Minggu ini mahasiswa baru tahun ajaran 2010/2011 di UPH telah mulai masuk. Mereka saat ini sedang mengikuti masa orientasi mahasiswa baru terlebih dahulu.
Puji Tuhan, Jurusan Teknik Sipil UPH berhasil menarik minat mahasiswa-mahasiswa baru dan jumlahnya relatif banyak. Jurusan tersebut saat ini bukan lagi menjadi jurusan yang terkecil anggotanya di kampus ini. Padahal masa-masa dulu, jumlah mahasiswanya dikatakan yang paling kecil. Minoritas katanya. Jika sekarang bisa seperti ini, berarti ada pertumbuhan, atau arti lainnya adalah bahwa Jurusan Teknik Sipil UPH mulai dikenal oleh masyarakat.
Masa orientasi mahasiswa baru di UPH adalah masa-masa mengenalkan mahasiswa kepada dunia kampus. Strategi yang digunakan UPH adalah menyelenggarakan berbagai acara, ada bazar, ada open house juga dan ada semacam seminar pengembangan diri. Dalam acara-acara seminar pengembangan diri tersebut, UPH seperti biasa mengundang tokoh-tokoh untuk memberi pembekalan bagi mahasiswa/i baru yang akan masuk. Intinya ingin membukakan wawasan bagi mahasiswa, dari dunia sekolah ke dunia universitas.
Universitas, meskipun sama-sama merupakan tempat belajar seperti halnya sekolah di pendidikan menengah tetapi berbeda karena disitulah orang yang belajar yang disebut mahasiswa dalam belajarnya sudah dikaitkan dengan rencana karir dan pekerjaan yang digelutinya nanti.
Jadi jika ada seseorang yang sudah masuk bersekolah di tingkat universitas maka dalam pikirannya sudah harus punya bayangan tentang apa karir dan pekerjaan yang akan ditekuninya nanti. Tentu ini berbeda dengan ketika mereka dulu masuk ke sekolah menengah atas, SMA, boleh-boleh saja mereka belum tahu “mau jadi apa nantinya“. Pada saat itu yang paling penting adalah dapat berprestasi dalam belajarnya.
Seperti yang tadi siang diungkapkan oleh salah satu pembicara dalam sesi acara pengembangan diri “bahwa pilihan studi yang diambil di perguruan tinggi merupakan milestone perubahan kehidupan seseorang di masa depannya“.
Jadi pilihan studi di universitas, bisa juga menjadi semacam pilihan istri/suami dalam kehidupan perkawinannya nanti. Dalam banyak kasus, bahkan pilihan studi bisa mengubah atau menentukan pilihan teman hidupnya juga, karena bagaimanapun juga pilihan studi dapat pula mengubah lingkungan teman pergaulannya juga. Bisa seperti itu, tetapi tidak mutlak, seperti aku sendiri yang mencari teman hidup di luar pergaulan teman-teman studiku dulu.
Oleh karena itu mengherankan juga bila mahasiswa-mahasiswa baru yang sudah masuk di jurusan yang menjadi bidang studi pilihannya, ternyata masih bingung tentang karir dan pekerjaan apa yang akan ditekuninya nanti.
Jadi adalah fakta bahwa ada anak-anak yang sudah masuk perguruan tinggi, sudah menetapkan pilihan studi, tetapi masih bingung “ingin jadi apa nantinya“. Ini jelas akan berpotensi masalah di kemudian hari.
Kenapa itu dapat terjadi ?
Ternyata itu banyak faktor penyebabnya, antara lain:
- Belum punya minat khusus pada suatu bidang studi, padahal waktu sudah semakin mendesak. Nggak mau dibilang pengangguran.
- Punya terlalu banyak minat untuk ditekuni. Jadi bingung jika akan dikaitkan dengan pilihan karir dan pekerjaan, sehingga pilih bidang studi di salah satu peminatan saja, tanpa memikirkan konsekuensi karir dan pekerjaan yang akan menanti.
- Sekedar pengisi waktu, karena tidak bisa masuk universitas favorit.
- Ikut-ikutan teman, pacar atau tetangga.
- Hanya sekedar mengikuti perintah atau petunjuk orang tua, atau orang lain lagi.
- Terinspirasi biografi tokoh sukses yang memulai karirnya dengan mengambil suatu bidang studi tertentu, dimana dalam hal ini si mahasiswa tidak melihat atau menyesuaikan dengan kemampuan atau peminatan pribadi si mahasiswa.
