Judulnya terlalu lugas, awam pasti tidak tertarik, dan hanya dapat dipahami atau mungkin dicari oleh orang-orang yang sedang mengambil mata kuliah Struktur Baja 1, khususnya di jurusan teknik sipil UPH. Judul tersebut sengaja aku pilih, dengan harapan mudah di-searching oleh  mahasiswaku jika nantinya mau melihat atau belajar mata kuliah yang aku berikan.

Sebagai seorang dosen maka hal-hal seperti inilah tugasku, mengajar dan mengevaluasi hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pada dasarnya aku tidak senang disebut sebagai dosen killer, nggak ada untungnya bagiku. Meskipun faktanya, nilai yang aku berikan bisa saja nol (0) atau bahkan seratus (100), dan tidak harus mengikuti kurva distribusi normal. Jadi bisa saja pada suatu kesempatan nilainya 100 semua atau mungkin hanya satu yang 100, sedangkan yang lain jauh dibawahnya.

Kalau semuanya dapat nol, wah itu perlu dipikirkan lagi. Bisa-bisa yang tidak benar adalah dosennya sendiri. Jadi jika pada soal yang aku berikan, ada salah satu atau lebih mendapat nilai 100 maka aku lega, bahwa materi yang aku berikan cukup atau minimal ada yang memahami.

Bagaimanapun soal yang aku pilih tidak sembarangan. Aku berpedoman bahwa materi soal yang aku berikan adalah materi soal yang aku ajarkan di depan kelas, baik yang ada di diktat maupun yang tidak ada di diktat, yaitu hasil penjelasanku secara lesan. Aku tidak pernah memberikan materi yang belum pernah aku ajarkan prinsip-prinsip kerjanya.

Lho kalau begitu dikasih persis materi yang telah diberikan di kelas ya pak ?

O ya tidak selugu seperti itu maksudnya. Yang saya anggap sama adalah prinsip-prinsip penyelesaiannya, karena biasanya soal yang telah aku berikan tidak akan sama persis. Ya sedikit di modifikasi sedemikian sehingga mahasiswa perlu berpikir. Itu saja.

Kata kuncinya adalah mahasiswanya harus berpikir.

Sebenarnya jika berkaitan dengan soal ujian dan penilaian, maka kelihatannya bukan hanya mahasiswanya saja yang berpikir, dosennya bahkan perlu berpikir dua kali dibanding mahasiswanya tersebut. Bagaimana tidak, pertama adalah pada saat pembuatan soal. Bagaimana membuat soal yang dapat mengeksplore kemampuan mahasiswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan.Karena jika soalnya sama dari tahun ke tahun , dan hanya diganti angka-angkanya saja maka bisa-bisa sang mahasiswa bukannya berpikir tetapi menghapalkan saja. Kedua, pada proses evaluasi penilaian, harus bisa membuat soal yang jawabannya mudah dievaluasi salah atau benarnya. Ini penting, karena menyalahkan jawaban mahasiswa itu harus dapat dipertanggung-jawabkan. Tidak hanya karena punya status guru maka dapat dengan mudah menyalahkan pekerjaan muridnya. Bagiku nilai yang aku berikan tidak dapat dijadikan petunjuk bahwa muridku bodoh atau pintar, tetapi merupakan petunjuk seberapa besar mereka mampu memahami apa-apa yang telah dipelajari bersama. Jadi jika belum baik, nggak lulus misalnya maka itu berarti mahasiswa tersebut masih perlu bimbingan lagi. Semester berikutnya diharapkan mendapat nilai 100.

Pak Wir, apakah kalau hasil ujiannya nggak baik, apakah tidak bisa diberi tugas khusus ?

Ini suatu pertanyaan yang sering aku jumpai, dan paling tidak aku sukai. Mengapa ?

Tugas dan ujian, jelas berbeda fungsinya.

Tugas diberikan dengan maksud untuk belajar. Jadi di dalam mengerjakan tugas maka mahasiswa yang bersangkutan boleh-boleh saja melihat bahkan bertanya kepada teman-temannya. Mencontek juga boleh, asalkan jangan copy and paste. Kenapa boleh, karena proses pembelajaran. Khan aku sudah pernah bilang bahwa salah satu cara engineer belajar adalah meniru. Dalam proses pembelajaran yang aku berikan, tugas aku kelompokkan tersendiri, yang mana nilai-nilai hasilnya memberi pengaruh sekitar 20-35% dari nilai total keseluruhan. Dalam tugas maka subyektifitas dosen cukup berpengaruh, seperti apakah mahasiswa rajin mengumpulkan tugas , juga kerapian penyelesaian tugasnya, dsb. Jadi tugas diberikan untuk mengakses seberapa aktif mahasiswa yang bersangkutan dalam mengikuti perkuliahan-perkuliahan yang aku berikan. Jadi tepatnya tugas untuk mengevaluasi sifat-sifat rajin belajar, rapi dsb-nya.

Adapun ujian , khususnya UTS (Ujian Tengah Semester) dan UAS (Ujian Akhir Semester) adalah untuk mengevaluasi kompetensi mahasiswa terhadap pembelajaran yang aku berikan. Jika bisa maka dapat 100 tetapi jika kosong jawabannya, atau menulis sesuatu yang tak bermakna maka telor hasilnya (nilai nol). Bobot nilai UTS dan UAS kira-kira mengambil porsi sekitar 65 – 80 % dari nilai keseluruhan yang aku berikan. Jadi agar lulus maka minimal salah satu UTS atau UAS harus baik dan mengerjakan tugas-tugas dengan baik. Itu bahkan sudah bisa mendapat nilai B.

Wah gampang itu pak ?

Lho siapa bilang sulit.

