Konstruksi bangunan umumnya hanya mengenal tiga bahan material pokok, yaitu baja, beton dan kayu. Dalam pengamatan saya selama ini hanya dua yang dianggap sebagai struktur yang sebenarnya, yaitu baja dan beton. Adapun struktur kayu dianggap sebagai konstruksi sekunder, kelas dua, bahkan tidak terpikirkan untuk menjadi struktur utama pengganti beton atau baja.

Ini di Indonesia lho. Lihat saja, selama puluhan tahun mengelola mata kuliah kerja praktek, rasa-rasanya tidak ada proyek yang memakai konstruksi kayu yang dianggap “besar”.  Kalaupun ada konstruksi kayu yang besar, biasanya itu untuk cottage, atau semacamnya, jadi yang dipentingkan nuansa kayu gitu.

Untuk struktur “berat” maka meliriknya kepada struktur beton dan struktur baja. Di kaitkan dengan kedua struktur tersebut para akademisi di perguruan tinggi banyak yang melirik pada beton, baik ditinjau sebagai struktur beton atau teknologi beton. Sedangkan yang menggeluti secara tekun tentang struktur baja, koq rasa-rasanya jarang sekali.

Jadi kesannya selama ini publikasi atau semacam sarasehan tentang konstruksi baja jarang ditemui. Kalaupun ada, kadang seminarnya isinya hanya semacam promosi proyek yang barusan dikerjakannya.

Mengherankan sekali bukan. Padahal material baja itu adalah material konstruksi yang paling ideal, dibanding beton maupun kayu. Paling daktail. Jadi kalau ditinjau dari sisi kekuatan , kekakuan dan daktilitas maka baja adalah paling unggul. Tapi mengapa koq kalah populer.

Para awam biasanya langsung terdiam, jika diberikan argumentasi bahwa baja mahal. Tapi apakah memang begitu ?

Dengan kondisi bahwa komunitas baja relatif lebih banyak bekerja, dibanding komunitas beton yang lebih sering mengkomunikasikan risetnya maka tentu menarik sekali jika ternyata tanggal 7 April 2011, hari Kamis besok ternyata ada seminar baja nasional yang cukup besar akan diadakan di Jakarta.

Apakah anda sudah tahu seminar tersebut.

Jika belum tahu tentang keberadaan seminar baja tersebut maka lihat saja ini undangannya. Ayo yang berminat mendalami struktur baja, jangan ketinggalan.

Mau tahu siapa saja yang berbicara pada seminar tersebut. Ini materinya :

Jika tertarik, ini detail acara dan kontak panitianya. Siapa tahu masih ada tempat yang tersedia. Maklum, kelihatannya hanya dibatasi sebanyak 250 tempat saja, tapi siapa tahu anda client-nya PT. Krakatau Steel atau Nippon Steel, jadi ada perkecualian. 🙂

.

.

Ok bagi teman-teman yang mempunyai undangan serupa dan akan hadir. Ketemu dengan saya disana ya. Salam sejahtera semua.

23 tanggapan untuk “ada seminar baja tanggal 7 April ini lho”

  1. Sanny Khow Avatar
    Sanny Khow

    Pak,
    Steel sangat jarang di pakai di California.
    Untuk jembatan hampir 90% disini adalah box girder concrete, kecuali yang bentang panjang dimana tdk mungkin pakai concrete.
    Untuk rumah tinggal hampir semua pakai wood framing.
    Steel itu mainly hanya untuk high rise building di downtown.

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Yah betul, bentang panjang. Jadi untuk struktur yang berat sendirinya sudah dominan maka penggunaan material baja yang mempunyai ratio kekuatan dibanding berat per volume terbesar, akan efektif.

      Kalau bangunan tinggi di Indonesia masih jarang yang pakai baja. Saya sudah kontak beberap teman yang bekerja konsultan struktur, mereka mengatakan : “Wah kalau baja, paling-paling hanya untuk atap dan canopy” .

      Kecuali itu, di Indonesia, stuktur baja memang banyak dipakai untuk proyek-proyek oil and gas. Apalagi yang off-shore, juga proyek-proyek energi.

      Di dalam acara tersebut saya mencoba mengungkapkan prospek dan kendala pemakaian baja di Indonesia. Judul yang sepele tetapi ternyata butuh 49 lembar untuk mengungkapkannya. Bahkan presentasinya udah mencapai hampir 150 sheet. Ini kayaknya akan menjadi makalah paling berbobot (dari segi ketebalan makalah). 🙂

      Yah, mumpung diundang jadi Invited Speaker di tingkat nasional, jadi uneg-uneg tentang baja saya keluarkan semua. Begitu pak Sanny. Doakan ya agar sukses dan ada yang menindak-lanjuti apa-apa yang akan saya sampaikan nanti.

