Malam ini rasanya lega, sehingga hobby menulis di blog ini dapat berjalan lagi. Hal itu disebabkan karena pelaksanaan Konferensi Nasional Teknik Sipil ke-3, hasil kerja sama UPH dan UAJY di kampus UPH Karawaci dalam dua hari ini dapat berlangsung lancar dan sukses. Tentu itu karena adanya penyertaan Tuhan selama acara tersebut berlangsung.
Rasa lega ini patut diungkapkan, terutama ketika mengingat kemarin pagi saat acara akan segera dimulai, dimana menurut skedulnya seminar ini setelah dibuka oleh Rektor akan segera dimulai dengan presentasi dari dua keynoted speaker. Padahal pada waktunya tersebut, keduanya belum ada.
Keynoted speakernya adalah dari staf ahli Menko dan pakar dari Stuttgart, Jerman. Keduanya dari arah Jakarta, jadi mestinya akan datang lewat jalan tol Jakarta-Merak. Jalur seperti yang pernah cara ceritakan tempo hari di sini. Ketika menunggu tersebut ada berita bahwa jalan tol macet karena ada kecelakaan truk kontainer, sehingga para speaker tersebut kena macet juga. Tidak ada kepastian kapan para keynoted bisa tiba di tempat seminar, jelas ini di luar skenario para panitia.
Dalam memikirkan hal tersebut, dikemukakan rencana untuk mengubah invited speaker lain, yang seharusnya maju di hari ke dua, untuk menggantikannya (daripada kosong). Dengan skenario pemikiran seperti itu, maka acara dimulai.Padahal hal ini sangat beresiko, bayangkan, jika pembicara yang tidak terencana di atas baru saja mulai, lalu pembicara yang terencana datang. Khan jadi kacau.
Untunglah, di UPH selalu menjadi tradisi jika menyelenggarakan suatu kegiatan publik diusahakan selalu mengawalinya dengan suatu opening ceremony yang umumnya akan meminta bantuan teman-teman dari Fakultas Musik UPH. Anda mau tahu opening ceremony dari temen-temen UPH, silahkan lihat dokumentasinya.
Team gendang dan tambur ! Ya, benar ! Bayangkan ada seperangkat gendang dan tambur akan mengawali acara konferensi teknik. Selama hidup ini rasanya saya belum pernah mendapatkan suasana seperti itu kecuali di UPH, di EACEF pertama di tahun 2007, juga ada opening ceremony seperti itu, tapi rasanya waktu itu hanya gendang saja. Jadi KoNTekS-3 ini lebih lengkap.
Rasa tegang menunggu tamu pembicara di awal tadi menjadi sebentar terlupakan, he, he, ini benar-benar sebagai entertainment, minimal suatu hiburan bagi panitia acara yang memang pada waktu itu sedang bingung. 🙂
Moga-moga para peserta konferensi kali ini bisa juga menikmatinya. Hanya sayangnya, pada saat para pemusik berunjuk gigi, para peserta belum banyak yang datang, mungkin juga karena macet di jalan tol tadi.
Lama juga lho, para pemusik di atas bermain drum, kelihatannya lebih dari 10 menit. Meskipun demikian ketika permainan drum selesai, para invited speaker belum juga datang. Untunglah ternyata apa yang disebut opening ceremony belum selesai, karena acara masih dilanjutkan dengan dimunculkannya trio penyanyi untuk membawakan dua lagu (lagu barat dan lokal).
Merdu banget lho suaranya. Saya lupa membuat videonya. Kalau ada, lalu di You-Tube khan, wah bisa terkenal lho di seluruh dunia. Mereka benar-benar terlihat profesional. Jangan salah, mereka benar-benar asli staf UPH, bukan penyanyi luar yang diminta mengisi acara. Berfoto paling kiri adalah orang berlatar belakang teknik, yaitu Dr. Manlian Ronald (Kaprogdi MTS-UPH), yang tengah dan kanan berturut-turut adalah bapak Ridolf dan bapak Antonius, keduanya memang kesehariannya adalah dosen di Fakultas Musik UPH.
