jika bukan Ariel


Sudah lebih dari beberapa minggu ini, nama Ariel menjadi buah bibir masyarakat. Ada apa sih, khan memang benar yang bersangkutan adalah selebriti. Selebriti khan target penting bagi media untuk dijadikan soroton, untuk dijadikan topik tulisan menarik untuk dibaca. Jika media itu dibaca khan eksis, dianggap ada, jika demikian, minimal jika media itu surat kabar khan dicari, dibeli, syukur-syukur ada yang pasang iklan, berarti wartawannya ada yang mengaji. Hidup gitu lho.

Jadi intinya kalau selebriti bikin berita heboh, itu namanya rejeki bagi wartawan. Juga bagi orang-orang yang ingin numpang tenar. Yakin deh, ini khan seperti naik perahu layar mencari arah angin yang benar, sambil menyelam minum air. Benar nggak.

Masalahnya sekarang yang bikin heboh itu apa ?

Bagi masyarakat di sini khususnya, maka saya yakin bahwa hal-hal yang bikin heboh itu khan biasanya yang menyangkut s.a.r.a (suku agama ras dan antar golongan) dan satu lagi yang paling universal dimana-mana yaitu pornografi.

Apa iya pak, korupsi khan juga bikin heboh, itu pak Susno atau pak Gayus ?

Betul juga. Tapi masalahnya, orang luar tidak gampang ikut-ikut di dalamnya, jadi pihak-pihak yang mau ikut tenar tidak mudah masuk atau bahkan takut untuk terlibat lebih jauh, bisa-bisa mereka ketemu bos atau kawannya yang ternyata ada kepentingan dengan  rejeki dia. Jadi lebih baik diam saja. Minimal kalau diam, bisa saja dia mengajukan kalimat: “mana uang dengarnya !“.

Tapi kalau yang bikin heboh itu adalah s.a.r.a dan pornografi yang sekarang bahkan sudah ada undang-undanya, maka saya kira setiap orang bisa saja berkepentingan. Jadi jika ingin tenar, maka cukup sederhana persyaratannya, yaitu bikin sesuatu yang berlawanan dengan sesuatu yang bikin heboh tersebut dan cari wartawan untuk memberitakannya. Jika yang ingin tenar itu punya sesuatu yang dijadikan gacoan atau bisa disebut tokoh, maka saya kira sang wartawan akan senang untuk mengekploatasinya. Itu khan artinya posting yang dirilis wartawan sebelumnya tentang selibriti yang bikin heboh, ternyata memang heboh betulan. Buktinya mendapat reponse dari para tokoh. Makin ramai, jadi harapannya medianya banyak yang mengakses dan atau membelinya (jika koran).

Jadi masalahnya, bukan sesuatu yang dibikin oleh selibriti itu ya pak ?

Ya bukan dong, kamu ini koq culun sekali. Jika itu yang melakukan orang asing atau anonim, ya beritanya tidak menimbulkan sesuatu yang seheboh itu. Wartawan akan sangat tahu, mana berita yang menjual dan mana berita yang tidak, itu khan suatu komoditi.

Lho jadi ada nama Ariel itu sangat berpengaruh ya pak ?

Koq baru tahu, jangan kamu perdulikan dengan kata-kata mutiara tentang “apalah arti sebuah nama“.  Itu menyesatkan, dan tidak benar. Jika kamu mau tahu, jika kamu telah mencukupi kehidupan dasarmu, keluargamu, maka secara sadar atau tidak sadar kamu akan berusaha membuat namamu menjadi berarti. Dari namamu tersebut maka orang dapat mengartikan atau mengkaitkannya  terhadap sesuatu yang lain. Karena dari nama yang menjadi berarti tersebut maka sesuatu yang lain menjadi bermakna atau bahkan menjadi berharga sekali atau sangat menghidupi.

Kata reputasi sangat terkait dengan apa-apa yang baru saja aku ungkapkan di atas. Tapi rasanya itu tidak sekedar reputasi, bahkan nama akan lebih dari itu. Ingatlah juga pepatah, “gajah meninggalkan gading, harimau meninggalkan belang dan manusia meninggalkan nama“. Jadi nama adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan seorang manusia, itulah pula salah satu yang mendasari mengapa blog ini aku tuliskan namaku sendiri dan bukan orang lain. Nama adalah sesuatu yang sangat berharga untuk diabaikan. Ingatlah itu.

