Bagi yang namanya  penulis, menjadi narsis itu adalah salah satu resiko. Maklum, itu salah satu strategi andal mencari pembaca. Karena bagaimanapun bagusnya tulisan, bila tidak ada yang membaca, maka tidak akan ada yang tahu betapa berharganya itu.

Jadi, penulis itu eksis karena ada pembacanya, begitu juga blog ini. Boleh-boleh saja bersemangat menulis blog, tetapi jika yang kasih komentar adalah teman-temannya saja, apalagi atas dasar kasihan. Wah, yakin deh penulisnya belum merasakan bagaimana dahsyat dan nikmatnya menulis itu.

Pak Wir masih menulis ya, koq sudah jarang artikel baru di blog ini ?

Diakui, jatah tulisan untuk blog ini memang berkurang. Tetapi itu bukan petunjuk, bahwa produktivitas menulis berkurang. Bahkan dirasakan, waktu 24 jam ternyata tidak mencukupi. Sebagai gambaran untuk tahun 2012 ini saja sudah ada beberapa artikel tulisan resmi (bukan blog) yang aku sampaikan. Bahkan karena resmi atau terkait instansi, maka tidak langsung dapat di up-load. Yang jelas, dengan produktivitas menulis itu aku belajar banyak. Jadi kayaknya, menulis itu strategi belajar untuk orang-orang dewasa yang paling efektif.

Belajar apa saja pak ?

Nah itu, sangat bervariasi seperti halnya tulisan di blog ini, misalnya tentang analisa struktur, struktur baja atau beton, simulasi numerik, beberapa kali tentang jembatan. Tetapi rasa-rasanya saya belum pernah menulis tentang struktur gedung tinggi.

Iya pak, gedung tinggi belum pernah ditulis. Bapak menguasai juga ya pak ?

Nah ini yang unik. Basic ilmu formal yang aku kuasai sebenarnya structural engineering, satu cabang utama dari ilmu civil engineering. Jadi sebenarnya aku ini belum bisa disebut ahli teknik sipil, kalau ahli struktur. Boleh deh. Sedangkan ilmu non-formal lain yang aku geluti adalah computer programming. Inipun  terbatas pada  VB, Fortran dan Pascal. Dari pemrograman tersebut aku kuat dibidang logika dan penyusunan alur kerja atau algoritma, yang ternyata dapat diaplikasikan pada berbagai strategi penyelesaian rekayasa, yang umumnya mengandalkan urut-urutan langkah yang jelas (tertentu) dan logis.

Hanya itu saja ya pak. Sama dong. Itu khan yang dipelajari mahasiswa-mahasiswa teknik. 🙂

Ya memang begitu, tidak ada yang istimewa. Kalaupun ada yang beda secara personal adalah kemampuanku dalam memvisualisasikan objek di pikiran. Wah susah ini menerangkannya, anda tahu nggak teknik gambar proyeksi, yang umumnya diajarkan di SMA jurusan IPA. Tentang pelajaran itu, aku tidak merasakan kesulitan sama sekali, bahkan merasa heran “belajar cara menggambar seperti itu koq perlu dipelajari”. Menurutku yang susah adalah menggambar wanita cantik pada berbagai pose. Kalau menggambar proyeksi pakai segitiga ganda, itu mah bukan masalah.

Kalau bukan masalah, mengapa pak Wir omongin ?

Itulah, aku juga heran. Bagiku itu bukan sesuatu yang istimewa, yang bikin istimewa adalah di kelasku dulu hanya ada dua orang yang bisa dijadikan patokan. Artinya mereka mandiri tapi dianggap sudah benar. Aku ingat betul, di antara dua orang itu, aku adalah salah satunya. Bahkan hasil gambarku pernah diminta pamerin. Nah disitu aku merasa itu salah satu kelebihan dibanding yang lain. Padahal menurutku biasa-biasa lho.

Selain kemampuan visualisasi yang cukup kuat sehingga saat menjelang tidurkupun dapat aku gunakan untuk membuka semua materi yang dipelajari ( didalam benak tentunya), maka ada satu hal yang kadang bisa aku andalkan,  yaitu ilmu titen.

Lho tadi pak Wir di depan ngaku sebagai penulis. Gimana itu pak ?

Betul. Aku bilang itu semua khan  ilmu dasar . Semuanya tidak akan berdaya tanpa ilmu pamungkas ini, yaitu ngelmu nulis. Karena ngelmu nulis itu pula maka pada bulan Mei ini aku akan memberi kuliah tentang struktur gedung-gedung tinggi.

