Moga-moga materi tulisan ini tidak basi maklum saat tulisan ini dibuat, waktu telah berlalu dengan cepat, sekarang telah lebih dari dua minggu sejak acara seminar tersebut berlangsung. Seminarnya sendiri diadakan di hotel Borobudur, Lapangan Banten, Jakarta pada hari Selasa dan Rabu tanggal 11-12 Agustus 2009 yang lalu.

Bagi para ahli atau praktisi konstruksi, ikut dalam acara tersebut dapat dikatakan wajib hukumnya.

Lho kenapa pak Wir, apakah disana disajikan informasi terkini tentang dunia konstruksi ?

Bisa ya, bisa tidak, tetapi yang jelas dalam acara tersebut, kita akan banyak bertemu dengan rekan-rekan seprofesi. Nggak tahu kenapa, tetapi saya telah memperhatikan lama, selama beberapa tahun ini peserta acara tersebut selalu penuh.  Orang-orang yang datang, tidak hanya dari sekitar Jabotabek saja, tetapi juga dari berbagai daerah, bahkan dari luar jawa, bisa dikatakan dari seluruh Indonesia. Mereka menyempatkan diri untuk secara khusus dapat menghadiri acara seminar tahunan ini.

Kondisi itu dimungkinkan karena beberapa sebab, misalnya :

  • agenda waktu seminar yang selalu konsisten, yaitu tiap bulan-bulan Agustus untuk setiap tahunnya, dengan demikian orang-orang yang berminat dan ingin datang dapat mempersiapkan diri jauh-jauh hari sebelumnya.
  • lokasi penyelenggaraannya juga konsisten, yaitu selalu di hotel Borobudur, yang berada di daerah Lapangan Banten, Jakarta Pusat. Lokasi tersebut mudah dicapai dan tidak kena three-in-one. Ini tentunya dari arah timur, daerah rumah tinggalku.
  • karena selalu penuh, banyak yang datang, maka para sponsor juga semakin senang, sehingga yang datang tidak hanya dari kalangan akademisi, tapi juga dari kalangan industri (konsultan, kontraktor maupun produser). Bahkan kalau diamati jumlah dari kalangan industri lebih banyak.

Karena banyak dihadiri oleh orang itulah, maka itu menjadi daya tarik bagiku untuk menghadirinya, yaitu menjadikannya sebagai ajang untuk silaturahami, reuni. Hanya saja kelihatannya acara ini hanya populer bagi ahli-ahli konstruksi di bidang struktur bangunan gedung. Di sini juga, saya selalu bertemu dengan teman-teman alumni kantor saya dulu, yaitu kantor konsultan PT. Wiratman and Associates, Jakarta. Meskipun demikian, saya jarang menjumpai teman-teman dari komunitas jembatan. O ya, kemarin ketemu juga dengan bapak Widiarso, teman yang berkiprah di proyek jembatan Kelok Sembilan, Padang, Sumatera Barat. Berarti ada juga khan dari komunitas jembatan.

Terus terang, dari dua hari acara seminar yang direncanakan, maka hanya pada hari ke-2 aku sempat hadir, maklum pada tanggal 11 itu, aku  baru saja datang dari mengikuti konferensi internasional di P. Langkawi, Malaysia (beritanya dapat dibaca disini).

Meskipun hanya satu hari saja, tetapi dalam mendengarkan materi yang disajikan ada hal-hal yang menarik untuk diperhatikan, yaitu pertanyaan dan pernyataan dalam diskusi antara bapak Teddy Boen (CSI representative Indonesia) dan bapak prof. Bambang Boedino (pakar struktur dari ITB), menariknya adalah karena mereka berdua berbincang-bincang tentang analisa non-linier dengan memakai software ETABS (atau SAP2000) .

Karena disertasi saya juga banyak menggunakan software untuk analisa struktur non-liner, dan juga pengalaman ketika melakukan verifikasi dengan uji eksperimental, maka tentu saja apa-apa yang mereka omongkan bukan sesuatu yang asing lagi, bahkan rasanya ada yang perlu dikritisi.

