Yuhanas bertanya via email :

Selamat Pagi Pak Wir,

Pertama saya turut berdoa agar Bapak senantiasa berada dalam kondisi sehat walafiat dan sejahtera selalu.

Kemudian ijinkan saya memperkenalkan diri. Saya Yuhanas, tinggal di Bandung, aktivitas sehari-hari di bidang teknik sipil, khususnya struktur. Saya mempelajari buku Bapak: Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000. Buku ini sangat membantu saya dalam memahami program SAP2000 ini.

Ada kasus yang saya temukan dalam SAP2000 dan saya berharap Bapak berkenan memberikan tips dan solusi dalam hal ini.

Adakah menu atau trik untuk menghilangkan kesalahan output SAP2000 sewaktu menghitung berat sendiri struktur?

Contoh sederhana, portal beton 2-lantai. Pls find attachment (xls file dan sdb file).

Output support reaction SAP2000 sepertinya tidak memperhitungkan region overlap balok dengan kolom, balok dengan pelat, pelat dengan kolom. Sebagai perbandingan, hitungan manual dengan xls yang memperhitungkan overlap didapat total berat struktur 739.296 kN sedangkan output SAP2000 823.68 kN (model SAP adalah as to as), diperoleh beda sekitar 11.41%.

Jika strukturnya memiliki banyak lantai tentunya kesalahan akan kumulatif, ujung-ujungnya pondasi yang diperoleh menjadi lebih besar dari seharusnya. Pondasi yang didesain dengan mengambil output SAP2000 tentunya aman tetapi sangat tidak optimum.

Demikian Pak, mohon pencerahan Bapak tentang hal ini. Terimakasih atas perhatian dan waktu Bapak.

Best Regards,

Yuhanas

Membaca surat sdr Yuhanis seperti di atas pasti cukup menarik. Interprestasi dari tiap-tiap orang bisa berbeda, sdr. Yuhanis pasti merasa telah menemukan ‘sesuatu’ yang mungkin jika dapat dicari solusinya maka akan diperoleh suatu penghematan.

Betul bukan ?

Sebenarnya kalau kita sedang melakukan suatu perhitungan atau proses analisis struktur dengan komputer (atau cara manual), apa sih yang sedang kita kerjakan. Apakah kita pada saat itu sedang menganalisis bangunan struktur yang sebenarnya ? Sehingga hasil yang didapat adalah perilaku struktur yang sebenarnya itu.

Bagi pemula, kadang-kadang memang begitu yang dipikirkan.

Maksudnya ?

Ya seperti itu, dianggapnya bahwa analisis struktur yang sedang dikerjakan adalah mengevaluasi perilaku struktur bangunan sebenarnya. Iya khan.

Padahal tidak ! Bangunan struktur yang sebenarnya hanya dapat diketahui perilakunya jika dilakukan uji beban di lapangan, kalau hanya dengan proses analisa struktur maka hal tersebut tidak dapat dilakukan !

Lho kenapa nggak bisa pak. Khan sudah pakai program SAP2000, sesuai buku yang bapak tulis !

Meskipun sudah pakai software canggih sekalipun, maka perilaku struktur yang sebenarnya tetap tidak bisa dilakukan analisis struktur.

Kalau begitu, selama ini apa yang kita lakukan pak ?

Kita selama ini, dengan bantuan program-program komputer komersil (misal SAP2000, StaadPro, dll) hanya bisa menganalisis model dari struktur sebenarnya yang akan kita evaluasi perilakunya. Model jelas berbeda, atau bukan struktur yang sebenarnya. Model hanya merupakan suatu pendekatan numerik dari suatu struktur, yang mana tingkat pendekatan atau penyederhanaan yang bisa dikerjakan perlu disesuaikan dengan cara, metode atau bahkan teknologi yang digunakan. Jadi nggak boleh sembarangan.

Intinya untuk membuat model dari struktur sebenarnya, maka perlu diketahui solusi apa yang akan digunakan sebagai alat bantu analisisnya.