Terus terang aku tidak pernah membuat soal yang sulit, maksudku aku selalu berusaha membuat soal-soal sesederhana mungkin, yang penting asalkan mahasiswa tetap harus berpikir. Ngapain bikin soal-soal yang rumit, tetapi toh akhirnya penyelesaiannya hanya menghapal saja. Karena dengan soal yang gampang (menurutku tentunya) maka jika mahasiswa ternyata salah dalam menjawabnya maka dapat dengan mudah mencoretnya. 🙂

Kamu mau tahu contohnya ?

Baik aku up-load soal yang aku berikan pada UAS mata kuliah struktur baja 1 (2 sks) yang aku kelola, yaitu :

.

.

Lho struktur baja  ada teorinya ya pak ?

Kaget ya ?

Memang jaman aku dulu rasa-rasanya, kalau mata kuliah struktur baja tidak ada soal teorinya. Dan memang sebenarnya tidak sepenuhnya teori, tetapi lebih ke arah suatu penjelasan komprehensif dengan perhitungan yang tidak terlalu utama. Yah, teori itu tadi.

Kalau anda mau memperhatikan, bentuk soalnya tidak rumit. Meskipun demikian agar dapat menyelesaikan secara baik maka mahasiswa perlu melakukan berpikir dahulu, minimal melakukan analisis struktur untuk mencari gaya-gaya yang bekerja. Meskipun soalnya hanya seperti itu, tetapi ada kira-kira 25% dari mahasiswaku yang tidak lulus, alias harus mengulang tahun depannya.

Ngambil dari mana pak, soalnya tersebut ?

Ngambil, apa maksudnya ?

O mungkin kamu bertanya, saya mengajar mata kuliah tersebut merujuk kemana gitu ya. Kamu mungkin berpikir aku pasti merujuk dari perguruan tinggi lain.

He, he, inilah mungkin yang berbeda dengan yang lain. Kamu tahu khan, meskipun aku ngakunya engineer, tetapi sebagian dariku adalah seorang penulis. Seorang penulis itu akan tidak afdol jika tulisannya hanya sekedar copy-and-paste, jadi penginnya harus original. Asli. Jadi untuk soal yang di ataspun tadi juga asli dari penulisnya, yaitu saya sendiri. 🙂

Tidak percaya, silahkan cari di internet atau tanya siapa saja, apakah sudah ada yang pernah melihat bentuk soal seperti di atas. Saya yakin itu, tidak hanya di seluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Mengapa saya berani bilang demikian, karena seperti biasa itu aku ambil atau aku dapat setelah bangun dari tidur. 🙂

He, he, he,  . . . .

Karena alasan itulah maka aku sengaja up-load ke internet, dengan maksud untuk mendapat masukan.

O ya kecuali soal, maka kunci jawabannya nanti akan aku up-load juga. Seperti diketahui, bahwa agar dapat mengevaluasi secara perfect, dapat 100 atau mungkin 0, maka dosen perlu mempunyai jawaban yang jelas, tegas, dan itu biasanya hanya bisa jika dalam bentuk tertulis. Untuk itulah aku membuat jawabannya. Meskipun soalnya hanya sederhana seperti di atas tetapi kalau anda melihat jawabannya maka bisa kaget, ada delapan lembar semuanya. Dan seperti biasa, semua jawaban tertulis yang aku berikan adalah kualitas cetak.

Nggak percaya, down-load saja langsung di bawah ini.

8 tanggapan untuk “Jawaban UAS Struktur Baja 1 (2010)”

  1. […] This post was mentioned on Twitter by Planet Terasi, wiryanto dewobroto. wiryanto dewobroto said: Jawaban UAS Struktur Baja 1 (2010): http://wp.me/p2kLB-1kk […]

    Suka

  2. zakky Avatar
    zakky

    semoga bermanfaat bg para mahasiswa di tpt lain. kalau di SAP kan bisa ndak pak?

    Suka

  3. r-son Avatar
    r-son

    dear Sir…
    pertama-tama terima kasih untuk sharing pengetahuannya. Hal ini pula yg membuat saya berpendapat bahwa Pak Wir sudah saatnya menerbitkan sebuah buku yang dapat menjadi literatur Struktur Baja di perkuliahan dan referensi bagi kaum praktisi, Pak Wir punya kapasitas dan kemampuan yg terbentuk di dunia pendidikan tinggi dan dunia praktisi, dan terutama Bapak membuka kesempatan buat banyak orang untuk bertanya, diskusi ataupun mendebat karya yg Bapak buat….

    Jadi kalo USA punya Segui, maka menurut saya Indonesia punya (tanpa mengurangi rasa hormat untuk nama-nama besar lainnya di dunia konstruksi baja Indonesia) Wiryanto Dewobroto …seriously !!!… 🙂

    mohon ijin utk men-download soal dan jawaban di atas Sir.

    anyway Sir, boleh tau materi untuk perkuliahan Struktur Baja 1, 2 dan 3 di UPH materinya apa2 saja yaa???

    thx in advance Sir, GBU

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      r-son,
      Semoga Tuhan berkenan terhadap harapan yang anda sampaikan di atas. Semoga kita semua dapat menjadi berkat bagi sesama.
      Amin.

      Suka

  4. Ifan Jayadi Avatar

    Aduh, kayanya berat nih topik bahasan yang diatas untuk dicerna orang awam sepertiku

    Suka

  5. joe Avatar

    keren deh, jawaban ujian ada di blog…

    Suka

  6. retno Avatar
    retno

    Wah…saluuut deh dg blognya pak wir…menjawab apa saja yang dibutuhkan…mohon ijin ya pak, saya mendownload yach…nuwun.

    Suka

  7. diah Avatar

    website yang bagus ,bisa jadi pengatahuan baru bagiku..

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com