Ingin menjadi insinyur sipil yang profesional adalah keinginan setiap orang (lulusan teknik sipil yang seneng struktur tentunya). Profesional yang dimaksud di sini adalah bukan mempunyai sertifikat profesional aja lho, tetapi benar-benar mampu bekerja sesuai yang diharapkan oleh owner (pemberi kerja), mampu memberikan solusi yang menyelesaikan permasalahan. Tentu saja itu di bidang engineering.

Kriteria kepuasan owner tentu saja harus dimulai dari fungsinya terlebih dahulu yaitu keselamatan (strength and ductile), kenyamanan (stiffnes) yang sekarang mungkin ada unsur keselamatan lingkungan. Baru setelah itu unsur-unsur bisnis, misalnya sesuai budget (ekonomis), dapat dikerjakan dan sebagainya.

Untuk mendapatkan hal-hal seperti itu bagaimana caranya. Salah satu cara yang ampuh / efektif adalah kemampuan engineer untuk memperkirakan beban-beban apa yang akan bekerja pada struktur rancangannya tersebut. Ini tidak gampang, pengalaman tidak menjamin (tergantung pengalamannya di mana), untuk itu insinyur harus selalu meningkatkan pengetahuan dan wawasannya, juga perlu saling berinteraksi satu sama lain, mempelajari pengalaman orang-orang lain yang pernah sukses dengan kasus serupa. Langkah yang efektif adalah banyak membaca dan juga yang paling penting (menurutku) adalah selalu rutinlah berkunjung pada blog ini.

Mengapa sih ?

Blog ini ternyata sudah menjadi kebutuhan bersama para engineer, khususnya di Indonesia. Buktinya ? Mereka-mereka sudah tidak segan-segan berbagi pengetahuan maupun informasi yang mereka miliki. Diskusi maksudnya pak ? Bukan, tidak hanya diskusi lebih dari itu, yaitu literatur-literatur digital. Itu tidak hanya sekali, beberapa teman engineer telah banyak yang mengirim jurnal, code, dsb-nya tentang structural engineering. Ada beberapa CD ya, wah lupa, pokoknya kalau mau baca seminggu aja pasti udah teler.

Misalnya ini lho tentang spesifikasi pembebanan , udah punya belum :

A m e r i c a n  S o c i e t y  o f  C i v i l   E n g i n e e r s

M i n i m u m  D e s i g n  L o a d s  f o r B u i l d i n g s  a n d
O t h e r   S t r u c t u r e s

A. S_ C. E atau S. E_ I  seri 7 tahun 05

Chapter 1 – General (down-load PDF 178 kb)

Chapter 2 – Combinations of Loads (down-load PDF 75 kb)

Chapter 3 – Dead Loads Soil Loads and Hydrostatic Pressure
(down-load PDF 53 kb)

Chapter 4 – Live Loads (down-load PDF 221 kb)

Chapter 5 – Flood Loads (down-load PDF 164 kb)

Chapter 6 – Wind Loads (down-load PDF 2,232 kb)

Chapter 7 – Snow Loads (down-load PDF 474 kb)

Chapter 8 – Rain Loads (down-load PDF 37 kb)

Chapter 9 – Reserved for Future Provisions (down-load PDF 26 kb)

Chapter 10 – Ice Loads-Atmospheric Icing (down-load PDF 576 kb)

Chapter 11 – Seismic Design Criteria (down-load PDF 498 kb)

Chapter 12 – Seismic Design Requirements for Building Structures
(down-load PDF 1,242 kb)

Chapter 13 – Seismic Design Requirements for Nonstructural Components
(down-load PDF 553 kb)

Chapter 14 – Material-Specific Seismic Design and Detailing Requirements
(down-load PDF 528 kb)

Chapter 15 – Seismic Design Requirements for Nonbuilding Structures
(down-load PDF 760 kb)

Chapter 16 – Seismic Response History Procedures
(down-load PDF 118 kb)

Chapter 17 – Seismic Design Requirements for Seismically Isolated Structures
(down-load PDF 533 kb)

Chapter 18 – Seismic Design Requirements for Structures with Damping Systems
(down-load PDF 734 kb)

Chapter 19 – Soil Structure Interaction for Seismic Design
(down-load PDF 134 kb)

Chapter 20 – Site Classification Procedure for Seismic Design
(down-load PDF 88 kb)

Chapter 21 – Site-Specific Ground Motion Procedures for Seismic Design
(down-load PDF 1,633 kb)

Chapter 22 – Seismic Ground Motion and Long-Period Transition Maps
(down-load PDF 1,424 kb)

Chapter 23 – Seismic Design Reference Documents (down-load PDF 147 kb)

Appendix 11A Quality Assurance Provisions
Appendix 11B Existing Building Provisions
Appendix 11C Serviceability Considerations (down-load PDF 239 kb)

COMMENTARY (down-load PDF 6,616 kb)

Note : ini sumbangan dari teman anda Donny B. Tampubolon yang sering nongol memberi komentar di blog ini. Trims ya mas Donny.