Kualitas nyanyian trio penyanyi tersebut benar-benar terasa seperti di concert-hall karena ternyata memang diiringi oleh grand piano asli dibawah kendali bapak Alfred, juga dari Fakultas Musik UPH.
Bisa-bisa nanti para pemusik tersebut akan diundang juga untuk memeriahkan acara KoNTekS-4. Siapa tahu . 🙂
Rasanya, opening ceremony sudah berlangsung 1/2 jam sendiri, tetapi para pembicara tamu yang direncanakan belum juga datang. Akhirnya sambutan oleh ketua panitia, yang kebetulan saya sendiri, waktunya telah tiba. Saat itu pejabat yang hadir adalah sebagai berikut :
Dari kiri ke kanan : Bapak Ir. Junaedi Utomo, M.Eng. (Kaprogdi Sipil UAJY), Dr.Ir. Felia Srinaga MAUD (Dekan FDTP UPH), Prof. Harianto H. (Direktur LPPM UPH), Dr.(HC) Jonathan L. Parapak (Rektor UPH), Prof Ir. Dr. Mahmood Md Tahir (Direktor Steel Technology Centre, Universiti Teknologi Malaysia).
Akhirnya giliran waktu pidato ketua panitia seminar telah tiba. Dengan kondisi yang hadir baru dari tuan rumah, yaitu bapak Rektor, dan juga tamu dari UTM yang memang telah tiba sehari sebelumnya, maka disampakainlah laporan panitia tentang konferensi tersebut.
Yang ingin disampaikan pada intinya adalah bahwa acara ini merupakan acara kelanjutan dari acara serupa yang telah sukses diselenggarakan di UAJY Jogyakarta. Ini merupakan acara ketiga, yang diharapkan akan lebih baik, karena telah dilakukan kolaborasi bersama dengan UPH. Berkaitan dengan hal tersebut memang terlihat ada kemajuan, jika sebelumnya menurut prof Yoyong, jumlah makalah yang masuk adalah sekitar 60-an makalah, sehingga dengan pertimbangan itu pula panitian menetapkan harga prosiding sekitar Rp 200 rb saja, lebih sedikit dibanding harga prosiding EACEF yang waktu itu dijual Rp 350 rb (masih ada sisa waktu itu). Tetapi apa yang terjadi, ternyata jumlah makalah yang masuk ada sekitar 107 tulisan, dengan maksimum jumlah halaman per makalah dibatasi sekitar 8 halaman. Jadi ketebalan prosiding hampir 900 halaman. Jadi dari satu sisi senang karena keikutsertaan konferensi bertambah, tetapi biaya prosiding mepet. Itu pula alasan mengapa hanya dicetak 100 saja, takut tidak terjual. Eh, ternyata laku juga, itu prosidingnya.
Karena hal-hal seperti inilah maka judul di atas kupilih.
Pada saat ketua panitia memberi laporan pertanggung-jawabannya, pada saat itu dua pembicara kunci yang segera maju memberikan presentasi belum juga hadir, jadi mohon dimaklumlah jika kata-kata yang disampaikan tidak mantap. Untunglah sudah mendengarkan concert musik yang menenangkan, jika tidak, wah makin kacau saja saat itu. 🙂
Tapi memang mungkin karena Tuhan memberi penyertaan, karena tepat pada saat saya berpidato para pembicara tamu tiba. Sehingga skenario rencana dapat berjalan lagi. 🙂
Selesai sang ketua acara berpidato, lengkap sudah para pembicara tamu yang hadir, di depan di sebelah kiri Prof Mahmood adalah Dr.Ir. Bambang Susantono, staf Menko yang bertindak sebagai Keynoted Speaker pada acara Konteks3 ini. Duduk dibarisan dua dibelakangnya, Invited Speaker dari Goethe dan Werner Sobek telah hadir pula. Jadi semua pembicara tamu pada pagi tersebut telah lengkap sudah.
