tak diduga


Sebuah renungan kecil untuk menyikapi kehidupan.

Jika aku perhatikan orang-orang yang terlihat sukses, maju, maka yang terlihat cukup menonjol dari mereka adalah adanya sikap hidup positip, yang memandang kehidupan secara optimis. Tidak takut. Ciri-ciri itu pula yang aku perhatikan dari mahasiswa-mahasiswaku, bahkan jika aku melihat mereka mempunyainya, maka aku dapat yakin bahwa kedepannya memang demikian adanya, sukses (lancar). Aku bahkan tidak melihat indeks prestasi (IP) mereka, meskipun dalam kenyataannya banyak dari mereka yang mempunyai ciri-ciri di atas juga mempunyai IP yang cukup bagus. Jadi bisa juga dikatakan bahwa meskipun IP kurang baik, tetapi karena mempunyai ciri-ciri, bersikap hidup positip, optimis dan tidak takut maka pada akhirnya mereka akan menemukan jalan kesuksesannya.

Tentang IP yang kurang baik, maka itu tidak berarti lancar-lacar saja kuliahnya. Aku dapat saja bertemu orang (mahasiswa)  yang berpikir optimis (percaya diri) tapi selalu mengambil mata kuliahku berulang kali. Kalau sudah begitu, ya sudah, karena aku memang tidak berpikir bahwa dianya bodoh, tetapi beranggapan bahwa mahasiswa tersebut belum menemukan cara belajarnya yang tepat saja. Jadi selama mereka antusias belajar di kelasku, maka ok-ok saja.

Mempunyai sikap hidup positip, optimis dan tidak mengenal takut bukan berarti bahwa apa-apa yang dikerjakannya pasti sukses. Itu bukan jaminan. Berhasil atau tidak, kadang-kadang tidak ada kaitannya sama sekali dengan unsur-unsur tersebut. Apalagi jika ternyata yang diharapkan tersebut juga diharapkan oleh orang lain. Jadi jika ada satu barang, diperebutkan oleh dua orang atau lebih dan semuanya mempunyai unsur-unsur tersebut maka jelas itu bukan lagi menjadi faktor yang dominan. Netral gitu. Bahkan hasil akhirnya menjadi tak dapat diduga.

Kebetulan saat ini sedang musim bola, jadi aku juga mencoba melihat prediksi-prediksi yang terjadi. Karena ketidak-berdayaan manusia dalam melihat masa depan, maka sampai-sampai seekor guritapun dapat menjadi terkenal. Aku kemarin mencoba berharap-harap juga, karena melihat Jerman sangat fenomenal dalam mengalahkan Inggris dan bahkan Argentina, sedang Spanyol hanya biasa-biasa mencetak goal-nya, maka dengan ilmu statistik atau probabilitas tentunya dapat diharapkan peluang Jerman untuk masuk final adalah sangat besar. Kenyataannya khan lain, tak diduga jika ternyata Spanyol menang. Memang sih, ada yang pepatah bahwa bola itu bundar, jadi bergulir kemana juga bisa.  Itulah bola, adanya hal-hal tak diduga itulah yang menjadikan permainan itu menjadi menarik.

Kalau kita mau berpikir lebih lanjut, maka pada akhirnya kita dapat menyimpulkan bahwa adanya faktor yang tak diduga itulah sebenarnya esensi kehidupan.

Tentang hal-hal penting dalam kehidupan yang tidak dapat diprediksi apakah akan terjadi, atau kapan itu akan terjadi, memang akan tetap menjadi sesuatu misteri. Ahli statistik, Nasim dalam bukunya Black Swan mencoba menegaskan bahwa memang seperti itu kondisinya, tetap menjadi misteri. Ilmu statistik yang selama ini diagung-agungkan sebagai basic untuk melakukan suatu prediksi ilmiah juga tidak akan berkutik. Lihat pembahasan saya tentang bukunya Nasim di sini.

Jika kita, manusia selalu ingat bahwa bisa-bisa saja terjadi hal-hal yang tak diduga dalam kehidupan kita, maka tentunya kita akan selalu eling (ingat) dan waspada.