Terus terang, aku menulis itu adalah karena mendapat undangan sebagai invited speaker dari salah satu perguruan tinggi swasta terkenal di Jogjakarta. Menurut rencananya adalah pembicara tunggal. Istimewa khan. Karena istimewa itu pula maka aku menyiapkan materi secara istimewa. Awalnya sih akan menyajikan materi tentang gedung super tinggi dan jembatan bentang sangat panjang. Awalnya aku menyanggupi, maklum tentang jembatan aku sudah sering cerita di blog ini, hanya gedung yang belum. Jadi ketika diberi waktu seminar dua jam (kelamaan nggak sih) maka aku menyanggupinya.

Setelah ber-tiwikrama menulis sejak hampir sebulan ini, mengandalkan ilmu-ilmu di atas. Ternyata ketahuan, bahwa ilmu tentang gedung tinggi nggak bisa diremehkan. Makalah setebal 88 halaman, ternyata baru membahas tentang gedung tinggi. Wah jelas, waktu dua jam tentunya tidak mencukupi.

Yah sudah, untuk makalah yang aku sampaikan aku jadikan makalah bagian pertama saja. Jika mereka nanti mengundang, baru aku lanjutkan ke bagian dua, yang berisi jembatan.

Makalah gedung-gedung tinggi seperti yang di HAKI itu ya pak ?

Ya jelas beda dong. Makalah di HAKI adalah makalah-makalah buatan para insinyur. Kamu tahu khan, keahlian para insinyur itu apa ?

Membangun gedung dan jembatan pak !

Betul, sedangkan yang makalah yang aku buat tentang gedung tinggi ini yang membuat adalah seorang penulis. Jadi berbeda khan.

Nah inilah kira-kira abstrak dan judul dari makalah yang siap aku sampaikan di kuliah bersama di perguruan tinggi yang mengundang aku tersebut. Ini bocorannya.

O ya tentang makalah itu. Keseluruhan tebal 88 halaman, jumlah gambar sekitar 70 gambar. Rasa-rasanya saya belum pernah membaca makalah  serupa berbahasa Indonesia. Juga luar. Jadi menurutku, para peserta yang di Jogja nanti adalah yang pertama akan mendengarnya.

O ya, tanggal seminar makalah itu di Jogja sesuai undangan yang aku terima adalah sudah fixed, yaitu tanggal 9 Mei 2012. Yah moga-moga pesertanya banyak.

Siapa pak, peserta yang sebaiknya ikut ?

Pertama-tama adalah bahwa sebaiknya pesertanya punya latar belakang pendidikan teknik  sipil. Maklum, aku banyak memakai falsafah teknik.

Kedua, adalah anak-anak muda yang nantinya berharap dapat terlibat pada proyek bangunan tinggi, yang ternyata saat ini sudah mencapai tidak sekedar super tinggi, tetapi sudah masuk pada era mega-tinggi. He, he, ini bukan bu Mega lho.

Ketiga, adalah bagi insinyur-insinyur yang mengaku sudah ahli tentang bangunan tinggi. Bagaimanapun juga, seminar itu dapat dijadikan benchmark ilmu tentang bangunan tinggi. Maklum, yang memberi seminar mengaku diri guru teknik sipil dan bukan dosen teknik sipil. Jadi perlu diuji juga tuh, biar materi yang ditulisnya akan lebih bermutu. 🙂

Wah, materi gedung tinggi koq di Jogja, mana ada gedung tinggi disana. Paling-paling kurang dari 20 lantai. Nggak berani ngasih di Jakarta ya pak, takut banyak ahli-ahlinya ?   😦

Bukan begitu dik. Selain penulis, saya ini khan juga ilmuwan (kata teman lho, maklum di UPH saya juga menjabat Ketua Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakultas). Bagi ilmuwan, ketidak-tahuan itu bukan sesuatu yang ditakuti, bahkan dicari untuk dapat diteliti. Jadi meskipun materi makalah saya tentang gedung tinggi tersebut untuk saat ini dirasakan lengkap, dan bahkan saya belum pernah membaca makalah serupa  berbahasa Indonesia (tidak berarti ini sekedar menerjemahkan lho, nggak seperti itu). Tetapi jika nantinya ada ahli-ahli yang mau memberi masukan, wah pasti akan lebih baik lagi. Disitulah saya baru mendapatkan pembelajaran.

O ya di Jakarta tempo hari, saya juga sudah dihubungi oleh panitia seminar, yaitu mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta, yang berencana mau bikin seminar tentang jembatan selat sunda. Acaranya sekitar bulan Mei juga.

Saya bilang begini. Untuk seminar bulan mei ini, saya nggak siap. Maklum saat ini (sewaktu mahasiswa menelpon) saya sedang berkonsentrasi menulis tentang makalah untuk Jogja, tentang bangunan tinggi. Saya juga bilang, mengapa seminar tentang Jembatan Selat Sunda, bukanlah saat ini sedang ramai-ramainya orang membicarakan tentang  hal itu, bahkan PU belum lama  telah mengadakan seminar internasional. Jadi topik itu bukan istimewa lagi (banyak yang membahas). Padahal kelihatannya, yang akan segera di bangun di Indonesia ini adalah tower 111 lantai, tertinggi di Indonesia dan ke-5 dunia.

