Kemajuan peradaban umumnya selalu dikaitkan dengan pembangunan fisik. Lihat saja keberadaan bangunan piramida besar di Mesir dan juga candi Borobudur di Indonesia.

Jaman berganti jaman, waktu berganti waktu, semakin maju peradaban maka pembangunan fisik tidak hanya mengarah pada bangunan monumental atau sekarang adalah bangunan gedung tinggi saja (ini ada materi kuliahnya dari aku), tetapi selanjutnya juga mengarah pada bangunan jembatan. Semakin panjang bentang jembatannya, maka semakin tinggi tingkat peradaban yang diperlukannya. Maklum untuk  bentang yang semakin meningkat, dukungan ilmu pengetahuan dan dana yang semakin besar juga semakin meningkat. Ingat bahwa hanya bangsa yang tinggi peradabannya, yang punya kekayaan dan akses ke ilmu pengetahuan yang diperlukannya.

Keberadaan jembatan Suramadu di selat Madura meningkatkan kepercayaan diri bangsa ini , bahwa ternyata kita mampu membangun (meskipun pakai utang) dan mengakses ilmu pengetahuan untuk mewujudkannya (meskipun masih pakai pakar dari luar negeri juga).

Kecuali proyek jembatan Suramadu yang beritanya sampai kemana-mana, adakah yang tahu jembatan-jembatan bentang panjang lainnya di Indonesia.

Ada pak, jembatan Kutai Kertanegara yang tempo hari ambruk itu lho !

Yup betul, jembatan itu kita tahu bersama karena tempo hari banyak diberitakan media massa, menjadi terkenal karena tragedi yang dihasilkannya. Selain itu, adakah jembatan bentang panjang lainnya yang anda ketahui.

Note : O ya, sudahkan anda membaca ulasanku tentang ambruknya jembatan Kukar di atas. Jika belum, dan ingin tahu pendapatku klik aja ini. Serius, ulasanku itu ditulis sebelum ada ulasan-ulasan yang lain. Maksudnya, asli bukan berdasarkan pendapat pakar-pakar yang lain.

Jembatan-jembatan di pulau Batam pak, yang dibangun pada jamannya pak Harto dan pak Habibie dulu !

Betul. Kebanyakan jembatan-jembatan yang anda ketahui adalah jika anda pernah menggunakannya atau mungkin tahu namanya yaitu ketika masuk di televisi ketika dilakukan peresmiannya. Adakah informasi yang lebih mendetail tentang jembatan-jembatan seperti itu di Indonesia yang dibuat dalam bentuk buku.

Cobalah tanya dosen struktur jembatan yang mengajar di perguruan tinggi, yang anda kenal. Adakah satu buku yang komprehensif menceritakan keberadaan jembatan-jembatan bentang besar di Indonesia. Saya yakin nyarinya nggak gampang lho. Kalaupun ada, umumnya hanya bercerita secara spesifik satu jembatan saja, bisa juga ada tambahannya , tapi jika demikian isinya kebanyakan berupa daur ulang dari buku-buku jembatan luar.

Aneh ya. Padahal pakar-pakar jembatan di Indonesia cukup banyak. Memang sih, mereka tidak punya waktu untuk menulis. Maklum saja, waktunya untuk mengerjakan proyek lebih besar nilai pendapatannya jika dibanding kalau dihabiskan untuk membuat tulisan tentang jembatan.

Takutnya lagi, sudah menghabiskan waktu untuk membuat tulisan, dan jadi buku. Eh setelah dicetak (yang menghabiskan modal banyak), ternyata nggak banyak yang membeli. Kalaupun ada, biasanya dari kalangan mahasiswa, selanjutnya di foto-copy saja. 🙂

Profesional tentu akan beli dong pak ?

Yah mungkin saja, tapi masalahnya para profesional itu khan wawasannya lebih luas. Mereka banyak yang memiliki literatur dari luar negeri, jadi ketika melihat buku lokal, yang cetakannya saja secara fisik sangat berbeda dari buku-buku luar tersebut, maka bisa-bisa mereka tidak tertarik untuk mengkoleksinya. Akhirnya nggak beli.

