Merek kecap yang dijual harus No.1, dan sangat istimewa. Begitulah kira-kira analogi kalau orang ingin sukses dalam mempromosikan produknya.
Lanjutkan membaca “Handbook of International Bridge Engineering”
Merek kecap yang dijual harus No.1, dan sangat istimewa. Begitulah kira-kira analogi kalau orang ingin sukses dalam mempromosikan produknya.
Lanjutkan membaca “Handbook of International Bridge Engineering”
Kemajuan peradaban umumnya selalu dikaitkan dengan pembangunan fisik. Lihat saja keberadaan bangunan piramida besar di Mesir dan juga candi Borobudur di Indonesia.
Jaman berganti jaman, waktu berganti waktu, semakin maju peradaban maka pembangunan fisik tidak hanya mengarah pada bangunan monumental atau sekarang adalah bangunan gedung tinggi saja (ini ada materi kuliahnya dari aku), tetapi selanjutnya juga mengarah pada bangunan jembatan. Semakin panjang bentang jembatannya, maka semakin tinggi tingkat peradaban yang diperlukannya. Maklum untuk bentang yang semakin meningkat, dukungan ilmu pengetahuan dan dana yang semakin besar juga semakin meningkat. Ingat bahwa hanya bangsa yang tinggi peradabannya, yang punya kekayaan dan akses ke ilmu pengetahuan yang diperlukannya.
Artikel ini mencoba menanggapi adanya pendapat bahwa “sambungan las tidak boleh digunakan pada konstruksi jembatan baja“.
Terus terang sampai sejauh ini saya tidak pernah menjumpai literatur yang membenarkan pendapat di atas, atau dengan kata lain bahwa pendapat di atas adalah tidak benar. Tetapi karena yang menyatakan pendapat tersebut adalah seorang ahli jembatan dari Kementrian PU, yang karirnya adalah memang menangani pembangunan jembatan-jembatan di Indonesia, maka tentu saja pendapat di atas tidak dapat aku abaikan begitu saja.
Saya yakin jika pendapat tersebut didengar oleh dosen lain, maka pasti itu akan dijadikan rujukan perkuliahannya tanpa perlu bertanya-tanya lagi, maklum pendapat di atas khan disampaikan oleh orang jembatan. Tetapi bagiku, karena merasa tidak sesuai dengan pengetahuan yang aku miliki bahkan menimbulkan pertentangan pikiran, maka perlu dipikirkan : “Apa benar pendapat beliau tersebut“.
Tertarik dengan diskusi ini. Jika iya, silahkan lanjut berikutnya.
Seminggu lebih jembatan terpanjang antar pulau Suramadu diresmikan. Berita pertama-tama yang terdengar bukannya semacam peningkatan gairah produktifitas dengan adanya jembatan tersebut, tetapi ternyata adalah sebaliknya, bahkan negatif didengarnya, yaitu :
Vandalisme terjadi di jembatan Surabaya-Madura (Suramadu). Sejumlah mur, baut, dan lampu di jembatan itu hilang.
Suara Merdeka – 16 Juni 2009 | 19:20 wib | Nasional
Itu tentu adalah barang-barang yang ada di atas permukaan jembatan Suramadu, untuk mur atau baut masih dapat dibayangkan karena lokasinya terjangkau, tetapi yang nggak kebayang adalah lampu-lampu jembatan. Bayangkan, kalau orang awam rasanya menjangkau lampu yang dimaksud tentu akan kesulitan.
Minggu ini berita tentang jembatan Suramadu banyak mengisi media tanah air ini, maklum baru saja peresmiannya oleh bapak SBY, Presiden Indonesia. Peristiwa tersebut dapat dicatat sebagai suatu hal yang penting, karena menjadi tonggal bangsa ini masuk dalam era jembatan penghubung antar pulau. Harapannya agar kesuksesan pembangunan jembatan Suramadu ini memicu dibangunnya jembatan-jembatan bentang panjang penghubung antar pulau yang lain. Semoga.
pak Wir nggak punya proyek to ?
Suatu pertanyaan kecil terlontar dalam suatu percakapan dengan salah satu kenalan di facebook. Sangat mengherankan ya, koq tidak sama dengan dosen-dosen senior di tempat lain yang mungkin sangat sibuk dengan proyek-proyeknya. Saya tidak tahu apa yang berkecamuk pada pikirannya, karena percakapan tidak berlanjut.