Some content on this page was disabled on 17 May 2017 as a result of a DMCA takedown notice from American Society of Civil Engineers (ASCE). You can learn more about the DMCA here:

https://wordpress.com/support/copyright-and-the-dmca/

126 tanggapan untuk “spesifikasi pembebanan”

  1. angga Avatar
    angga

    Pak wir,saya mw ucapin trm ksh buat pak james yg telah mnjawab pertanyaan saya pd tgl 19 lalu.
    Saya mau tanya pak. Bgm sebenarnya prilaku yg baik bg balok&kolom jk mengaplikasikan tulangan yg cukup banyak.
    Maksudnya mana kekuatan yg bagus bagi balok&kolom jika tulangannya trdistribusi merata atau tulangan yang bnyak itu diidealisasikan menjadi tulangan 1 lapis pada sisi tarik & tekan.mengingat tujuannya utk mmperbsr lengan momen?? Jadi dg mmbndingkn 2kasus tsb mn yg bgs?Pak wir atw tmn yg lain,tlg jwb ya.

    Suka

  2. Leo Setiawan Avatar
    Leo Setiawan

    Halo Pak Wir, dan salam untuk semua.
    Terima kasih untuk semua literatur yang sudah bapak share disini. Terusin yah pak, ga percuma koq.
    Saya ada pertanyaan sedikit yang berhub dgn pembebanan.
    Selama ini saya design struktur bangunan selalu saya breakdown jadi 2 dimensi. Sekarang baru mau belajar 3D. Begini Pak, apakah masih relevan kalo kita pake pembebanan Live Load sistem papan catur (kosong-isi-kosong etc.)?
    Gimana modelingnya di 3D? (saya lagi belajar sap 2000). Masih perlu ga sih Pak? Saya tadinya beranggapan kalo load factor 1.6 x LL, itu udah mengcover masalah ini. Tapi lalu saya baca di ACI 318-05 (btw, sekali lagi trim’s), di chapter 8.9 arrangement of live load, ada sedikit mention hal ini. Yang mana yang paling baik pak? Apa masih perlu checker board, apa boleh langsung dihantam kromo semua live load penuh tiap span/area? Kalo masih relevan, gimana menerapkannya di 3D? Kalo 2D selama ini saya manual dengan 2 Cycle.Tolong ya pak, atau siapapun yang bisa bantu berikan saya ‘pencerahan’. Terima kasih.

    Suka

  3. Aditya Saputra Avatar
    Aditya Saputra

    pa Wir, saya seorang mahasiswa S1 ITS, sedang menyelesaikan tugas akhir saya, judulnya tentang design jembatan suramadu dengan konstruksi gantung,, panjang main span yang saya rencanakan 2000meter,, mungkin bapak punya referensi yang berkaitan dengan TA saya,, saya mohon bantuannya pak,, yang saya cari saat ini peraturan AASHTO LFRD bridge design specification, AASHTO LRFD for highways and bridges,,

    Suka

  4. Donny B Tampubolon Avatar
    Donny B Tampubolon

    Dear Aditya,

    Saya sudah upload untuk anda, AASHTO LRFD Bridge 2005 Full Edition-SI 3rd Ed

    http://www.4shared.com/dir/6805535/f9cc0841/CivEng_ebooks.html

    Semoga bermanfaat membantu anda dan skripsi anda cepat selesai.

    Kalo boleh nanti dipublikasikan di blog ini ya… setuju tidak pa Wir?

    Pa Wir, tolong dibuatkan folder di blog bapak untuk publikasi skripsi/thesis/disertasi (dari UPH dan Non UPH)..

    Sepertinya blog ini sudah jadi perhatian Engineer-engineer di luar negeri loh..

    Syallom..

    Suka

  5. Donny B Tampubolon Avatar
    Donny B Tampubolon

    Dear Aditya,

    Saya sudah upload untuk anda, AASHTO LRFD Bridge 2005 Full Edition-SI 3rd Ed

    http://www.4shared.com/dir/6805527/ed9582c/code-standard.html

    Semoga bermanfaat membantu anda dan skripsi anda cepat selesai.

    Kalo boleh nanti dipublikasikan di blog ini ya… setuju tidak pa Wir?

    Pa Wir, tolong dibuatkan folder di blog bapak untuk publikasi skripsi/thesis/disertasi (dari UPH dan Non UPH)..

    Sepertinya blog ini sudah jadi perhatian Engineer-engineer di luar negeri loh..

    Syallom..

