Saat ini tentu terasa sekali bahwa energi adalah sangat mahal. Mulai dari tarif listrik yang selalu naik dan selalu mati mendadak pula, serta yang baru hangat ini yaitu kenaikan harga minyak bumi (premium dll). Ternyata energi berdampak ke mana-mana, mulai dari makanan, transportasi dan juga yang lain.
Di dalam tekanan seperti itu, maka wajarlah upaya orang-orang mengatasinya, mencari alternatif yang dapat memberikan substitusi. Intinya agar hidup lebih baik, lebih ringan dan tidak membebani. Bagi masyarakat modern maka salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengandalkan teknologi, dan bukannya dengan bertapa di gunung. Iya khan.
Beberapa waktu yang lalu kita mendengar ada temuan banyugeni, yang mengolah air menjadi energi. Energi yang dimaksud bukannya PLTA (pusat listrik tenaga air) yang memang sudah ada lama yaitu di bendungan karangkates dan jatiluhur. Tetapi jadi bahan bakar semacam minyak. Tapi mana ya perkembangannya, koq nggak lama ada kabarnya.
Temuan serupa saat ini yang sering kita dengar adalah Blue Energy, temuan pak Joko yang beritanya gencar dimana-mana, di detik.com maupun di wordpress ini. Bahkan Presiden kita sendiri Bapak SBY sangat mendukungnya, di tahun 2007 salah satu ucapan Presiden yang cukup menarik adalah.
“Bermula dari seorang peneliti yang lebih mengutamakan proses penelitian di lapangan dan bukan teori, Joko Suprapto, yang melaksanakan penelitian itu belasan tahun yang lalu,” kata presiden (minggu 25 April 2007).
Coba perhatikan kalimat di atas, siapa yang suka teori hayo ? Ada yang tersinggung nggak nih. 😛
Kembali ke pak Joko. Sekarang ini yang gencar khan berita “hilangnya pak Joko si penemu Blue Energy tersebut”, dan ternyata kemudian beliau sudah kembali ke Nganjuk rumahnya.
Rumah pak Joko itu ternyata di Nganjuk, beliau juga ternyata pencinta wayang serta pemilik sebuah stasion radio. Berita tentang beliau dapat dilihat di sini.
Fakta terakhir itu tentu menarik, ternyata pak Joko adalah seorang awam biasa. Saya mengira beliau adalah seorang periset LIPI atau seorang Dosen (seperti saya) yang berhasil menemukan sesuatu yang baru, yang mungkin bagian dari disertasi S3-nya. Jadi seorang awam (bukan periset atau dosen) ternyata dapat menemukan teknologi baru untuk mengatasi kelangkaan energi. Wah hebat sekali itu.
Tapi kemudian membaca lagi berita ketika beliau diketemukan bahwa ternyata target untuk memproduksi Blue Energy tersebut gagal dan beliaunya minta maaf ke SBY.
Saya sih memaklumi, lha wong orang awam, bukan profesional. Yah bisa dimaklumi itu. Bahkan yang ahli, riset profesional saja tidak dengan mudah mendapatkan solusi energi alternatif, bagaimana dengan awam, masih untung ada orang awam mau memikirkan energy alternatif tersebut, begitu pikirku.
Pemahaman tersebut kemudian berubah ketika membaca berita ini, dari detik.com : Blue Energy Makan Rp 10 M Lebih.
Biaya itu dikatakan adalah untuk riset ! Begitu penjelasan bapak Heru Lelono staf dekat SBY.
Riset sebesar Rp 10M, wah ini nggak main-main lagi. Itu angka yang besar sekali. Jadi ini serius lho !
Wah kalau begitu, pernyataan pak Joko yang minta maaf nggak berhasil itu jadi nggak bener dong, gimana dia bisa menjelaskan uang Rp 10 M yang sudah digunakan itu.
Kenapa saya bilang begitu, saat ini saya juga sedang melakukan riset disertasi. Biaya riset disponsori LPPM UPH (trims), nggak banyak sih dibanding nilai di atas (seper berapa ratusnya). Tetapi meskipun demikian saya harus mempertanggung jawabkan setiap persen uang yang keluar tersebut. Tentang hasil riset, dipakai apa saja dan hasilnya apa.
Jadi kalau sampai Rp 10 M wah pasti lebih seru nih. Kita tunggu kabar lebih lanjut.
Berita lain yang terkait :
- Bahan Bakar Hidrogen dari Air Telah Dipatenkan Stanley Meyer
- Blue Energy – Mimpi masa depan yang sudah terasa di Indonesia !
- Blue energy, karya putra bangsa indonesia
- Joko Suprapto, Sosok Misterius yang kaya Mendadak
- Pakar UGM Ragukan Penemuan Blue Energy Joko Suprapto
- Joko Suprapto Bukan Alumnus Teknik Elektro UGM
- Kepala B2TE BPPT: Blue Energy Tidak Ekonomis dan Tidak Kompetitif
Tinggalkan Balasan ke transmorfosis Batalkan balasan