      Suka

  2. handoyo Avatar

    Pa boleh tahu siapa2 panitianya gak? aku pingin banget ikut seminar jika masih ada tempat. Terima kasih

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Panitianya dari PT. Krakatau Steel, itu ada nama contact personnya di halaman terakhir dari undangannya. Silahkan saja di contact beliau-beliau tersebut.

      Suka

  3. lady cemplux Avatar

    wah pak, thanks infonya… (sambil nyari-nyari biaya seminarnya)

    Suka

  4. Sanny Khow Avatar
    Sanny Khow

    Pak,
    masalahnya sama steel yaitu mahalnya competent welders dan competent welding technicians for testing. proyek saya ini hampir ngak jalan karena waktu itu di kontraknya mengharuskan memakai tenaga dalam negeri us.
    setelah di bid hanya ada satu dan mahal sekali. akhirnya dept of transport merubah kontraknya dan memperbolehkan di fabrikasi di luar negeri.
    akhirnya ada perusahaan china yang bisa ikut.

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Informasi bagus pak Sanny, karena dalam salah satu halaman makalah yang saya tulis, saya nyatakan bahwa “teoritis las adalah sistem sambungan yang paling baik dibanding baut hanya saja perlu kontrol mutu pelaksanaan yang ketat”.

      Jadi kalau ada pernyataan “mahalnya competent welders dan competent welding technicians for testing”. Yah itu khan kesannya mendukung.

      Suka

  5. handoyo Avatar

    Terima kasih atas infonya.Sorry tadi gak kelihatan. Semoga uneg2 bapak tentang baja bisa berguna bagi pengikut seminar.Shalom.

    Suka

  6. Sanny Khow Avatar
    Sanny Khow

    Pak,

    setelah proyeknya jalan ada lagi masalah yg lebih besar lagi yg ada pa steel tapi ngak ada pada concrete:
    kalau kita bikin box girder bridge dari beton, geometrinya sangat sangat mudah kita atur tentu dgn geometry control yg baik. kita bisa membuat adjustment sehari sebelum ngecor.

    tapi kalau dari baja, kita harus 100% tahu all the geometry pieces sebelum pelat pelat baja di potong atau CNC dalam 3 dimensi. Ini sudah di bantu dengan BIM dari china dan us. bayangkan kalau box girder kita dari baja yang memiliki tingkat kesulitan yang sangat sangat susah. box girder kita ada horizontal curve, vertical curve, camber, cross slope.
    Ini adalah lesson learned nomor satu dari proyek ini. memang jarang ada jembatan baja yg melengkung. biasanya lurus lurus aja.

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      O begitu pak Sanny, kalau dipikir-pikir perencana di proyek Bapak kelihatannya perlu hadir di acara seminar di atas. Kenapa, karena disana saya akan cerita bahwa meskipun ada prospek (keunggulan) tetapi ada juga kendalanya. Baja itu khan produk pabrik, yang punya ukuran tertentu maka jika diaplikasikan untuk suatu konstruksi yang tidak bisa memanfaatkan efek repetitif (pengulangan), juga modul-modul tertentu dan yang jumlahnya banyak maka jelas akan kalah unggul dengan beton, yang dapat dengan mudah dibuat berbagai geometri yang unik.

      Jadi untuk kesuksesan proyek, adanya BIM dll, hanya penunjang. Tentu perlu dipertanyakan mengapa proyek dengan bentuk yang unik di atas harus ngotot pakai baja. Jika keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada kerepotan di atas maka rasa-rasanya proyek itu baru baik namanya.

      Jadi intinya, baja memang unggul pada segi tertentu, tetapi pada segi yang lain tidak. Perencana yang baik adalah dapat memakai baja pada segi yang unggul tersebut, dan menghindari dipakainya pada segi yang lemah.

      Wah-wah kayaknya nanti makalah saya pasti akan banyak yang mengcopy. ** ge er mode ON ** 🙂

      Suka

  7. Sanny Khow Avatar
    Sanny Khow

    Pak,
    ya, ada dua constraint dari proyek ini:
    1. bentang panjang
    2. geometri
    jadi sebenarnya bisa dibuat, cuma kalau kita mau disain jembatan begini yang baru, bagian curvenya harus kita buat dari beton. saya pikir TYLin, desainer, tidak melihat masalah ini waktu mereka desain.

