Meskipun kata orang, kebijakan pak Daoed dulu ketika menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1978 – 1983), banyak yang tidak menyukai. Tetapi dengan berjalannya waktu, yaitu setelah beberapa kali membaca tulisan-tulisan beliau di buku maupun artikel koran, aku merasa bahwa pendapat itu tidak benar. Kalaupun ada yang tidak menyukai, maka dapat dipastikan bahwa itu adalah orang-orang yang merasa rugi secara langsung dengan adanya kebijakan yang dibuat.
Dari setiap ungkapan tulisan yang beliau buat, aku dapat berkesimpulan bahwa keputusannya waktu itu (ketika jadi Menteri) tentulah karena suatu maksud yang mulia, dan hanya bisa diterapkan jika kebijakan tersebut dibuat.
Kalau tidak salah, kebijakan beliau yang kontroversial adalah pelarangan organisasi politik di dalam organisasi kampus. Jadi sejak itu, yang namanya HMI, GMNI, PMKRI berada di luar kampus. Meskipun mahasiswa sebagai pribadi tidak dilarang ikut organisasi tersebut, tetapi tidak boleh secara terang-terangan organisasi tersebut terlibat langsung dalam kegiatan kampus. Oleh karena itulah, maka dapat dimaklumi jika orang-orang yang berkepentingan dengan adanya organisasi-organisasi tersebut pasti tidak menyukainya.
Kasus di atas juga dapat dijadikan bukti, bahwa untuk berani mengambil sikap maka harus berani pula menerima kenyataan bahwa tidak semua orang akan suka dengan sikap yang diambil tersebut.