Latar belakang permasalahan

Bapak Teddy Boen adalah executive representative CSI di Indonesia, yaitu perusahaan pembuat software ETABS dan program rekayasa lain yang sejenis (SAP2000, SAFE, etc). Seperti diketahui dari brosur HAKI bahwa pembuat software ETABS (bapak Ashraf Habibullah) rencananya akan datang ke acara seminar tersebut menyampaikan makalahnya, tetapi sayangnya BATAL. Tentu saja ini dapat dimaklumi karena kejadiannya adalah pasca ledakan bom di hotel JW Marriot, Jakarta. Khan banyak orang yang mengkhawatirkan diri.

Oleh karena itu agar tidak mengecewakan para peserta, maka bapak Teddy Boen selaku representativ CSI menggantikannya. Pinta juga beliau, diawal presentasi pak Teddy Boen menampilkan hasil komunikasi pribadinya (email) yang menyatakan bahwa bapak Ashraf Habibullah memohonkan maaf atas ketidak hadiran di acara seminar ini, bagaimana engineer Indonesia adalah salah satu rekan kerja samanya yang lama, dan untuk itu telah menunjukkan secara resmi bapak T. Boen sebagai penggantinya.

Iya sih, rasanya orang Indonesia yang paling cocok mewakili bapak Ashraf ya bapak Teddy Boen ini, beliaulah yang pertama kali membawa program SAP2000 ke Indonesia. Tentu saja itu program SAP2000 yang asli, yang beredar di mangga dua mall sih pasti bukan dari beliau. 🙂

Dalam presentasi tentang software-software buatan CSI, bapak Teddy Boen banyak bercerita tentang kemampuan program, yang kedepannya akan lebih canggih lagi, dan dapat secara mudah melakukan perhitungan analisa struktur non-linier yang rumit. Dalam presentasi tersebut banyak gambar-gambar komputer yang terlihat wah, untuk menunjukkan suatu hasil program komputer yang canggih.

Catatan : Tetapi canggih yang dimaksud tentunya pada level program untuk analisa struktur bangunan teknik sipil, jadi jangan dibandingkan dengan program untuk analisa struktur teknik mesin seperti Abaqus, ya masih kalah canggih.

Akhirnya di dalam sesi akhir, bapak Teddy Boen memberi kesimpulan tentang analisa non-linier pada program-program CSI (Etabs atau SAP2000) bahwa :

  • opsi analisis non-linier telah menjadi keunggulan dalam program tersebut, yang mana kedepannya akan selalu dikembangkan sehingga dapat dihasilkan program komputer yang dapat memprediksi perilaku keruntuhan struktur secara yang lebih baik dan menyakinkan.
  • opsi non-linier meliputi penggunaan algoritma-algoritma numerik yang rumit, hasil penelitian yang terbaru dari para ahlinya. Meskipun canggih, tetapi dalam pelaksanaannya perlu hati-hati dan perlu pemahaman yang lebih dari para ahlinya karena bisa-bisa membingungkan menginterprestasikan hasilnya, bisa-bisa MIS-LEADING. Jika demikian maka bukannya akan berguna, tetapi bahkan bisa merugikan ketika memakainya.

Tentang kesimpulan yang terakhir, yaitu bisa-bisa mis-leading, itu saya sangat setuju. Saya pernah menulis makalah yang ujung-ujungnnya menghasilkan kesimpulan yang mirip, kalau tidak salah itu sudah aku sampaikan di seminar di Surakarta atau Jakarta. Jadi kita jangan sampai terkecoh dengan tampilan hebat dan canggih dari program komputer khususnya jika gunakan untuk penyelesaian kasus non-linear, karena bisa-bisa saja hasilnya belum tentu sama dengan kondisi real. Jadi bisa-bisa itu menyesatkan, kita di nina-bobokan oleh hasil program komputer tetapi pada kenyataannya hasil realnya tidak sama.