Contoh sederhana, suatu jembatan menerus statis tak tentu, mau dianalisis dengan cara Cross, maka representasi geometri dari jembatan tersebut cukup hanya dengan mencari Inersia sumbu utama, dan tidak perlu luas penampang atau perlu mengetahui bagaimana interaksi diagframa lantai dari jembatan tersebut. Yang terakhir ini tidak perlu dibahas, karena cara Cross memang tidak bisa memprediksi interaksi yang terjadi. Tentang kenapa nggak perlu luas penampang, karena cara cross tidak bisa memperhitungkan axial deformation, bahkan jika jembatan tersebut berbentuk portal sekalipun. Jadi metode tersebut (cross) ada keterbatasannya.

Lho khan sudah pakai program SAP2000 pak Wir, bukan metode Cross yang sudah kuno itu.

Ya betul. Program SAP2000 mempunyai keunggulan yang cukup banyak dibanding cara Cross, meskipun demikian itu tidak berarti program SAP2000 tidak punya keterbatasan. Hal di atas tersebut, yang diketemukan oleh Yuhanas, adalah termasuk dari salah satu keterbatasan. Hal itu terjadi, karena Yuhanas memakai pemodelan satu dimensi, yaitu sistem rangka. Yaitu jika struktur sebenarnya yang dibahas dapat didekati sebagai suatu elemen garis, batang dengan dua titik nodal sebagai penghubungnya. Untuk solusinya, maka pada SAP2000 dapat digunakan formulasi element FRAME, elemen satu dimensinya program tersebut. Formulasi element 1D di program lain, namanya tidak mesti Element FRAME, bisa juga element Beam-column, dsb-nya.

Keterbatasan memakai element FRAME pada pemodelan yang memperhitungkan overlapping balok-kolom atau balok-pelat dapat diatasi, misalnya memakai elemen SOLID, yaitu element 3D. Dengan element tersebut maka struktur secara fisik dapat di-representasikan secara lebih eksak, yaitu terlihat secara visual seperti struktur sebenarnya. Orang awam pasti puas jika melihat model seperti ini, dan dianggapnya lebih teliti dibanding model struktur yang memakai element 1D (element Frame).

Jika dianggap lebih teliti, mengapa sampai sekarang koq orang sering atau masih memakai element 1D, yang lebih sederhana tersebut. Karena jika pakai elemen solid, maka data yang perlu disiapkan akan membengkak, proses komputer mahal dan lama dan akhirnya interprestasi outputnyapun juga membengkak, dan sulit. Complex ! Jika demikian ujung-ujungnya bisa saja menjadi tidak teliti.

Karena yang ingin dicari adalah perilaku macro, maka dalam pengalaman dan setelah membandingkan dengan perilaku real (performance setelah jadi atau bisa juga hasil eksperimen di laboratorium) maka dapat diketahui bahwa representasi model 1D sudah mencukupi. Ingat mencukupi tersebut tidak berarti sama dengan eksak. Untuk tahu cukup dan tidak maka perlu pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang cukup. Itulah perlunya engineer dan bukan sekedar operator komputer !

Tentang engineer, koq rasanya jadi ingat pesan prof Wilson dalam bukunya SAP yang tempo hari aku kutip dalam pembahasan tentang engineering judgement, yaitu

… No computer program can replace the engineering judgment of an experienced engineer. It is well said that incapable engineer cannot do with a ton of computer output what a good engineer can do on the back of an envelope. . . . Verification of unexpected results needs a good understanding of the basic assumptions and mechanics of the program.

Jadi intinya, akhirnya berpulang ke manusianya pula. Jika input datanya saja rumit, maka kesalahan bisa dimulai dari situ. Umumnya manusia akan teliti tentang hal-hal yang sederhana. Keseimbangan keduanya diperlukan.

Kesimpulan, kesederhanaan model maka proses analisis (baik manual maupun komputer) akan lebih cepat, termasuk juga interprestasi hasil, tetapi di sisi lain ketelitiannya bisa berkurang, seperti misalnya masalah yang ditemukan oleh saudara Yuhanas, dan tentu saja begitu sebaliknya.

Kembali ke kasus semula.

