Kantor sepi ! Bagaimana lagi, dua orang staf pengajar di jurusan teknik sipil UPH yang ada, pada bulan September ini bersama-sama pergi keluar negeri, tugas belajar.
Bulan: September 2009
orang Jogja dan negeri Malaysia
Sebagai orang asli dari Jogja, serta setiap tahunnya selalu setia mudik ke kota tersebut, sekaligus sebulan sebelumnya baru saja mengikuti konferensi internasional di negeri Malaysia, maka mestinya tidak kaget dengan judul tulisan di atas.
Rasa-rasanya, apakah ini kebetulan atau tidak dengan kondisi penulis, terlihat ada hubungan istimewa antara orang Jogja dan negeri Malaysia. Mestinya hal ini sudah dapat kuduga berdasarkan fenomena-fenomena yang menjadi inspirasi tulisanku sebelumnya.
kekerabatan, silaturahmi = mudik
<< Jumat 18 Sept. 2009 pk 17:24>>
Pagi tadi masih saja berangkat kerja ke kampus , maklum belum libur. Jumat ini adalah hari terakhir, jadi liburannya baru setelah hari lebaran dan dilanjutkan sampai Senin depannya lagi.
Karena mengetahui hari ini sudah banyak yang mengambil cuti, maka berangkatnya tidak seperti biasanya, pagi ini agak siang, pukul 6.00. Meskipun demikian, jalan dari arah Kalimalang ke tol Jatibening relatif lancar, disepanjang jalan tersebut banyak berpapasan dengan rombongan pengendara sepeda motor menuju ke arah timur. Kondisi itu tentu berbeda dari yang biasanya, yang biasanya seperti pacuan motor di jalan Kalimalang menunju ke arah barat, Jakarta. Itulah hari-hari menjelang lebaran, suasana mudik sudah terasa.
Ya mudik, mungkin bagi penduduk asli Jakarta, yang tidak pernah merantau maka tentu tidak bisa membayangkan, apa menariknya dengan mudik seperti itu. Ramai-ramai berbondong-bondong memenuhi jalan. MACET !
Meskipun berita tentang MACET tersebut diberitakan bertubi-tubi di radio Sonora, yang kudengar selama perjalanan pulang-pergi dari kampus ke rumah, di setiap tahun-tahun menjelang hari lebaran, tetapi magnet MUDIK tetap tidak membuat bosan banyak orang, termasuk aku dan keluargaku. Nanti malam aku gantian yang akan mudik.
cold-formed pada SAP2000
Menanggapi kasus-kasus yang disampaikan para komentator blog merupakan pekerjaan menarik. Khususnya bagi seorang dosen yang hidup di kampus, yang dapat menganggapnya sebagai suatu link-and-match dengan dunia praktis, juga sekaligus sebagai benchmarking, untuk mengetahui masih perlunya belajar lagi meng-up-to-dated pengetahuan teori yang ada dalam menjawab kasus-kasus praktis tersebut.
data tidak ada, tapi desain harus jadi !??!
Seorang engineer bertanya
Maap Pak…. aku kok punya uneg-2…… Bagaimana kebijakan kita sebagai perencana, tetapi data yang kita punya tidak ada, dan Desain harus jadi.
Faktor apa sajakah yg harus kita pakai dalam perencanaan tersebut, tetapi yang dapat dipertanggungjawabkan dalam konteks secara ilmu, dan kontrak kerja.
Matur suwun Pak …..?
Itulah yang sering terjadi. Cukup banyak owner yang menganggap kerja engineer itu hanya sekedar bikin hitungan dan gambar, yang semuanya itu bahkan dianggap dapat dikerjakan dengan cara copy and paste, berdasarkan data-data proyek terdahulu.
Lanjutkan membaca “data tidak ada, tapi desain harus jadi !??!”
salute tu’ artikelnya mas Haryo
Transportasi memang bukan bidang kajianku, bahkan ilmunyapun yang aku pelajari dulu di S1 sudah hilang, entah menguap kemana. Nggak ada yang nyangkut sama sekali. Jadi kalau berbicara tentang transportasi sebenarnya omonganku seperti juga omongan orang biasa, awam. 🙂
Ratings di artikelku
Memang benar bahwa menulis adalah pekerjaan individu dan personal sifatnya. Maksudnya bahwa apa-apa yang ditulisnya adalah benar-benar dari diri pribadi bukan karena pesanan atau bisikan orang lain di dekatnya. Bahkan jika ada keramaian disampingnya maka itu bisa mengganggu konsentrasinya untuk menulis. Banyak yang bilang bahwa menulis memerlukan dunia yang sepi, dunia dimana si penulis bisa berkonsentrasi sepenuhnya.
malaysia menanggapi
Catatan : segala sesuatu yang pernah ditulis, khususnya yang berkaitan dengan negari tetangga (Malaysia) ternyata dibaca juga oleh mereka. Ini tanggapannya dari artikelku tentang : Negara Islam kaya dan miskin.
Lontong // 11 September 2009 pada 07:50
Itulah bedanya, kaya sesuatu negara bukan sahaja pada kewangan tetapi pada budi pekerti, jikalau saja negara yang suka pada perusuhan dan huru hara bagaimana ingin menjadi kaya, malah menghina negara lain mencuri dan mengklaim, bukankah Allah mencipta akal untuk kamu berfikir, bukan meletakkannya di lutut bukan?.
jadi akibat penyakit hati ini yang tidak dapat dikawal malah di bulan puasa lagi kamu kira bagaimana pahalanya, memporak perandakan keadaan bukan?
malah disebuah universitas seorang yang bernama Profesor begitu tegar tidak mahu mengajar orang luar, beginikah sifat seorang yang berilmu tinggi ? bagi aku dia hanyalah seorang yang tidak pandai berfikir malah tidak layak untuk menjadi seorang Professor, seorang Professor ialah seorang yang kita hormati, tetapi caranya tidak langsung seperti seorang pengajar, sungguh memalukan
sekian saja, maaf hanya menyampaikan perkara yang benar, semoga Allah sentiasa bersama kita, menuju ke alam akhirat yang kekal abadi.
Salam Dari Perantauan.
Tulisannya bijak juga ya, gimana itu ?
ITB, UI, UGM dan IPB Melawan PT Thailand dan Malaysia.
TB, UI, UGM dan IPB Melawan PT Thailand dan Malaysia.
Oleh Cardiyan HIS
Catatan : Tulisan saudara Cardiyan HIS ini telah beredar di milis terbatas Dosen FTI, milis Senat Akademik ITB dan milis MGB ITB. Karena profesor Sahari merekomendasikan untuk dibaca, dan saya pun melihat cukup baik untuk disharing maka saya tampilkan lagi di blog ini agar terdokumentasi secara baik. Moga-moga bapak Cardiyan sendiri tidak keberatan dengan cara saya ini.
Lanjutkan membaca “ITB, UI, UGM dan IPB Melawan PT Thailand dan Malaysia.”
tanggapan tu’ VINI
Seperti biasa jika ada seseorang yang ingin nasehat via email, dan ternyata tanggapannya panjang, maka biasanya aku jadikan artikel di blog ini. Maksudku agar apa yang kusampaikan ini dapat berguna bagi yang lain, sekaligus jika ada yang kurang tepat maka ada yang dapat mengoreksinya. Dengan demikian nasehat tersebut akan lebih berbobot karena bisa dievaluasi oleh yang lain. Tentu saja untuk menghindari email yang tidak perlu, maka alamat lengkap pengirim email perlu dihapus.