Pernyataan di atas kesannya wajar-wajar saja, tetapi saya yakin tidak semua yang mengulik program SAP2000 atau ETABS mampu memberi kesaksian bahwa hal di atas benar adanya dan telah melihat sendiri buktinya. Selama ini sebagian besar pemakai program tersebut selalu yakin dan bahkan tidak berani mengkritisi bahwa program bisa saja melakukan kesalahan, khususnya akibat digunakannya opsi non-linier tersebut. Sebagai contoh, belum lama ini saya mengulik program SAP2000 versi 11, waktu itu saya gunakan untuk materi pelatihan, ternyata dalam satu kasus sederhana program SAP2000 versi 11 gagal memberikan analisis, padahal kasus serupa dapat dengan mudah diselesaikan dengan program SAP2000 veri 7.4 student version. Selanjutnya dicoba diolak-alik, mengapa hal tersebut bisa terjadi, ternyata ketahuan masalahnya adalah bahwa versi 11 secara default menggunakan “advance solver” dalam penyelesaian numeriknya, dan setelah dikembalikan secara manual ke “standar solver” maka masalah menjadi beres. Hasil numeriknya sama dengan hasil program versi-versi sebelumnya. Itu khan salah satu bukti bahwa hal-hal yang terkini belum tentu ok.

He, he, jika anda tertarik untuk mengenal lebih dalam kasus yang saya ceritakan di atas. Maka mohon sabar, tunggu karena akan ditulis dalam buku SAP2000 seri berikutnya.

Setelah selesai presentasi dari bapak Teddy Boen selanjutnya sesi tanya jawab. Karena beliau dalam kapasitas mewakili pembuat software SAP2000 atau ETABS maka pertanyaan yang diajukan tentu saja terkait dengan penggunaan program tersebut. Ada beberapa pertanyaan yang menarik, yaitu yang diajukan oleh bapak Prof. Bambang Boediono, pakar struktur ITB yang sering melakukan penelitian numerik non-linier, khususnya push-over analisis dengan program-program buatan CSI.

Over flow pada program ETABS.

Pertanyaan beliau (prof Bambang) ke pak Teddy Boen adalah tentang berapa kapasitas atau batas kemampuan program ETABS untuk melakukan analisis non-linier pada suatu gedung. Hal itu ditanyakan dengan alasan karena beberapa kali beliau menemui kasus analisis non-linier (push-over) pada suatu gedung bertingkat tinggi, ketika menjalankan program ternyata mengalami crash atau over flow.

Pak Teddy Boen menyatakan bahwa mestinya program tidak akan mengalami over-flow, karena sebenarnya kapasitas program-program buatan CSI tidak ada batasannya, hanya dibatasi hardware (hardisk dan memory). Untuk mencontohkannya bahwa program ETABS telah dapat menyelesaikan kasus untuk perencanaan menara Dubai yang notabene adalah gedung tertinggi di dunia.

Tentang pernyataan pak Teddy Boen, aku cenderung mempercayai, meskipun dari sisi lain prof. Bambang juga menyatakan fakta bahwa telah terjadi over-flow. Kata kuncinya adalah strategi pemodelannya, ingat yang kita running dengan program adalah model struktur dan bukan bangunan real-nya. Model tidak sama dengan real, jadi jika kita bisa membuat model yang relatif sederhana tetapi yang representatif dengan real, maka kondisi di atas dapat dicari solusinya. Kira-kira itu alasannya mengapa saya mendukung pernyataan bapak Teddy Boen. Jadi jangan bayangkan, jika ada suatu bangunan yang rumit, kompleks, maka modelnya juga sama rumit atau kompleks begitu saja, karena jelas model adalah suatu penyederhanaannya.

