonesia

    SETUJU Pa Santanu.

    Saya setuju dengan anda :

    “Jadi yang jongkok siapa ?. Ya Kita semua.

    Seharusnya kita beranjak dari teknologi yang kita kuasai. Teknologi Nuklir, jelas teknologi mahal kalau mau beli. Israil, Pakistan, India semua mencuri teknologi nuklir, mampukah kita ?. Bangsa kita pasti dapat membangun PLTN, bagaimana dengan perawatannya ? ”

    …………..

    Karena kita tergantung pada negara lain.. maka :

    1. Senjata pertahanan yang kita punya adalah senjata “memble”.. pantas aja ngga pernah menang lawan Pasukan GAM ataupun Pasukan Fretellin..
    Tentara kita sama saja kayak Pitung lawan Kompeni (mengandalkan ilmu kebal, kalo ngga kebal ya mati.. lagipula senjatanya cuma golok ! cuma efektif kalo jarak dekat..hahahaha..)

    2.Kita tidak pernah bisa mengexplorasi kekayaan alam kita sendiri.. dari Hulu sampai Hilir.. (Freeport, Newmont, dll ,dsb , karena pejabat pemerintahan negeri ini bisanya cuma mikirin fulus yang bakal dia terima dari perusahaan asing !)

    3. Kaum intelektual dinegeri ini, yang memperoleh beasiswa belajar ke luar negeri dari negara, setelah lulus malah pindah kewarganegaraan.. Dan banyak juga sih yang kembali ke Indonesia namun jadi pakar politik.. Bukannya “MENCURI ILMU dan TEKNOLOGI ” untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia !

    4.Dan masih banyak lagi..

    Generasi sekarang seperti saya ini, bisanya cuma TAWURAN !
    Ya ngga Orangtua maupun anak-anak suka mengandalkan kekerasan.. bukan OTAK !
    Ya Mahasiswa (yang katanya kaum Intelektual!) ya orang Ndeso kelakuannya tidak beradab.

    HEI.. ORANG INDONESIA… SADAR DONG!

    Pelan-pelan tapi pasti negara kita sudah dilindas oleh negara-negara yang BEROTAK !

    Jangan mau terlibat oleh skenario kecil dari oknum-oknum yang mau mengalihkan perhatian kita dari penyelesaian kasus 1998, Munir, BLBI, KKN ORBA, pilkada, dll, dsb.

    Doronglah kami wahai para Orangtua Indonesia, agar kami para generasi muda giat belajar dan bekerja, kalo perlu Cambuki kami apabila kami jadi pemalas !
    Karena kami tidak mau jadi KACUNG negara lain…

    Wassalam

    Suka

  20. Robby Permata Avatar
    Robby Permata

    ketika debat presiden Amerika tahun 2004, John F. Kerry ditanya : apakah ancaman terbesar bagi Amerika saat ini? dengan tegas dia menjawab : nuclear proliferaton…

    argumennya mirip di atas : bahwa ada ribuan hulu ledak nuklir yg berada di negara bekas Uni Sovyet yang kurang jelas penanganannya dan berpotensi di beli oleh teroris, bahwa Pakistan dan Korut memiliki nuklir, dan Iran berusaha memiliki nuklir..

    well, memang benar.. tapi fakta lainnya :

    – hulu ledak nuklir terbanyak dan rudal ICBM paling mematikan ada di Amerika dan Rusia.
    – satu2nya negara di dalam sejarah ini yang pernah menghajar negara lain dengan bom atom adalah Amerika itu sendiri..
    – bahwa para teroris internasional pendukung Osama Bin Laden sangat berbahaya saya juga setuju.. tapi korban terbesar akibat aksi ‘terorisme’ di dunia saat ini adalah di Irak.. lebih banyak mana sih : korban akibat bom bunuh diri atau korban akibat pengeboman tentara Amerika?? pemerintah Amerika sekarang sama saja dengan Osama Bin Laden, bedanya mereka adalah pemerintahan resmi dengan militer terkuat di dunia…

    so? Amerika seperti rampok teriak copet..

    oops,
    jangan salah, saya tidak anti Amerika, cuma prihatin dengan kebijakan pemerintahannya..
    buktinya saya belajar pake buku dan standar dari Amerika, software (ups, bajakan..) dari Amerika, mengoleksi kaset dan cd band musik dari Amerika (hehehe..) dan rela berhujan2 nonton konser Skid Row di Bandung minggu lalu.. 😀

    jadi buat sdr. Nurman87 di atas : rugi dan salah kaprah kalau kita anti amerika/israel… mengutuk seluruh Amerika gara2 kelakukan pemerintahannya mirip dengan men-generalisir umat Islam sebagai teroris gara2 kelakuan segelintir orang yg mengaku2 muslim.. jika pakai aturan pukul rata, wah kapan bisa damainya kita?

