Saya selalu mengajarkan kepada murid-murid , bahwa kita harus selalu berpikir positip. Tidak pesimis tetapi optimis. Intinya bahwa kita harus dapat melihat suatu permasalahan dari sisi baiknya. Jika ditimbang-timbang masih ada baiknya dibanding negatif, ya sudah tetap dipertahankan, sambil memikirkan bagaimana mengurangi yang negatif tersebut.
Saya kira pemikiran ini banyak pendukungnya, iya khan. Baca-baca buku-buku psychology, juga begitu, baca-baca injil perjanjian baru juga begitu, apalagi baca buku motivasi pribadi, yang saat ini banyak ditemui di toko buku.
Kata lain dari kalimat positip tersebut adalah kata-kata penghibur. Untuk orang jawa yang pas adalah “untung saja, yang hilang tas itu, itu masih bisa dicari“, atau apa saja, bahkan bisa saja “untung yang mati bukan kamu, ya khan !?“.
Dengan latar belakang di atas, akhirnya jika banyak orang yang mengeluh tentang keterpurukan Indonesia, maka perlu penjelasan yang lebih mendalam. Apa benar itu. Kalau memikir dari diri sendiri. Ya jelas, kenaikan BBM ini sangat mempengaruhi dapur. Dulu ayam, sekarang jadi tahu. Tapi karena sebagai penyebar ilmu positip (ya di lingkungan sendiri) maka dengan pede omongan yang keluar adalah “wah masih untung kita, masih bisa mengubah menu, tapi yang penting khan sama-sama mengandung protein, dan kalau udah kenyang khan sama saja“. 😛
Jadi kalau menanyakan hati nurani dan pengalaman empiris pribadi, ya pernyataan di atas, yaitu “Indonesia terpuruk”, ya jelas akan mengamini. Kita yang punya gajian tetap, istri juga bekerja aja bisa merasakan. Bagaimana dengan yang lain. ??
Tetapi kelihatannya pemikiran saya salah, itu mungkin hanya sebagian kecil saja. Kelihatannya kalau melihat fakta-fakta yang saat ini sering menjadi berita, maka kelihatannya Indonesia ini semakin maju, semakin hebat, dan semakin kaya. Pemerintahan SBY memang berhasil ! Hebat-hebat !
Pak Wir, fakta yang mana yang menunjukkan Indonesia itu hebat.
Lho, emangnya kamu tidak tahu ? Baca koran nggak ? Inilah fakta-fakta yang menunjukkan bangsa ini hebat :
- pertama, orang yang kaya pastilah orang yang berkelebihan. Betul khan. Orang yang memberi adalah lebih baik dari pada menerima bukan. Jadi jika ada orang menyebar duit 100 juta ke orang lain, itu khan menunjukkan orang Indonesia itu baik hati.
- bangsa kita ini selalu bersuka-ria, gotong royong dan kumpul-kumpul. Bangsa yg suka memasyarakat, dan juga berolahraga. Betul bukan. Itu khan artinya didalam badan yang sehat ada jiwa yang sehat pula. Iya khan. Coba aja kalau nggak percaya. Kita ini khan selalu mengadakan pesta demokrasi dan selalu meriah, diikuti peserta-peserta nya. Itu khan salah satu bukti. Juga kemarin pesta besar 100 tahun Indonesia Bangkit, wah rame sekali. Kalau nggak kaya khan susah ngadain acara itu. Padahal itu katanya dari warga yang ngasih sumbangan, bukan dari pemerintah, hebat khan.
- Pemimpin-pemimpin kita ini khan terbuka terhadap kemajuan yang dihasilkan rakyatnya, bahkan mendukung dan berani memberi terobosan baru yang tidak terkungkung pendapat tradisionil. Iya khan. Buktinya itu, orang-orang ngilmiah tradisional yang diwakili ITB dan UGM saja tidak dipedulikan, karena yakin orang Indonesia itu hebat, meskipun nggak sekolahan tinggi. Bisa lho menciptakan bahan bakar dari air. Orang Nganjuk (Blue Energy) dan Jogja (Banyugeni) memang hebat. Para doktor ngingsinyur pasti pada malu. Hebat pak Presiden yang telah memberi kepercayaan kepada rakyat kecil. Memang Presiden kita ini merakyat. Ingat pemimpin besar adalah pemimpin yang bisa melihat potensi anak bangsa dan mendaya-gunakan.