Hati-hati pernyataan saya di atas khususnya tentang “membuat model yang relatif sederhana tetapi yang representatif dengan real“. Itu ngomongnya mudah, tetapi pelaksanaannya nggak gampang. Untuk bisa menyatakan hal tersebut maka pemakai (engineer) harus tahu perilaku real dari strukturnya, tanpa tahu real dan hanya mengandalkan hasil output komputer, maka itu baru hipotesis, atau prediksi. Hasilnya bisa ya, bisa juga tidak, jika demikian maka bisa-bisa hasil komputer nggak ada gunanya. Kalaupun kita mempercayainya , atau dianggap benar maka hal tersebut dikarenakan kita mempercayai penggunanya. Misalnya meskipun hasilnya mengalami over flow, sehingga perlu diotak-atik secara manual, atau apa gitu,  tetapi karena yang mengerjakannya adalah prof Bambang, maka kita cenderung untuk mengamininya.  Coba kalau bukan, bisa lain ceritanya. 🙂

Non-linier material dan non-linier geometri

Pernyataan ini disampaikan oleh prof Bambang, ketika mengomentari penjelasan bapak Teddy Boen : bahwa over-flow itu mungkin terjadi karena digunakannya kasus penyelesaian non-linier yang sekaligus melibatkan non-linier material dan non-linier geometri. Bahkan dalam satu pernyataannya ada kesan bahwa beliau meragukan solusi yang digunakan program karena beliau mempunyai pengalaman mengulik program serupa (program apa ya ?),yaitu sangat sulit menggabungkan penyelesaian non-linier material dan non-linier geometri sekaligus. Jadi kalau suatu program bisa over-flow maka disitulah penyebabnya.

Di sini aku berpikir lama, betulkah itu pernyataan prof Bambang Boediono. Moga-moga saya salah dengar saja.

Jawaban dari bapak Teddy Boen, tidak menukik pada detail, beliau hanya merujuk kembali bahwa program-program ETABS yang dibuat oleh CSI telah digunakan untuk kasus-kasus raksasa dan tidak ada masalah.

iklan_CSI
Ini tampilan proyek-proyek raksasa yang melibatkan software-software CSI.

Selanjutnya fakta adanya overflow yang telah disampaikan oleh prof Bambang akan disampaikan ke pusat oleh bapak Teddy Boen untuk dapat ditindak-lanjuti.

Diskusi selesai.

Meskipun diskusi telah selesai, dalam benakku belum selesai. Apa betul pernyataan prof Bambang Boediono di atas yaitu sangat sulit menjadikan satu, masalah yang berkaitan dengan non-linier material dan non-linier geometri sekaligus.

Pernyataan di atas sangat menganjal, mungkin bagi orang lain pernyataan di atas sudah dilupakan, tetapi bagi saya sampai dua minggu ini masih terngiang-ngiang terus. Karena rasanya tidak begitu. Terus terang saya belum banyak jam terbangnya memakai program buatan CSI untuk kasus-kasus non-linier, karena dari beberapa kasus, saya mendapatkan bukti bahwa program buatan CSI tidak reliable untuk penyelesaian kasus yang berkaitan non-linier. Kalau kasus kecil saja tidak reliable, bagaimana kasus besar. Jadi saya belum berminat dengan kasus besar, untuk itu rasanya prof Bambang sudah banyak terlibat. Overflow itu adalah salah satu buktinya. 🙂

Meskipun tidak dengan program CSI, tetapi disertasiku banyak memakai program ABAQUS, dengan program tersebut penyelesaian kasus non-linier material dan non-linier geometri adalah suatu masalah yang sepele. Jadi aku bingung dengan masalah yang disampaikan oleh prof. Bambang. Dari pengalamanku memakai program non-linier di atas maka masalah yang paling sulit adalah menggabungkannya dengan non-linier kontak. Teorinya sih gampang, tetapi ketika di RUN maka problem tersebut bisa diselesaikan oleh program berhari-hari lho. Bahkan kadang-kadang tidak ketemu solusinya.

