Tempo.co : Indonesia Kekurangan 800 Ribu Insinyur – KAMIS, 12 JUNI 2014 | 15:12 WIB

Nggak tahu apakah berita di atas jadi penyebabnya atau tidak, tetapi yang jelas saat ini telah dilakukan evaluasi kompetensi pendidikan para insinyur, khususnya bidang teknik sipil. Itu aku tahu karena siang kemarin bapak Dr.-Ing. Jack Widjajakusuma (Kajur Teknik Sipil UPH) memberi saya copy 6 (enam) lembar usulan Kurikulum Inti Teknik Sipil level S1 yang dibuat oleh BMPTTSSI (Badan Musyawarah Pendidikan Tinggi Teknik Sipil Seluruh Indonesia).

Saya kurang tahu secara detail siapa saja para pakar yang ditunjuk menyusun materi Kurikulum tersebut. Tetapi karena pada lembar tersebut tercantum nama besar BMPTTSSI maka tentunya usulan tersebut dapat dianggap mewakili kondisi pendidikan tinggi teknik sipil di Indonesia pada umumnya.

Saya di UPH membawahi mata kuliah yang terkait dengan bidang struktur, maka dari 27 mata kuliah yang dibahas pada kurikulum inti tersebut, saya menemukan sesuatu yang menarik terkait dengan bidang kurikulum yang saya geluti, yaitu :

  1. Struktur Beton (Pelat, Balok, Kolom, Pondasi Telapak) – 6 sks
    1. Mahasiswa mampu menganalisis dan merencanakan bangunan (pelat, balok, kolom dan pondasi telapak) dari struktur beton bertulang sesuai dengan SNI 03-2847-2013
    2. Mahasiswa mampu merancang struktur portal beton tahan gempa sesuai dengan SNI 03-1726-2012
  2. Struktur Baja (Rangka dan Portal) – 5 sks
    1. Mahasiswa mengetahui sifat-sifat, metode perancangan, jenis dan bentuk penampang baja,
    2. Mahasiswa mampu menganalisis rangka batang baja,
    3. Mahasiswa mampu merancangn elemen rangka batang sesuai SNI,
    4. Mahasiswa mampu merancang balok baja sesuai SNI,
    5. Mahasiswa mampu merancang pelat dasar kolom sesuai SNI,
    6. Mahasiswa mampu menganalisis dan merancang sambungan sentris dan eksentris sesuai SNI
    7. Mahasiswa mampu merancang sambungan baja dengan baut dan las.

Dua mata kuliah di atas merupakan mata kuliah utama bagi mahasiswa yang ingin belajar tentang struktur. Saya sebagai guru di bidang struktur tentu memahami benar materi tersebut. Untuk struktur baja tentu lebih dekat akhir-akhir ini, maklum sudah lebih dari 5 (lima) tahun ini saya mengampu mata kuliah tersebut. Adapun struktur beton, meskipun tidak mengampu secara langsung (di UPH yang bertanggung-jawab soal itu adalah Prof. Harianto H.), tetapi saya sudah bergelut lama dengannya, yaitu sejak bekerja pertama kali di kantor konsultan rekayasa, PT. Wiratman & Associates. Lebih dari 20 tahun yang lalu. Selama itu pula, saya banyak mengenal siapa-siapa saja pakar yang ahli di kedua bidang ilmu tersebut di Indonesia.

Jadi boleh dong saya sedikit memberi komentar akan usulan kurikulum di atas yang disusun oleh BMPTTSSI tersebut.

Pertanyaan pertama adalah tentang jumlah sks keduanya. Seperti diketahui bahwa jumlah sks menunjukkan bobot mata kuliah. Jadi dari spesifikasi mata kuliah yang diusulkan oleh BMPTTSSI tersebut dapat diketahui bahwa mata kuliah Struktur Beton (6 sks) adalah “lebih berat” daripada Struktur Baja (5 sks). Benar nih ??!!!!