Jadi Yuhanas, jika kamu merasa bahwa perbedaan yang terjadi cukup signifikan dan menjadi suatu keharusan, maka jelas model 1D sudah tidak layak lagi. Kalau begitu model 2D atau bahkan model 3D sudah perlu dipertimbangkan untuk digunakan. Tetapi jika timbul masalah dengan model 2D atau 3D, baik karena diperlukan proses perhitungan yang lama dan juga susah maka daripada susah-susah maka ketidak-telitian itulah harga yang harus dibayar.

Tarik ulur, antara teliti tetapi rumit/susah /mahal, dan secukupnya (kurang teliti tetapi tetap aman) tetapi sederhana adalah suatu keputusan yang terus menerus menjadi bahan pertimbangan dan tugas dari seorang engineer dalam melakukan perancangan. Umumnya tergantung dari kasus per kasus.

Jika kamu telah melakukan study banyak tentang perbedaan yang terjadi, dan jika ternyata nilainya konstan untuk setiap kasus-kasus yang ditinjau, maka mungkin lebih gampang pada saat perencanaan nanti perencananya (engineer) dapat melakukan koreksi tertentu. Hal yang dilakukan itu, orang bisa menyebutnya sebagai engineering judgement , itu khan cara gampang dan praktis dari pada mengotak-atik output yang mungkin hasilnya tidak lebih baik dari cara tersebut.

<<< updated 2 September 2013>>>

Jika tertarik tentang program SAP2000, apakah anda sudah membaca buku tentang hal itu yang terbaru, yang akuterbitkan bulan April 2013 kemarin. Jika belum silahkan klik link berikut :

http://wiryanto.wordpress.com/2013/05/14/buku-sap2000-wiryanto-testimoni-dan-cara-pesan/

42 tanggapan untuk “kesalahan output SAP2000”

  1. Uki Avatar
    Uki

    Saya, mengucapkan terima kasih atas pertanyaan mas Yuhanas dan jawaban pak Wiryanto, yang sudah menambah pencerahan. Termasuk pertanyaan yang kadang muncul pada saat menganalisis struktur truss menggunakan SAP2000, kenapa joint yang kita asumsikan sendi – dalam output-nya kok muncul nilai momen-nya – walau sangat kecil. Mungkin dari mas Yunahas dan pak Wiryanto ada pencerahan juga. Terima kasih.
    Uki – Taiwan.

    Suka

  2. dela Avatar

    … No computer program can replace the engineering judgment of an experienced engineer. It is well said that incapable engineer cannot do with a ton of computer output what a good engineer can do on the back of an envelope. . . . Verification of unexpected results needs a good understanding of the basic assumptions and mechanics of the program.

    wow..admire that phrase..

    Suka

  3. Y.W. Avatar
    Y.W.

    selamat siang pak Wir

    kalau menggunakan cara yang di sederhanakan , pasti hasilnya kurang teliti dan boros dong pak Wir.

    kami juga di suruh dosen kami meyederhanakan bangunan yang akan kami desain menjadi 2 D. dan saya kurang setuju sih.. karna boros….

    kalo pake cara seperti itu pasti kalah tender dong ?

    Suka

  4. dikrezz Avatar
    dikrezz

    Program pemodelan dengan komputer pada umumnya memang membatasi variabel-variabel yang terlibat di dalamnya, dan tujannya sudah pasti untuk mengurangi keruwetan pengoperasiannya.

    Namun, kadang masalahnya bukan pada programnya, kadang ada pada diri ‘kita’ sendiri.

    kita memiliki ekspektasi yang berlebih ketika berhadapan dengan komputer yang notabene adalah perangkat termutakhir kebudayaan/peradaban manusia, seolah-olah komputer dapat menyelesaikan semua masalah.

    menurut saya kita harus mulai meresapi makna ‘etceteris paribus’ yang juga menurut saya berlaku di dalam dunia komputasi.

    Suka

  5. danan Avatar
    danan

    Salam pak wir,

    Saya salah satu penggemar blog ini lo pak , bagus bisa menambah wawasan.