Jadi kalau prof Bambang bisa menceritakan permasalahan yang dihadapinya dalam suatu paper ilmiah, wah rasanya menarik, khususnya untuk menemukan dimana sih permasalahannya. Jangan-jangan itu karena programnya, seperti yang diragukan oleh prof Bambang di awal pertanyaannya ke pada bapak Teddy Boen.

He, he, itu kasus di awal acara. Selanjutnya makalah-makalah disajikan. Dengan latar belakang pemikiran yang telah aku sampaikan, yang sependapat dengan bapak Teddy Boen, maka makalah-makalah yang disajikan dengan verifikasi uji eksperimentallah yang aku minati. Makalah pada hari kedua yang dimaksud adalah seperti makalahnya bapak Muslinang, tentang ecc-bracing . Makalah-makalah lain, khususnya yang berkaitan dengan studi numerik non-linier yang banyak disajikan pada acara tersebut benar-benar tidak menarik perhatianku.

Lho gimana pak Wir ini, khan bapak suka komputer ?

Lho karena suka dan tahu, maka aku tidak suka itu. Mereka hanya studi numerik dengan simulasi program komputer, khususnya kasus-kasus non-linier. Ingat pernyataan bapak Teddy Boen di awal yaitu hati-hati. Cara-cara seperti itu memang kelihatan canggih (untuk itulah maka materinya dapat dibawakan di seminar besar seperti hari tersebut), tetapi hasilnya bisa-bisa mis-leading, bisa-bisa tidak ada kaitannya sama sekali dengan kondisi real. Oleh karena itulah butuh verifikasi eksperimental. Kalau tidak ada, lalu verifikasinya apa, jadi masih dalam tahap hipotesis saja. Jadi yang mereka bawakan itu hanya benar untuk model yang dibahas, tetapi apakah itu berkaitan dengan real atau tidak, wah mana tahu. ????

Untuk itulah diperlukan studi eksperimen untuk verifikasi. Memang mahal sih, tapi itulah kondisi ilmu di Indonesia, karena duit untuk research sedikit maka kebanyakan orang hanya melakukan simulasi numerik. Jadi ngapain lihat simulasi-simulasi seperti itu, hasilnya belum tentu pasti. 😦

Wah sudahlah, daripada kecewa lebih baik baca saja materi-materi yang disajikan di seminar tersebut. Ini sebagian materi-materi tulisan maupun presentasi yang diberikan pada acara tersebut.

  1. Menuju Praktek Konstruksi Yang Lebih Baik
    Ir. Davy Sukamta – Isinyur Profesional Utama HAKI
    Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia 2008-2011
    (download *.pdf 1483 kb)
  2. Profesionalisme Sebagai Dasar Dari Kebenaran Praktek Konstruksi
    Assoc. Prof. Dradjat Hoedajanto STSi., MEng., PhD., IPU HAKI
    (download *.ppt 5755 kb)
  3. Hal Mendasar Yang Masih Menjadi Kendala Perancangan Struktur Beton Pemikul Beban Gempa Di Indonesia
    Hadi Rusjanto Tanuwidjaja
    Dosen Tetap Fakultas Teknik Sipil Universitas Trisakti Jakarta
    Direktur Utama PT Haerte Widya Konsultan Engineers Jakarta
    (download *.pdf 657kb)
  4. Performance-Based Seismic Resistant Design mengacu pada Rekomendasi Los Angeles Tall Building Structural Design Council dan Council on Tall Building and Urban Habitat
    Dradjat Hodajanto, ST.Si, M.Eng., Ph.D
    Ir. Djoni Simanta, MT.
    ArisAryanto, ST., MT.
    (download *.ppt 4502 kb)
  5. Permasalahan Detailing Pada Bangunan Beton Bertulang Sederhana Tahan Gempa
    Iswandi Imran dan Dradjat Hoedajanto
    Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
    Li Bing dan Kimreth Meas
    LIEN Institute for Environment, Nanyang Technological University, Singapore
    (download *.pdf 542 kb)
  6. Ultra High Performance Concrete – Beton Generasi Baru berbasis teknologi nano
    Harianto Hardjasaputra
    Guru Besar Teknik Sipil Universitas Pelita Harapan
    (download *.pdf 283 kb)
  7. The Impact of our Environment on Concrete Durability
    Mr. Charles T. Kidd
    President Director P.T. Sika Indonesia.