Padahal setahu saya, baik sekarang selaku guru maupun sewaktu dulu semasih menjadi praktisi, merasa bahwa yang menguasai ilmu struktur beton lebih banyak dijumpai daripada yang menguasai ilmu struktur baja. Banyak juga dari yang sedikit menguasai ilmu struktur baja tersebut sekaligus juga menguasai ilmu struktur beton, tetapi tidak sebaliknya.

Saya yakin jika kurikulum BMPTTSSI tersebut diterapkan maka kondisi di atas akan semakin timpang, didunia konstruksi kita akan semakin sedikit yang menguasai ilmu struktur baja.

Tapi khan pak Wir, di Jakarta ini khan sebagian besar adalah gedung-gedungnya adalah bangunan struktur beton, bukan struktur baja !

Ini salah satu argumentasi atau pernyataan yang sering diucapkan oleh teman-teman pengajar struktur beton. Padahal yang namanya ilmu struktur baja khan tidak terbatas pada bangunan gedung tinggi saja, tetapi juga yang lain, seperti konstruksi jembatan, konstruksi lepas pantai, menara dan sebagainya. Seperti ini misalnya.

lifting

Gambar 1. Perakitan struktur anjungan minyak lepas pantai

Nah bangunan pada gambar di atas pastilah dari struktur baja, bukan dari struktur beton. Itu berarti potensi pemakaian ilmu struktur baja juga tidak kalah dibanding ilmu struktur beton, yang memang pada saat ini adalah paling populer untuk bangunan gedung.

Catatan : nggak tahu mengapa populer, mungkin juga karena ahlinya lebih banyak yang menguasai struktur beton daripada struktur baja, sehingga menyebabkan jika dibangun dari baja akan lebih mahal. Kondisi ini seperti telor atau ayam, mana yang duluan. Proyek bajanya yang sedikit sehingga ahlinya sedikit, atau ahlinya sedikit sehingga proyek yang terkait juga sedikit.

Tanpa ada maksud mengecilkan ilmu struktur beton, mengajarkan ilmu struktur baja pada anak-anak muda adalah lebih menantang. Bagaimana tidak, istilah kelangsingan elemen, yang terkait dengan ilmu stabilitas atau tekuk, baru dipelajari ketika anak-anak mengambil mata kuliah struktur baja. Ini tentu mengacu pada mata kuliah yang diajarkan di UPH. Kondisi yang berbeda ketika meninjau cara perencanaan kolom beton, yang harusnya terkait juga dengan tekuk. Tetapi tahu sendiri, untuk perencanaan kolom beton cukup mengandalkan evaluasi penampang, memakai diagram iteraksi yang disusun berdasarkan prinsip strain compatibility. Karena elemen-elemen struktur beton umumnya besar, maka masalah kelangsingan atau problem tekuk tidak mendominasi. Untuk kolom baja jelas berbeda evaluasinya, tidak hanya penampang saja tetapi juga stabilitas lokal (profil) maupun global (elemen), bahkan keterkaitannya dengan elemen yang lain (struktur secara keseluruhan).

Berbicara atau mengajarkan tentang stabilitas, tentu tidak bisa lepas dari yang namanya pertambatan atau bracing, yaitu suatu elemen struktur yang harus dipasang (ada) tetapi tidak mudah diketahui apa fungsinya terhadap gaya-gaya yang bekerja jika hanya dianalisis dengan analisa struktur elastis linier. Tahu sendiri khan, analisis struktur yang dideskripsikan pada BMPTTSSI juga umumnya hanya tipe elastis-linier saja.