    Setelah membaca kasusnya mas yuhanas, saya jadi teringat akan “keanehan” output etab.
    Saya pernah bantu teman untuk design prestressed pada proyeknya (bangunan gedung). Dari teman saya diberi output diagram moment (DL, SDL dan LL)balok2 yg akan diprestressed. Bentuk momennya smooth parabolik.

    Kemudian sy berikan balance load pada teman sy untk diinput pada etabnya. Perkiraan saya moment akibat balance load bentuknya akan smooth parabolik seperti moment DL, SDL dan LL hanya arahnya berkebalikan. Namun ternyata tidak demikian, momennya terjadi drop ditengah bentang.

    Apakah ini dikarenakan ada beberapa balok anak yg menumpu pada balok tersebut ya pak..? (balok anak lebih kaku). Jika memang demikian, dari awal bentuk momen DL, SDL dan LL-nya mungkin juga tidak smooth, tapi tidak demikian. Jadi ada apa ni pak wir..?

    Matur nuwun sanget

    Suka

  6. ~Mi~ Avatar

    Memang SAP2000, tidak memperhitungkan overlapping itu. Hal ini sesuai dengan model dasar elemen frame yang merupakan elemen garis

    Pendekatan model yang dilakukan dengan elemen garis tersebut menghasilkan nilai berat total struktur yang hanya nilai “pendekatan” dari program, karena secara sederhana program hanya menghitung volume dari elemen garis

    Semakin banyak simpul2 pertemuan joint dari penggunaan model elemen frame ini, maka semakin besar perbedaannya dengan kondisi eksak

    Sekali lagi menurut saya, jangan tertipu tampilan extrude view pada program, kembali lagi itu hanya permodelan, cek kembali dasar elemen permodelannya, bagaimana program etabs mengkalkulasi model, dsb

    Wah, tp pak wir, kalo pake elemen solid sih, keknya bisa gaq kelar kerjaannya, he3, klo sekali running dah mulus sih enak :p

    Suka

  7. Nowo Avatar
    Nowo

    Kalo pake offset pada waktu pemodelan; bisa kagak……. Jadi model bisa agak persis dengan kondisi aslinya.Emang kalo di software structure itu rata-rata seperti SAP; SACS; STAAD PRO as to as. Perlu diingat software is only tools…jgn sampe karena kita mengandalkan software; feeling engineering kita jadi lemah. Yg saya tahu; kebanyakan engineer kita jago atau ahli dalam software ketika ada yg nanya philosopi; jawabnya biasanya pake gini. Kadang kita lupa bahwa software hanyalah tools; makanya kenapa di kuliah kita diajarin Mektek sampe eneg..dengan berbagai metode….Ini bertujuan agar kita punya sense engineering yg kuat. Ketika di field sedangkan alat bantu software nggak ada; adjustment engineering lah yg berperan. Modalnya ya ilmu-ilmu basic yg di kampus. Seperti menyederhanakan suatu bangunan menjadi portal 2D, contohnya. Ini sangat berguna kalo kita untuk recheck secara cepat dan kita bisa nggak pake software.
    Trims

    Suka

  8. Nowo Avatar
    Nowo

    mas Uki;
    untuk truss coba membernya di release Mx My Mz. kalo di STAAD ada fasilitas truss….

    trims

    Suka

  9. ~Mi~ Avatar

    @uki
    Bener tuh kata pak nowo, release semua momen dan juga tentunya gesernya, agar diperoleh model rangka batang (klasik)

    Agar hasil perhitungan benar2 sama dengan perhitungan manual yang mengabaikan deformasi aksial batang (bila ingin mencocokkan dengan hitungan manual), maka faktor modifikasi luas penampangnya diperbesar

    Karena yang mempengaruhi kekakuan aksial batang hanya ada 3, yaitu luas tampang, modulus elastisitas, dan panjang batang

    @nowo
    Bukannya kalo di-offset pusat massanya bergeser? Padahal selama ini model frame dapat dilakukan karena disanalah letak terjadinya transfer gaya