Jadi rasa-rasanya petuah jawa di jaman dahulu masih relevan

sak bejo bejane wong lali, isih bejo wong eling lan waspada

Ungkapan di atas ingin menyatakan bahwa seuntung-untungnya orang yang ‘lupa’, masih beruntung orang yang ‘ingat’ dan waspada. Ini mungkin cocok jika diungkapkan pada para pejabat yang sedang di atas, karena dengan jabatan yang disandangnya, maka setiap ucapan atau perintah dapat mendatangkan duit. Jika kemudian si pejabat tersebut lupa tugas utamanya, yaitu melayani masyarakat banyak, dan terpaku pada kondisi ‘mumpung’ bisa mendapat duit banyak, maka pada saat itu bisa-bisa saja orang awam melihatnya beruntung. Tetapi hidup ini adalah cakra-manggilingan, selalu berputar, yang dulu orang biasa, maka bisa juga jadi pejabat, demikian juga yang dulu pejabat maka bisa saja menjadi orang biasa lagi, begitu seterusnya.

Maka dapat saja terjadi, pejabat yang dulu ‘lupa’, dan karena perjalanan waktu, serta mungkin lagi tidak beruntung saja maka apa yang dulu dikerjakan itu dapat menjadi masalah. Lihat saja, yang dulu menteri, tetapi dari berita di koran terlihat kesulitan keluar halaman institusi yang dulu dibawah perintahnya,  mobilnya ditahan nggak bisa keluar. Bayangkan yang dulu dipuja-puji, dihormati sekali, tetapi sekarang dilirikpun tidak. Coba bayangkan, punya duit banyakpun akan menjadi tidak berarti, karena merasa tidak dihargai. Saya yakin, kejadian seperti itu khan tak diduga sebelumnya oleh mantan pejabat tersebut.

Jadi dalam kehidupan ini, jagalah kehidupanmu, memang betul mempunyai sikap hidup positip, optimis, tetapi berserah diri dan tetap ingat ke atas bahwa apa yang terduga dalam kehidupan bisa-bisa saja terjadi. Hanya bedanya jika takut dan menjalankan  perintah-perintah-Nya, dan menyerahkan  kehidupan kita ke pada-Nya, dan selalu berusaha yang terbaik bagi kemulaian-Nya, maka ketika menerima sesuatu yang tak diduga yang bersifat negatif, kita punya keyakinan kuat bawa Tuhan akan membantunya. Jika itu dapat kita lakukan dengan pasrah dan tidak mengeluh, dan berusaha keras bangkit dengan dukungan sifat positip, optimis maka yang dilihat oleh orang luar adalah bahwa kita adalah tegar, tangguh, dan bahkan yang terlihat dari luar adalah penuh kesuksesan saja.

6 tanggapan untuk “tak diduga”

  1. dedi Avatar
    dedi

    setuju Pak Wir, ketidakpastian yang membuat hidup lebih dinamis & seru, coba kalo semua kejadian terjadi sesuai apa yang manusia duga & inginkan, pasti boring tidak ada tantangan blass..

    Suka

  2. sentil Avatar

    Meskipun hingga saat ini saya masih menganggap kurang bisa bersungguh-sungguh dalam mengerjakan setiap hal….namun saya tetap berpikir positif dan Man Jadda Wajada….siapa yang bersunguh-sungguh akan berhasil….
    salam kenal pak….

    Suka

  3. Made Avatar
    Made

    wahh… pengen sy kuliah di sana UPH.
    di tempat sy kuliah di sini, dosen nya sama skali tidak mendedikasikan dirinya ke mahasiswa!
    80% dosen begitu smua pak. hanya sedikit dari mereka yang mau benar2 membimbing dan membagi ilmu mereka kpd kami para mahasiswa. Saya juga sampai heran. teman sy yang kuliah di Jawa sampai heran liat kelakuan dosen2 di univ saya.

    Suka

  4. advent mardani Avatar

    adanya faktor yang tak diduga itulah sebenarnya esensi kehidupan…..

    setuju banget gan….. cuma ada orang yang senengnya mencari tahu masa depan mereka lewat ramalan, atau pergi ke dukun….hahaha mereka ini yg tak mengerti esensi kehidupan

    Suka

  5. dosen yang tidak berdedikasi « The works of Wiryanto Dewobroto Avatar

    […] kita bahas salah satu komentar pada blog ini, moga-moga bisa didapatkan jalan keluarnya. Made // 13 Juli 2010 pada 17:10 […]

    Suka

  6. Joko R Avatar
    Joko R

    Saya pernah dengar ,tapi lupa kapan dan dimana
    ” Yang pasti dari kehidupan ini adalah ketidakpastian itu sendiri.” dan yang harus dipastikan ya sikap kita menghadapi ketidakpastian itu..???” he..he.. apa bener begitu ya pak…

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com