Jadi penulis itu memang mengecoh, disangkanya bisa menjawab semua permasalahan. Padahal, nggak mesti seperti itu. Ini ada email masuk, mencoba menanyakan sesuatu yang membuatnya “drop”, saya coba deh menanggapinya:

Yth Bapak Wiryanto Dewobroto
Selamat siang Pak, semoga Bapak dalam keadaan baik, sehat & bahagia.

Bapak Wiryanto, saya mohon petunjuk.
Saya ingin bertanya tetapi tidak tahu mesti tanya ke mana.
Saya ingin bertanya 3 hal saja, mohon Pak diberi petunjuk saya mesti tanya siapa.

Topik Pertama: Memahami Denah Arsitek
Terus terang Pak tahun lalu saya pernah tes di sebuah konsultan di Jakarta. Saya tidak tahu nama perusahaannya karena di iklan lowongan mereka hanya ada no PO BOX & waktu tes hanya di sebuah rumah mewah yg besar di Jakarta. Waktu tes di beri 3 lembar kertas A3 ( double kwarto ) gambar arsitek denah basement, tower apartemen ( karena hanya tes dianggap semua lantai sama/typical ) & denah atap. Jujur Pak waktu itu saya kaget & bingung sekali, 30 menit pertama stress mandangin gambar tsb & tidak tahu apa2. Saya hanya tahu posisi kolom & dinding beton pada lift, lainnya saya tidak tahu:
– tidak tahu mana dinding internal ( non load bearing )
– tidak tahu mana dinding eksternal non load bearing ( kalau tidak salah istilahnya cladding )
– tidak tahu mana dinding geser ( internal maupun yg di tepi bangunan )
tidak tahu apa ini pakai balok atau hanya flat slab
… intinya kacau sekali karena tidak tahu bagaimana cara memahami denah arsitek.
Saya sadar waktu itu saya tidak lulus tes, tapi yg menyayat hati itu komentar2 dari orang yg nge-tes itu.
Saya jadi trauma ikut tes lagi kalau belum ngerti.
Pertanyaan topik 1
Bila menghadapi denah arsitek ( misal tower apartemen seperti tes itu ) lalu bagaimna saya tahu:
a) sistemnya pakai balok atau flat slab ?
b) mana yg dinding geser ( baik internal atau yg di tepi bangunan ), mana yg dinding internal non load bearing, mana yg cladding
c) bagaimana membedakan RC Wall kantilever atau RC Column pipih di denah arsitek

Topik Kedua: Lift & Cooling Tower
Bagaimana memodelkan ruang mesin lift & lift pit di SAP2000 ?
Bagaimana input beban lift & lift pit ke model SAP2000/ETABS karena ada disediakan R1 & R2 ( dalam ton ) ada juga yg beban merata dalam kg/m2 ?
Bagaimana model & pembebanan untuk cooling tower ?

Topik Ketiga: Basic Modelling
Dasar pemodelan, umumnya struktur atas & bawah di modelkan bersama atau dipisah, apa keuntungan & kerugiannya?
Bila dimodelkan jadi satu apa dinding basement, pelat basement terbawah + pile cap ikut dimodelkan juga?
Bagian gedung mana yg mesti dimodelkan & yg tidak perlu dimodelkan ?

Mohon Bapak Wiryanto memberi saya petunjuk, saya mesti menghubungi siapa yg mau menjawab pertanyaan basic di atas.
Kalau Bapak bersedia menjelaskan 3 topik di atas saya sangat berterima kasih, saya bersedia menunggu tidak apa2.
Mohon Pak diberi petunjuk.

Terima kasih atas waktu & perhatian Bapak
Mohon maaf jika ada kata yg kurang berkenan.
Hormat Saya

$il$y $er$an$o

Menarik juga, merasa tidak tahu saat melamar pekerjaan. Itu khan berarti sudah lulus sarjana teknik sipil kalau begitu. Apakah ini berlaku secara umum.

Sebelum menjawab lebih lanjut, rasanya perlu ditanya dulu. Gambar yang anda lihat apakah gambar arsitek atau gambar struktur. Ini dua gambar yang fungsi dan peruntukannya berbeda lho. Gambar arsitek yang menggambar adalah arsitek, untuk keperluan arsitektural yang umumnya berupa denah akhir suatu bangunan yang memperlihatkan fungsi-fungsi ruang dan kondisi finishing yang digunakannya. Adapun gambar struktur adalah gambar yang dibuat oleh juru gambar atas order insinyur teknik sipil. Pada denah gambar struktur tersebut akan terlihat macam-macam sistem struktur yang dipakai.