- Puncak dari kesuksesan pemerintah kita ini khan terlihat di berita kompas hari ini, yaitu Kekayaan Pejabat Melejit, menteri-menterinya ada yang dalam 17 bulan ini meroket pendapatannya jadi 3 miliar. Gimana bos-nya menteri . . . Betul khan. Wah selamat pak. Kapan nih pesta-pestanya. Harga BBM yang naik ini pasti nggak kerasa khan pak. Syukurlah, jadi bisa bekerja lebih baik lagi demi rakyat, ya pak. Memang sepantasnyalah pak, wong rakyatnya yang dipimpin eh diurusin aja banyak.
- Eh ada yang lupa, rakyat Indonesia itu kuat lho. Siapa bilang bangsa tempe. Harga BBM naik 30%, hayooo. Nggak apa-apa khan. Itu yang protes-protes khan mahasiswa, belum kerja, yang kerja aja masih rajin bekerja koq. Gaji nggak naik aja masih kuat koq. Pegawai swasta itu lebih kuat lho, harga naik tetapi gaji nggak naik, juga tetap bekerja. Itu yang pegawai negeri, bahkan seperti anak kecil, sekarang khan sudah merengek-rengek minta kenaikan gaji ke pak Menteri, eh Presiden. He, he, he, jangan kuatir, para menterinya udah menabung banyak, toh duitnya khan tinggal minta, pasti deh dinaikkin, yang swasta jangan iri ya. Anda khan lebih kuat khan.
- Eh masih ada lagi, ini tadi ada pakar transportasi menyatakan pendapatnya di TV, kalau nggak salah ketua Masyarakat Transportasi Indonesia. Benar ya ? Bahwa dengan adanya kenaikan BBM maka kondisi lalu lintas kita menjadi semakin baik, lebih lancar begitu lho. Itu berarti kalau anda berkendaraan setelah kenaikan BBM khan lebih nyaman. Bertambah baik. Menurut analisisnya, itu semua diakibatkan masyarakat pemilik mobil sekarang telah berpindah memakai busway. Jadi keputusan pemerintah memilih busway adalah tepat. Betul ya. Gitu kata pakar tersebut. Harus mangut-mangut lho, khan pakar.
- Ini ada titipan dari orang Bekasi. Itu jalan Kalimalang di wilayah Bekasi, sekarang sedang diarahkan menjadi kanal, mungkin bupatinya mau mengarahkan penduduk Bekasi di wilayahnya untuk menjadi bangsa maritim. Perhatikan, setelah hujan. Kelihatannya paling cocok kalau pakai mobil amphibi lho. Atau mungkin karena baru pemilihan bupati, jadi masih menikmati bulan madu dan belum melihat wilayahnya ya, yang seperti itu. Tempo hari waktu PILKADA, bapak bupati tersebut muncul di mana-mana memperkenalkan diri, sekarang Bapak di mana pak ? Hidup pak Bupati, semoga sehat sejahtera dan dapat segera memikirkan ‘kanal’ tersebut. Itu dalamnya tanggung pak, kerbau juga belum bisa berkubang.
Itulah fakta-fakta yang ada. Jadi jika anda merasa bertambah beban (saya juga merasakan), itu hanya anomali. Kalau diri saya, maka jadi kepikiran “itulah resikonya jadi guru”. Jadilah PEJABAT.
Jadi bagi yang belum terlambat dan masih bisa memikirkan karir masa depan, berpikirlah seribu kali jadi guru, lebih baik perjuangkan demokrasi, jadilah pejabat sehingga fakta-fakta di atas menjadi milik anda.
Hidup INDONESIA JAYA !
Tinggalkan komentar