blue energy, pro dan kontra

Krisis energi, krisis energi ! Jika kemarin beli bensin untuk konsultasi ke Bandung cukup Rp 100 ribu, Bekasi-Bandung via tol Cipularang, maka sekarang mesti menyediakan uang cash Rp 150 ribu (itu saja tidak penuh).

Tapi ya gimana lagi, jika kemarin pulang dari Bandung mampir di A&W restoran di rest-area yang berada tepat di belokan pertama dari tol Cipularang masuk menuju tol Cikampek – Jakarta. Maka sekarang nggak bisa lagi. Kencangin ikat pinggang begitu.

Jadi, mungkin kalau ada yang demo dan nawarin cara menghemat BBM yang ekstrim, wah langsung bisa di samber aja, meskipun kenyataannya itu benar atau nggak, wah ya nggak masalah.

Itu kira-kira aku yang awam ini menyiasati krisis energi yang berdampak pada kenaikan BBM tersebut. Hal yang sama tentu dirasakan juga oleh pemerintah. Tentu mereka sudah berpikir keras, bagaimana mengatasi hal tersebut. Kalau ndak dinaikin BBM-nya maka cash-flow-nya bisa jebol, tetapi kalau dinaikin BBM maka dapat protes di mana-mana. Itu khan mengganggu agenda tahun 2009 besok. Banyak rakyat yang kecewa, koq nggak ada bedanya dengan yang sebelum-sebelumnya. Bahkan saya yakin banyak yang bernostalgia pada era sebelum krisis dulu. Jadi kalau ada anak bangsa yang menawarkan diri bisa memberi solusi energi, ya pasti ‘ditangkap’.

Lanjutkan membaca “blue energy, pro dan kontra”