Setelah ketua panita menyampaikan progres kesiapan konferensi untuk dilangsungkan maka acara dilanjutkan dengan pembukaan konferensi teknik sipil ke-3 oleh bapak Rektor UPH, yaitu Bapak Dr.(HC) Jonathan L. Parapak, M.Sc.
Pada kesempatan tersebut beliau mengucapkan selamat kepada para pembicara kunci yang akhirnya dapat datang pada waktunya. Juga beliau mengucapkan selamat atas dapat dilakukannya kerja sama bersama UPH dengan teman-teman UJAY.
Selain mengucapkan selama, disampaikan juga harapan, agar pada acara konferensi ini dapat dihasilkan terobosan-terobosan ilmiah yang berguna bagi nusa bangsa. Mungkin ini kelihatannya sepele, tapi sebenarnya tidak gampang. Karena untuk dihasilkan suatu makalah ilmiah yang berbobot dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa maka diperlukan suatu terobosan, tidak hanya ilmiah saja dalam kaca mata akademis, tetapi harus dapat diterapkan atau aplikatif.
Satu hal yang ingin ditekankan oleh beliau, bahwa seperti yang diungkap sebelumnya bahwa UPH mempunyai kekhususan sbg universitas, bukan pada gedungnya, tetapi pada visi dan misi yang berorientasi pada “knowledge, faith and characters”. Itu berarti diperlukan pengembangan manusia tidak hanya otak kiri saja, tetapi otak kanan, yang seimbang. Sifatnya holistik. Oleh karena itulah beliau memuji mengenai adanya opening ceremonial yang berupa musik dan menyanyi tersebut. Itulah UPH, kata beliau, suatu pendekatan holistik, adanya harmonisasi. 🙂
Selesai bapak Rektor UPH menyelesaikan pidatonya, karena beliau akan langsung berangkat ke Surabaya, maka diminta kesedian beliau untuk berfoto bersama dengan pembicara tamu dan panitia seminar Konteks3. Terlihat berdiri dari sebelah kiri: Dr. Manlian Ronald, perwakilan dari Werner Sobek, Prof. Harianto, Prof. Mahmood (UTM), Rektor UPH bapak Dr.(HC) Jonathan Parapak, Dr. Bambang Susantono, Dr. Felia Srinaga, bapak Junaedi Utomo, Prof. Yoyong Arfiadi (UAJY), Dr. Wiryanto Dewobroto.
Kehadiran Rektor untuk membuka acara Konteks3 ini juga merupakan suatu keberuntungan sendiri bagi panitia. Padahal sebelumnya, kami panitia telah mengetahui dari ibu Agatha (Sekretaris Rektorat) bahwa pada hari Rabu pagi, beliu telah direncanakan untuk terbang ke Surabaya untuk membuka raker dengan senat UPH Surabaya. Seperti diketahui bahwa bapak Rektor adalah sekaligus juga Rektor UPH Surabaya. Meskipun mendapat pemahaman seperti itu, dengan bersama dengan Bapak Manliand, kami berdua menghadap ke beliau untuk menyampaikan undangan pembukaan tentang acara Konteks3, juga menyampaikan progres dan kesiapan penyelenggaraannya.
Setelah mendengar laporan dari kami, ternyata bapak Rektor mempunyai pertimbangan yang lebih baik, yaitu keinginan beliau untuk sekaligus berpartisipasi pada kedua acara yang kebetulan waktunya bersamaan tersebut, yaitu membuka acara Konteks dan Raker UPH Surabaya. Jalan tengahnya, pagi hari secepatnya beliau hadir di Konteks dan langsung ke bandara. Pertimbangan beliau, karena acara ini akan dihadiri oleh banyak perwakilan secara nasional, juga ini pertama kalinya Jurusan Teknik Sipil UPH mengadakan acara gabungan kerja sama dengan rekan lokal maka ada baiknya beliau menghadirinya sekaligus mengenalkan UPH tersebut. Tentu saja kami panitia mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan waktu yang bapak Jonathan berikan. Semoga Tuhan memberkati kita bersama.
