devaluasi IPK sarjana

Istilah “devaluasi” umumnya merujuk pada kondisi terjadinya penurunan nilai mata uang suatu negara terhadap nilai mata uang negara yang lain. Jadi devaluasi juga berarti degradasi. Dengan arti seperti itu maka judul di atas akan merujuk pada kondisi dimana IPK sarjana tidak bisa lagi dijadikan sebagai rujukan yang akurat untuk menilaimutu sarjana tersebut.

Lucu juga ya, ternyata yang mengalami devaluasi tidak hanya rupiah kita, tetapi produk sarjana kita khususnya sarjana teknik sipil.

Lanjutkan membaca “devaluasi IPK sarjana”

progress SNI Beton

Sebagai akademisi yang berlatar belakang peminatan struktur maka mendapat undangan untuk mengikuti Rapat Konsensus RSNI adalah suatu kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. Bagaimana tidak, disana dapat bertemu teman-teman, baik dari unsur pakar, unsur perguruan tinggi, unsur pemerintah, unsur asosiasi profesi atau pengusaha, bahkan dari unsur umum, seperti lembaga bahasa dan standarisasi. Dari diskusi yang terjadi, minimal dapat mengetahui kondisi apa yang sedang trend, berkaitan dengan materi RSNI yang sedang dibahas.

Lanjutkan membaca “progress SNI Beton”

materi kuliah high-rise-nya Wiryanto

Salah satu ciri dari seorang penulis, selain tentunya dapat menulis makalah atau artikel dengan baik adalah dapat “menjualnya”. Maklum dapat menulis dan membuat karangan dengan baik tetapi tidak ada yang membacanya adalah sia-sia belaka. Itu sih seperti menulis pada buku harian, nulis-nulis sendiri dan membaca-membaca sendiri.

Karena itulah, maka jika diperhatikan materi yang kutulis kadang-kadang ada nada-nada provokatif, ada yang melihat kesannya sombong, ada juga yang memberi kesan terlalu percaya diri,  yang jelas rasa-rasanya tidak ada kesan bahwa tulisan-tulisanku terasa rendah diri. Nggak ada itu. 🙂

Lanjutkan membaca “materi kuliah high-rise-nya Wiryanto”

Struktur Kayu dan Dampak Lingkungan

Umum

Telah diungkapkan opini dan argumentasi prospek, pemakaian serta perkembangan konstruksi kayu di Indonesia. Hal ini tentu akan menimbulkan pertanyaan mendasar, adakah motivasi positip lain untuk dijadikan alasan: “mengapa kita (calon insinyur) tetap perlu belajar dan bahkan mengembangkan ilmu struktur kayu itu sendiri”.

Lanjutkan membaca “Struktur Kayu dan Dampak Lingkungan”

mengajar di Batam

Bagi yang memperhatikan statusku di BB, dapat dibaca tulisan : “Guru di bidang teknik sipil”. Tentang hal itu, sudah lama sekali itu terpasang. Hampir seumur BB itu sendiri. Selama ini rasanya belum pernah ada yang memberi tanggapan, atau bisa-bisa memang tidak ada yang memperhatikannya. Maklum profesi guru adalah sesuatu yang biasa-biasa saja. Seperti profesi-profesi lainnya, pilot, tukang, tentara dan semacamnya.

Lanjutkan membaca “mengajar di Batam”

struktur kayu, inikah kondisimu ?

Pelan tapi pasti, mata kuliah struktur kayu tidak lagi menjadi mata kuliah favorit di fakultas teknik, khususnya di jurusan-jurusan teknik sipil di Indonesia. Jika di era tahun 90-an saat itu penulis masih menjadi mahasiswa S1, maka mata kuliah struktur kayu diberikan dalam dua tahapan, yaitu Struktur Kayu I dan Struktur Kayu II. Kondisi tersebut tentu dapat dimaklumi karena mata kuliah yang sejenis, yaitu struktur baja dan struktur beton juga diberikan dalam beberapa tahapan yang lebih banyak. Bahkan masyarakat umumnya pada waktu itu punya pendapat bahwa yang disebut material konstruksi untuk struktur adalah material baja, beton dan juga material kayu. Jadi bagi seseorang yang berkeinginan disebut sebagai ahli struktur bangunan maka penguasaan ilmu ke tiga material tersebut adalah suatu kewajiban.

Lanjutkan membaca “struktur kayu, inikah kondisimu ?”

menjadi PEMBICARA dan PENULIS

Jika pertanyaan berikut disampaikan kepada anak-anak muda yang baru duduk di sekolah menengah atas, tentu menarik. Ini pertanyaannya : “Kamu nanti ingin jadi apa ?“.

Pertanyaannya pendek, meskipun demikian umumnya dapat dipahami mereka.  Apalagi jika bertanya dengan nada serius . Maklum jawabannya akan menunjukkan seberapa potensi dirinya tersebut. Adapun jawaban yang banyak disampaikan  adalah sebagai  berikut : mau jadi tentara (dalam hal ini masuk ke AKABRI), atau mau jadi DOKTER atau INSINYUR atau DIPLOMAT, dan semacamnya. Berbeda tentunya jika pertanyaan senada disampaikan kepada anak TK atau SD. Bisa-bisa jawabannya : “Mau jadi PRESIDEN pak !” 🙂

Lanjutkan membaca “menjadi PEMBICARA dan PENULIS”