    (download *.pdf 487 kb)
  8. Studi Eksperimental Sambungan Kolom-Kolom Pada Sistem Beton Pracetak Dengan Menggunakan Sleeves
    Iswandi Imran, Liyanto Eddy, Mujiono, Elvi Fadilla
    (download *.pdf 765 kb)
  9. Kajian Kinerja Link Yang Dapat Diganti Pada Struktur Rangka Baja Berpengaku Eksentrik Tipe Split-K
    Muslinang Moestopo, Yudi Herdiansah, Ben Novarro Batubara
    (download *.pdf 1205 kb)

Nggak usah di up-load semua yah, maklum ini fastnet-nya agak ngadat. Lama jadinya.

. . .

Yah seperti aku katakan di awal tulisan, tujuan datang ke acara ini khan reuni, kumpul-kumpul, maka ketika dapat bertemu dengan teman lama jadi seru namanya. Ini ada beberapa hasil jepretan kamera yang kubawa. Kecuali teman lama, banyak juga aku mendapat kenalan baru, umumnya mereka adalah pembaca blog ini. 🙂

He, he, ternyata punya blog bisa menggaet kenalan ya.

alumni_ugm_
Ini semua ternyata alumni Gadjahmada, hanya beda generasi. Dari kiri ke kanan Andri Yasa, ST (M-System); Istiyono (PT. Dantosan Prekon Perkasa); penulis; Dr. Muslikh (Dosen UGM), Lani Maruta (Design Manager – PT. Senayan Trikarya Sempana). Ibu Lani ini yang paling senior, pertama kali aku mengenal beliau tahun 1989 saat beliau masih di PT. Wiratman and Associates, waktu itu kantornya masih Bendungan Hilir, dipinggir sungai.

teman_WA_

Ini lain lagi yaitu ketika ramai-ramai bersama dengan bapak Stefie Tumilar, senior dahulu di PT. W&A, dari kiri ke kanan: penulis, ponakannya pak Irawan, pak Ignatius Irawan Wibawa (Technical Director – PT. Meinhardt  Ind.), pak Budi Satrio (TY Lin Assoc.), pak Stefie (sesepuh di bidang rekayasa struktur), pak Eddy Prayitno dan pak Mohamad Widiarso (Proyek Jembatan Kelok Sembilan, Padang)

14 tanggapan untuk “seminar HAKI 11-12 Agustus 2009”

  1. Jacob Jordanus Avatar
    Jacob Jordanus

    Pak Wiryanto, apakah bapak mempunyai e-mail add nya pak Davy Sukamta? thanks

    Wir’s responds: nggak mas.

    Suka

  2. Purbo Avatar
    Purbo

    Setuju Pak Wir, model numerik memang perlu ada bandingannya dengan model riil, yang mana memang di situ juga problemnya (model riil-nya).

    Pengalaman pribadi waktu thesis, untung sudah ada bandingan model riil jadi tinggal membuat numeriknya saja. Yang membuat jadi lama memang waktu verifikasi / validasi model numerik terhadap riil-nya, mesti diutak-atik sana-sini (tentu saja tidak asal utak-atik) akhirnya baru dapat.

    saking ‘asyik’nya sampai hampir kena batas waktu beasiswa hehehe…

    Suka

  3. Andy Prabowo Avatar
    Andy Prabowo

    wah pak,tolong smuanya dnk d upload..
    ga usa skaligus gpp deh..bertahap aj..
    saya ga bisa dtg kmarin..hehehe…tengkyu2..

    Suka

  4. Y.W. Avatar
    Y.W.

    Saya tunggu buku SAP 2000 versi berikutnya ya pak .. hehe

    Suka

  5. Mario Avatar
    Mario

    wah..andaikan saya punya uang dan ikut seminar itu..