    -Rp-

    Suka

  21. Jimmy Jangkrik Avatar
    Jimmy Jangkrik

    Yang Anti PLTN itu bukan hanya Pak Liek Lho Ya!

    Ada Gus Dur, Prof Tandyo, NU dll mereka membela orang Jepara demi kemanusiaan. Yah mungkin dapat dimaklumi, Karena masukan yang diperoleh dari fisikawan ahli nuklir juga, keluar dari BATAN, sehingga nadanya negatif terhadap PLTN buatan Indonesia.

    PLTN ibarat Pisau yang amat sangat tajam, mudah digunakan untuk mengiris. Pisau tajam menjadi sangat berbahaya tetapi juga dapat sangat berguna . Bila pisau jatuh ke tangan si jahat, tentu dapat digunakan untuk memeras, mengancam sana sini orang yang lebih lemah , bukan?ngeri! Atau pisau tajam di pakai main anak balita, lebih repot lagi, dapat mencelakai anak itu! Tetapi pisau yang tajam sangatlah dibutuhkan jika ada perhelatan besar, perlu masakan yang banyak, perlu potong – potong yang banyak , seandainya tidak ada pisau tajam alangkah susahnya menyediakan makanan yang banyak dalam skala besar dan waktu yang cepat.

    Pisau tajam sangat dibutuhkan!

    Permasalahan PLTN di Indonesia adalah masalah kepercayaan terhadap pembangun PLTN. Yang anti PLTN “tidak percaya” pada pembangun PLTN, menyamakan dengan Si jahat atau si balita pada pisau tajam. Sedangkan Pro PLTN mengibaratkan bahwa pembangun PLTN sama dengan manusia yang sudah berpengalaman sehingga sangat percaya (teknologi reaktor nuklir sudah 40 tahun ngendon di Indonesia!- kata Bung Sentanu)

    Indonesia juga perlu siap – siap dengan perhelatan besar dunia 20-30 tahun ke depan, stok bahan bakar fosil dan uranium juga bakal habis pada waktu itu.

    Sudah siapkah Teknologi Konversi Energi yang lain, untuk pengganti BBM dan Nuklir ?
    Mari belajar lebih giat lagi!! Kita perlu berpasipasi dengan temuan teknologi yang dapat menjadi solusi jika krisis tersebut benar – benar terjadi, karena jika krisis tersebut terjadi, krisis kemanusianpun akan mengikutinya!

    Suka

  22. Reni Rahmayani Avatar
    Reni Rahmayani

    Omong-omong tentang terorisme, silahkan baca juga:

    guardian.co.uk
    World Backyard terrorism
    The US has been training terrorists at a camp in Georgia for years – and it’s still at it

    Suka

  23. rodin Avatar

    1. minyak/gas/batubara pasti habis (habis= nunggu sekian waktu geologi untuk ada lagi)
    2.jepang juga rentan terhadap aktivitas gunung api dan gempa, toh mereka juga pake nuklir
    3.tank kita aja umurnya puluhan tahun,bikin lembaga kayak DARPA sekian puluh tahun kedepan masih jadi mimpi, boro-boro buat senjata atom
    4.alternatifnya sumber energi terbarukan: angin,arus tapi..
    5.duit membangun PLTN ama PLTAngin/rus murahan mana dalam sekian puluh tahun kedepan?

    klo dipikir2 di kalimantan lebih cocok bikin PLTN-relatif tidak banyak gunung dan gempa, tapi pasarnya gedenya kan di Jawa/Sumatra/Bali?

    Bangun PLTN/PLTAngin-Arus bukan buat sekarang, tapi klo nggak bikin mulai sekarang, ntar bangun puluhan tahun ke depan,butuh duit lebih gede,asumsinya permintan lebih tinggi.

