Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan akan menyelenggarakan Seminar Nasional Teknik Struktur 2009 dengan tema :”Perkembangan Mutakhir Pemanfaatan Material Baja dalam Industri Konstruksi“, pada tanggal 17 – 18 Juli 2009 bertempat di Aula Universitas Katolik Parahyangan, Jl. Merdeka No.30 Bandung 40117.
Informasi lengkap dapat dilihat di sini.
Dalam seminar tersebut saya juga berperan aktif dengan membawakan makalah berjudul
Fenomena Curling Pelat Sambungan dan Jumlah Baut Minimum
Studi Kasus : Sambungan Pelat tipe Geser (lap-joint) dengan Baut Tunggal
Wiryanto Dewobroto1, Sahari Besari2
1Lektor Kepala, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Pelita Harapan
2Profesor, Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Profesor Emeritus ITB, Bandung
Abstrak
Sambungan struktur baja tipe geser (lap joint) dengan baut mutu tinggi dipilih karena kemudahan. Ketentuan jumlah minimal baut tidak secara tegas dinyatakan, bahkan tersirat satu bautpun dapat dipakai (Vinnakota 2006). Tetapi petunjuk praktis yang ada mengarahkan bahwa sambungan lap-joint minimal dua baut, yaitu untuk antisipasi [a] eksentritas; [b] mencegah baut lepas karena baut tunggal cenderung berotasi. Uji tarik eksperimental sambungan lap dengan baut tunggal (Dewobroto 2009) menunjukkan bahwa perilaku keruntuhannya khas, ada perilaku tertentu, yaitu curling, yang menyebabkan perilaku tumpu tidak dapat bekerja maksimal. Makalah ini akan mengungkap bagaimana mekanisme tersebut dapat terjadi. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa mekanisme keruntuhan lap-joint baut tunggal menghasilkan perilaku yang menyebabkan metode yang digunakan pada perencanaan yaitu mekanisme tumpu tidak bekerja sempurna. Hal itu dapat dihindari jika dipakai jumlah baut majemuk (minimal dua baut) dengan konfigurasi tertentu. Jadi petunjuk praktis yang ada sudah baik, hanya saja konfigurasi pemasangannya perlu diperhatikan.
Kata kunci: curling, baut mutu tinggi; sambungan lap (lap-joint), perilaku keruntuhan.
Tinggalkan komentar