Ada suatu istilah yang sering muncul di struktur beton, yaitu redistribusi momen, dimana diperaturan beton mengijinkan untuk memberikan sebesar 20% dari momen negatif, berdasarkan cara elastis, untuk didistribusikan ke bagian lapangan. Mengapa boleh dilakukan redistribusi momen, dan bagaimana menjelaskan hal itu terkait dengan analisis struktur yang dilakukan. Ini tentu tidak mudah dijawab jika tidak diajarkan analisis plastis. Nah cara tersebut tidak terlihat dimasukkan pada kurikulum inti yang disusun BMPPTTSSI. Padahal itu adalah cara sederhana untuk menjelaskan mengapa redistribusi momen dapat terjadi, sekaligus juga untuk menjelaskan terkait arti kata daktail, baik yang terjadi pada penampang maupun struktur secara keseluruhan.  Nah di bagian apa metode analisis plastis itu diajarkan. Kalau  aku di UPH , itu aku masukan pada mata kuliah Struktur Baja 3.

Note : di buku yang aku tulis, materi analisis plastis, belum dimasukkan.

Jadi jelas, usulan dari BMPPTTSSI yang meminta Struktur Baja hanya 5 sks, lebih kecil dari Struktur Beton yang 6 sks, menunjukkan suatu keprihatinan besar. Saya tentu tidak akan meminta BMPPTTSSI untuk menaikkan, sama seperti struktur beton. Itu terserah mereka, tetapi aku sudah meminta ke pihak jurusan, bahwa mata kuliah struktur baja yang aku berikan tetap dipertahankan sebesar 6 sks. Apalagi setelah mempelajari silabus struktur baja yang disusun di atas. Pastilah itu disusun oleh dosen yang berlatar belakang praktisi. Maklum yang disampaikan itu adalah kompetensi akhir dari seorang perencana. Tetapi strategi pengajaran seperti itu jelas tidak gampang, paling hanya aspek praktis, perilaku struktur yang akan didesain tidak bisa dijelaskan dengan baik.

Materi pengajaran seperti yang disampaikan di silabus BMPPTTSSI di atas sangat berorientasi praktis, padahal bagi seorang insinyur yang penting adalah dapat memahami perilaku struktur baja, bagaimana analisisnya dan baru desain. Saya tidak tahu, mengapa bentuk silabusnya koq seperti itu, padahal buku-buku struktur baja yang klasik, seperti karangan Segui sudah memberi petunjuk pembelajaran tentang struktur baja secara modern dan sistematik. Di buku Struktur Baja, yang besok katanya selesai dicetak, bahkan lebih detail lagi memberi petunjuk bagaimana buku tersebut digunakan dalam perkuliahan sebanyak 3 x 2 sks = 6 sks. Adapun skenario pengajaran yang dapat digunakan dengan buku yang saya tulis adalah sebagai berikut :

  • Struktur Baja I (2 sks) : Elemen Aksial (tarik dan tekan)
    • Sampai mid-semester : Bab 1 – Bab 4 (informasi umum baja 1. dan perencanaan batang tarik). Perlu juga sedikit materi Bab 8 untuk menjelaskan pengaruh lubang pada sambungan.
    • Setelah mid-semester : Bab 5 ( tentang stabilitas dan perencanaan batang tekan cara lama, dengan faktor K).
  • Struktur Baja II (2 sks) : Elemen Lentur dan Kombinasi dengan Aksial
    • Sampai mid-semester : Bab 6 (tentang perilaku penampang terhadap stabilitas dan perencanaan balok lentur)
    • Setelah mid-semester : Bab 7 (tentang elemen balok-kolom cara lama, dengan faktor K). Jika mungkin diberikan materi analisis stabilitas dengan cara DAM (AISC 2010) yang ditulis khusus pada buku ini, yaitu pada Bab 9 (teori) dan Bab 10 (aplikasi).
  • Struktur Baja III ( 2 sks) : Perencanaan Baja Tingkat Lanjut.
    • Materi Bab 8 tentang Sambungan Struktur (± 150 halaman) cukup lengkap untuk dipakai. Adapun materi yang belum tercantum pada buku yang terbit April 2015 ini adalah : [a] analisis plastis; [b] balok komposit; dan [c] perencanaan bangunan baja tahan gempa.