Acara dilanjutkan sesuai dengan Buku Acara yang telah diberikan, yaitu sambutan dari Panitia dari UAJY, yaitu dari Ketua Program Studi Teknik Sipil, bapak Ir. Junaedi Utomo, M.Eng. . Bagaimanapun acara ini dapat berlangsung sukses adalah berkat kerja sama dari kedua belah pihak, UAJY (Yogyakarta) dan UPH (Jakarta). Adanya potensi untuk memberdayakan jaringan-jaringan relasi yang ada dari dua tempat berbeda jelas akan sangat membantu.
Inti utama yang ingin disampaikan dalam kata sambutan oleh bapak Junaedi adalah undangan kepada para peserta adakah yang ingin menjadi tuan rumah bagi acara Konteks4 selanjutnya. Dimana untuk itu, pihak UAJY dalam paket kerja sama, selain membantu dari sisi tenaga juga akan membantu dari sisi finansial juga. Nggak tangan kosong aja maksudnya. Konsep seperti ini juga dipakai pada strategi kerja sama yang telah dilaksanakan. Ini tentu sangat membantu sekali, yah seperti pepatah “Jer Basuki Mawa Bea”, yah untuk sukses itu perlu juga pengorbanan, tidak hanya tenaga, waktu tetapi juga dukungan dana. 🙂
Bukan begitu pak Junaedi. Jadi jangan kuatir untuk calon penyelenggara Konteks4, itu ada semua. Tapi ingat, ada batasnya lho. Mau tahu, kontak saja pak Junaedi, siapa tahu lebih dari cukup. Tapi yang jelas, dari acara kemarin, kita UPH nggak sampai nombok koq secara pribadi. 🙂
Acara kembali dilanjutkan dengan presentasi oleh bapak Dr. Bambang Susantono dari staf Menko.
Kekuatiran semula, jika karena ada masalah keterlambatan tersebut kemudian acara diubah, wah bisa kacau suasananya. Untunglah itu tidak terjadi. Jadwal acara sesuai rencana, hanya memang ada kemunduran waktu. Tapi kelihatannya tidak terlalu diperhatikan oleh para peserta. 🙂
Suasana sesi Pleno saat wakil Werner Sobek mempresentasikan materinya, nggak kalah dengan penyelenggaraan acara di hotel bukan. 🙂
Patut dicatat bahwa acara ini banyak mendapat tanggapan positip dari para peneliti dan dosen-dosen senior dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia, sehingga tujuan silaturahmi selain juga persemaian ilmiah dapat tercapai juga. Dalam suasana seperti itu, rasanya cukup bangga juga bahwa beberapa alumni UPH yang baru lulus dalam semester ini dapat berpartisipasi aktif untuk menjadi penyaji makalah bersama-sama dengan para peneliti-peneliti senior tersebut. Adapun makalah yang akan dibawakan oleh para alumni Jurusan Teknik Sipil UPH adalah :
- Slip Kritis pada Sambungan Pelat Baja Cold-Formed (Tipis)dengan Manipulasi Ketebalan Pelat
Hendrik Wijaya, Wiryanto Dewobroto - Penggunaan Carbon Fibre pada Struktur Beton Berdasarkan Perancangan dengan Strut-And-Tie Model
Fredrik Anggi Langitan, Harianto Hardjasaputra, Wiryanto Dewobroto dan Merryana - Pengaruh Penggunaan Serat Alamterhadap Kekuatan Geser Balok Beton Mutu Tinggi
Antony Fernandez, Harianto Hardjasaputra dan Fransiscus Mintar Ferry Sihotang - Pengaruh Penggunaan Serat Aluminum Limbah (berlapis / coating) pada Kuat Geser Balok Beton Mutu Tinggi
Darwanto, Wiryanto Dewobroto, Harianto Hardjasaputra - Pengaruh Penggunaan Berbagai Serat pada Balok Beton Mutu Tinggi Terhadap Kekuatan Geser
Joey Tirtawijaya, Harianto Hardjasaputra, Merryana
Kelima nama yang dicetak tebal warna biru tersebut di atas adalah nama-nama alumni kami yang baru lulus. Sebagai dosennya tentu tersembul rasa bangga bahwa ternyata mereka berani tampil bersama-sama dengan sarjana teknik sipil lain yang lebih senior, baik dari sisi umur, pendidikan maupun pengalaman. Saya adalah salah satu yang menyakini bahwa “kepercayaan diri untuk berani tampil” seperti di atas merupakan modal yang berharga untuk sukses. Terus terang saya harus mengakui, bahwa ketika dulu saya lulus sarjana, beberapa puluh tahun yang lalu, belum tentu berani seperti mahasiswa-mahasiswaku seperti itu. Memang benar pepatah, guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Tapi tentunya dengan konotasi positip. 🙂
Hanya sayang, karena kesibukanku maka penampilan kelima mahasiswaku diatas tidak sempat kuikuti semua, tetapi Antony dan Darwanto sempat aku ambil gambarnya. Inilah penampilan dan gayanya.
