Bagi seorang pekerja pikir seperti saya, mengunjungi pesta buku di Istora Senayan tentu adalah wajib hukumnya. Jadi meskipun hari jumat kemarin rencananya adalah untuk menyiapkan presentasi seminar akhir disertasi untuk tanggal 9 ini, tetapi karena desakan kuat dari anakku yang tertua, maka pergilah kami berkunjung ke pesta buku tersebut.

Pesta buku tahun ini yang mendominasi, seperti biasa adalah penerbit Gramedia, meskipun demikian yang lain relatif lengkap. Penerbit buku-buku rohani Islam cukup  banyak dijumpai, untuk yang Kristen, seperti biasa adalah BPK, yang berbagi stand dengan toko buku Gunung Agung.

Di stand penerbit buku Kompas, aku membeli buku bagus. Cocok dibaca untuk anak-anak muda yang haus akan ilmu. Apa hayo ?

Ini salah satu petikan isinya:

“kau lihat …” kata emak, 
“kemampuan-kemampuan diri adalah harta pribadi kita yang tidak kelihatan. Ia tersimpan di dalam pikiran dan perasaan, di akal dan hati kita masing-masing. Bila kita tidak menyadarinya atau tidak mengatifkannya, tidak ada satu kekayaanpun di bumi ini yang dapat mengimbangi ketidakhadirannya atau ketidurannya itu.”

Itulah bukunya “Emak” dari Daoed Joesof, mantan menteri pendidikan era Soeharto. Cukup menarik, isinya penuh motivasi untuk pengembangan diri. Saya kira patut menjadi buku wajib bacaan anak-anak muda yang ingin maju.

Ingin tahu lebih tentang buku tersebut atau juga pak Daoed, lihat link berikut:

Wah ternyata banyak juga ya. Jadi sudah banyak orang yang tahu kalau buku itu menarik. Berarti saya termasuk pembaca “Emak” yang terlambat. Tapi syukurlah aku di pesta buku tersebut mendapatkannya. Hayo siapa yang belum sempat membacanya, penting untuk pengembangan diri.

Kecuali “Emak”, maka buku karangan pak Daoed yang lain adalah “Borobudur”, ternyata baru ketahuan bahwa pak Doaed-lah yang mengusahakan pertama kali sehingga UNESCO mau memugarnya. Itulah sepak terjang beliau di Paris, di kantor pusat UNESCO ketika beliau saat itu sedang menuntut ilmu di sana. Pantaslah ketika beliau pulang ke tanah air kemudian segera diangkat menjadi menteri pendidikan dalam era Soeharto. Sudah menonjol dulu sih sebelumnya.

Dari penerbit buku Kompas, aku membeli satu lagi, yaitu “JERUSALEM – Kesucian, Konflik dan Pengadilan Akhir”, karangan Trias Kuncahyono. Belum kubuka sih, tapi kalau melihat pengantarnya menarik juga. Itu lho ”

bahwa buku tersebut mengajak kita kembali ke sejarah masa lampau sekaligus melihat Jerusalem di akhir zaman.

Seru khan !

Di stand buku BPK ada judul yang menarik, yaitu tentang interprestasi tentang Yesus dipandang dari sudut kerohanian asli Asia, ditulis oleh banyak penulis dengan penyunting Sugirtharajah, teolog Sri Lanka. Judul buku tersebut adalah “wajah Yesus di Asia”. Buku setebal 423 halaman, cukup menarik juga apalagi yang mendukung ide-ide asimilasi.

Jalan-jalan ke lorong yang ada stand buku-buku tua, saya menemukan buku tua karangan Sumargono, yaitu DJEMBATAN, terbitan 1953. Buku setebal 381 halaman tersebut cukup menarik, meskipun sebenarnya hanya berupa terjemahan dari penulis (insinyur) belanda. Kalau saya boleh berpendapat, meskipun buku tersebut cukup lama tetapi isinya nggak kalah dengan karangan engineer-engineer muda Indonesia yang menempuh pendidikan lebih modern. Mungkin tidak pada ilmunya, tetapi dari strategi menuliskannya. Saya melihat kualitas kepenulisan buku-buku teknik di jaman ini terlihat jauh di bawah buku-buku tua tersebut, khususnya jika materi yang dibahas orisinil dari penulisnya.

Bener nggak sih ?

Juga bukunya Zacharijas Lambri tentang “Ilmu Mekanika Tanah” yang diusahakan dari naskahnya Collin – Potma. Bagus juga lho.

Melihat ke dua buku tua tersebut, aku prihatin. Jaman dulu aja buku-bukunya cukup berbobot, kalau textbook sekarang, yang berbobot kebanyakan berupa terjemahan dari pengarang-pengarang luar. Pengarang-pengarang buku teknik di Indonesia sekarang ini, selain sedikit, kalaupun ada juga kurang menggigit isinya.

Apakah keprihatinanku ini terlalu berlebih ?

Pantaslah kalau penerbit seperti Erlangga hanya mau menerbitkan buku-buku teknik terjemahan dari luar. 😦

15 tanggapan untuk “oleh-oleh pesta buku 2008”

  1. heri koesnadi Avatar

    mungkin tak berlebihan, nyatanya memang banyak pemuda indonesia kurang berminat pada ilmu teknik karena di anggap sulit. walaupun tak semua,

    Suka

  2. nenyok Avatar

    Salam
    Seru dan kayaknya bener tuh 🙂
    trims oleh-olehnya, kayaknya asyik tuh bukunya, Klo untuk textbook, maunya yang Bapak bilang strategi cara penulisannya yang bisa gampang dan enak dicerna tapi tetap menggigit dan berkualitas tentunya.

