Sore tadi di kampus Karawaci, meskipun saya ada di lantai dasar gedung B tetapi gempa yang terjadi begitu terasa. Lantai terasa bergoyang, bayangkan saja bagaiman jika itu terjadi pada lantai bangunan tinggi.  Saya berpikir itu gempa mestinya dari arah selat sunda, maklum Karawaci khan wilayah Banten, jadi lebih dekat dengan daerah yang sering disebut sebagai sumber gempa tersebut.

Sambil terus berpikir-pikir apakah betul dari situ, tetapi konsentrasi terganggu, ternyata teman-teman di kampus juga merasakan gempa tersebut dan terlihat panik. Mereka pada berhamburan ke luar. Meskipun saya sendiri tidak panik, tetapi juga pengin tahu, ada apa sebenarnya yang terjadi. Di luar gedung B, ternyata sudah berkumpul orang-orang, juga terlihat di tangga-tangga darurat, mahasiswa yang sedang ada kuliah, pada berhamburan. Untung semua dapat berjalan tertib dan tidak ada kepanikan. Di luar saya sempatkan untuk melihat kondisi gedung kampus, sepintas tidak ada masalah, tidak terlihat retak atau semacamnya begitu. Setelah di tunggu sejenak, tidak ada apa-apa lagi maka saya putuskan masuk ke dalam lagi. Bekerja lagi.

Internet menyala, on-line, selanjutnya dari detikNews mendapat kabar bahwa ternyata ada kabar daerah yang cukup parah yaitu Tasikmalaya. Ada gedung yang rubuh. Lho, berarti jelas bukan dari selat sunda, pasti daerah-daerah sekitar kota tersebut. Karena tahu sumber gempanya jauh, tetapi terasa juga maka aku menelpon orang-tua di Jogya. Dilaporkan, rumah sampai berderit-derit, tetapi tidak apa-apa. Syukurlah.

Karena gempanya terasa dari ujung barat (Banten) sampai tengah (Jogja), pasti ini dapat dikategorikan sebagai gempa besar, dan ternyata betul karena diberitakan besarnya gempa 7.3 skala richter. Biasanya khan paling-paling skala 5.5.

Wah ini hati-hati pikirku, ini khan sebuah ujian kompetensi kekuatan gedung-gedung tinggi yang ada.

Belum ada berita tentang kerusakan di Jakarta, kecuali yang di berita detikNews yaitu di daerah Tasikmalaya.

Tetapi ketika membuka facebooks ada berita masuk, teman yang tinggal di apartemen di jakarta menemukan bahwa bagian shear wall-nya mengalami retak. Wah gawat ini, itu khan struktur utama.

Apa betul shear wall pak, siapa tahu hanya dinding pengisi ?

Moga-moga betul, tetapi teman saya juga orang struktur, maksudku sarjana teknik sipil juga, bahkan tugas akhirnya tempo hari membahas tentang shear wall. Jadi mestinya, dia bisa membedakan yang namanya shear wall dan wall pengisi.

Yang jelas, adanya fakta bahwa gedung apartemen yang belum satu tahun ditinggalinya (baru selesai dibangun) ternyata mengalami retak-retak pada gempa 7.3 skala richter itu khan menunjukkan bahwa :

  • ada perencana struktur yang belum bisa mendesain dengan baik, tapi bisa mendapatkan proyek gede (ya apartemen tersebut) atau
  • jika sudah benar mendesign dengan mengikuti code yang ada, artinya code-nya menjadi tidak valid lagi. Perlu di up-dated.

Jadi teman-teman, yang menemukan atau mengetahui ada struktur pada gedung tinggi di Jakarta yang mengalami retak akibat gempa besar hari ini, mohon dapat saling menginformasikan.

Siapa tahu fakta atau data baru yang disampaikan dapat mengubah peta peraturan gempa kita.

Ayo, ditunggu.

<<up-dated>>

Ada beberapa foto dampak gempa, dari berbagai sumber.

pengungsi_di_tasikmalaya
Tasikmalaya : dampaknya besar, sampai mengungsi (Kompas 3/9/09)

plaza_mandiri
Jakarta : kelelahan turun dari gedung pencakar langit (Kompas 3/9/09)

tanah_longsor
Cianjur : rumah hancur tertimbun longsor akibat gempa (Kompas 4/9/09)

Berita tentang gempa tersebut dari berbagai sumber:

9 tanggapan untuk “gempa besar di Jawa hari ini”

  1. Andy Prabowo Avatar

    Yup,betul pak wir. Report2 tentang keadaan struktur bangunan pasca gempa sangat penting untuk dipelajari sehingga kita bisa memperbaiki segala sesuatu dari pengalaman. Tetapi menurut Bapak sendiri,gempa kemarin itu termasuk gempa dgn kala ulang 500 tahunan atau lebih ya??