Dari kiri ke kanan : bapak Dr Sholihin As’ad (UNS), sdr Antony Fernandez (Alumni UPH), bapak Ir. Siswandi, MT (UAJY), sdr Darwanto (alumuni UPH) dan prof Yoyong Arfiadi (UAJY).
Wah Darwanto nggak mau kalah, dengan penampilan rambut baru yang aku saja sampai pangling, dan juga jas khusus maka rasanya modal untuk jadi manager pemasaran sudah ada. Mungkin karena Darwanto adalah bimbingan skripsiku langsung, sehingga ketika berdiskusi tentang tulisannya sering aku memberi tahu bahwa dalam penulisan itu yang penting adalah penampilan dulu, bukan isi. Maksudku, kalau suatu naskah, formatnya saja tidak enak dibaca, maka tentu susah meminta orang membaca isinya. Jadi penampilan membantu pertama kali untuk mendapatkan kesempatan untuk ‘dilihat’, sedangkan isi adalah jelas harus diusahakan. Jadi mungkin karena itulah, maka penampilan sdr Darwanto memang lain. 🙂
Karena jumlah pemakalahnya cukup banyak, maka tidak semuanya dapat disajikan di ruang Pleno, di lantai 5, oleh karena itu untuk bidang Infrastruktur, Manajemen Konstruksi dan Geoteknik di gunakan ruang kelas di lantai 4 dibawahnya. Jadi mohon maaf ya teman-teman yang tidak dapat tampil di ruang pleno seperti di atas. Karena kebetulan yang hadir banyak yang di bidang struktur maka merekalah yang dipilih memakai ruang pleno tersebut.
Ini suasana kelas paralel untuk bidang Infrastruktur, kebetulan bapak Dr.Ir. Agus Taufik dari UGM sedang mempresentasikan makalahnya. Agak lebih santai ya. 🙂
Bobot keilmiahan yang dihasilkan oleh konferansi ini mungkin dapat dilihat dari buku prosidingya, yang kalau dibawa terus-menerus dipastikan akan membuat pembawanya perlu memanggil tukang pijat. 🙂
Bapak Ferdinand dari PLTU Suralaya dengan bangga menenteng tas konferensi warna biru, saat istirahat langsung membeli prosiding, yang opsional sifatnya (dibeli tersendiri). Panitia yang melayani adalah sdri Eveline, mahasiswi sipil UPH, sedang yang berdiri di kanannya adalah sdri Merry Natalia, ST., M. Sc.Eng, alumni yang menjadi dosen UPH untuk bidang tanah, yang bersangkutan mendapatkan M.Sc.Eng dari Taiwan dengan bea siswa dari sana. Karena kecintaannya dengan almamater maka yang bersangkutan kembali ke Karawaci membantu mengajar untuk mensharingkan ilmunya kepada adik-adiknya di jurusan teknik sipil UPH.