    Suka

  10. Nicholas Avatar
    Nicholas

    Salam jumpa Pak Wir,
    Saya tertarik dengan topik ini, jadi bisa saya kaitkan dengan topik mengenai analisis struktur frame dengan SAP dimana kondisi posisi balok tidak terletak di pusat sumbu kolom, dan begitu juga kondisi kolom lantai atas tidak tepat berada pada sumbu pusat kolom dibawahnya ( eksentrisitas). Sedangkan analisa dengan SAP2000, elemen-elemen frame diasumsikan saling berhubungan tepat pada sumbu elemennya. Hal ini tentunya akan memberikan dampak yang sangat besar pada struktur bangunan besar maupun tinggi pada kondisi yang sebenarnya. Mungkin pak Wir bisa beri masukan, alternatif mengenai hal apa yang bisa kita lakukan untuk mereduksi kesalahan dalam penyelesaian kasus ini menggunakan SAP2000.

    Suka

  11. James J. O Avatar

    @Nicholas
    Setau saya untuk masalah eksentrisitas yang gaq ketemu antar elemen itu bisa menggunakan menu offset di SAP2000. Tujuannya menggeser titik berat model beam/kolom

    Suka

  12. bagusprasetya Avatar
    bagusprasetya

    Sepertinya perlu belajar lebih banyak lagi nih…
    kapan ya bisa sampe pada penguasaan –> engineering judgement

    Suka

  13. fahmi Avatar
    fahmi

    Untuk P. Wiryanto.
    Perkenalkan Pak, Nama saya Fahmi dari semarang. Saya sangat senang senang sekali ada forum untuk mengemukakan uneg2 bagi para pemula yang menggunakan SAP seperti saya ini dan juga teman22 yang lain(tentunya setelah saya membaca dari comentar2 yg lain ttg SAP 2000). Yg mejadi uneg2 saya, Klo di SAP 2000 apakah dapat menghitung secara detai tentang panjang penyaluran sambungan dalam kebutuhan pembesian. Soalnya dari hasil SAP tersebut (pembesian) kita masih memperhitungan dlam pemasangannya (mungkin mengacu pada SK.SNI 1-4, yaitu cara perhitungan beton dengan penulangannya). makasih pak

    Suka

  14. Jeffrey Avatar

    Yth. Pak Wiryanto

    Saya Jeffrey, mahasiswa, saya membeli buku bapak tentang Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000. Saya mau tanya bagaimana menginstal software sap2000 sudent tersebut pada OS Mac ?
    Terima kasih.

    Suka

  15. tibin banyuwangi Avatar

    tuk temen temen di forum ini ada yang bisa bantu saya merencanakan jembatan didesa saya? tolong ya? heztyra@gmail.com
    sms 03337748777

    Suka

  16. ari Avatar
    ari

    Saya ingin sekali punya buku Bapak Analisa Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 Edisi Baru, tapi setelah saya cari di Gramedia (Padang) tidak ada dan saya titip pada teman saya di Jakarta (dicari juga di Gramedia Matraman ) tidak dapat juga. Gimana ya Pak supaya Saya dapat memiliki buku tersebut karena saya sangat tertarik sekali mempelajari SAP2000. Makasih Pak.

    Suka

  17. bayu Avatar
    bayu

    untuk pak wir,..
    salam kenaaal pak, saya mhsiswa teknik sipil..
    mo tanya pak, untuk perhitungan struktur pada bangunan gedung,ada batasan jumlah lantainya ndak pak wir?
    apa benar sap hanya bs memodelkan sampai lantai 10 saja….
    trima kasih…

    wir’s responds: untuk bangunan tinggi disarankan memakai ETABS, saudara mudanya SAP2000, yang memang didedikasikan untuk high-rise buidling. Hampir semua gedung tinggi di Jakarta pakai program tersebut (khususnya yang baru lho, kalau Wisma Nusantara di HI itu belum memakai)

    Suka

  18. Zaki Avatar
    Zaki

    salam pak..
    saya ingin beli buku buku karangan bapak dimana bisa saya dapatkan..
    karena saya sudah ngecek di toko buku kok..sudah tidak ada..thanks

    Suka

  19. wir Avatar
    wir

    @fahmi
    Tentang panjang penyaluran tidak bisa dihitung dengan program SAP2000. Bahkan beton bertulang, yaitu interaksi beton dan tulangannya di dalammnya dianggapnya sebagai suatu element yang menyatu, yaitu direpresentasikan dalam satu penampang utuh dengan penampang bentuk tertentu (sebaikanya bisimetri) dan material tertentu (E, G) saja.

