Dua hari yang lalu adalah hari yang sibuk, bagaimana tidak, pada dua hari tersebut aku harus jadi instruktur tunggal dalam program Pelatihan Software SAP2000 ver 11 di kantor pusat PT. Wijaya Karya, Tbk, di Jakarta.
Meskipun tangan dan mulut capai, maklum ngoceh terus dari pagi sampai sore, tetapi pada sisi lain senang juga dengan acara tersebut. Untuk itu diucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Farida Maharani selaku host tuan rumah sehingga acara tersebut dapat berlangsung. Juga tentu saja diucapkan banyak terima kasih kepada bapak Gunawan selaku GM Human Capital yang memberi kepercayaan kepada penulis dalam memberikan pelatihan perusahaan.
Pada satu sisi, ini yang mungkin disebut sebagai satu bagian dari tri-darma perguruan tinggi yaitu bidang pengabdian pada masyarakat. Tentu saja masyarakat disini adalah bukan masyarakat awam tetapi masyarakat industri pada bidang ilmunya. Maklum peserta-pesertanya adalah para insinyur pegawai PT. Wijaya Karya dari berbagai penjuru tanah air, jadi bukan hanya pegawai kantor pusat saja, tetapi insinyur-insinyur yang ditempatkan pada proyek-proyek perusahaan tersebut. Sebut saja bapak Kurniadi yang sempat bercakap-cakaps sebentar ketika istirahat. Beliau dikirim sebagai Kepala Seksi Enjiniring pada proyek PDAM di Berau Kalimantan. Juga dengan bapak Ferry dan bapak Luhut yang merupakan lulusan level magister teknik sipil.
Adanya kesempatan ketemu dengan insinyur-insinyur praktisi dari suatu perusahaan besar seperti PT. WIKA tersebut tentu merupakan suatu kesempatan yang baik dari sisi LINK and MATCH. Dalam hal ini sebagai insinyur yang hidup di dunia akademis, yang sebagian besar ketemu dengan hal-hal yang bersifat teoritis maka pertemuan tersebut sekaligus dapat dijadikan ajang kalibrasi apakah teori-teori yang didalaminya masih dapat connect dengan hal-hal praktis, sekaligus menangkap feedback yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pengajarannya. Jadi kegiatan ini juga bagus untuk meningkatkan kualitas pengajaran di Jurusan Teknik Sipil UPH juga. Ya, meskipun tidak langsung. Tetapi jelas, jika seorang pengajar dapat ketemu murid dari berbagai lapisan pengetahuan maka jelas tentu wawasannya akan lebih luas.
Adanya perminataan untuk melatih pada level tinggi (rata-rata S1 dan S2 dan berpengalaman min 3 th ke atas) menyebabkan penulis perlu menyiapkan materi dengan sebaik mungkin.
Pak Wir, kalau begitu materinya nerjemahin dari User Manual ya ?
Ha, ha, ha, koq ada pertanyaan seperti itu. Emangnya saya ini seorang penerjemah ? Sorry ya dik, materi yang saya berikan bukan dari buku manual yang ada. Memang sih, ada satu halaman yang mengacu dari situ. Tapi ya hanya satu halaman saja.
Emangnya materi workshopnya berapa halaman pak Wir ?
Karena para pesertanya istimewa, dan ini merupakan suatu pelatihan profesional. He, he, namanya saja dosen profesional, maka pelatihannyapun juga profesional. Oleh karena itu materinya juga harus berbobot.
Berbobot ?
Lho lha iya. Ciri-ciri berbobot, yaitu jika anda membawanya terus menerus wah bisa keberatan lho. Jadi untuk pertemuan dua hari, maka kertas kerjanya ya sekitar 100 halaman. Banyak khan. Bahkan sampai ada materi yang nggak sempat dibahas karena waktunya terbatas. Jadi materi tersebut di jadikan PR.
Berbobot juga dalam arti orisinilitas, maksudnya materi workshop tersebut memang khusus saya tulis buat pelatihan di WIKA tersebut. Jadi saya bisa menjamin, teman-teman di WIKA baru mendapat materi ya dari saya saja, karena saya yakin belum ada orang yang menulis sebelumnya. Saya yakin itu, karena semua saya bikin berdasarkan imajinasi saya sendiri dan bukan karena menterjemahkan dari literatur lain.
Ah, apa iya pak.
Kalau nggak percaya sih nggak apa-apa. Tapi nanti kalau sudah saya edit lagi, bisa-bisa itu jadi buku saya yang baru lho. Kalau sudah diterbitkan mungkin orang lain baru percaya.
Jadi seperti pekerjaan sambil menyelam minum air, dari satu sisi diminta membuat pelatihan profesional, maka dari satu sisi lain menyiapkan materi baru untuk penerbitan buku berikutnya.Khan asyik itu.
eh, kelihatannya cerita nggak bisa dilanjutin. Ini hari harus ke Bandung untuk gladi resik Wisuda Doktor di UNPAR. Udah dulu ya, tapi seperti biasa dalam mendukung cerita di atas maka ada baiknya saya tampilkan foto bersama dengan teman-teman engineer PT. Wika sbb:
Duduk sebelah kanan, berbaju biru adalah bapak Fery Safaria, disebelah kiri adalah ibu Farida Maharani, kemudian sebelah kirinya adalah bapak Kurniadi Wahyudianto (ini yang wakil dari Berau , Kalimantan). Kemudian yang dibelakang nomer lima dari kiri adalah bapak Luhut Martua Gultom. Sedang yang lain tidak sempat mengenalkan diri secara detail.
Ya, moga-moga acara ini berkelanjutan. 🙂
Tinggalkan komentar