Itu tas warna biru memang laris manis, dipesan kira-kira 170 buah, ketika konferensi selesai, tas tersebut ternyata juga tidak bersisa, habis tandas. Prof Harianto sendiri mengeluh tidak kebagian. Padahal sesaat sebelum berakhir, masih terlihat sekitar 5 sampai 9 tas. Wah kebangetan itu yang menyikatnya. 🙂
Prosiding kali ini (Konteks3) laris manis juga. Kelihatannya, bagi teman-teman yang nggak sempat datang dan memang belum membayar prosiding tersebut maka nggak kebagian. Maklum, nyetak prosidingnya sih memang terbatas, hanya 100 buah. Pemakalahnya aja ada 107, belum yang lain. Jadi pantes aja kalau langsung ludes. 😦
Sambil menyelam minum air, begitu kata orang, selain terkumpul makalah-makalah ilmiah terjalin juga jaringan silaturahmi dengan para pakar, atau calon pakar di Indonesia, dokumentasinya adalah sbb:
Ibu Lilis Widoyoko, MT. (Universitas Bandar Lampung), Benny Kusuma, (Universitas Kristen Paulus Indonesia, di Makasar), Ir. Tavio, MS, Ph.D (ITS, Surabaya), dan saya sendiri. 🙂
Ini hari ke dua, Kamis, 7 Mei 2009.
Berfoto bersama dengan teman-teman Itenas, di sebelah kiri bapak Herbudiman, disebelah kanan bapak Dr. Aswandi, yang lain koq lupa menanyakan namanya (diinfokan ya). Eh, koq kelihatannya seperti selebriti ya, coba itu di belakang kiri pak Siswadi (UAJY) ngeliatin. Jadi malu nih. 🙂 Dalam foto di atas, terlihat duduk disebelah kanan bapak Dr.Ir. Agus Taufik Mulyono, MT dari PUSTRAL UGM yang juga berkenan hadir pada acara KoNTekS3 ini.
Eh ada yang lupa, coba perhatikan mahasiswi Itenas bimbingan Dr Aswandi di atas, ternyata salah satu dari mereka membawa buku karyaku yang terakhir. Itu lho yang buku bersampul merah-kuning yang dipegangnya. Jadi para mahasiswa tersebut meminta khusus untuk berfoto denganku karena terkesan dengan tulisan yang kubuat. Wah, waktu itu, kalau aku pakai topi pasti jadi sesak. 🙂
Sebagai penggemar, he, he, ge er jadi selibriti, kalau foto bersama-sama rasanya tidak afdol, oleh karena biar mantap perlu foto sendiri-sendiri. Ini buktinya.
He, he, keren juga ya, itu tentu bukan karena kelulusan akademisku tetapi berkat kemampuan menulis lho. Ayo mari ramai-ramai menulis.
Selanjutnya ada baiknya ditampilkan teman atau pembicara tamu yang sempat berfoto bersama dengan kamera pocketku, karena sebenarnya masih banyak teman-teman lain dari jauh yang tidak sempat bertemu sapa, seperti dari Padang, dari Menado dsb. Inilah sebagian rekan-rekan seprofesi yang dapat ditampilkan yang mungkin dapat digunakan sebagai clue betapa ramainya acara Konteks3 tersebut. 🙂
Bersama Dr. Jack mengantar Invited Speaker dari LPJK Nasional yaitu bapak Dr. Sarwono Hardjomuljadi (Ketua Bidang Litbang, Mediasi Arbitrase, dan Profesi) menunggu jemputan setelah membawakan makalahnya tentang pentingnya kontrak hukum dalam suatu proyek. Dalam sesi presentasinya, beliau bahkan memberi contoh berdasarkan pengalaman pribadinya, bahwa dengan kemampuan mengolah kata dalam kontak, jadi hanya bermodal beberapa patah kalimat, tetapi jika tepat ternyata dapat berbuah rumah. Begitu bukan pak.
Ada hal yang menarik dengan bapak Sarwono yang pada saat presentasi dalam rangka membuat joke, mengaku diri bahwa beliau sadar jika sepintas lalu akan mirip dengan bapak ‘AA’ yang saat ini sedang ramai dibicarakan. Kita para peserta menanggapinya dengan tersenyum, ini kejadiannya di dalam ruang seminar. Kemudian ketika sedang menunggu kendaraan tersebut, dengan pose di atas, saat itu kita minta tolong petugas security yang terlihat untuk membantu membuat foto. Mungkin keceplos, secara tidak sadar, petugas security tersebut seakan berteriak bahwa bapak yang pakai kacamata item tersebut (bapak Sarwono) koq mirip sekali dengan bapak “AA”.