Saya kurang paham pak, apakah dapat diberi contoh fakta di masyarakat ?

Wah banyak itu, untuk yang mau dikaitkan dengan wilayah nasionalis atau kebangsaan, ini khan hal menarik di bidang politik, yaitu bapak presiden pertama kita, yaitu bapak Sukarno. Jadi partai yang dapat dikaitkan dengan nama tersebut maka partai tersebut dapat langsung dikonotasikan dengan hal-hal yang bersifat nasinalis atau kebangsaan, tanpa harus bersusah payah membuat tindakan nyata ke arah itu. Kamu lihat sendiri, sudah ada buktinya khan.

Jadi faktor nama Ariel itulah yang bikin heboh. Tahu khan sekarang, jadi kalau kamu meniru perbuatannya yang bikin heboh itu, maka belum tentu kamu jadi setenar Ariel tersebut. Paling-paling dapet dosanya aja. Ok, jangan ditiru ya.


Ini tentu bukan Ariel !

11 tanggapan untuk “jika bukan Ariel”

  1. […] This post was mentioned on Twitter by Edi Indira and Planet Terasi, wiryanto dewobroto. wiryanto dewobroto said: jika bukan Ariel: http://wp.me/p2kLB-1mS […]

    Suka

  2. efekphotoshop.com Avatar

    Udah bosan aku mendengar kabar Ariel…

    Suka

  3. Muhammad Joe Sekigawa Avatar

    Hm…. Betul juga ya Pak,,, (Sedikit paham dengan mendapatkan refleksi lain dalam menyikapi kasus Ariel_luna ini)
    🙂

    Salam semangat selalu

    Suka

  4. Internet Murah Avatar
    Internet Murah

    berkunjung antar blog kawan

    thanks untuk sharing ilmunya sangat bermanfaat
    Cara Menghindari penipuan Di Internet
    Ready Stock

    Suka

  5. Vembrie Siswosoebrotho Avatar

    hahahaha.. very nice picture, pak wir.. 🙂 salam

    Suka

  6. ary aprianto Avatar
    ary aprianto

    setuju pak wir,..
    Tp saya mau tanya pak wir??
    Mnrut pak wir solusi untuk ariel apa ya??
    apa mngkin scpatnya mnt maap k publik,..atau diam seribu bahasa seperti ini ya??
    Atau malah nikahin aja si luna secepatnya,..hehehehe
    Soalnya semakin hari, masalah ini semakin kacau saja,..

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Wah, kalau itu saya tidak tahu, bukan domain saya sih. Gimana ya . . . . bingung juga. 😐

      Suka

  7. Mister Avatar
    Mister

    Kalau menurut saya sih, banyak yang ikut nimbrung karena bentuk kekhawatiran akan efek sampingnya pak Wir. Takut di contoh oleh generasi sesudahnya. Salam

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      @mas Mister,
      Bisa lebih spesifik mas, yang takut dicontoh oleh generasi muda yang mana mas ?

      * pembuatan video tersebut
      * up-load video di internet
      * kelakuan di dalam video
      * atau ada yang lainnya

      Kenapa kalau kasus-kasus lain ada di Indonesia yang juga sering diberitakan, seperti pengeboman, korupsi, kawin-cerai, dan juga pernik-pernik lain tidak banyak yang nimbrung.

      Apakah tidak lebih takut untuk dicontoh oleh generasi selanjutnya.

      Suka

  8. Adhi Avatar
    Adhi

    Nimbrung mister n balasan: yang takut dicontoh 1. kelakuan didalam video (bujan dalam ikatan pernikahan), 2. pembuatan video (yg katanya untuk koleksi – akankah ditunjukkan pada cucu dst). bagi anak2 n generasi muda, Apakah anak2 generasi muda kita terutama, akan ngebom, korupsi, kawin-cerai dll. Jangan naif pak Wir, karena merekalah peniru sangat potensial masalah kesusilaan dalam jangka pendek. Klo korup dsb lebih jauh. Pendidikan yang baik (termasuk dari pak Wir) bisa mengeliminir masalah yg masih jauh bagi generasi muda, tapi untuk persoalan susila, tidak tersedianya contoh sanat penting pak.

    Suka

  9. selly Avatar

    sampai bosan mendengan berita ini, tidak hanya berita selebriti, tapi di acara berita lainnya pun menjadi topik utama..

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com