Kondisi itulah yang kadang membuat pakar-pakar yang ingin menyumbangkan tulisannya jadi mikir-mikir. Apalagi bagi pakar yang tidak suka menulis.  🙂

Maklum di Indonesia ini, pakarnya banyak tapi yang menulis sedikit. Bahkan yang tulisannya enak dibacapun, akan lebih sedikit lagi. Pada sisi lain, di Indonesia ini juga terkenal banyak penulis. Tapi penulis yang mempunyai kepakaran di bidang teknik, sehingga bisa bercerita secara nalar dan logis untuk insinyur, khan memang lebih sedikit lagi. Atau bahkan nggak ada ya. 😦

Padahal untuk suatu bangsa yang besar dan beradab, yang memerlukan peningkatan ilmu pengetahuan,  maka literatur-literatur bermutu di bidang rekayasa sangat penting untuk dibaca dan dipelajarinya oleh para insinyurnya. Adanya buku-buku seperti itu menyebabkan insinyur kita yang junior dapat belajar dari pengalaman-pengalaman seniornya. Jika buku seperti itu tidak ada, maka penyebaran pengalaman hanya bisa diraih oleh kalangan yang terbatas saja. Akhirnya apa, ada insinyur yang sukses (ilmu dan materi) tetapi banyak juga yang lain yang tidak terimbas. Timbul jurang perbedaan kompetensi keilmuan yang tajam antara insinyur pusat dan insinyur daerah (yang nggak sempat bersentuhan dengan insinyur senior yang hebat).

Nah keberadaan buku atau literatur yang seperti itu, yang membahas konstruksi jembatan di Indonesia tentunya akan sangat penting sekali untuk dibaca dan dikoleksi oleh insinyur-insinyur Indonesia bukan.

Nah jika anda paham akan pentingnya buku semacam itu maka informasi ini tentu perlu ditindak-lanjuti. Ini buku yang aku maksud.

9781439810293

Buku ini belum diterbitkan, baru akan launching bulan September 2013 nanti. Ini iklan penerbitnya. Editor buku adalah prof Wai-Fah Chen, yang jelas dikenal sebagai editor buku-buku kelas dunia. Buku tersebut berketebalan 1420 halaman, harganya $182 (sepuluh kali harga bukuku).

Buku jembatan Indonesia apaan itu pak Wir. Itu khan buku jembatan kelas dunia. Mana ada jembatan-jembatan Indonesia-nya !

Itulah, mengapa aku perlu bikin threat ini. Maklum jika tidak diberitahukan via blog ini maka yakin deh akan banyak yang berpendapat sama seperti kamu, yaitu : “Mana ada jembatan-jembatan Indonesiadi buku kelas dunia. Iya khan.

Iklan di buku tersebut, yang terdapat di Amazon adalah sebagai berikut :

Book Description

Publication Date: September 24, 2013 | ISBN-10: 143981029X | ISBN-13: 978-1439810293 | Edition: 1

This comprehensive and up-to-date second edition covers bridge engineering and design practices around the world. Countries covered include US, Canada, Brazil, UK, Germany, France, Demark, Spain, Italy, Russia, Romania, Czech Republic, Ukraine, China, Japan, Korea, India, Iran, New Zealand, Australia, South Africa, and Egypt. The book examines the use of different materials for each region, including timber, concrete, steel, and composite. It examines various bridge types, including slab, girder, segmental, truss, arch, suspension, and cable-stayed. A color insert illustrates select landmark bridges.

Itu yang tertulis di atas ada 24 negara. Padahal yang benar ada 26 negara, dan negara kita, Indonesia ada di dalamnya. Maklum yang buat iklan mungkin nggak mengerti tentang negara kita, jadi kelewat. Kalau nggak percaya ini saya tampilkan preface dari Prof. Wai-Fah Chen selaku editornya.

K10515_C000_rev1-11_

Halamannya terpotong ada beberapa kalimat di halaman berikutnya, tetapi nggak apa-apa ya. Intinya sudah ketangkap khan. O ya, jika kurang jelas, klik ini saja yang lebih gede.

Nah sekarang yakin kan. Pada buku tersebut selain secara lengkap bercerita tentang jembatan-jembatan yang ada di Indonesia, maka sekaligus akan ditampilkan bersama informasi tentang jembatan-jembatan di dunia. Suatu buku yang komprehensif dan mungkin satu-satunya di dunia. (jika ada buku yang lain, saya diberitahu ya).

Untuk tidak menganggap bahwa pendapatku berlebihan, maka ada baiknya beberapa ahli yang memberikan foreward pada buku tersebut aku tampilkan, untuk menunjukkan bahwa buku tersebut istimewa.

