hati-hati !


Jika kita perhatikan berita di media-media, tidak semuanya perlu ditanggapi dengan serius, tetapi juga tidak boleh diabaikan. Ibarat pepatah, ada gula ada semut, ada asap pasti ada apinya. Maklum, dengan begitu gampangnya informasi disebarkan, teknis perekaman gambar dan video, juga didukung oleh kesiapan di segi soft-nya, seperti semakin populernya ilmu komunikasi dengan ngelmu retorika-nya, tetapi di sisi lain motivasi orangnya juga berbeda-beda, maka akhirnya kebenaran suatu berita tidak mudah dibedakan dari yang namanya kebohongan belaka. Kebenaran berita yang dimaksud saat ini, tidak bisa dinilai 100% benar atau 100% salah belaka. Oleh karena itu membacanya perlu kearifan, baik dengan kepala dingin, atau mata hati. Kenapa, karena dapat dijumpai berita yang 50% benar, tetapi juga 50% salah. Maklum berita itu ditulis dengan motivasi mencari sensasi. Jadi jika tidak arif membacanya, yang tersimpan di benak, bisa-bisa hanya 50% yang salah.

Mengapa mulai dari berita !

Berita media sifatnya universal. Maklum itulah dampak  perkembangan teknik telekomunikasi. Saat ini banyak berita media yang berseliweran setiap saat. Bahkan, jika ada yang ketinggalan berita dan informasi yang berkembang di masyarakat, hanya ada dua jenis manusia. Manusia yang gaptek atau jenis manusia yang memang sudah muak dengan banyaknya berita-berita itu.

Terlepas dari materi berita yang sebagian besar memang sampah, yang tujuannya adalah memanipulasi kebenaran, tapi pada dasarnya kebenaran itu tetap ada sifatnya. Itulah yang saya maksud tidak bisa disepelekan.

Berita media yang bagaimana sih pak, koq sampai-sampainya dibuat artikel dan dituliskan.

Betul dik. Sampai saat ini, mayoritas penduduk Indonesia mungkin belum merasakan, atau tepatnya tidak memperhatikan. Maklum, memang tidak ada perang, tidak ada bencana alam yang bersifat simultan dan menyeluruh. Kalaupun ada sifatnya masih titik-titik kecil, tetapi kelihatannya titik-titik itu bersifat kontinyu, ada dan cenderung merata.

Coba saja perhatikan, mulai dari permasalahan yang menimpa penumpang angkot, senggolan lalu-lintas yang berkembang jadi berita hangat, peluru liar yang kemana-mana (?) dan menimbulkan korban, aparat keamanan yang tidak berdaya menghadapi massa meskipun ada korban tak berdaya, tetapi di sisi lain ada aparat yang sangat bersemangat membawa ke ranah keadilan seorang yang sedang mengalami kecelakaan. Maklum, bukan massa, jadi berani. Yah, sangat banyak deh kalau mau dihimpun dari berita media.

Itu semuanya dari sisi masyarakat. Adapun yang sedang di atas, perhatikan. Berita di media tentang mereka juga banyak. Tapi adakah korelasinya.

Untuk itu semua, hanya ada satu kata untuk menghadapinya, yaitu HATI-HATI !

Hanya waktu yang dapat menolong kita semua. Salam.

6 tanggapan untuk “hati-hati !”

  1. Maximum Avatar

    Yups bener banget om,, berita itu sangat bersifat universal.. sangat cepat,. 🙂

    Suka

  2. demoterasi Avatar

    setuju.. media sekarang memang terlalu melebih2kan berita sebenarnya..

    Suka

  3. jimmy Avatar

    Hati-hati adalah wujud agar kita senantiasa aman..

    Suka

  4. pak dar Avatar

    setuju mas

    Suka

  5. jodhi pradana Avatar

    ya itu kan salah satu imbas dari pesatnya teknologi

    Suka

  6. Menghilangkan Stres Avatar

    Saya sangat setuju bahwa dalam menaggapi berita kita haruslah lebih bijaksana. Untuk saya pribadi kalau muncul berita yang bersifat keributan, tawuran, gosip, pokoknya yang kurang bermutu menurut saya maka saya langsung pindah tontonan. Bagi saya akan lebih berharga bila benak kita ini diisi oleh hal-hal yang positif daripada dipenuhi hal-hal yang negatif

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com