    Memang jembatan ini bisa dibuat degan beton mengunakan cable stay. tapi karena politicians – nya mau menjadikan jembatan ini saingan golden gate. maka jadilah self anchored suspension. memang ini the one and only.

    Suka

  8. Sanny Khow Avatar
    Sanny Khow

    jembatan ini will be the most expensive per square meter.

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      yah, ingin jadi proyek monumental. Kadang-kadang untuk bisa dibanggakan memang perlu dukungan dana. Kalau di Indo ada proyek begitun, tapi rakyatnya masih kelaparan khan nggak enak juga. Kelihatanya yang mirip di Indo yang sekarang sedang ngotot diperjuangkan adalah Gedung Baru MPR. Khan yang bisa menikmati elite tertentu saja, yang lagi di atas. Masih mending kalau yang diperjuangkan adalah jembatan Selat Sunda. Orang biasa juga bisa menikmati, meskipun ada juga orang yang nggak setuju.

      Suka

  9. r_son Avatar
    r_son

    dear Sir…

    kalo melihat sedikit saja dari comments di atas, kayaknya materi seminar ini perlu deh utk di-upload. sekalian sosialisasi buat masyarakat SIPIL (konsultan, kontraktor, akademisi dan Dinas Pekerjaan Umum)…. maaf kalo merepotkan Sir.

    Regards

    R_son

    Suka

  10. donaldessen Avatar
    donaldessen

    Pak Sanny

    Jembatan yang sedang bapak kerjakan itu new oakland bay bridge ya pak? Perencananya TY Lin Int? designernya namanya DR. Marwan siapa itu minggu lalu datang ke AGN membahas Jemb Selat Sunda. Pinter skali orangnya, dia ada crita sdikit soal self anchor SB nya itu, tapi ada pernyataannya yang saya justru bingung krna dia ada merencanakan jembatan gantung 1800 m untuk kereta menggunakan box girder padahal dari beberapa literatur yang saya baca spti bukunya Stretto di Messina sdikit bertolak blakang pernyataan dia soal jemb gantung untuk kereta krna knapa Akashi Kaikyo akhirnya memilih menggunakan truss girder yaitu untuk ngejar gravity stiffnessnya soalnya single box girder untuk standar total 4-6 lane + double track kayanya mentok sampe 1700 m. Soalnya kalo dipaksakan box girder jadi gak kaya box girder lagi udah kegemukan akhirnya drag anginnya tetap gede tp flutter speednya kecil. `

    Prihal box girder baja kalau dr Dr. Marwannya sih blg pake china spya murah tp pastikan QAnya sebaik mungkin dan buat spesifikasi sedetail mungkin. Dr pengalaman pak Sanny bagaimana kualitas welder dr china? soalnya di JSS ini udah beberapa org barat yang cenderung mengunderestimate kualitas pekerjaan fabrikator dan supplier dr china padahal udah jelas2 ini JSS kalo jadi pasti barangnya semua dari sana.

    Suka

  11. Sanny Khow Avatar
    Sanny Khow

    Pak Donald,
    Iya jembatan yg lagi kita kerjakan adalah sf-Oakland bay bridge (self anchored suspension). Marwan Nader adalah design leadnya dari TY Lin. Saya sempat juga presentasi di artha graha waktu kebetulan pulang indo tanggal 1 febuari yg lalu.

    Memang yg saya tahu jembatan bentang pajang yg juga dipakai utk kereta bakal jadi mahal/susah karena kita harus mengontrol lendutan agar bisa di tolerir sama kereta. Saya sendiri di proyek ini tdk terlibat dalam desain timnya jadi kurang bisa kasih opinion ttg drag dan flutter dari box girder. Di proyek ini saya terlibat sebagai owner representative, salah satu orang yang mewakili department of transportation ca.

    Orang barat memang aneh. You got what you paid for. mereka soalnya mikir bahwa kualitasnya kayak welder dari negeri mereka. Jelas aja yg dari china qualitynya rendah, karena mereka di bayar jauh jauh lebih murah (welder amerika dibayar 30x dari welder china). FYI, proyek kita ini hampir ngak jalan, karena ngak ada company amerika yg bisa bid kalau pakai welder amerika, makanya proyeknya di kasih ke china.

    Memang betul kata si marwan, kalau dikasih ke china bikin specifikasinya yg sedetail mungkin agar mereka tau apa yg kita expected. ZPMC tempat di mana bay bridge di fabrikasi sebenarnya bukan ahli bikin jembatan. Mereka itu ahli bikin container lifting cranes. Mereka berani ’rugi’ untuk mendapatkan proyek ini. Sekarang saya dengar mereka sudah dapat beberapa proyek dari eropa karena dapat pengalaman proyek ini.

