tanggapan untuk Made Pande

Blog memang istimewa dibanding website biasa, apalagi jika digunakan untuk melontarkan ide. Kenapa ? Karena dari blog tersebut dapat dibaca juga komentar-komentar tanggapannya. Kadang-kadang membaca komentar yang diberikan, pembaca bahkan dapat belajar banyak dengan cara membanding-bandingkan argumentasi yang disampaikan, yang pada akhirnya dapat diperoleh suatu kesimpulan baru yang lebih menyakinkan.

Lanjutkan membaca “tanggapan untuk Made Pande”

buku Prof Wiratman insinyur Indonesia

Manusia yang berpendidikan Indonesia tentu akan  tahu peribahasa berikut:

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.

Maklum itu merupakan salah satu materi pelajaran bahasa Indonesia yang perlu dihapalkan. Makna yang umum dikenal adalah bahwa manusia akan diingat jasa-jasa atau kesalahan-kesalahannya. Baik atau buruk akan tetap dikenal meskipun sudah tiada lagi.

Suatu peribahasa bijak tentang kehidupan manusia, meskipun demikian untuk saat ini kelihatannya perlu dipertanyakan lagi, apa itu masih berlaku. Maklum, kita ini khan termasuk bangsa dengan budaya lesan, jika gaungnya keras memang semua mata akan tertuju padanya, tetapi ketika sepi (tertelan waktu) maka lupa “apa yang barusan bergaung tadi”. Memang sih, kalau bisa dengan cepat melupakan kesedihan maka panjang umur karena nggak stress. 🙂

Lanjutkan membaca “buku Prof Wiratman insinyur Indonesia”

sekolah itu untuk apa sih ?

Membaca judul di atas, bagi sebagian besar orang tentu cukup mengherankan “mengapa dibahas ya“, bukankah semua orang sudah tahu bahwa sekolah itu penting, yaitu agar orang yang bersekolah itu mendapat kesempatan belajar yang baik sehingga nantinya dapat mandiri, mempunyai kompetensi yang mencukupi untuk bekerja sehingga hidupnya menjadi sejahtera. Syukur-syukur bisa membantu orang lain di sekitarnya.

Yah mestinya begitulah, saya yakin itu merupakan pendapat mayoritas, meskipun tentu saja ada juga yang berbeda, seperti misalnya agar nanti jodohnya juga orang-orang dari kalangan tertentu, sehingga yang tidak pandaipun nanti dapat menjadi ibu dokter, atau nyonya jenderal. Yah, nggak salah juga. Meskipun itu tidak mesti selalu berhasil, tetapi khan kemungkinannya cukup besar. O ya, bagi yang sudah kaya dan sejahtera, maka sekolah bisa juga dimaksud untuk mencari lingkungan pergaulan, mencari status, agar dikenal dan berpengaruh, sehingga dianya dapat masuk pada kalangan elite tertentu. Ada pengakuan pribadi !

Lanjutkan membaca “sekolah itu untuk apa sih ?”

jawaban UAS Fisika Mekanika 2010

Wah cukup lama saya tidak menulis di blog ini, padahal cukup banyak event dan ide yang ingin aku sampaikan. Tetapi yah begitulah, meskipun hanya menjadi dosen, ternyata waktunya berlalu begitu cepat. Kalau sampai di rumah rasanya sudah capai, yah maklum menempuh lalu-lintas kota Jakarta, tahu sendiri khan kondisinya.

O ya, minggu ini adalah hari-hari ujian akhir semester (UAS) di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Desain dan Teknik Perencanaan, UPH. Oleh karena itu agar dapat “sekali merengkuh dayung , dua atau tiga pulau terlampaui“, yaitu dapat mengisi blog ini dan juga dapat bekerja maka ada baiknya aku up-load khan materi penyelesaian soal UAS mata kuliahku yang kemarin Selasa aku ujikan, yaitu Fisika Mekanika (3 sks).

Materi itu diberikan pada semester 1, sebagai pengantar atau introduction pada mata kuliah Mekanika Teknik lanjut. Aku diminta mengajar di semester 1 karena jurusan ingin mengikuti saran asessor BAN, yaitu agar mata-kuliah utama di semester satu, yang mana mahasiswanya adalah baru, dapat diberikan oleh dosen senior. Maksudnya jika senior, tentu dosen tersebut dianggap cukup kompeten dengan materi yang diajarkan sehingga dapat memberi penjelasan secara lebih baik.  Suatu harapan yang penuh dengan tantangan, karena saya kira itu tidak sekedar berkompetensi, tetapi bagaimana kemampuannya dalam menarik minat mahasiswa dalam mengajarkan materi tersebut.

Lanjutkan membaca “jawaban UAS Fisika Mekanika 2010”

sampai kapan ya NKRI ini ?

Tentu aku juga heran, mengapa judul itu yang ingin aku tulis. Sepulangnya dari Taipei, dan bertemu dengan orang-orang muda Indonesia yang belajar di sana. Aku merasa bahwa mereka ternyata dapat sukses beradaptasi dan bahkan dapat juga bersaing, khususnya dalam menempuh pendidikan tinggi, dengan penduduk aslinya. Bahkan aku rasa bisa lebih baik, karena ada yang kemudian ditawari beasiswa oleh profesor tamunya untuk belajar di USA. Itu semua, tentunya harus menimbulkan rasa optimis di hati ini.

Lanjutkan membaca “sampai kapan ya NKRI ini ?”