Kita berempat semuanya, jadi gerr. 🙂
Selanjutnya di sesi siang, di ruang pleno utama.
Bersama rekan dari Unsoed, no.2 dari kiri (bapak Nor Intang Setya, ST., MT.), juga rekan-rekan dari Udayana, no.4 dan 5 dari kiri (bapak Dr.Ir. Made Alit K. Salain dan bapak A.A. Gde Agung Yana, ST.,MT.). Sebenarnya ada satu lagi rekan dari Udayana yang datang pada hari pertama yaitu bapak Nyoman Sutarja, tetapi tidak bisa menghadiri seminar di hari kedua.
Bersama dengan sejawat dari UNS, no.2 dan 3 (bapak Dr. Sholihin As’ad dan bapak Dr. S.A. Kristiawan), sebelahnya ibu Lilis Widoyoko (UBL), saya dan paling kanan bapak Ir. Fransiskus Mintar S., MT. (UPH). Kalau yang paling kiri pasti pada tahu khan, senior kami di UPH , Prof. Harianto Hardjasaputra.
Menjelang pulang, berfoto bersama-sama dengan rekan-rekan UAJY, UBL dan UPH.
Pada acara Konteks3 ini saya pikir akan bertemu dengan teman-teman dari UMB, karena dari daftar institusi pengirim makalah waktu itu tercantum. Juga ketika tempo hari rapat besar LPJK di Ancol, bertemu dengan bapak Zaenal dan bapak Mawardi. Eh ternyata nggak ada yang hadir. Yah mungkin memang ada kesibukan yang tidak dapat ditinggalkannya.
Tapi untung, ada mahasiswanya yang pro-aktif yang tempo hari juga sempat diceritakan oleh bapak Zaenal, yaitu Heri Koesnadi (eh ternyata udah memberi komentar). Itu terlihat aku dan Heri memegang seminar kit tersenyum bersama. Yah, kelihatannya si Heri sudah bisa mewakili UMB dalam memeriahkan acara Konteks3 ini. Trim ya Heri.
O ya, aku ada pesan. Jika kedatanganmu ke seminar profesi seperti ini adalah karena inisiatifmu sendiri. Wah aku angkat jempol. Jika sejak mahasiswa saja sudah tertarik, dan mau meluangkan waktu dalam acara-acara temu ilmiah seperti ini, dan dapat melihat unjuk kerja engineer unggul, dan selanjutnya kamu mulai tertarik untuk memikirkannya sebagai model engineer yang kamu maksud nantinya, maka jika diikuti dengan tindakan nyata, maka kamu akan bisa mencapainya, bahkan dapat mengunggulinya. Ingat, kita ini akan menjadi seperti apa yang kita pikirkan. Jangan lupa nasehatku.
Acara penutupnya terlupa untuk diberitakan.
Benar, ada tiga pokok acara yang digunakan sebagai closing ceremony, yaitu resital guitar oleh bapak Benny Tanto dari Fakultas Musik UPH, pembagian door-prize dan best-paper award.
Bapak Benny Tanto menampilkan bagaimana dengan sebuah guitar saja dapat menghasilkan suara seperti concert, sebagai seorang ‘pakar musik’ tentu bukan sesuatu yang mengherankan sekali, tetapi jika itu disajikan dihadapan teman-teman engineer yang biasa dihadapkan pada proyek yang sepi, atau hanya suka ngulik angka maka tentunya akan memberi suasana baru.
Penggunaan musik untuk memeriahkan acara seperti ini seperti diungkapkan dalam kata pembukaan kemarin oleh rektor UPH adalah suatu hal yang positip yang diharapkan menjadi tradisi di kampus UPH, bahwa dengan itu semua dapat mengembangkan otak kanan dan kiri secara seimbang. Harapan tersebut tentu tepat sekali sebagaimana visi utamanya untuk menjadi kampus yang berorientasi pada “knowledge, faith and character“.
