Tentu saja aku kaget mendengar kabar ada lagi baliho yang roboh. Pikiranku, wah ini pasti ada badai besar seperti yang pernah terjadi di Yogyakarta. Tetapi setelah mendapatkan gambar yang relatif lengkap tentang baliho yang roboh tersebut, maka aku dapat melihat bahwa yang membuat roboh tersebut bukan besarnya badai tetapi memang karena struktur pendukung baliho-nya memang tidak meyakinkan.
Rasanya masalah ini perlu dibahas dan dituliskan sebagai pembelajaran lebih lanjut agar tidak terulang kembali.
Informasi gambar-gambar foto berikut cukup menarik karena memberikan kronologi kejadian. Sumber foto adalah dari detikFoto ini link-nya.
Gambar 1. Pemasangan scaffolding / steger sebagai struktur pendukung baliho.
Gambar 2. Triplek pada permukaan depan untuk memasang grafis.
Gambar 3. Struktur baliho hampir selesai terpasang, perhatikan sisi kiri yang memperlihatkan besi steigernya.
Gambar 4. Keruntuhan dimulai dari satu sisi dan menjalar ke sisi berikutnya.
Gambar 5. Keruntuhan total baliho.
Gambar 6. Terlihat steiger pendukung yang lepas.
Terus terang gambar di atas sangat membantu sekali untuk menjelaskan mengapa baliho tersebut roboh.
Seperti diketahui bahwa struktur penahan baliho adalah menggunakan scafolding / steiger, yang mana steiger-steiger tersebut terdiri dari modul-modul lepas. Modul tunggalnya adalah sebagai berikut :
Gambar 7. Modul tunggal Steiger
Bagi orang awam memang terlihat praktis, ringan dan kuat, selain itu barangnya mudah diperoleh dengan sistem menyewa. Jadi kontraktor balihonya pasti berpikir, karena balihonya adalah sementara sifatnya maka agar dapat diperoleh keuntungan sebesar-besarnya akan lebih baik kalau dapat memakai steiger, apalagi kalau bisa menyewanya. Bayangkan jika harus membeli struktur baja khusus, itu khan mahal sekali.
Jika pemikirannya seperti itu, maka kelihatan sekali ketidak-tahuan kontraktor baliho tentang prinsip-prinsip mekanika, termasuk juga kelemahan modul steiger tersebut. Pasti bukan orang teknik.
Seperti diketahui bahwa steiger fungsi utamanya adalah sebagai penopang perancah beton bertulang dan semacamnya. Itu berarti steiger di desain untuk menahan gaya tekan aksial. Untuk itulah maka cara penyambungan dengan steiger di atasnya cukup dengan menyisipkan coupling antar pipa satu dengan pipa yang lain, tanpa memakai baut khusus. Ini gambar dari coupling yang dimaksud.
Gambar 8. Coupling antar pipa pada bagian atas.
Adanya lobang pada coupling tentunya dapat dipasang pin yang berfungsi mencegah pipa scafolding lepas, tetapi jelas itu khan untuk keperluan praktis bukan untuk menahan tarik sekuat pipa. Lebih gawat lagi adalah bagian bawah, yaitu base plate, gambarnya seperti ini.
Gambar 9. Base-plate pada ujung pipa bagian bawah.
Pelat baja lebar lebih ditujukan pada penyebaran tegagnan di bawah pipa agar tidak melesak kebawah, khususnya jika bagian bawah adalah bukan beton. Jika tidak ada angkur yang dipasangkan pada lubang base plate tersebut maka jika mengalami gaya tarik pastilah akan dapat terangkat.
Karena kondisi detailnya seperti itulah maka tentu saja akan fatal akibatnya jika ternyata gaya aksial yang terjadi pada pipa scafolding adalah gaya tarik aksial. Mungkin sistem sambungan masih bekerja jika tidak lupa dipasang pin pada lubang coupling, tetapi pada base-platenya umumnya hanya diletakkan sederhana. Bisa terangkat itu (tidak berfungsi).
Catatan : Gambar 7,8,9 diambil dari sumber lain di internet, jadi bukan dari tempat kejadian perkara.
Dengan menumpuk tinggi steiger-steiger tersebut (lihat Gambar 1) maka akan terlihat bahwa strukturnya menjadi langsing pada arah tegak lurus baliho (lihat Gambar 3). Dengan satu sisi terbuka dari triplek maka ketika ada angin dari arah samping maka akan rawan sekali timbul momen guling pada rangka (steiger). Momen guling akan ditahan oleh kopel-kopel gaya pada pipa-pipa steiger. Karena berat sendiri vertikal relatif kecil dibanding gaya lateral angin maka terjadi gaya tarik aksial , padahal sistem sambungannya tidak mengakomodasinya. Ya pasti roboh.
Kondisi tersebut pasti tidak akan terjadi jika kontraktor baliho meminta advice ke ahli struktur.
Itulah kalau nggak mau bagi-bagi rejeki, maunya untung jadinya buntung. Nah lho.
Tinggalkan komentar