Jadi dari uraian itu saja akan tahu bahwa pada gambar denah arsitek memang tidak akan ketahuan apakah lantainya flat-slab atau pakai balok. Informasi tersebut biasanya dapat dilihat pada gambar potongan dari gambar arsitek. Kalau dari denah nggak kelihat.

Nah kalau membedakan gambar arsitek dan gambar struktur saja belum bisa, wah gawat. Saya jadi kuatir, dosennya yang ngajar juga nggak tahu. Ini bisa terjadi kalau dosennya dari lulus S1 langsung saja belajar lagi S2, atau bahkan S3 tanpa sempat melihat proses kerja perencanaan bangunan secara lengkap. Maklum, S2 dan S3 khan memang tidak diarahkan untuk melaksanakan perencanaan bangunan lengkap. Jika dapat dosen yang seperti itu, wajar jika muridnya juga bingung. Atau bisa juga, sewaktu kuliah dulu mahasiswa cuek, hanya belajar yang diajarkan di kelas, waktu kerja praktek nggak kritis. Maunya cepat lulus.

Kasus yang seperti itu juga terjadi ditempatku. Aku mendengar ada alumni di tempatku, dia pintar, waktu kuliah pokoknya mengerjakan apa yang dosen kerjakan. Tapi seperlunya saja. Juga waktu tugas akhir, dia memilih topik penelitian, cukup spesifik. Yah intinya, untuk setiap topik kuliah dia ok-ok saja. Kebetulan, ditempatku mengajar tidak ada yang namanya tugas besar perencanaan, yaitu tugas yang mencoba mengintegrasikan semua materi perkuliahan untuk misalnya perencanaan gedung sebenarnya. Ini tidak ada, masalahnya adalah bahwa setiap tugas diarahkan untuk kelulusan siswa, jadi setiap tugas harus selesai kalau tidak UTS atau paling lambat UAS. Jadi mengadaan suatu tugas yang mana materi-materinya berasal dari berbagai materi kuliah menjadi tidak gampang pelaksanaannya. Jadi kalau ada mahasiswa yang berkeinginan mendapatkan materi seperti itu maka diantisipasi dengan pelaksanaan tugas akhir yang sesuai, juga kerja magang. Nah mahasiswa yang dimaksud, pada tugas akhir nggak mau ambil itu, tapi ambil penelitian saja. Jadi ketika lulus ya tentu saja hal-hal tentang perencanaan lengkap nggak terlalu menguasai.

Masalahnya adalah, ketika orang-tuanya tahu dianya telah lulus dan untuk itu diminta melukan perencanaan gedung, si anak (yang sarjana) tadi nggak bisa. Orang tuanya marah-marah, yang disalahkan tempatnya belajar. Wah ini seru khan.

Moga-moga kasus seperti di atas, nggak seperti si penulis surat tersebut. Baru merasa sadar ketika sudah lulus, bahwa ternyata dia nggak tahu apa-apa.

Tentang pemodelan.

Bidang ini memang tidak gampang, variasinya sebanyak imajinasi yang ada di otak. Cara gampang untuk memahami adalah melihat teman-teman senior melakukannya. Maklum, ini masalah interprestasi kasus real jadi kasus non-real, yaitu model struktur.

Seperti rumah lift, apakah perlu dimodelkan secara khusus. Lift khan yang paling penting adalah disediakan balok yang mampu mendukung berat lift yang dimaksud, yang biasanya ada pada spesifikasi lift, termasuk efek impact yang terjadi. Orientasi balok biasanya ditentukan oleh dudukan lift tersebut. Selanjutnya yang penting adalah konfigurasi balok tersebut terhadap balok-balok lainnya di lantai tersebut dan distribusinya ke kolom atau wall yang ada untuk akhirnya dialihkan ke sistem pondasi. Itulah gunanya analisa struktur, yaitu untuk mengetahui distribusi gaya-gaya pada elemen-elemen struktur.

Tentang pemodalan basement dan lainnya. Saya kira nggak perlu dijawab dulu ya, maklum memahamai gambar arsitek saja masih bingung, maka saya berpanjang lebar juga pasti nggak dipahami.

Saya kira sekian dulu ya, mungkin ada teman lain yang bisa menambahkan untuk membantu teman sarjana kita yang sampai trauma test lagi itu.

Salam.