K10515_C000_rev1-7_

Jika kurang jelas bacanya, klik ini saja yang lebih gede.

Juga ada testimoni dari Man-Chung Tang, direktor teknik T.Y International, salah satu pakar dan praktisi struktur di dunia yang disegani. Bagaimana beliau berpendapat tentang buku ini.

man-cun-tang_

Untuk versi besarnya, klik ini saja.

Nah buku yang hebat bukan. Jika mau tahu, orang-orang Indonesia siapa saja yang terlibat dalam buku hebat itu, maka baca threat selanjutnya ya. Pokoknya jangan lewatkan blog ini, yang hanya menampilkan tulisan-tulisan bermutu.

Sorry mulai ngecap lagi. 😀

Untuk melihat bahwa materi buku tersebut ada kaitannya dengan kerja keras penulis blog ini, maka ada baiknya membaca artikel-artikel terdahulu terkait penulisan buku jembatan tersebut, yaitu :

18 tanggapan untuk “nantikan buku jembatan kelas dunia !”

  1. Uni_Muniroh Avatar

    Reblogged this on Muniroh_Klirong and commented:
    wao , pastinya keren nanti

    Suka

  2. eddy w Avatar
    eddy w

    Yah, pasti P. Wir juga ada di dalam buku itu kan

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      . . . Jadi alur ceritanya mudah ditebak ya. 😀

      Suka

  3. AnninHudaya_Stadin Avatar

    p.Wir,

    Gaji fresh graduate disono kira2 US$ 3.500,-/bulan, artinya harga buku tersebut US$185 / US$3.500 = 5,2% gaji/bulan . . .
    Lantas, gaji fresh graduate di Indonesia kira-kira Rp.3.500.000,- (nol-nya banyak ya . . ), artinya harga buku baru p.Wir = Rp.180.000 / Rp.3.500.000 = 5,2% gaji/bulan.

    Kesimpulan : Harga buku p.Wir setara dengan harga buku kelas dunia lho….(!).

    Yang membuat terasa sangat mahal kalau membeli buku atau software dari luar adalah gara2 krisis 1997 dimana nilai tukar rupiah anjlok luar biasa….

    Salam dan Selamat Berkarya Terus….

    AnninHudaya_Stadin

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Kesimpulan : Harga buku p.Wir setara dengan harga buku kelas dunia lho….(!).

      Gitu ya pak. Baiklah, nanti kalau pihak penerbit sudah mendistribusikan buku SAP ke sponsor (ke Stadin Strukturindo), mohon diperhatikan ya pak Annin. Bahwa buku tersebut mutu cetakannya lebih baik dari buku dengan harga serupa yang dijual di toko-toko buku. Itu bisa terjadi karena ada dukungan sponsor-sponsor, dimana Bapak adalah salah satunya. Thanks ya pak, bahwa Bapak dulu memberi kepercayaan bahwa buku karangan saya tersebut yakin akan bermutu bagus.

      Jadi intinya, kita (penulis dan penerbit) mengajak kerja sama melalui sponsor adalah untuk membuat mutu buku, baik isi maupun fisiknya adalah benar-benar bermutu baik. Karena hanya buku yang bermutu baiklah yang nanti akan disimpan untuk dijadikan referensi. Baik untuk pendalaman ilmu tentang SAP itu sendiri, juga referensi jika yang baca perlu konsultan atau produk engineering yang bermutu. Ini tentu berbeda dengan koran dan majalah, yang mungkin informasinya bisa hilang ketika dicari. Maklum tidak disimpan dengan baik.

      Suka

      1. AnninHudaya_Stadin Avatar

        Ok noted pak…
        Selamat Berkarya terus pak.
        Btw, kalau sudah dapat gelar Prof.nya jangan lupa undang saya ya…

        Salam+Have a nice&blessed weekend….

        AnninHudaya_Stadin
        http://www.stadin.co.id

        Suka

  4. Enrico Pranoto Avatar
    Enrico Pranoto

    ini dulu bukankah buku yang pak wir pernah kerjakan dan akan masuk kedalam buku terbitan America?

    Hormat saya

    Enrico Pranoto

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Betul Enrico, itu bahkan masih ada threat yang saya buat menyoal soal buku tersebut yaitu sekitar tahun 2008. Wah ternyata sudah lima tahun.

