Salah satu ciri dari seorang penulis, selain tentunya dapat menulis makalah atau artikel dengan baik adalah dapat “menjualnya”. Maklum dapat menulis dan membuat karangan dengan baik tetapi tidak ada yang membacanya adalah sia-sia belaka. Itu sih seperti menulis pada buku harian, nulis-nulis sendiri dan membaca-membaca sendiri.
Karena itulah, maka jika diperhatikan materi yang kutulis kadang-kadang ada nada-nada provokatif, ada yang melihat kesannya sombong, ada juga yang memberi kesan terlalu percaya diri, yang jelas rasa-rasanya tidak ada kesan bahwa tulisan-tulisanku terasa rendah diri. Nggak ada itu. 🙂
Buku karanganku yang habis dan masih dicari-cari terus, karena selalu banyaknya teman-teman yang menanyakannya, baik via email, facebook atau blog ini, adalah tulisanku tentang SAP2000. Apakah itu berarti aku hanya menguasai materi tersebut. Rasanya nggak seperti itu lho. Maklum basic kompetensi formalku adalah “structural engineer“, sedangkan SAP2000 hanya salah topik yang bisa dibahas, ditambah kompetensi informalku sebagai “penulis“, maka rasanya “apa-apa” saja yang menarik pikiranku dapat kubuat tulisan. Jangan salah, apa yang kutulis rasa-rasanya punya mutu yang tidak kalah dengan bukuku SAP2000. Jadi mestinya jika dapat “dijual dengan baik” pasti akan laris manis.
Satu tulisanku yang ternyata “berhasil” adalah tentang gedung tinggi, super-tinggi dan mega-tinggi. Seperti halnya bukuku SAP2000 yang berbeda dari buku SAP2000 yang ada sebelumnya, maka tulisanku tentang gedung tinggi tentunya juga berbeda. Memang latar belakang kerjaku hanya di kampus, bukan perencana yang duduk di kantor konsultan bangunan tinggi itu sendiri, tetapi karena itulah maka aku dapat melihat secara lebih holistik tentang perencanaan bangunan gedung sendiri yang mungkin bagi pelakunya langsung tidak merasa bahwa pekerjaannya adalah sesuatu hal yang lain. Jika tidak percaya, silahkan saja bagi yang merasa pekerjaannya adalah bangunan tinggi, bagaimana seorang Wiryanto melihat hal itu. Pastilah akan menemukan sesuatu yang lain. Maklum tidak sekedar insinyur, tidak sekedar dosen, tidak sekedar doktor teknik, tetapi yang lebih penting adalah karena merasa dirinya adalah seorang penulis.
Makalah yang dimaksud ada baiknya saya tampilkan abstraknya, ini:
.
Yah betul, materi itulah yang berhasil menarik perhatian teman-teman di kampus Jogja, Jakarta dan terakhir di Batam. Saya sebut itu sebagai materi kuliah bukan sekedar makalah seminar karena untuk membawakannya secara tuntas memerlukan waktu minimal 2 jam, bahkan di Batam dapat secara tuntas diceritakan dengan waktu sekitar 3 jam lebih. Banyak memang, meskipun hanya bercerita tentang gedung tinggi.
O ya ada yang istimewa, saya tidak hanya memandang secara teknis saja, saya mencoba melihatnya secara holistik. Tentang hal ini mohon dievaluasi, rasa-rasanya belum ada seorang engineer di Indonesia-pun yang pernah mengungkapnya. Apa itu yang aku maksud, silahkan saja dibaca. Seperti biasa, tulisanku selalu orisinil dan berbeda dari yang lain.
Tertarik, silahkan ini : kuliah-tamu-unrika-batam-9-juni-2012.pdf (5.12 Mb)
Tinggalkan komentar