Perencanaan struktur baja yang umumnya langsing perlu analisis stabilitas, yang hasilnya dipengaruhi oleh imperfection (nonlinier geometri) dan kondisi inelastis (nonlinier material). Oleh sebab non-linier maka analisisnya memerlukan prosedur incremental dan iterasi agar hasilnya akurat. Saat sekarang, dengan didukung perkembangan teknologi komputer yang canggih dan ekonomis, maka analisis yang dimaksud bukan suatu kendala. Telah tersedia berbagai jenis analisis berbasis komputer yang dapat dimanfaatkan, mulai dari analisis Elastic Buckling Load, Second-Order Elastic Analysis, First-Order Plastic Mechanism Load, First-Order Elastic-Plastic Analysis, bahkan Second-Order Elastic-Plastic, yang disebut juga sebagai Advance Analysis. Umumnya jenis analisis tersebut sudah tersedia sebagai opsi pada program-program modern dari analisa struktur yang komersil.
Semakin canggih analisis yang dipilih ternyata juga semakin banyak data yang diperlukan, selain itu diperlukan pemahaman atau kompetensi yang cukup agar hasilnya dapat digunakan secara efektif. Jika dipilih Advance Analysis, hasilnya tentu akan mencukupi untuk analisis stabilitas, tetapi jika itu untuk pekerjaan rutin pada perencanaan struktur baja (bukan riset) tentunya berlebihan dan tidak praktis. Maklum, yang namanya pekerjaan adalah bisnis juga, dimana di sana terdapat prinsip sedikit bekerja tapi mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya. Pemikiran seperti itu tentu perlu diwujudkan juga.
Atas dasar hal-hal tersebut, juga adanya keinginan mendapatkan kemajuan dalam analisis dan desain maka AISC (2010) memperkenalkan Direct Analysis Method (DAM) sebagai cara baru perencanaan struktur baja yang telah memasukkan prinsip modern dalam analisis stabilitas. Memang untuk itu diperlukan analisis stabilitas struktur berbasis komputer. Tetapi analisis yang dipilih bukan yang rumit dan canggih sekali seperti Advanced Analysis, tetapi cukup yang minimalis, yaitu Second-Order Elastic Analysis. Tetapi dengan sedikit manipulasi dan strategi perhitungan yang diajukan maka problem stabilitas yang bersifat nonlinier geometri dan sekaligus nonlinier material tetap dapat diatasi juga.
Meskipun strategi yang digunakan pada DAM tidak persis sama seperti jenis analisis yang rasional, tetapi yang penting telah dibuktikan dengan cara kalibrasi dengan hasil eksperimen (AISC 2010) bahwa hasilnya berkorelasi problem real. Itulah cara DAM yang telah menggantikan cara lama ELM (Efective Length Method) yang secara prinsip dijadikan standar sejak ditemukan rumus Euler dahulu. Cara lama tersebut tidak dibuang tetapi dipindahkan menjadi Appendix 7 (AISC 2010) untuk dipakai sebagai cara alternatif, khususnya jika tidak tersedia program komputer yang dimaksud.