Eh ternyata ada juga rekanku yang membaca ide tulisanku tentang UN di blog ini, sehingga ketika ketemu kemarin dengan canda menegur, “Ngapain sih pak Wir ngotot UN ? “. Padahal dalam sehari-harinya kita ini (aku dan temanku tersebut) tidak terlibat atau dilibatkan dengan UN, yang mana itu khan terjadinya di tingkat pendidikan dasar dan menengah, di pendidikan tinggi khan belum tidak mengenal UN.
Bulan: November 2009
MA Hapus Ujian Nasional
Wah-wah seru . . . seru !
Ranah pengadilan masuk ranah pendidikan, Ujian Nasional sekolah akan dihapus. Dengan demikian pihak-pihak yang tidak mendukung alias menolak diadakannya ujian nasional di sekolah-sekolah pada bergembira, seperti dikutip dari Republika Online sebagai berikut :
- Prof Dr Arief Rahman Hakim, pengamat pendidikan, mengaku senang dengan penghapusan UN. Sejak dulu saya tidak setuju dengan adanya UN, katanya. Arief menilai rumusan UN ada yang salah. Apalagi, katanya, UU Sisdiknas tidak menyinggung soal UN.
- Direktur Institute of Education Reform Universitas Paramadina, Hutomo Dananjaya, meminta Depdiknas instrospeksi dan tidak meneruskan UN.
- Humas SMA Negeri 1 Depok, Wirdan, mengaku setuju peniadaan UN, karena tidak mencerminkan kualitas akademik siswa. Kadang ada siswa yang sangat pintar (materi) matematika dan fisika, tapi bahasa Indonesianya lemah, bukan berarti siswa itu tidak pintar kan, ujarnya.
Anda bagaimana ?
mengintip negeri tirai bambu
Lima atau sepuluh tahun yang lalu, jika kita mendengar berita tentang negeri tirai bambu, China, maka pikiran kita tentu akan melayang jauh ke belakang, ingat akan peristiwa tahun 1989 di lapangan Tianamen. Itu lho tentang tragedi berdarah demontrasi mahasiswa melawan pemerintahnya, China, ini ada artikelnya. Jika demikian, maka bayangan selanjutnya tentu akan mengarah kepada kondisi negeri ini sekitar tahun 1998, yang mana banyak mahasiswa-mahasiswa di sini juga turun ke jalan melakukan demontrasi juga.
aktivitas mahasiswaku
Anak-anak SMU pada tawuran ! Baca di detik.com di sini. Anak-anak muda tersebut tentulah bagian dari generasi muda penerus bangsa ini, jadi prihatin rasanya mengetahui bahwa waktu emas mereka,yang seharusnya digunakan dengan baik untuk persiapan diri menjadi dewasa, ternyata digunakan untuk kegiatan sia-sia, TAWURAN.
Apa sih untungnya dengan tawuran, jadi jagoankah mereka yang mengikutinya. Tawuran itu khan beraninya ramai-ramai, bahkan banyak yang berprinsip lempar batu sembunyi tangan. Nggak berani tampil maju ke depan sendiri, lalu dengan berani berkata: “ini dadaku, mana dadamu“. Itu semua khan menunjukkan tanda-tanda orang pengecut. Masih mending kalau berkelahinya satu persatu, dengan tangan kosong dan dilakukan secara satria. Kalau bisa begitu sih, nanti bakalan muncul Bruce Lee versi Indonesia. 🙂
cicak dan buaya
Bagi yang punya telinga dan mata, serta sedikit punya waktu untuk selalu up-dated berita-berita terkini, maka pastilah akan tahu: apa yang sedang terjadi di negeri ini. Gonjang-ganjing istilah cicak dan buaya tentulah bukan suatu yang asing lagi.