Ditampilkan juga hasil foto bersama, hanya sayang tidak semua peserta yang menghadiri Konteks3 ini dapat diambil gambarnya, karena banyak yang setelah melakukan presentasi lalu mohon diri karena mengejar kereta atau jadwal pulang.
Saya mencoba mengidentifikasi pribadi yang ada pada foto di atas adalah
Baris belakang (berdiri):
- Joey (UPH)
- .
- .
- Frans Mintar (UPH)
- Andi Setiawan (Petra)
- Wiryanto Dewobroto (UPH)
- Sentosa Limanto (Petra)
- Jack Widjajakusuma (UPH)
- I Made Alit Karyawan Salain (Udayana)
- Januar (UAJY)
- Imam Basuki (UAJY)
- Aswandi (Itenas)
- Herbudiman (Itenas)
- Gde Agung (Udayana)
- .
- .
- .
- .
- .
Baris tengah (berdiri)
- Manlian Ronald (UPH)
- .
- .
- .
- .
- Krisna Mochtar (ITI, Serpong)
- Harianto H. (UPH)
- Ong Wee Keong (FYFE, Singapore)
- Wilham G. Louhenapessy (Consulting Engineer, Jakarta)
- Nawir Rasidi (Poltek Malang)
- Solichin As’ad (UNS)
- S.A Kristiawan (UNS)
- Didiek Djarwadi (UGM)
- Harijanto (UAJY)
- Yoyong Arfiadi (UAJY)
- F. Raharjo (UAJY)
- .
- Junaedi Utomo (UAJY)
- (Itenas)
- Ferdinand B. (UBP Suralaya)
- Abdurahman (UBP Suralaya)
- Heri Kusnedi (UMB)
- Teguh (UMB)
- Andi Prabowo (Royal Haskoning Indonesia)
- .
Baris depan (duduk)
- Merry Natalia (UPH)
- Vivi (UPH)
- Anastasia (UAJY)
- Luna Ngeljaratan
- .
- P. Eliza Purnamasari (UAJY)
- .
- .
- Lilis Widoyoko (UBL, Lampung)
- .
- .
- .
Catatan : bagi yang kosong atau salah nama (mohon maaf) , bagi yang tahu mohon di informasikan dengan menulis di komentar di bawah agar daftar di atas dapat dilengkapi. Trims sebelumnya.
Yah, rasanya masih banyak yang tidak ada di foto, seperti bapak I Nyoman Sutarjo (Udayana), Muh Abduh (ITB), Agus Taufik (UGM), Didin Kusdian (USB, Bandung), Moh Teguh (UII), Robby dan Maksum (Maranatha), Edy (UII), Nor Intang (Unsoed), Abriyani (USQ, Wonosobo), Tavio (ITS), Helmy Daryanto (HATTI Jatim) , Damrizal (UI), Anita Widianti (UMY, Jogja) dan saya kira masih banyak yang lain, karena yang saya sampaikan di atas adalah yang saya ingat karena sempat bertemu sebelumnya.
O ya untuk best paper award pada acara tersebut adalah
- Bidang struktur : bapak Hadi Rusjanto T. (Universitas Trisakti, Jakarta)
- Bidang manajeman : bapak Andreas Wibowo (Puslitbang Pemukiman Dept. PU, Bandung)
- Bidang infrastruktur : bapak Andi Setiawan (Universitas Kristen Petra, Surabaya)
Pada saat best paper diumumkan yang masih hadir hanya bapak Andi Setiawan, yang kebetulan pesawatnya malam hari sehingga masih setia menunggu acara berakhir. Jadi dengan dapat maju kedepan menerima piagam penghargaan tersebut rasanya menjadi tidak sia-sia. Betul bukan pak Andi.
<<< up-dated 29 Mei 2009 >>>
testimoni dari teman-teman UAJY
sama-sama pak. 🙂
Tinggalkan komentar