    @Jeffrey
    SAP2000 di OSMac, selama bisa mensimulasi Window XP mestinya bisa. Itu karena ada beberapa mahasiswaku memakai notebooks Apple yang jenis tertentu, bisa menginstall program-program Window seperti VBasic dsb.

    @Ari dan Zaki
    Buku saya SAP2000 Edisi baru sudah habis, ini sekarang sedang menulis lagi, up-dated untuk satu penerbit lain yang berbeda. Moga-moga lekas selesai dan dapat diterbitkan. Di buku yang baru tsb, bab1 dan ba2 ada perubahan, juga akan dimasukkan ttg “second order analysis”.

    Suka

  20. suko hartono Avatar
    suko hartono

    ya belajar sap2000 supaya asumsi sendi-sendi tdk muncul momen caranya ya di realease pada batangnya.and kalau reaksi pondasi sama dengan manual ya pakai contrain. gitu

    Suka

  21. frente Avatar
    frente

    salam pak..
    saya frente mahasiswa , sy kurang paham didalam memasukkan nila Elastisitas beton pada staad pro 2004. dimana dari referensi yang saya lihat
    contoh nilai E diinputnya = 2.21765e+007. kurang paham dari mana nilai tersebut didapat. trims… sebelumnya

    Suka

  22. Parni Avatar
    Parni

    pa wir,,, saya mahasiswi teknik sipil di universitas khairun ternate yang sedang menyusun tugas akhir,,, tugas akhir saya menggunakan program SAP 2000 dengan elemen solid,,, saya kekurangan referensi untuk elemen solid karena kebanyakan buku2 membahas portal 2D dan 3D. saya mau tanya apakah ada buku karangan bapak yang membahas elemen solid pada SAP2000,,,??? ataukah ada blog yang membahas tentang elemen solid ini,,, mhon pencerahannya pak,,,

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Maklum problem solid jarang dijumpai pada masalah teknik sipil (struktur), umum digunakan pada mesin, yaitu pada detailnya. Saya melihat ada teman dari geoteknik memakai elemen solid, yaitu untuk mengevaluasi masalah 3D dari tanah (pondasi). Nah untuk itu, saya sendiri kurang familier. 😦

      Suka

  23. sobah Avatar

    selamat siang pak Wir,
    saya ingin bertanya mengenai output dr berbagai versi SAP2000 ada perbedaan yang signifikan, mengapa terjadi hal yang demikian pak? sprti halnya saya menggunakan SAP2000 v10 dan v14. tolong pencerahan. terimakasih

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Apa yang dimaksud dengan output. Setahu saya, jika batasan masalah yang ditinjau dan strategi solusinya sama, maka hasilnya harus sama. Maklum semakin baru versi SAP yang digunakan, mereka mempunyai opsi yang semakin banyak, termasuk juga strateginya juga bisa berbeda. Jadi hal yang paling penting adalah memahami opsi atau strategi yang dimaksud. Itulah mengapa, kalau sekedar untuk keperluan pemahaman materi di S1 maka saya lebih suka memakai versi lama.

      Suka

  24. KASMIRAN Avatar
    KASMIRAN

    selamat malam pak wir,,, sy mau tanya kenapa pemodelan stuktur tiga dimensi pada sap v14 yg sy gunakan sekarang, out put desain kolom menghasilkan dimensi yg besar?. kolom yg sy maksud pada rumah tinggal lantai dua dengan tinggi 4 m per lantai. Dimensinya yg dibutuhkan lebih dari 1×1 m untuk kontrol dan menurut sy ada yg tidak beres. Mohon solusinya pak wir….

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Benar juga, rumah dua lantai perlu kolom 1 x 1 m. Tetapi bagaimanapun itu bisa juga terjadi jika bentangnya besar sekaligus beban-beban yang dipiikul juga besar. Hanya memang sih, untuk kondisi yang biasa, memang jarang dijumpai.