Nah ternyata, si mahasiswa tersebut tertarik. Jadi nanti kalau sudah ada jadwal resmi dari perguruan tinggi tersebut, maka tentunya saya dengan senang hati akan membahasnya di Jakarta, yang memang banyak ahli-ahli gedung tingginya. Tapi sekali lagi saya bilang, bahwa mereka itu adalah insinyur dan sedikit yang juga sekaligus penulis. Jadi tentu saja tulisan seorang insinyur saja, akan berbeda dibanding tulisan seorang insinyur dan penulis sekaligus.

Buktikan !

Sorry ini bukan narsis, tapi bagian dari mencari pembaca. He, he. 🙂 🙂

14 tanggapan untuk “ada apa dengan Mei besok ?”

  1. santos Avatar
    santos

    saya bukan mahasiswa,…tapi saya suka dengan tulisan pak Wir,..yah minimal gak ketinggalan informasi,…

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Matur nuwun pak. Hanya satu syaratnya pak, nggak harus mahasiswa, tetapi yang penting bisa membaca. 🙂

      Suka

  2. aga yuditra Avatar

    saya suka dengan tulisan pak Wir… saya memperoleh banyak ilmu dari blog ini..
    ilmu saya masih dangkal, karena saya baru lulusan SMK .

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Terima kasih. O ya, jangan lupa gantungkan terus cita-cita setinggi langit. Selalu pikirkan dan diusahakan, waktu nanti yang akan membuktikan. Tuhan memberkati kita semua.

      Suka

  3. ipanase Avatar

    wow, panjangnya

    Suka

  4. Hartono Wu Avatar

    Halo Pak Wir… Salam kenal. Senang membaca tulisan2 bapak. Dalam benak saya, jarang ada yang bisa menulis tulisan teknik sipil dengan bahasa indonesia yang baik, dan paling penting, mudah dicerna dan dimengerti. Pak Wir adalah salah satu yang dikecualikan… Rasanya perlu banyak belajar dengan sering-sering menulis.

    Saat membaca paper2 berbahasa Inggris, rasanya lebih gampang ketimbang paper2 bahasa Indo, mengingat kosa-kata bahasa indo yang terbatas dan terkadang susah mencari arti teknik yang sepadan. Akhirnya, tulisannya jadi agak gado-gado, dicampur dgn kosa-kata Inggris agar tidak disalah artikan pembaca 🙂

    Wish you have a great weekend time with your family…

    Suka

    1. Hartono Wu Avatar

      Oh iya, lupa memperkenalkan diri. Saya mahasiswa Ph.D Teknik Sipil majoring di geotechnical engineering di the National University of Singapore. Saat ini lagi berkutat didalam kubangan riset.

      Suka

      1. wir Avatar
        wir

        Salam kenal juga mas Hartono Wu. Selamat berjuang dan mengembangkan diri sampai tuntas. Juga raih reputasi harum. Semoga nanti akhirnya dapat berkiprah bersama-sama bagi kemajuan rakyat negeri ini. Semoga.

        Suka

  5. miftakhurriza Avatar
    miftakhurriza

    Pak Wir, seminarnya di Yogyakarta di Universitas apa ya..? Semoga saya bisa ikut seminarnya.

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Thanks dik atas ketertarikannya. Tapi mohon dimaklumi dik, universitasnya nggak disebutkan karena sifat acaranya “kuliah umum”, jadi internal sebagai bagian dari acara “Civil Engineering’s Day 2012” untuk mahasiswa-mahasiswanya. Nggak tahu nanti kalau kemudian di acara tersebut pihak luar juga ada yang diundang. Mestinya begitu ya, biar menarik. Minimal agar ada yang banyak bertanya. Khan seru. 🙂

      Suka

  6. yadi Avatar

    ikut nyimak gan artikel nya, salam kenal

    Suka

  7. Donny B Tampubolon Avatar
    Donny B Tampubolon

    Pa Wir and Engineers,

    Senang melihat pa Wir tetep eksis, di BB, Twitter, Blog, YM, dll.
    Ditunggu sharing informasinya (softcopy-nya) di blog ini, tentunya setelah pa Wir selesai presentasi di Jogja.

    Kami engineer muda jadi penasaran niy, tentang Gebrakan Pa Wir di bulan Mei .. (Bukan mimpin demo buruh kan pa di hari buruh bulan Mei nanti … hehehe)

    Syallom..

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Terima kasih atas perhatiannya.

      Nb: o trims juga atas link ebook ttg jembatan karya Gimsing.

      Suka

  8. Rabu 9 Mei 2012 di UAJY – Yogyakarta | The works of Wiryanto Dewobroto Avatar

    […] ada apa dengan Mei besok ? – 21 APRIL 2012 […]

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com