Hari-hari ini banyak orang terkenal menghiasi berita-berita. Banyak orang melongo melihat perkembangan yang ada. Bahkan mungkin tidak terpikirkan atau terbayangkan sebelumnya, bahwa semua itu bisa terjadi. Kadang tidak sesuai dengan logika yang umum.
Kalau hanya membahas berita orang-orang di atas, tentu blog ini tidak berbeda dari berita-berita lainnya. Nanti dikesankan kodian. Oleh karena itu saya mencoba mengajak anda untuk melihat berita yang lain. Mau ?
Dapat foto dari rekan praktisi, yaitu tentang proyek Palembang Light Rail Transit atau disingkat Palembang LRT. Apakah anda sudah banyak tahu tentang proyek tersebut.
aBagi orang-orang Palembang, tentu pertanyaan di atas tidak perlu dijawab. Maklum mereka tentu merasakan dampaknya, yaitu kemacetan yang terjadi. Saat ini sedang dibangun jalur kereta massal dari bandara udara ke tempat stadion olahraga Jakabaring. Proyek ini kelihatannya akan menjadi ikon kota Palembang menjelang Asian Games 2018 nanti.
Terkait dengan jalur kereta yang melewati jalan-jalan utama, sistem pier beton seperti yang digunakan pada pier jalan tol Cawang-Tanjung Priok, ternyata tidak bisa diterapkan. Ini kasusnya juga seperti tol tersebut. Lengan kantilever yang terbuat dari beton akan mengganggu jalan raya di bawahnya. Jika dipaksakan makan terjadi kemacetan lalu-lintas yang luar biasa selama pembangunan proyek.
Jika kasus pier beton di Cawang – Tanjung Priok di atas dengan patent bapak Dr. Ir. Tjokorda Raka Sukawati, yaitu Landas Putar Bebas Hambatan, maka yang di proyek Palembang LRT diatasi dengan cara lain.
Apakah sudah ada yang tahu soal ini.
Nah ternyata yang digunakan di proyek Palembang LRT itu memakai hybrid pier, yaitu gabungan struktur rangka baja dan kolom beton sekaligus. Ini aku dapat fotonya.
Keunggulan sistem hybrid pier adalah pemasangannya sangat cepat, relatif tentunya dibanding jika digunakan kantilver dari beton. Apakah sistem tersebut adalah suatu inovasi baru, sebagaimana proyek pier Cawang-Tanjung Priok ?
Itu tentu akan menjadi pertanyaan menarik. Terus terang, saya sendiri belum pernah melihat sistem tersebut sebelumnya. Waktu ditanyakan hal di atas kepada Prof. Iswandi Imran, pakar struktur dari ITB, beliau hanya berkomentar bahwa sistem seperti itu pernah beliau lihat di proyek luar negeri, tetapi untuk di Indonesia, beliau belum mengetahui. Jadi ada kemungkinan itu sesuatu hal yang baru.
Oleh sebab melalui blog ini, mohon informasi, apakah sudah ada proyek serupa yang telah dibangun sebelumnya. Karena jika tidak, maka sistem tersebut tentunya dapat disebut INOVASI baru di dunia konstruksi Indonesia. Ini tentu suatu kebanggaan sendiri karena proyek di atas, dikerjakan oleh ahli-ahli di dalam negeri.
Mohon pendapatnya ya ?
Matur nuwun sebelumnya.
Tinggalkan komentar