      Yah, itu tahun-tahun pertama saya dikontak Dr. Lian Duan, yang tahu saya via anak buahnya yang orang Indonesia, yang tahu saya juga via blog ini. Selanjutnya seperti kamu tahu, aku khan dekat dengan ibu Lanny Hidayat, pakar jembatan dari PU, yang juga aktif mengajar di UPH. Dari beliaulah saya dapatkan data berlimpah tentang jembatan-jembatan di Indonesia, ditambah lagi dukungan dari bapak Herry Vaza (yang saat ini adalah pimpinan Pusjatan Bandung). Maka melalui kedua beliau-beliau itulah saya mempunyai otorisasi atau tepatnya seperti kewenangan menulis tentang jembatan Indonesia. Yah moga-moga seperti yang dijanjikan pihak penerbit bahwa bulan September 2013, buku tersebut sudah bisa di launching.

      Doakan untuk kesuksesan buku tersebut ya, maklum nama almamatermu (Universitas Pelita Harapan) dan gurumu (aku ini) akan terselip di dalam buku tersebut dimana harapannya buku akan tersebar ke seluruh dunia, menghuni perpustakaan-perpustakaan universitas teknik terbaik dan menjadi abadi. 🙂

      Jadi misalnya kamu nanti melanjutkan sekolah di luar-negeri, dan ingin mengenalkan nama almamatermu, maka cukup tunjukkan buku tersebut. Lalu katakanlah: “ini sekolahku dulu, dan ini nama guru yang membimbingku dulu“. Pasti deh, tidak diragukan lagi. 😀

      Suka

  5. ilham Avatar
    ilham

    Di tunggu bukunya ya pak wir..salam

    Suka

  6. ...... Avatar
    ……

    Saya tambahkan, bahwa gaji di Medan fresh graduate Rp 2 juta… jadi harga buku pak Wir 180.000/Rp2.000.000 = 9% gaji/bulan, berarti harga buku pak Wir lebih unggul dari Harga buku luar tuh…

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      berarti harga buku pak Wir lebih unggul dari Harga buku luar tuh…

      Yah semoga berkonotasi positip. Bagaimanapun juga pepatah jawa : “jer basuki mowo bea” (agar hasilnya lebih baik diperlukan modal / beaya). Jadi dengan sedikit menyisihkan 9% dari pendapatannya perbulan maka jika buku tersebut dapat dipelajari dengan baik maka yakin sekali bahwa kedepannya pasti akan ada peningkatan. Senior engineer gitu.

      Sisi lain, jika para pembaca berkenan dengan harga buku saya tersebut, yaitu dengan cara membeli sekaligus mau merekomendasikan kepada teman-teman lainnya yang belum membeli, maka pihak penerbit (juga penulisnya) akan bertambah bersemangat berproduksi buku-buku lain yang lebih bermutu. Saling memberi dan menerima begitu lho. 😀

      Suka

  7. om ganteng Avatar

    nice infonya gan
    salam

    Suka

  8. sudah bisa di order bukunya | The works of Wiryanto Dewobroto Avatar

    […] nantikan buku jembatan kelas dunia ! – 11 Mei 2013 […]

    Suka

  9. masalah dan solusi di Bay Bridge | The works of Wiryanto Dewobroto Avatar

    […] nantikan buku jembatan kelas dunia ! (11 Mei 2013) […]

    Suka

  10. Handbook of International Bridge Engineering | The works of Wiryanto Dewobroto Avatar

    […] nantikan buku jembatan kelas dunia ! – 11 Mei 2013 […]

    Suka

  11. karetkonstruksi Avatar

    Bisa didapat dimana bukunya Pak..Terimakasih

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Buku aslinya yang hardcover bisa diorder via Amazon atau CRC Press pak. Di Indonesia tidak ada yang menjual, tetapi kalau hanya bagian tulisan saya bisa diunduh langsung di blog ini sudah ada link-nya pak.

      Suka

  12. antonio Avatar
    antonio

    selamat pagi pak, saya mau tanya referensi buku-buku atau blog mungkin yang bisa membantu saya memahami lebih tentang jembatan dan tentunya inspeksi jembatan pak? apa bila bapak punya referensi mohon dishare sekiranya bisa membantu saya yang sedang ikut dalam training bridge inspection.
    Terima kasih pak wir

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com