Silahkan dibandingkan materi Struktur Baja (6 sks) yang aku ajarkan di Jurusan Teknik Sipil UPH ini dengan materi Struktur Baja (5 sks) yang diusulkan BMPPTTSSI di atas sekali, mana yang menurut anda relevan diberikan di perguruan tinggi anda.

Materi yang aku ajarkan di Jurusan Teknik Sipil UPH sebagian besar sudah tertuang pada buku lux setebal 740 halaman dan kalau tidak salah besok siang bukunya sudah diantar oleh pihak percetakan ke penerbit LUMINA Press. Jadi aku tidak sekedar usulan, tetapi sudah aku jalankan. Adapun silabus yang mengacu pada BMPPTTSSI saya yakin baru berupa wacana, belum ada materi tertulisnya dalam bentuk buku.

Kesimpulan yang dapat aku sampaikan sampai saat ini, bahwa silabus struktur baja yang aku ajarkan di UPH, setelah melihat dan membandingkan dengan usulan silabus yang disusun oleh BMPPTTSSI adalah tidak perlu diubah. Silabus dan materi yang aku susun masih relevan untuk diteruskan. Memang sks-nya lebih banyak, tetapi jelas dapat dipertanggung-jawabkan, apalagi saat ini SNI baja kita adalah mengadopsi secara penuh code Amerika (AISC 2010).

Jika anda ingin tahu detail materi yang aku ajarkan di atas, maka milikilah buku ini. Buku yang dicetak harcover sampul linen, kertas art matte paper 85 gr dengan jumlah halaman minimum 760 halaman.

front-cover

Jika tertarik, silahkan order langsung ke http://lumina-press.com.

Kesimpulan akhir.

  • Saya menyampaikan kepada Ketua Jurusan Teknik Sipil UPH, bapak Dr.-Ing. Jack Widjajakusuma yang mempunyai akses ke BMPPTTSSI bahwa usulan kurikulum mata kuliah Struktur Baja yang disampaikan badan musyarawarah tersebut, yang hanya dibobot 5 sks, lebih sedikit daripada Struktur Beton yang 6 sks adalah benar-benar disusun oleh orang yang tidak tahu atau apriori tentang struktur baja. Bisa juga tidak percaya diri mengajar tentang Struktur Baja, maklum buku-buku baja yang ada masih pakai unit imperial, ini tentu berbeda dengan buku-buku Struktur Beton yang sudah memakai unit SI.
  • Jika BMPPTTSSI memang serius ingin mengembangkan kurikulum bagi insinyur teknik sipil maka saya usulkan, karena kebetulan sebagian materi ajar saya sudah saya domain publik-kan (jadi buku) maka silahkan bikin team ahli bajanya untuk mengevaluasi dan membandingkannya dengan yang dibuat. Nanti kalau ada pertanyaan, saya akan menjawab sendirian aja. 😀

4 tanggapan untuk “kurikulum Struktur Baja dan Beton”

  1. dhanis Avatar
    dhanis

    Mantap Pak, sy tunggu bukunya

    Suka

    1. wir Avatar
      wir

      Hari ini saya sedang menunggu kabar dari LUMINA Press katanya buku akan datang pagi ini dari percetakaan. Moga-moga mulai senin minggu depan sudah bisa tersebar. Mohon kritik, saran, masukan dan juga testimoni jika buku sudah dibaca.

      Suka

  2. usul untuk buku berikutnya | The works of Wiryanto Dewobroto Avatar

    […] kayaknya belum disadari oleh teman-teman pengajar struktur baja yang aktif di BMPPTTSSI, yang menentukan materi struktur baja yang hanya 5 sks lebih kecil dari struktur beton yang 6 sks. […]

    Suka

  3. respons pembaca buku Struktur Baja | The works of Wiryanto Dewobroto Avatar

    […] kurikulum Struktur Baja dan Beton – 18 April 2015 […]

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com