Wiryanto comments:

Artikel dibawah ini diperoleh dari milis dan ternyata sudah banyak ada di dunia maya dikutip oleh banyak orang. Meskipun demikian, terus terang baru sekarang saya bisa membacanya. Oleh karena itu, rasanya masih relevan ditampilkan di blog ini untuk menjadi bahan pemikiran engineer tentang arti sebuah kreativitas.

Ingat engineer adalah profesi yang mengggabungkan antara sain dan seni, selain itu selalu berorientasi pada hasil.

Bandingkan dengan profesi dosen, yang berorientasi pada proses. Jadi kalau ngakunya dosen sekaligus engineer maka kedua-dua orientasi tersebut harus ada, yaitu proses dan hasil, sekaligus. Ok !

Tentang kreativitas, kadang-kadang perlu keberanian untuk berbeda dari prosedur baku yang sudah ada. Jika menuai kesuksesan maka orang lain akan menyebutnya kreatif, dapat hadiah. 🙂

Jika gagal, orang menyebutnya tidak taat asas atau melakukan penyimpangan prosedur, dapat teguran. 😦

The Difference between Focusing on Problems and Focusing on Solutions
 

Case 1
When NASA began the launch of astronauts into space, they found out that the pens wouldn’t work at zero gravity (ink won’t flow down to the writing surface).

To solve this problem, it took them one decade and $12 million. They developed a pen that worked at zero gravity,  upside down, underwater, in practically any surface including crystal and in a temperature range from below freezing to over 300 degrees C.

And what did the Russians do…??             

They used a Pencil !!!

 

Case 2
One of the most memorable case studies on Japanese management was the case of the empty soap box, which happened in one of Japan ‘s biggest cosmetics companies. The company received a complaint that a consumer had bought a soap box that was empty. Immediately the authorities isolated the problem to the assembly line, which transported all the packaged boxes of soap to the delivery department.

For some reason, one soap box went through the assembly line empty. Management asked its engineers to solve the problem. Post-haste, the engineers worked hard to devise an X-ray machine with high-resolution monitors manned by two people to watch all the soap boxes that passed through the line to make sure they were not empty. No doubt, they worked hard and they worked fast but they spent a whoopee amount to do so.

But when a rank-and-file employee in a small company was posed with the same problem, he did not get into complications of X-rays, etc.,  but instead came out with another solution. He bought a strong  industrial  electric fan  and  pointed it at the  assembly  line.

He  switched the fan on, and as  each  soap  box  passed the fan, it simply  blew  the  empty boxes  out of the line
 
Think LEAN.. Be CREATIVE !!!

7 tanggapan untuk “Be CREATIVE”

  1. Ronald Rianda Avatar

    wah, teringat waktu di kelas belajar optimasi. asah apa yang dapat ditajamkan dengan cepat.

    Suka

  2. qnewt Avatar

    mmm kreatif ya? iya iya betul betul. lucu juga jadinya, membandingkan dua usaha untuk mencari solusi permasalahnnya, ya ya ya musti kreatif memang. salam kenal

    Suka

  3. erwin4rch Avatar
    erwin4rch

    Senang ya ada cerita2 seperti ini.. Jadi memacu kita lebih kreatif lagi..
    Jadi teringat cerita insinyur, mekanik & arsitek yang disuruh ngukur tinggi bangunan pakai theodolit..

    Seorang insinyur, mekanik dan arsitek ditantang oleh pemilik gereja. Mereka disuruh untuk mengukur tinggi menara gereja dengan hanya berbekal sebuah alat barometer. (Pengukur tekanan udara). Pertama, si insinyur beraksi. Dia mengukur tekanan udara di bagian bawah gereja, lalu kemudian dia mengukur tekanan udara di puncak menara gereja. Dilanjutkan dengan perhitungan kalkulasi sederhana kemudian dia menyatakan tinggi gereja tersebut.

    Si mekanik tidak mau kalah, dengan ilmu yang dimilikinya dia langsung naik ke atas menara dan menjatuhkan barometer tersebut ke bawah. Dia menghitung lama yang dibutuhkan barometer tersebut hingga mencapai permukaan tanah untuk kemudian dikonversikan menjadi tinggi menara.

    Tetapi yang dinyatakan sebagai pemenang oleh pemilik adalah si arsitek. Dia melangkah santai ke dalam gereja, ‘menghadiahkan’ barometer di tangannya ke penjaga gereja dan menukarkan barometer tersebut dengan cetak biru bangunan (blueprint) yang dimiliki oleh penjaga gereja. 😀

    Terasa konyol bukan? Cerita di atas hanya mencoba untuk memotivasi kita bahwa kita mempunyai kemampuan besar untuk berpikir.

    Salam Pak Wir.
    Let’s be Creative!

    Suka

  4. Panji Utomo Avatar
    Panji Utomo

    Hehehehehe. Ceritanya lucu bgt d. Bner2x ngelatih kita utk berpikir simple dan murah.

    Seperti pertanyaan guru Fisika saya. Ada sebuah mobil yang berjalan dengan kecepatan 200km/jam, tiba2x ada orang yang ingin menyeberang pada jarak 300 m di depan. Perlambatan mobil 2m/s. Waktu reaksi 1 s. apakah orang itu akan tertabrak mobil?

    Jawabannya tidak. karena pengendara mobil membunyikan klakson.

    Ini pertanyaan yang diajukan Guru Biologi saya. Dia bilang, kenapa klo ujan, orang2x menggunakan daun pisang sebagai pelindung??
    Teman2x menjawab, karena kedap air, mudah ditemukan, pisang bukan tanaman langka, daunnya waterproof, kuat, dan tahan lama.
    Ternyata jawabannya…. karena daun pisang lebar. Itu aja. Simple kan??

    Suka

  5. fachrezakbar Avatar
    fachrezakbar

    haha… emang bener pak…
    terkadang kita terlalu memikirkan solusinya dari pada memikirkan apa sih sebenarnya masalahnya.
    saya pun juga dulu sering banget kalo ada masalah lebih memikirkan pemecahan yang njelimet, buat ide prakarya yang canggih2. ternyata setelah lama baru dipikir lagi, pemecahannya sangat mudah dan sederhana.
    hihihi…
    yah.. belajar dari yang dulu2, saya pikir emang lebih baik kalo kita lebih fokus dengan memikirkan dlu matang2, “apa sih sebenarnya masalahnya”.

    btw, saya mau minta izin copy ceritanya ke blog saya juga ya pak, tp mo pke versi indo aja (pke bhasa indo aj gtu)…hehe
    di fachrezakbar.wordpress.com

    Suka

  6. johan Avatar

    hm..memang terkadang kita berfikir yang begitu jauh namun yang dekat malah terlupakan. agak berbeda dengan Indonesia, punggawa negara ini berfikir untuk kepentingan jangka pendek saja( kaitanya masa jabatan yang diemban) yang jauh malah terasa menyakitkan

    Suka

  7. Roy Rangkuti Avatar
    Roy Rangkuti

    Pak Wiryanto ini Doktor paling narsis yang pernah saya tau… Dan saya yakin orangnya tidak terlalu cerdas, tetapi saya yakin orangnya rajin. 🙂

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Ronald Rianda Batalkan balasan

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com