cover design

Jika dipikir-pikir apa yang saya lakukan ini bukan pekerjaan insinyur, tetapi scope pekerjaan orang desain, tepatnya Desain Komunikasi Visual (DKV) yang mana salah satu jurusannya ada di UPH di School of Design atau SOD.

Pekerjaan di bidang desain “terpaksa’ harus dilakukan karena tuntutan profesi, bukan sebagai insinyur sih, tetapi selaku penulis. Ini adalah bentuk kemasan untuk menjual tulisan yang akan diterbitkan. O ya, hasil kerjaku selaku desainer adalah buku sampul “Komputer Rekayasa Struktur dengan SAP2000” yang terbit tahun 2013 yang lalu. Responnya bagus lho, udan tahu belum. Jika belum klik ini saja.

Lanjutkan membaca “cover design”

usulan sampul buku struktur baja

Menulis tentang “struktur baja” ternyata perlu waktu, maklum materinya nanti dapat dengan mudah dibandingkan dengan buku-buku serupa yang sudah ada. Kondisi ini tentu berbeda jika dibanding bukuku tentang SAP2000. Kalau yang itu memang belum banyak pembanding sehingga saya dapat dengan bebas menulisnya. Maklum itu buku untuk pemula.

Kalau untuk buku struktur baja ini tentunya berbeda. Kalau strategi yang digunakan sama, yaitu untuk pemula tentu tidak akan ada pembelinya. Oleh sebab itu harus dibuat sedemikian sehingga buku tersebut istimewa.

Lanjutkan membaca “usulan sampul buku struktur baja”

tanggapan untuk pembeli buku – detail tulangan

Ini ada pertanyaan yang sedikit berat, maklum untuk menjelaskannya perlu gambar penunjang. Meskipun demikian karena materi yang ditanyakan cukup penting dan yang bertanya terlihat serius ingin menggeluti bidang “structural engineering”, yaitu yang ditandai dengan telah mengkoleksi buku karangan saya via http://lumina-press.com maka ada baiknya perlu diapresiasi. Pertanyaan yang dimaksud adalah  sebagai berikut.

Selamat malam pak Wir, saya mahasiswa tek sipil di salah satu universitas negeri cukup besar di Yogyakarta. Saya baru mulai membaca baca blog bapak yang bermanfaat ini dan kemarin sempat menyisihkan uang saku untuk beli buku Bapak 🙂
Di luar hal itu, ada sedikit hal yg ingin saya tanyakan tentang balok beton bertulang pak. kebetulan saya sedang skripsi tentang struktur beton bertulang 🙂
Dalam mendesain balok beton bertulang, terutama penulangannya, menurut buku yang saya baca yaitu reinforced concrete design karya Wang C K dan kawan-kawan, untuk momen dan geser, perlu memperhatikan “moment capacity diagram” atau disebut selimut momen dan selimut geser, dan disitu ada Ld atau dalam sni 2847 sering disebut panjang penyaluran. nah, panjang penyaluran ini apakah sama baik untuk kolom maupun balok? karena yg saya baca di sni 2847 sepertinya Ld nya sama saja untuk balok dan kolom. kalau beda, untuk balok, Ld seberapa besar yah pak ? apakah langsung ditembak 40d?
Selain itu, bagaimana sebaiknya membagi penulangan untuk momen (tumpuan-lapangan), karena biasanya desainer hanya mendesain tumpuan 1/4 dan lapangan 1/2L, padahal itu hanya berlaku untuk beban merata akibat beban gravitasi, sedangkan bila terkena kombinasi beban gempa, pengaruhnya kan akan berbeda dan bentuk momennya pun akan berbeda (jarak tumpuan-lapangan). Terima kasih pak sebelumnya.

Saya kira teman-teman yang masih yunior tentu mempunyai pertanyaan yang mirip seperti itu.

Ini penjelasanku.

Lanjutkan membaca “tanggapan untuk pembeli buku – detail tulangan”

komentar ke Gandhi Yuda

Hari ini baru saja selesai ujian struktur baja 1, habis memberi pertanyaan ke mahasiswa. He, he. moga-moga pada bisa menjawab dan lulus, tetapi jika belum berarti perlu belajar lagi (ngulang), biar pintar.

Karena sudah mendapat giliran memberi pertanyaan, maka tidak ada salahnya juga jika dosennya juga ganti diberi pertanyaan. Betul nggak. Maklum yang namanya ujian, bagaimana bentuknya maka pada dasarnya adalah suatu proses peningkatan kompetensi. Jadi, bentuk ujian bagi murid atau guru, itu juga baik lho. Semakin banyak dan mampu mengatasi ujian-ujian, berarti semakin teruji. 😀

Meskipun demikian karena bentuk ujian ini sukarela dan juga ditujukan untuk kebaikan, maka tentu pertanyaan yang dipilih, yang tidak membuat stress. Oleh sebab itu pertanyaannya saya ambil dari tanggapan pembaca blog ini saja ya, khususnya yang dianggap gampang saja. Itu lho dari pak Gandhi Yuda sebagai berikut :

Selamat sore pak wir,

Salam kenal dari saya pak, saya tertarik dengan blog bapak khususnya artikel yang membahas hollow core slab. karena artikel tersebut memberikan informasi tentang slab hollow core yang saya butuhkan. Saya bekerja di salah satu perusahaan precast sebagai business development, dimana perusahaan saya berencana akan mengembangkan produk hollow core slab, sebenarnya ingin sekali saya berbincang langsung dengan bapak untuk membahas hollow core slab. Mungkin ada sedikit pertanyaan yang akan saya tanyakan ke pak wir.

1. Apakah metode menggunakan hollowcore slab pada bangunan tingkat tinggi di daerah senayan cukup aman dari gempa pak?

2. Mengapa metode flooring dengan menggunakan hollow core slab kurang begitu populer di indonesia? apakah karena banyak yang belum tahu hollow core slab atau hollow core slab memiliki kelemahan

3. Jenis dan ukuran hollow core seperti apa yang biasanya digunakan di indonesia?

4. Bila sekiranya pak wir bisa memberikan refrensi proyek struktural yang menggunakan hollow core slab yang ada dijakarta

Mohon maaf pak bila pertanyaan saya terlalu banyak. tapi karena keterbatasan informasi dan proyek yang menggunakan hollow core slab dan beruntungnya saya menemukan blog bapak di internet.

Salam sukses,

Gandi Yudha

Tertarik dengan jawabanku atas pertanyaan pak Gandhi. Silahkan dilanjut membacanya.

Lanjutkan membaca “komentar ke Gandhi Yuda”