menyuarakan kebenaran

Judulnya koq kelihatan tendensius sekali ya, jika ada yang benar maka tentu ada yang salah. Betulkan. Bagi yang dianggap benar, tentu akan merasa berbunga-bunga, sedangkan yang yang dianggap tidak benar (salah) maka bisa tersinggung, sakit hati, atau bahkan bisa marah-marah.

Biasanya bagi masyarakat di sini, yang merasa berbunga-bunga umumnya relatif pasif (diam saja, paling hanya senyum-senyum), tapi yang merasa sakit hati, wah gawat itu, tidak hanya marah-marah saja lho, bahkan bisa terjadi “amok”. Itulah Indonesia, meskipun mungkin prosentasinya relatif kecil tetapi bisa mewarnai secara keseluruhan.

Jadi menyuarakan suatu kebenaran adalah tidak gampang. Beresiko tinggi. Bagi orang tertentu ketika menerima suatu kebenaran, maka ada yang dapat menyukurinya dan menindak lanjuti untuk keputusan yang diambil. Mengubah / menyesuaikan begitu lho. Tapi bagi orang tertentu, maka hal tersebut dianggap sebagai sebilah pedang yang menusuk hati. Jadi harus ditangkis dan dihancurkan balik. 😦

Jadi, bisa saja di awal maksudnya baik, tatapi hasilnya bukanlah kebaikan tetapi bahkan kehancuran diri sendiri. Akhirnya, ya lebih baik diam saja. 😦

Lanjutkan membaca “menyuarakan kebenaran”

blue energy, pro dan kontra

Krisis energi, krisis energi ! Jika kemarin beli bensin untuk konsultasi ke Bandung cukup Rp 100 ribu, Bekasi-Bandung via tol Cipularang, maka sekarang mesti menyediakan uang cash Rp 150 ribu (itu saja tidak penuh).

Tapi ya gimana lagi, jika kemarin pulang dari Bandung mampir di A&W restoran di rest-area yang berada tepat di belokan pertama dari tol Cipularang masuk menuju tol Cikampek – Jakarta. Maka sekarang nggak bisa lagi. Kencangin ikat pinggang begitu.

Jadi, mungkin kalau ada yang demo dan nawarin cara menghemat BBM yang ekstrim, wah langsung bisa di samber aja, meskipun kenyataannya itu benar atau nggak, wah ya nggak masalah.

Itu kira-kira aku yang awam ini menyiasati krisis energi yang berdampak pada kenaikan BBM tersebut. Hal yang sama tentu dirasakan juga oleh pemerintah. Tentu mereka sudah berpikir keras, bagaimana mengatasi hal tersebut. Kalau ndak dinaikin BBM-nya maka cash-flow-nya bisa jebol, tetapi kalau dinaikin BBM maka dapat protes di mana-mana. Itu khan mengganggu agenda tahun 2009 besok. Banyak rakyat yang kecewa, koq nggak ada bedanya dengan yang sebelum-sebelumnya. Bahkan saya yakin banyak yang bernostalgia pada era sebelum krisis dulu. Jadi kalau ada anak bangsa yang menawarkan diri bisa memberi solusi energi, ya pasti ‘ditangkap’.

Lanjutkan membaca “blue energy, pro dan kontra”