      Kalau kasusnya seperti itu maka langkah terbaik adalah membandingkannya dengan hitungan manual. Untuk perencanaan tersebut ada dua tahapan dari program, yaitu Analisis dan Design.

      Analisis adalah perhitungan gaya-gaya internal dan reaksi tumpuan berdasarkan beban yang bekerja. Dari sini dulu yang dievaluasi. Untuk itu coba hitung dengan cara tributary area, berapa beban yang masuk ke balok, bandingkan dengan hasil komputer tanpa beban terfaktor. Kira-kira masih sebanding tidak. Juga berat sendiri yang dihitung oleh program, wajar tidak. Maklum program SAP2000 akan secara otomatis menghitung berat sendiri berdasarkan data berat jenis material dan luas penampangnya.

      Jika gaya-gaya internal dan reaksi tumpuan antara hasil hitungan manual dan komputer relatif sama atau mirip maka problem berikutnya adalah design. Langkah pertama tentu saja check apakah kombinasi beban atau beban terfaktor sudah dicheck. Ambil balok yang relatif sederhana, bandingkan dengan cara manual. Baru setelah itu kolom. O ya, hati-hati opsi design yang dipilih. Maklum jika dipilih yang ada persyaratan gempa, maka program mencoba menghitung / design sebagai kapasitas, merencanakan kekuatan kolom lebih besar dari kekuatan balok. Itu lho strong-column-weak-beam. Coba matikan itu dulu. Moga-moga membantu.

      Suka

  25. prahman.com Avatar

    terimaksih,, pk. Wir,,, penjelasan nya sangat baiksekali, saya jadi kepingin beli bukunya, selama ini saya belajar sap2000 otodidak
    http://prahman.com/

    Suka

  26. riri Avatar
    riri

    selamat siang pak wir….saya ingin memesan buku bapak,, namun saya bingung bagaimana cara pemesanannya,,tdi saya sudah membuka lumina-pressnya tp ngga bisa2 sepertinya sedang ada gangguan….

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Mestinya http://lumina-press.com tidak ada masalah. Mungkin jaringan internetnya saja yang masih ngadat. Sampai saat ini, meskipun mungkin tidak begitu gencar, tetapi sudah ada lebih 1000 kali transaksi yang dilakukan.

      Jika di Jogja, bisa menghubungi mas Faqih. Untuk buku berikutnya, rasanya untuk sementara juga masih mengandalkan http://lumina-press untuk distribusinya. Maklum, bila lewat toko buku, marginnya terlalu mepet. 😀

      Suka

  27. Yudi Yudi Avatar

    Permisi Pak, selamat malam
    Saya menganalisis struktur 2D rangka bertingkat 4 dengan SAP dan Metode matrik kekakuan. Dari kedua metode tsb, untuk bending moment dan shear force pada balok hasilnya relatif sama, tetapi pada kolom hasilnya jauh berbeda. Sedangkan untuk axial force kebalikannya, pada kolom hasilnya relatif sama, tetapi pada balok hasilnya jauh berbeda. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan hasil yang jauh berbeda tsb? Trims

    #Wahyudi, Palangkaraya

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      formulasi matrik kekakuannya sama atau tidak. coba dibandingkan dengan formulasi matrik yang ada di buku SAP karanganku. Itu kira-kira isi dari formulasi SAP2000. Itu dulu.

      Suka

  28. sabaruddin Avatar
    sabaruddin

    pak wir mohon penjelasan singkat penggunaan sap pada perkerasan jalan komposit

    Suka

  29. eko sulistyanto Avatar
    eko sulistyanto

    Selamat petang pak wir,
    Mungkin pertanyaan saya ini bisa dibilang sederhana, maklum emang baru belajar SAP, begini case nya saya coba cek kekuatan rafter bentang 9m, saya coba hitung dan masukan semua bebanya dengan model 2d/ singel rafter hasilnya over stres rationya lebih dari 1, kemudian saya coba dengan 3d, saya buat 3 bh rafter dan saya hubungkan dengan gording dan hasil rationya kurang dari 1, kok bisa demikian ya, mohon pencerahanya, terima asih