    Suka

  3. James Jatmiko Oetomo Avatar
    James Jatmiko Oetomo

    Pesta buku 2008 ini

    – Kurang stand textbook impor 😦

    – Buku2 laennya relatif lengkap (sekaligus sama kek pesta2 buku sebelumnya)

    – Satu hal yang kepengen banget dibeli kmaren tuh buku komik lucky luke (ada setumpuk gt dan harus bli skaligus smuanya), huhuhu, pdahal satunya 35rb ktanya, bsa abis jutaan…. terpaksa ga jd bli degh 😦

    – Soal teksbook lokal, hmmm, spertinya koq skarang masi krang nguntungin yah klo nulis buku teksbook (pasar segmented dan sempit, gampang dibajak, lebih nguntungin cari proyek diluar daripada nulis buku…)

    Masalahnya kan nulis buku teksbook ga mngkin sminggu dua mnggu bsa jadi, klo dibajak kan BT bnget tuh 😀

    Wir’s responds: bener juga ya, nulis lama dan bayarannya sedikit dibanding jika dipakai mroyek.

    Tapi kalau mau nulis, maka bedanya ketika mereka pada mati masih ada yang mengingat, seperti kemarin ada buku karangannya prof Rosseno dan ir Sutami.

    Mau beli ternyata penjualnya udah tahu harga, mintanya 150rb. 😦

    Coba kalau waktu itu, keduanya sibuk mroyek aja, mana orang tahu. Itu khan membanggakan anak dan cucunya khan.

    Suka

  4. gussuta Avatar

    salam kenal,
    ok juga ! kayaknya perlu ikut nimbrung nich lihat-lihat buku. kalo ada buku yang berbau aja, apalagi tentang keteknikan tolong kabari lagi ya !

    Suka

  5. katroboy Avatar

    Buku adalah ‘Gerbang Dunia’!!! (halah.. heehhe..) Thanks for the info bozz…

    Suka

  6. vailixi Avatar

    “Pengarang-pengarang buku teknik di Indonesia sekarang ini, selain sedikit, kalaupun ada juga kurang menggigit isinya.”

    tapi saya suka sama usaha bapak sekarang dalam menulis, hal tersebut yang membedakan bapak dengan praktisi pendidikan teknik sipil umumnya yang ada di Indonesia. usaha bapak dalam menulis buku hal yang patut dipuji dan semoga dalam 10-20thn kedepan bakal banyak penulis2 yang lebih berbobot sehingga teknologi di Indonesia dpt berkembang lebih baik.. Jauh lebih baik dari generasi sekarang dan sebelumnya..

    Suka

  7. suciptoardi Avatar
    suciptoardi

    Alternatif memilih buku di Book Fair/pemeran buku..titip linknya:

    Pameran Buku Jakarta Tahun 2008 Istora Bung Karno

    Suka

  8. masbadar Avatar
    masbadar

    thanks info-nya,
    saya ingin tahu apakah buku-buku karangan pak wir yang tekhnikal itu ditulis dgn bahasa yg sangat mendekati gaya fiksi sehingga enak di baca?

    Kirimkan semua sampel buku anda ke alamat saya, saya akan dgn senang hati menilainya (ha..ha..dasar, bilang aja mau minta 😀 )

    Suka

  9. Koran Saya Avatar

    Menurut saya hal ini bisa terjadi karena rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap pengarang Indonesia, sehingga lebih banyak terjemahan.

    Suka

  10. zoe Avatar
    zoe

    pak.. saya abis 400rb beli buku

    dapet banyak = 26 buah

    Wir’s respond: wah buku apa itu ?
    Saya habis 300rb koq hanya dapet 5 buku. 😦

    Suka

  11. Saut Avatar

    beli buku juga favorit saya dari dulu, apalagi kalau ada pameran. ternyata punya hobi sama pak 😀

    Wir’s responds: memang ada pepatah, bahwa orang dapat menjadi penulis jika banyak membaca. Sejak muda memang saya suka membeli buku (hobby), ketika ada orang yang mengatakan pendapat di atas, waktu itu tidak percaya, tapi sekarang meng-amini.

    Suka

  12. Mumu Avatar
    Mumu

    Amin pak wir..

    Banyak membaca membuat kita juga dapat berfantasi dengan memakai kata-kata..

    Surfing our mind and (could) describe those minds with imaginary words..

    Wir’s responds: semoga suatu saat nanti ada penulis karena termotivasi blog saya ini. GBU

    Suka

  13. agung putra Avatar
    agung putra

    Pak saya sedang mencari buku aplikasi sain dan teknik dengan visual basic 6 karya bapak, tapi saya cari ke toko-toko buku dijogja tidak ketemu, stoknya masih ada tidak pak? buku vb yang satunya sudah saya beli, yang SAP juga sudah saya pelajari, isinya bagus banget..rencananya saya membuat skripsi tentang diagram interaksi dinding geser..mohon bantuannya….trims

    Suka

  14. agung putra Avatar
    agung putra

    oya pak, ada yang lupa, salam kenal pak, saya mahasiswa salah satu perguruan tinggi di jogja..

    Suka

  15. wir Avatar
    wir

    sdr Agung Putra
    Tentang stock buku, terus terang saya tidak tahu. Itu hak dari penerbit dan distributornya yaitu PT. Elex Media Komputindo. Ada baiknya anda mengkontak langsung.

    Tentang pujiannya terhadap buku SAP diucapkan terima kasih. Itu berarti cara berpikir anda dan saya saling beresonansi. Untuk membuat diagram interaksi dinding geser khan tinggal memodifikasi saja jumlah baris tulangan yang ada. Saya kira tidak ada kesulitan, he, he tapi jangan tanya detailnya ya. Kalau berhasil khan lebih mantap, bisa mandiri gitu.

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com