Hari Sabtu tanggal 25 Juli 2009 kemarin, Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) telah berhasil dengan sukses menyelenggarakan Upacara Wisuda III tahun ajaran 2008/2009. Upacara wisuda tersebut dalam rangka pelepasan secara resmi lulusan baru UNPAR kepada masyarakat. Para wisudawan adalah mahasiswa UNPAR yang dinyatakan lulus pada periode 8 Februari 2009 – 4 Juli 2009. Aku termasuk salah satu wisudawan yang ikut dalam prosesi upacara karena lulus pada periode tersebut yaitu 12 Februari 2009.
Bulan: Juli 2009
pelatihan di WIKA tbk
Dua hari yang lalu adalah hari yang sibuk, bagaimana tidak, pada dua hari tersebut aku harus jadi instruktur tunggal dalam program Pelatihan Software SAP2000 ver 11 di kantor pusat PT. Wijaya Karya, Tbk, di Jakarta.
Meskipun tangan dan mulut capai, maklum ngoceh terus dari pagi sampai sore, tetapi pada sisi lain senang juga dengan acara tersebut. Untuk itu diucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Farida Maharani selaku host tuan rumah sehingga acara tersebut dapat berlangsung. Juga tentu saja diucapkan banyak terima kasih kepada bapak Gunawan selaku GM Human Capital yang memberi kepercayaan kepada penulis dalam memberikan pelatihan perusahaan.
tentang presentasi di seminar
Dalam kesempatan pertama ini, penulis ingin menghaturkan bela-sungkawa kepada korban ledakan bom teroris di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, Jumat tanggal 17 Juli 2009 kemarin.
Terus terang, berita tentang ledakan bom aku peroleh setelah agak siang pada hari Jumat itu juga, yaitu diinformasikan oleh prof. Bambang saat rehat kopi pada acara seminar tentang baja di kampus UNPAR jalan Merdeka, Bandung. Benar, saat itu adalah hari pertama seminar tersebut berlangsung.
dampak galian tanah
Pelajaran tentang galian tanah memang belum tersirat utuh menjadi satu mata kuliah khusus, seperti halnya teknik pondasi. Itu dimungkinkan karena pekerjaan galian tanah seakan-akan dianggap sebagai kasus yang bersifat temporer, yaitu hanya diperlukan semasa kontruksi saja. Oleh karena itu para calon engineer lebih memilih belajar teknik pondasi terkini. Padahal dari informasi yang ada, kegagalan atau kerusakan akibat pekerjaan galian yang sembrono, lebih banyak dijumpai. Tentang hal tersebut, mungkin beritanya relatif kecil di koran, sebagai contoh, tempo hari ketika pembuatan jalan ring-road selatan jakarta, di Kompas diberitakan ada pekerja yang meninggal akibat tertimbun tanah galian. Beritanya kecil, sehingga hanya dibaca sambil lalu, dan seperti biasa di Indonesia, hal tersebut dianggap sebagai musibah. Nasib lagi apes !
Selanjutnya setelah beberapa saat, terlupakan. Alasan klasik yang biasa diketengahkan adalah bahwa kita harus berpikir optimis, lupakan segera masa lalu. Songsong hari esok dengan cerah. 🙂
Jika cara tersebut yang digunakan, maka dalam satu sisi memang baik, yaitu tetap optimis dan kembali normal lagi, tetapi dari sisi yang lain, kita tidak belajar dari pengalaman yang ada. Bisa-bisa kejadian yang sama terulang lagi, begitu dan begitu seterusnya. Jadi belajar dari pengalaman yang sudah ada dan mensikapi secara bijak (tidak emosi) untuk antisipasi kedepannya adalah saya kira lebih tepat. Alasan itu pulalah yang menjawab mengapa artikel ini perlu ditulis.
buku ttg structure offshore
Ben C Gerwick cukup dikenal dengan buku-buku tentang prestressed structure yang cukup inovatif, yang mana sebagian besar didasarkan dari pengalamannya di lapangan. Maklum, beliau ini kelihatannya selain ekspert tetapi juga pengusaha, maksudnya punya perusahaan konsultan begitu. Kalau di Indonesia ini kelihatannya seperti prof Wiratman, di praktek ok, juga di akademisi juga ok.
Wah ini dapat link perusahaan yang dimaksud (Ben C. Gerwick, Inc.) dan juga deskripsi tentang beliau
Ben C. Gerwick, Inc. is an internationally known civil/structural consulting firm based in San Francisco specialized in the design and construction of major marine structures, first as a heavy construction company and as consulting engineers since 1971.
ikut prihatin !
Ini bukan tentang kesengsaraan dalam arti fisik, atau bahkan tentang kematian seseorang. Bukan, . . . , bukan tentang itu. Aku hanya merasa prihatin akan sikap orang-orang terhadap arti pendidikan yang sedang berjalan di Indonesia ini.
Kelihatannya, dan mungkin memang ini mayoritas yang menganggap bahwa pendidikan adalah sekedar untuk mendapatkan ijazah formal saja, tidak lebih dan tidak kurang. Bahkan kalau perlu proses yang wajar dihindari dikurangi. Mereka bilang semakin cepat semakin baik, yang penting ijazahnya diakui / disamakan, sekarang dibilangnya adalah terakreditasi.
apa sih yang di perlukan waktu bekerja nanti
Pertanyaan di bawah ini sudah diajukan dua kali oleh sdr YW
@zaka , Pak Wir , dan saudara saudara lainnya :
menurut saudara sekalian , apakah skill/kompetensi/ilmu yang kita pelajari saat kuliah itu di pakai pada saat bekerja ???
Dan kompetensi / skill/ilmu apa sih yang di perlukan Waktu bekerja nanti ??
Terima kasih
Pertama kali membacanya, rasanya ini pertanyaannya tidak terlalu serius, selain itu karena jawabannya bisa sangat subyektif, maka sebelumnya aku biarkan saja. Siapa tahu ada orang lain yang tertarik untuk menanggapinya.
Waktu berlalu, belum juga ada tanggapan dan pertanyaan yang sama diajukan lagi. Kasihan, oleh karena saya tergelitik untuk menanggapinya.
Lanjutkan membaca “apa sih yang di perlukan waktu bekerja nanti”
Trans Asia dan ASEAN Highways
Pernah dengar informasi tentang Trans Asia dan ASEAN Highways ?
Wah kalau pernah, berarti anda memang benar-benar melek tentang masalah infrastruktur transportasi. Terus terang, sebelumnya saya tidak pernah atau tidak terlalu memperhatikan tentang kedua hal tersebut. Maklum, meskipun bertahun-tahun tidak jauh-jauh dari yang namanya bidang rekayasa, tapi mungkin karena sebelumnya lebih banyak berkecipung dengan orang-orang high-rise building or industrial building maka berita tentang masalah infrastruktur jadi ketinggalan. 😦