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Itu karena untuk desain struktur baja, perlu dievaluasi juga tentang stabilitas. Tentang hal itu, saya sudah menulis banyak, silahkan baca buku saya berjudul Struktur Baja – Periaku, Analisis & Desain – AISc 2010

      Suka

      1. eko sulistyanto Avatar
        eko sulistyanto

        Terima kasih atas jawabanya pak wir, mohon penjelasanya ada di BAB/ halaman berapa ya, saya sdh punya buku bapak tersebut

        Suka

      2. wir Avatar
        wir

        Tentang perencanaan balok dengan SAP saya masukkan sendikit intronya di Bab 1, lalu perencanana detail balok ada di Bab 6.Sudah selesai baca belum.

        Suka

  30. Yuni Dwitasari Avatar

    assalamu’alaikum pak wir,
    saya mau bertanya, bagaimana cara mengontrol sistem ganda pada SAP 2000 ?

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      SAP hanya berfungsi sebagai analisis struktur, yaitu menyajikan gaya-gaya dan lendutan. Selanjutnya ada post-procesing untuk mengevaluasi penampang. Sistem ganda atau tidak, itu yang tahu adalah kita, para insinyur. Jadi seperti kalkulator saja, menghitung angka, apakah itu angka-angka pada soal ujian mekanika tanah atau angka piutang cicilan mobil, maka kita saja pengguna kalkulator yang tahu.

      Jadi kita harus mengevaluasi berdasarkan syarat code yang menyebutkan tentang kriteria dan ketentuan sistem ganda tersebut.

      Suka

  31. Vergiane Railasha Avatar

    Saya ingin bertanya pak Wir,
    Mengapa ketika saya melakukan pemodelan di program SAP2000 2D dengan menginput data-data pembebanan secara 2D (Beban luasan/lantai (kg/m2) saya ubah ke beban garis (kg/m)) saat melakukan struktur cek, hasil yang didapatkan memberikan hasil yang tidak aman pada balok yang dibebani, sedangkan ketika saya melakukan pemodelan 3D dengan beban luasan (lantai) diinput pada lantai (kg/m2), setelah cek struktur, balok masih dalam kondisi aman?? Padahal saya menggunakan profil yang sama (baja).

    Setelah saya cek, momen yang dihasilkan pada pemodelan 2D lebih besar daripada 3D. Bisa bapak tolong jelaskan apa ini wajar terjadi?? Dan apa penyebabnya? Hasil yang mana yang lebih mendekati kondisi aktual (bisa digunakan)??

    Terima kasih

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Silahkan baca buku saya yang SAP2000, rasanya di bab Engineering Judgement ada kasus struktur 3D semua, tetapi yang satu berperilaku 3D dan 2D, hasilnya bisa berbeda. Memang sih, tidak menjawab persis seperti pertanyaan anda, tetapi minimal bisa menjelaskan bahwa distribusi beban ke sistem struktur bisa berbeda akibat orientasi atau konfigurasi struktur pelat yang berbeda. Sudah pernah baca buku saya belum.

      Suka

  32. Vergiane Railasha Avatar

    Saya ingin bertanya pak Wir,
    Mengapa ketika saya melakukan pemodelan di program SAP2000 2D dengan menginput data-data pembebanan secara 2D (Beban luasan/lantai (kg/m2) saya ubah ke beban garis (kg/m)) saat melakukan struktur cek, hasil yang didapatkan memberikan hasil yang tidak aman pada balok yang dibebani, sedangkan ketika saya melakukan pemodelan 3D dengan beban luasan (lantai) diinput pada lantai (kg/m2), setelah cek struktur, balok masih dalam kondisi aman?? Padahal saya menggunakan profil yang sama (baja).

    Setelah saya cek, momen yang dihasilkan pada pemodelan 2D lebih besar daripada 3D. Bisa bapak tolong jelaskan apa ini wajar terjadi?? Dan apa penyebabnya? Hasil yang mana yang lebih mendekati kondisi aktual (bisa digunakan)??

    Terima kasih.

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com