14 tanggapan untuk “memahami denah arsitek”

  1. Yose Rizal Avatar
    Yose Rizal

    cubalah lihat dan bandingkan mana itu gambar arsitektur dan yang mana yang gambar struktur…

    Suka

  2. obat herbal segala penyakit Avatar

    belum ada yang berkomentar itu tandanya aku pertamax !! xixixixixixix

    Suka

  3. Ewal1962 Untar Avatar
    Ewal1962 Untar

    Wah saya pernah mengalami Hal yg sama 20 thn yang lalu. Betapa malunya . Waktubsaya lulus Ir , saya atasi dengan bekerja kepada seorang mandor , pemborong non skill. Dengan bekerja sebagai tangan kanan seorang mandor sedikit demi sedikit saya memperoleh pengetahuan yg tidak pernah saya dapatkan dibangku kuliah.
    Ewal1962

    Suka

  4. obatalami_agus supri Avatar

    ikut nyimak….biar tau juga…..soalnya selama ini kurang tau hehehhe

    Suka

  5. Mr.doy Avatar

    kunjungan sore gan.
    nice post……….. thanks

    Suka

  6. Maximum Avatar

    Waduhhh,, ane g tau full om kalo masalah arsitekk,, karena ane lulusan sarjana Bimbingan Konseling.. hehe.. 😀

    Suka

  7. yadi Avatar

    kunjungan siang gan! wah boleh juga ni artikel nya, mantep

    Suka

  8. Donny B Tampubolon Avatar
    Donny B Tampubolon

    Sebaiknya tidak usah kecil hati.

    Cemooh atau koreksi dari orang dianggap aja cambuk untuk terus maju, syukur-syukur anda ketemu orang itu disuatu proyek kembali dengan kondisi yang sebaliknya.
    Kan selalu Roda berputar..

    Pikirkan untuk bekerja dengan sistim magang dahulu saja, jadi tidak merasa terbeban. Mintalah kawan-kawan kuliah yang sudah bekerja duluan untuk membantu transfer pengetahuan. Lebih baik, tanya dosen yang praktisi untuk membantu.

    Kenali diri sendiri penting, karena dunia teknik sipil itu luas, tidak hanya seluas dunia konsultan saja. Jangan-jangan tanlent yang anda miliki itu lebih memungkinkan anda untuk bekerja maksimal di lapangan sebagai Site Engineer.

    Sebenarnya dasar-dasar untuk memahami gambar kerja itu ada dimata kuliah Menggambar Teknik 1 dan 2.

    Syallom..

    Suka

  9. Firzoon Avatar
    Firzoon

    biasa gt sis, ane jg wkt pertama kali kerja bingung, cuma ya dlm 1 bulan pertama blajar terus tentang bagaimana mendesign denah arsitek ke denah struktur, dimana kita letakan kolom , balok dan dimensi yang di tolerin oleh pihak arsitek. Dunia kerja jauh lebih kompleks dari apa yang kita dapatkan di bangku kuliah.. belum lg ketemu org MEP.
    Untuk pemodelan harap sis lebih sering latihan modelin dengan cepat dan tepat baru ikut test,,,,
    Semoga berhasil ya sis..
    Hidup Teknik!

    Suka

  10. Andi Avatar
    Andi

    Pak Wir, saya mau bertanya. Bisakah seorang insinyur sipil mendesain sendiri tampak luar sebuah bangunan – atau yang biasa disebut segi arsitektural – tanpa bantuan arsitek, selain tentunya mendesain dan menghitung komponen-komponen strukturalnya? Saya mahasiswa teknik sipil yang sebentar lagi lulus (semoga). Saya senang belajar struktur Pak, dan saya menyadari bahwa ilmu struktur adalah dasar dari berbagai ilmu/subjek yang dipelajari di bidang teknik sipil. Namun saya juga senang dengan keindahan/estetika suatu bangunan. Jika saya kelak menjadi insinyur sipil, saya ingin mendesain sendiri bentuk luar bangunan sekaligus mendesain sistem strukturnya. Apakah bisa seperti itu, Pak Wir? Terima kasih atas jawaban dan penjelasan Bapak.

    Suka

  11. David Amaral Avatar

    pak wir,,,saya minta penjelasan dri pertanyaan diatas,,yang bagian pemodelan basemen dengan sap 2000. karena saya sekarang sedang pada persoalan itu dalam menyusung skripsi saya,,
    terima kasih.shalom..

    Suka

  12. yuliyanto Avatar
    yuliyanto

    Pak Wiryanto, mohon berkenan menberikan ulasan filosofi tentang ‘shear wall’. Terima kasih.

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com