    Suka

  6. Bob Avatar
    Bob

    Terima kasih prosidingnya. Iya nih, kalo boleh ditambah sedikit-sedikit. Salam.

    Suka

  7. Rudi A Avatar
    Rudi A

    Pak Wir, apakah punya peta hazard 500 tahun untuk seluruh wilayah Indonesia. Katanya sudah dibagikan di Seminar HAKI 2009. Trims.

    Suka

  8. yusman Avatar

    terakhir pak drajat memberikan seminar di banjarmasin, kalsel pada 16 oktober ini pak. beliau memaparkan bahwa setelah dilakukan riset, ternyata pembagian zona gempa di Indonesia perlu dilakukan penyempurnaan, dan kalau riset itu diterima naah, bakalan terjadi perubahan besar pada SNI 1726 pak, hmmm… tampaknya masalah gempa ini sudah menjadi masalah dasar yg tidak bisa dibendung lagi pak. Para ahli2 gempa sudah ber-api2…namuan apalah daya jika tanpa ada dukungan dari pemerintah.
    menurut bpk?? (non political y pak..)

    Suka

  9. Ruddy Kurniawan Avatar
    Ruddy Kurniawan

    Pak wir ysh..saya sangat tertarik dengan diskusi Pak Teddy Boen dgn Prof.Bambang Boediono plus koment dari pak wir sendiri tentang kasus nonlinier material dan geometri pada Seminar HAKI. Saya mengenal Pak Teddy dan Prof Bambang sebagai guru2 saya saat mengambil s2 di ITB sekitar 12 th yg lalu.

    Setahu saya, Prof Bambang bukan hanya ahli sebagai user, tapi juga sangat menguasai “isi dapur” program2 nonlinier karena pernah membuatnya sendiri. Pernyataan Prof. Bambang tentang sulitnya menggabungkan masalah nonlinier material dan geometri dalam satu kasus bisa saya maklumi. Thesis S2 saya tentang analisis nonlinier material pelat tebal beton menggunakan elemen 3D. Saya membuat sendiri programnya menggunakan bhs Fortran. Rekan S2 saya lainnya melakukan eksperimennya, sehingga saya bisa memverifikasi hasilnya.

    Setahu saya (tolong dikoreksi kalau salah), dasar kesulitan nonlinier adalah pada persamaan {F} = [K]{d} dimana matriks K dan d keduanya unknown pada suatu level beban tertentu. Matriks kekakuan K dlm fungsi matriks regangan-perpindahan [B] dan matriks konstitutif material [D]. Untuk nonlinier material, matriks [B] konstan dan [D] tidak konstan. Sedangkan utk nonlinier geometri, [B] tidak konstan dan [D] konstan. Jadi jika nonlinier material dan geometri digabung sekaligus, sungguh sangat rumit untuk meng’update’ matriks [K] pada setiap increment beban dimana nilai [B] dan [D] kedua-duanya unknown.

    Saya sangat salut dgn Abaqus jika masalah itu merupakan hal yg sepele bagi dia, karena saya untuk membuat program nonlinier material saja sudah mau rontok semua rambut ini rasanya… hehe.

    Jelas saja, ilmu saya kalah jauh dgn para pakar yg membuat Abaqus itu. Saya sangat berterimakasih sekali kalau pak wir mau membagi paper2 nya tentang bagaimana menggabungkan analisis nonlinier geometri dan material sekaligus. Selama ini paper yg saya punya hanya tentang nonlinier material saja atau nonlinier geometri saja.

    Maklum, karena agak sibuk, saya kurang mengikuti perkembangan masalah nonlinieritas beberapa tahun belakangan ini. Sekarang saya jadi berminat lagi mengembangkan program yg pernah saya buat dulu itu. Tentunya kepuasan tersendiri bila bisa memakai sepeda buatan sendiri dibandingkan dgn memakai mobil buatan orang lain …..

