Mengawali tahun yang baru maka akan seperti biasa : banyak harapan yang disampaikan. Mungkin juga karena tahu aku seorang dosen yang juga sekaligus penulis buku maka ada saja yang bertanya seperti ini : “Tahun ini buku yang akan terbit, apa pak Wir ?”
Suatu pertanyaan yang tentunya mengandung harapan. Adanya pertanyaan seperti itu tentunya membuat hati menjadi senang. Bagaimana tidak, jika kebanyakan dosen lain menulis sekedar untuk meraih kum, maka apa yang kulakukan itu selain untuk itu, juga sekalgus mendapatkan, yah . . . semacam pengakuan begitu gitu lho. Itu berarti ide dan pikiran-pikiran yang kutulis ada yang memperhatikan (ditunggu-tunggu). ** geer mode on**
Terlepas dari perlunya kum atau tidak, tetapi menulis buku bagi seorang dosen adalah suatu prestasi. Bener lho. Prakteknya, tidak setiap dosen mampu menghasilkan (menerbitkan) buku. Karena bukan hal yang gampang (prestasi tidak biasa / istimewa), maka terkait dengan sertifikasi dosen, kewajiban menulis buku hanya dibebankan pada dosen bergelar profesor, yang memang mendapatkan tunjangan profesi yang lebih tinggi dari dosen dengan jenjang di bawahnya. Itupun diwajibkan dengan persyaratan 1 (satu) buku untuk tiap 3 (tiga) tahun. Jadi ada anggapan yang wajar (umum) bahwa menulis / membuat buku itu perlu waktu yang lama.
Dengan latar belakang pemikiran seperti di atas, maka menjawab pertanyaan tentang buku apa yang akan diterbitkan tahun, tentunya tidak mudah. Apa ya, . . . maklum meskipun buku “struktur baja” versi Wiryanto sudah lebih 250 halaman yang ditulis, tetapi itupun ternyata baru bab1 (introduction) dan bab 6 (balok lentur) saja. Tahu sendiri khan, untuk dapat disebut buku baja masih perlu materi lain-lain dituliskan juga. Lama juga ya . . . . . pantas saja DIKTI memberi batas sampai 3 tahun untuk penulisan buku.
Lho rencana sampai berapa halaman sih pak, buku Struktur Baja bapak nanti ?
Tepatnya sih belum ketahuan, tapi agar dapat dibaca (dibeli) maka tentunya buku tersebut harus lebih baik dari bukunya pak Segui. I ya khan. Untuk itu, wah rasanya koq agak pesimis bisa terbit tahun ini. 😦
Jadi belum ada buku baru yang terbit lagi ya pak ?
Pertanyaan seperti itu juga diajukan pihak penerbit (Lumina Press). Buku apa lagi yang dapat diterbitkan, maklum website penerbitnya khan baru menampilkan satu buku saja. Katanya, kalau websitenya menampilkan lebih banyak buku, tentu akan lebih menarik minat pembeli untuk datang.
Benar juga sih argumentasi penerbit. Bahkan dari diskusi yang terjadi ditawarkan juga, mengapa tidak mencetak ulang buku-bukuku yang lama, yang tempo hari pernah diterbitkan oleh PT. Elex Media Komputindo sekitar tahun 2003 – 2005. Yah sudah lebih dari 8 tahun yang lalu keberadaannya. Buku yang aku maksud ini lho fotonya.
Sudah pernah membacanya belum ?
Kedua buku tersebut meskipun membahas Bahasa Pemrograman komputer dengan Visual Basic 6.0 tetapi isinya teknik-sipil banget. Buku yang bersampul merah (kiri) memang bersifat lebih umum, khusus untuk bab 12 : “Aplikasi Teknik Sipil – Analisa Struktur dengan Metode Matrik” berisi contoh pembuatan program analisa struktur versinya penulis. Menarik lho membuat program seperti SAP2000 tetapi bikinan sendiri, ini screen shoot ketika mengevaluasi beberapa data.
Rasa-rasanya, meskipun banyak buku-buku komputer yang membahas tentang visual basic, tetapi yang membahas atau mengajak sampai bisa bikin apllikasi teknik sipil seperti di atas koq kelihatannya belum ada. Pantas nggak kalau dicetak ulang lagi. 😀
Buku biru, yang ke dua disebelah kanan juga tidak kalah dahsyat lho. Di sana didedikasikan langsung untuk perhitungan penampang beton bertulang, baik penampang balok maupun kolom. Pada buku tersebut anda akan mendapatkan teknik bagaimana bikin program diagram interaksi penampang kolom versi anda sendiri. Bahkan tidak hanya kolom beton bertulang saja, tetapi sampai kolom komposit sekaligus. Nggak percaya coba lihat screen shoot-nya sebagai berikut:
Bagus khan, sepintas seperti program bikinan luar. 🙂
Hebatnya lagi, detail kurva interaksinya bisa dibikin kasar atau halus. Biasanya kurva kasar digunakan untuk dicheck dengan perhitungan manual, sedangkan kurva yang halus untuk pekerjaan yang sebenarnya. Ini yang aku maksud dengan kurva interaksi yang halus.
Nah di buku-bukuku tadi diajarkan cara membuat program tersebut. Bagus khan. Jadi menurut kamu, mana di antara ke duanya yang kira-kira masih relevan untuk dicetak ulang lagi. Mohon pendapatnya ya. Terima kasih sebelumnya.
Link-link yang terkait dengan ke dua bukuku tersebut :
The Work of Wiryanto Dewobroto 
Tinggalkan komentar