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Hallo Andy,
      ini pagi tadi ketemu dosen gempa UPH yang lulusan Taiwan, bapak Dr. Ir. Ika Bali, menyatakan bahwa gempa dengan skala 7.3 skala Richter termasuk dalam kategori gempa besar. Ingat, gempa Jogja yang menghebohkan itu saja hanya dalam 6.2 skala Richter.

      Suka

  2. Andy Prabowo Avatar

    Kalau begitu utk wilayah DKI perlu segera dilakukan building assesment sesegera mungkin terutama utk gedung2 yg mengalami efek goyangan yg cukup besar. Apalagi apabila ditemukan kasus seperti yg pak wir kemukakan di atas. Kalau shear wall-nya sudah gagal berarti ada sesuatu yg tidak beres pada struktur.

    Untuk gempa Yogya sendiri kebetulan dulu saya msh semester 5. Yang saya rasakan dulu ground motion-nya lebih besar dari kemarin, mgkn krn dulu saya berada lebih dekat dgn epicenter gempa.

    Oya, saya merekomendasikan agar UPH bisa ikut serta untuk melakukan building assesment, terutama utk high rise yg berada di sekitar UPH. sampai saat ini sudah ada owner yg menawarkan agar teman2 d teknik sipil UPH melakukan assesment gedung mereka ?

    Suka

  3. Andy Prabowo Avatar

    Selamat Pagi Pak Wir,
    Kemarin sore saya melihat berita di salah satu stasiun TV swasta yang mengabarkan bahwa Lantai 9 gedung kampus UNTAR bergeser BEBERAPA CM. Sudah dengar Pak mengenai berita tsb ?

    Di berita tsb jg diperlihatkan terjadinya retak2 di lantai, dan yg cukup mengagetkan saya, saya melihat retak2 yg tjd di join, sepertinya terjadi di hubungan antara balok dan kolom, namun ini perlu dikonfirmasi lagi.

    Tafsiran saya, gedung yg rusak yaitu Kampus UNTAR yg lama. Pergeseran yg tjd mengakibatkan efek perpindahan juga pada bangunan yg menempel. Wah kalau sampai tjd spt itu, berarti dilatas-inya kurang besar atau malah mungkin ga ada dilatasi sama sekali, antara bangunan lama dan bangunan baru….

    Sudah ada kabar dari teman2 di UNTAR mengenai berita yg saya sampaikan pak?

    Suka

  4. badaruddin Avatar

    Mau sedikit berbagi cerita pak wir.

    Kebetulan pas gempa kemarin saya lagi ngantor di lantai 49 wisma mulia, yang saya rasakan awalnya lantai gedung bergerak naik turun sekitar beberapa detik, kemudian bergerak horisontal kanan kiri dan muka belakang seolah-olah gedung mendapat torsi, alhamdulillah setelah dilakukan pengecekan oleh pemilik gedung, dilaporkan tidak terjadi kerusakan pada struktur gedung.

    Tapi cukup lelah juga turun dari lantai 49, sampai sekarang masih kerasa pegalnya.

    salam
    badar

    Suka

  5. Sewa Projector Murah Avatar

    Makanya kalo membangun gedung bertingkat jangan di korupsi dong dananya,betul ga pak WIR

    Suka

  6. Ir patrick winata Avatar
    Ir patrick winata

    Please advise me of any quick response to this earthquake e.g. visit to the site, physical and spiritual help, and any orphan(s) who need immediate help ?

    Suka

  7. Helmy Darjanto Avatar
    Helmy Darjanto

    Memang benar gempa yang melanda Jakarta dan Bandung sekitarnya membuat panik, khususnya warga Jakarta & sekitarnya…spt yang dikatakan sdr Badaruddin, gedung pencakar langitnya masih berdiri kokoh, karena memang code bangunan kita telah merancang percepatan gempa spectral yang lebih tinggi dari response spectral akibat gempa yang baru lalu. Yang sangat penting adalah dari beberapa kajian para pakar kita, Jakarta memiliki potensi gempa dengan Mw = 8 – 8.5 pada segmen subduction ini karena bisa jadi frekewensi gempa kemarin mirip frekwensi deposit alami dr sedimen tanah kota Jakarta sekitarnya sehingga bisa saja terjadi spt gempa di Mexico yang amplikasi seismik ground surface nya sampai 4 x dari percepatan di batuan sehingga usulan sdr Andy untuk intens melakukan penelitian itu pas.

    @Andy Prabowo
    Setuju, sudah waktunya penelitian ttg gempa harus intensif dilakukan, peta gempa-building codes sudah harus dikaji ulang…dst..Indonesia saat ini sdh mendesak memerlukan accelerometer agar informasi percepatan gempa yang terjadi sudah time domain. Universitas Andalas sdh memiliki 2-3 acclrometer sumbangan dari Jepang untuk mengantisipasi giant EQ di sekitar pulau Mentawai.

    @Retno Susilorini
    Setuju ….

    Suka

  8. ulfa Avatar

    Semoga semua korban gempa diberi kesabaran…amin

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com