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      jika nonlinier material dan geometri digabung sekaligus, sungguh sangat rumit

      Yah rumit bagi orang yang tidak tahu, tapi bagi yang tahu tentunya lain. Kebetulan S3 kemarin saya tidak membuat program tetapi sebagai pemakai saja, fokusnya menemukan mekanisme baru sistem sambungan. Program komputer dipakai untuk mempelajari hipotesis secara simulasi numerik. Cukup lama periodenya, hampir dua tahun, tetapi hasilnya efektif, yaitu dapat membuat eksperimental untuk membuktikan hipotesis yang disusun cukup hanya tiga hari kerja di laboratorium. Jelas tanpa memakai simulasi numerik nggak akan seperti itu.

      Saya memilih tidak membuat program, memang merupakan strategi yang saya pilih. Padahal kalau anda tahu, program merupakan salah satu hobby saya. S1 di UGM skripsi bikin program rangka 3D (matrik) plus gambarnya, selanjutnya S2 di UI bikin program non-linier geometri rangka. Padahal pada masa itu belum ada teman yang mengambil topik tersebut. Selanjutnya di S3 memang sengaja tidak bikin karena kebetulan ada master pemrograman yang juga sedang mengambil disertasi, yaitu bapak Nathan Madutujuh. Jadi kalau nanti bikin topik sama, he, he, “nanti ada gunung yang lebih tinggi lagi”. Untung strategi saya berhasil, yaitu bisa lulus lebih dulu. 🙂

      Jadi jika ingin ngulik program, maka master program bidang rekayasa teknik sipil yang paling tepat di Indonesia adalah menghubungi bapak Nathan Madutujuh. Beliau adalah pembuat program Sanspro, program SAP-nya Indonesia. Rasanya saya belum lihat ada orang Indonesia yang selevel beliau dalam hal pemrograman seperti itu. Saat ini disertasi beliau adalah membuat program yang dapat memprediksi perilaku baja cold-formed. Nah pasti disitu melibatkan non-linier material dan geometri.

      He, he, nanti kalau pak Ruddy sudah berhasil mengembangkan programnya dipromosiin di blog ini ya.

      Selamat berjuang.

      Suka

  10. yosafat Avatar

    wah.. artikel yang sangat menarik pak. pak, mohon penjelasan gambaran mengenai nonlinear kontak pada program abaqus ? terima kasih.

    Suka

  11. Luna Avatar
    Luna

    Wah saya baru mengutak-ngatik lagi blog Pak Wir dan menemukan tulisan ini berikut komentar yang menyertainya, sungguh inspiratif!

    Sangat setuju dengan Pak Wir, bahwa program aplikasi rekayasa struktur tidak dapat dianggap sebagai solusi eksak sehingga memerlukan pembanding melalui studi eksperimental. Pengalaman mengerjakanTugas Akhir (TA) S1, hampir 1 tahun waktu yang saya butuhkan untuk menyelesaikannya karena harus berhadapan dengan analisa numerik dengan bantuan program rekayasa struktur. Untunglah Pak Wir dan Mas Purbo memberikan masukan-masun yang sangat bermanfaat sehingga TA saya tidak sampai ‘kadaluarsa.’ 🙂

    Terimakasih Pak Wir, ditunggu tulisan-tulisan berikutnya!

    Suka

  12. IRVAN GUSWANDI, ST Avatar
    IRVAN GUSWANDI, ST

    Wah seru banget kalau bisa ikut seminar ini pak,
    Salam hangat buat pak teddy boen, salam kenal buat pak wir saya baru baca artikel ini >>>(^_^)….

    Suka

  13. IRVAN GUSWANDI, ST Avatar
    IRVAN GUSWANDI, ST

    Wah seru banget kalau bisa ikut seminar ini pak,
    Salam hangat buat pak teddy boen, salam kenal buat pak wir saya baru baca artikel ini >>>(^_^)….

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com