Cukup banyak juga ya, atau masih ada penyebab lain yang belum terdaftar. Kalau ada silahkan didaftarkan.
Jadi banyak hal yang menyebabkan seseorang masih bingung terhadap pilihan studi, juga karir dan pekerjaannya nanti. Oleh karena itu penting untuk diinformasikan kepada anak-anak di level sekolah menengah atas, di kelas akhir, yaitu kelas XII untuk mulai memikirkan bidang studi apa yang menjadi peminatannya nanti.
Bidang studi ini menjadi lebih penting dibanding memilih universitasnya.
Agak bingung ya ?
Betul, pernyataan saya adalah menentukan bidang studi yang paling sesuai dengan minat adalah lebih penting dibanding menentukan universitas. Tentunya yang paling ideal adalah menentukan bidang studi yang paling sesuai yang adanya di universitas yang menjadi favoritnya. Kalau sudah begini maka masalahnya selesai. Betul khan.
Kelihatannya sepele, tetapi ternyata masih banyak orang yang terkecoh, bahwa yang paling penting adalah dapat masuk universitas favorit, apapun bidang studinya. Menurut saya ini adalah suatu kesalahan besar. Fakta memang menunjukkan memang banyak orang-orang sukses adalah dari universitas favorit, tetapi fakta juga berbicara bahwa ada-ada saja orang yang tidak sukses meskipun alumni universitas favorit. So, jadi tambah bingung ya.
Jadi intinya, pilih universitas favorit dan juga jurusan yang menjadi peminatannya. Kalau jurusannya tersebut favorit, syukurlah, berarti peminatanmu banyak diminati oleh orang-orang lain juga. Tetapi kalau tidak, nggak usah takut.
Jadi kata kunci disini adalah adalah apa yang menjadi minat kamu. Your passion.
Minat tentu tergantung dari latar belakang kehidupan kamu, mulai dari hobby yang selama ini kamu kerjakan, yang mana kamu terhibur didalamnya. Juga lingkungan pergaulan kamu sehari-hari, baik di sekolah maupun di luar sekolah, juga keluarga. Minat adalah sesuatu yang membuat lelah fisik atau keluar biaya tetapi itu yang membuat hati bahagia / senang.
Jadi langkah pertama untuk membicarakan bidang studi, karir dan pekerjaanmu nanti adalah mengetahui minat yang ada dalam diri ini.
Langkah kedua, adalah carilah orang yang dianggap bijak dan dapat menjadi panutan. Bisa orang tua atau orang lain, kemudian coba kamu bicarakan minat dan sekolah-karir-pekerjaan. Dengarkan komentar atau nasehat yang beliau berikan. Resapi dan pikirkan, ada benarnya atau tidak. Jika ada benarnya, coba kamu tanya diri pribadi kembali, apakah sekolah-karir-pekerjaan yang kamu kaitkan dengan minat kamu tadi positip atau negatif. Jika ada yang negatif, pikirkan kembali, apakah kamu berani mengambil resiko mengatasinya. Jika positip, tanya diri sendiri apakah itu sesuai minat kamu.
Dengarkanlah nasehat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.
[Amsal 19:20]
Jika langkah ke dua itu kamu lakukan pada banyak orang, maka akhirnya kamu akan mendapatkan sisi positip dan sisi negatif dari pilihan yang akan kamu pilih. Bandingkan dengan informasi tertulis yang kamu dapatkan dari internet (seperti blog ini) atau pustaka-pustaka yang ada.
Proses itu tentu butuh waktu, dan itu penting karena dengan waktulah akan terjadi pengendapan. Jika itu dilakukan terus menerus, dengan hati-hati dan tekun maka lama-lama kamu akan mempunyai kepercayaan atau keyakinan bahwa sekolah-karir-pekerjaan yang kamu kaitkan dengan minat adalah pilihanmu yang terbaik, serta tidak ragu-ragu lagi menjalaninya.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa berkata kepada gunung ini: “Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut!” Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.
[Markus 11:23]
Ini memerlukan waktu, oleh karena itulah petunjuk ini sebaiknya diaplikasikan sebelum masuk perguruan tinggi atau tepatnya sewaktu menginjak kelas XII di SMA.
Jika sudah masuk maka pertanyaannya adalah apakah jurusan yang kamu pilih adalah yang kamu minati atau minimal dapat menjadi peminatanmu nantinya (kita harus menyenanginya).
Ingat hidup harus dinikmati dan disyukuri.
Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.
[Roma 14:19]
Tinggalkan Balasan ke wir Batalkan balasan