    Tapi saya pikir bukan masalah spesifikasi, tapi masalah politik dari proyek saya ini. Maaf ngak bisa saya tulis disini. Karena menurut saya spesifikasi dari amerika biasanya udah yang paling ketat. Semua welding procedure mengacu padi AWS.

    TY Lin sendiri juga ada ‘salahnya’ di proyek ini. Bukan masalah structure-nya tapi masalah geometrinya yang sangat rumit. They could have done differently to save tons of money.

    Suka

  12. donaldessen Avatar
    donaldessen

    wah wah koq bisa ya dept. trans ca nya memenangkan dr china yg malah mungkin minim pengalaman bikin box girder jembatan? maksud saya bukankah di amerika itu sangat ketat prosedurnya. Bagus skali taruhan si ZPMC itu rugi skrg panen nantinya, kalo sudah bisa tembus proyek di amerika itu pasti pengalaman yg mahal skali. Saya pikir welder di amerika sudah mesti hati2 krna apa yang mrka bisa dpt ditiru sama welder negara lain dan most of them are wiling to be paid less.

    Hehe kadang di atas power point semua kliatan indah pak, tp bagi yang langsung menghadapi proyeknya pasti tau dibelakangnya itu ruwet sekali. Kadang memang ahli struktur terlalu konsentrasi sama matematiknya lupa sama detail konstruksinya. Jadi mestinya proyek mega scale seperti ini, mesti dibuat skema sedemikain sampai kontraktor pun diikut sertakan sejak preliminary design untuk menghindari kesulitan yg berhubungan dgn konstruksi nantinya. Kmrn si Marwan nya itu ada singgung itu sih tp seingat saya bukan di oakland bay ini.

    Suka

  13. Sanny Khow Avatar
    Sanny Khow

    Pak Donald,

    Tepat sekali seperti kata anda:

    Kadang memang ahli struktur terlalu konsentrasi sama matematiknya lupa sama detail konstruksinya. Jadi mestinya proyek mega scale seperti ini, mesti dibuat skema sedemikain sampai kontraktor pun diikut sertakan sejak preliminary design untuk menghindari kesulitan yg berhubungan dgn konstruksi nantinya.

    Untuk jadi desainer yg baik, kita harus tahu bagaimana jembatan ini di bangun, bagaimana jembatan ini di fabrikasi, bagaimana proses erectionnya, karena gambar kerja kita dua dimensi apakah ada konflict nantinya kalau sudah dlm tiga dimensi, MEP always a nightmare.

    Untuk management constructionnya saya pikir utk jembatan skala ini sebaiknya “Design Build” jangan “Design Bid Build” . Let the designer and the builder team sleeps together, solve the problem together.

    Oh, sebenarnya ZPMC bukan menang sendirian, tapi mereka itu sub contractornya American Bridge/Flour dari amerika.

    makanya semua org barat sekarang marah sama china, mereka ngak bisa compete dengan cheap labor dan cheap currency nya china.

    Suka

  14. Sanny Khow Avatar
    Sanny Khow

    The problem with designers is they only know or care about how they analyze structures. Some designers have ‘construction is not my problem’ attitude. And when you have a design-bid-build project; the owner, the designer and the contractor, all have their own interest and speak their own language which may not be good for the project.

    Suka

  15. kebanggaan mengajar | The works of Wiryanto Dewobroto Avatar

    […] lain yang terkait ada seminar baja tanggal 7 April ini lho Posted on 4 April 2011 by wir| 19 […]

    Suka

  16. […] Konstruksi bangunan umumnya hanya mengenal tiga bahan material pokok, yaitu baja, beton dan kayu. Dalam pengamatan saya selama ini hanya dua yang dianggap sebagai struktur yang sebenarnya, yaitu baja dan beton. Adapun struktur kayu dianggap sebagai konstruksi sekunder, kelas dua, … Continue reading → […]

    Suka

  17. jelly Avatar
    jelly

    Paagii..pak
    Sy mau tanya soal bangunan untuk luas 150 m2 lantai bawah dan 70 m2 lantai atas dalam segi financial lebih hemat pakai struktur beton cor biasa or struktur baja…untuk denah seperti ruko tanpa sekat..trima kasih

    Suka

  18. […] Konstruksi bangunan umumnya hanya mengenal tiga bahan material pokok, yaitu baja, beton dan kayu. Dalam pengamatan saya selama ini hanya dua yang dianggap sebagai struktur yang sebenarnya, yaitu baja dan beton. Adapun struktur kayu dianggap sebagai konstruksi sekunder, kelas dua, … Continue reading → […]

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com