    Mau pake nama agama,ideologi,teroris, ujung2nya toh duit,belum lagi korupsinya…

    Suka

  24. Tedy Avatar

    jangan cuman ngomong
    buktikan karya kalian
    ciptakan energi alternatip selaen PLTN yang lebih aman

    jangan hanya bicara
    “banyak energi lain yang perlu digarap”
    pada faktanya indonesia sedang dalam krisis energi

    biaya membangun energi alternatif laen selain nuklir lebih mahal daripada membangun PLTN

    Suka

  25. axlrose Avatar

    🙂 Indonesia sudah punya PLTN. Anti LAPINDO karena ada ganti rugi di pasal 28 UU 10/1997. Teknologi: SAMA. Gak ada beda antara PLTN penelitian dan PLTN listrik. Karena PLTN listrik = PLTN penelitian DITAMBAH generator listrik. ITU SAJA. Suer!. SEMUA masalah PLTN listrik sudah diketahui dan ditanggulangi di PLTN penelitian. Isu: radiasi bocor, limbah, biaya sosial sudah lewat, wong PLTN penelitian sudah beroperasi 30 tahun… di PUSPIPTEK Serpong-kapasitas 10 MW (mirip dengan HTR-10 milik cina, ada di wikipedia.org). What else… Audit oleh PBB (iaea.org)-bukan oleh orang Indonesia. Ada kamera pemantau dari PBB. Mahal ? please deh… Pakistan aja yang mirip-mirip Indonesia… aja: bisa …

    Suka

  26. bipers tegal Avatar

    saya berharap di bangunnya pltn tp satu aja dngan kapasitas gede biar indonesia lengkap.plta,plt pns bumi,batu bara ,uap,dll,karna indonesia memiliki sda yg melimpah…mungkin 50 tahun kedepan di saat dunia dilanda krisis energi indonesia malah adem ayem

    Suka

  27. Haji Muhammad Abdullah Avatar
    Haji Muhammad Abdullah

    Pemerintah USA menjatuhkan Uranium Bom dan Plotunium Bom untuk menghakiri perang dunia ke dua pada tahun 1945.

    Rakyat Indonesia juga mempunyai hak untuk mempertahankan kehiduban dan perdamaian; karena rakyat Indonesia pernah dijajah oleh Belanda selama 350 tahun.

    Belanda sudah bisa membuat bom nuklir; padahal Belanda pernah menjajah Indonesia selama 350 tahun.

    Penjajahan tidak boleh terulang kembali di Indonesia; sehingga Pemerintha Indonesia juga wajib menguasai ilmu ilmu nuklir untuk perdamaian dan untuk militer;

    sehingga rakyat Indonesia tidak hanya memerlukan ilmu untuk membuat Uranium Bom dan Plutonium Bom; tetapi juga membuat Hidrogen Bom.

    Insya ALLAH, rakyat Indonesia bisa membuat Hidrogen Bom dalam waktu dekat; karena Hidrogen Bom jauh lebih dahsyat dari pada bom atom yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki di Jepang pada tahun 1945.

    Marilah kita membantu doa untuk rakyat Indonesia; supaya rakyat Indonesia bisa mengejar ketertinggalnya di dalam ilmu2 Nuklir.

    Pemerintah Malaysia sudah jauh lebih maju dari pada Pemerintah Indonesia di dalam bidang ilmu ilmu nuklir.

    Suka

  28. Haji Muhammad Abdullah Avatar
    Haji Muhammad Abdullah

    President SBY adalah orang yang kurang cepat; sehingga rakyat Indonesai tertinggal di dalam ilmu ilmu Nuklir; karena dia tidak mau menjadikan Indonesia dimonopoly oleh PTLN (Pembangkit Tenaga Listrik Nuklir);

    batu bara yang mencemarkan lingkungan harus menjadi sumber utama pembangkit tenaga listrik di Indonesia; selama President SBY berkuasa; karena PLTN sangat berbahaya walaupun PLTN tidak mencemarkan lingkungan

    Jika terjadi MELT DOWN di reaktor nuklir di dalam PLTN (Pembangkit Tenaga Listrik Nuklir); maka untuk mencegah radiasi yang berbahaya menyebar ke luar; Uranium atau Plutonium yang diperguakan harus disiram dengan banyak air; ditambah dengan banyak pasir dan ditambah banyak semen;

    supaya Uranium atau Plutonium tersebut berubah menjadi Beton; sehingga radiasi nuklir bisa dihentikan secepat mungkin.

    Metal (uranium dan plutonium) ditambah air ditambah semen dan ditambah pasir akan berubah menjadi beton. Rakyat Indonesia tidak perlu takut terjadi MELT DOWN seperti di Jepang; karena di Indonesia banyak pabrik Semen

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com