    Suka

  6. donny Avatar
    donny

    Dik Adhitya Saputra mbok ya mulai dari yang sederhana aja. Span 2000 m jembatan gantung ntuk S1? Jembatan gantung terpanjang di dunia saja saat ini 1991 m kok (Akashi-Kaikyo Bridge). Yang realistis dong kao bikin skripsi 🙂

    Suka

  7. Y.W Avatar
    Y.W

    Pak Donny Tampubolon .boleh gak minta AISC 1999/1994 atau 1986. salah satunya saja juga boleh?

    terimakasih sebelumnya

    Suka

  8. Donny B Tampubolon Avatar
    Donny B Tampubolon

    Dear Y.W,

    Anda minta pdf dari :

    Code of Standard Practise for Steel Buildings & Bridges

    atau

    Specification for Structural Steel Buildings?

    Untuk keduanya, saya punya yang keluaran tahun 2005..

    Syallom..

    Suka

  9. Leo Setiawan Avatar
    Leo Setiawan

    Halo Pak Wir, Pak Donny, dan untuk semua kontributor di website ini.

    Bagaimana bapak-bapak (juga ibu-ibu kalau ada), apakah ada yang bisa membantu saya dengan pertanyaan saya di atas dari 2 minggu yang lalu?

    Saya masih bingung nih, tolong dibantu dong mengenai pola pembebanan beban hidupnya. Saya baca di ACI untuk portal ekivalen beban hidupnya bila lebih kecil dari 3/4 beban mati maka boleh didesign bgn menaruh LL terfaktor di seluruh bentang, tapi apabila lebih besar dari 3/4 beban mati, harus diselang seling, tetapi dgn memakai hanya 3/4 LL terfaktor (ACI 13.7.6.3 hal 236). Sedangkan di peraturan baja SNI, harus LL terfaktor penuh (SNI 7.3.2, hal 21) mana yang betul bapak-bapak?

    Pak Wir, pada menu options-preferences untuk design baja ataupun beton di SAP 2000, ada Pattern Live Load Factor dgn harga default 0.75. Ini apa ya Pak?

    Apakah ini faktor 3/4 yang dimaksud di ACI? Apakah ini berarti SAP 2000 sudah melakukan kombinasi pembebanan LL secara otomatis dalam perhitungannya?

    Tolong dijawab ya Bapak-Bapak, karena saya kebingungan sekali. Mohon dibantu. Terima kasih.

    Suka

  10. Donny B Tampubolon Avatar
    Donny B Tampubolon

    Dear Leo and Engineers,

    Latar belakang dari patterned Live load (dari berbagai sumber) adalah pada kenyataannya pembebanan beban hidup yang terjadi diatas elemen pelat lantai/atap itu tidaklah sepenuhnya bekerja merata sepanjang bentangnya , kemungkinan saja dibagian tertentu pada suatu bentang menerus itu tidak ada beban hidupnya alias kosong) dan dapat saja beban hidupnya berpindah-pindah, sehingga terjadilah apa yang dinamakan “Fenomena papan catur” (“checkerboard pattern”) yang lebih didasari oleh “Mueller-Breslau Principle” (Prinsip garis pengaruh).

    Fenomena ini sangat sulit untuk dimodelkan disoftware (akan banyak sekali model yang harus dibuat dengan berbagai rupa kombinasi beban dan pembebanan) yang dianggap menyerupai/mirip dengan fenomena papan catur ini.

    Sap 2000 maupun ETABS tidak mempunyai kemampuan untuk secara otomatis melakukan fenomena papan catur ini Namun mereka memberikan kebebasan melakukan “judgement engineering” user (pengguna) untuk menentukan berapa factor beban hidup yang diambil, pada menu options-preferences untuk design baja ataupun beton ada “Pattern Live Load Factor” dgn harga default 0.75.

    Refernsi dari ACI 318-05 menyebutkan :

    General 8.9.2
    8.9.2 It shall be permitted to assume that the arrangement of live load is limited to combinations of:
    (a)Factored dead load on all spans with full factored live load on two adjacent spans; and
    (b)Factored dead load on all spans with full factored live load on alternate spans.

    Two-way slabs 13.7.6:
    13.7.6.1 When the loading pattern is known, the equivalent frame shall be analyzed for that load.

    13.7.6.2 When live load is variable but does not exceed 3/4 of the dead load, or the nature of live load is such that all panels will be loaded simultaneously, it shall be permitted to assume that maximum factored moments occur at all sections with full factored live load on entire slab system.

    13.7.6.3 For loading conditions other than those defined in 13.7.6.2, it shall be permitted to assume that maximum positive factored moment near midspan of a panel occurs with 3/4 of the full factored live load on teh panel and on alternate panels; and it shal be permitted to assume that maximum negative factored moment in the slab at a support occurs with 3/4 of the full live load on adjacent panels only.

    13.7.6.4 Factored moments shall be taken not less than those occurring with full factored live load on all panels.

    Peryataan ACI 318-05 diatas untuk kasus Two way slab (pelat dua arah) yang sering terjadi pada struktur bangunan beton, untuk bangunan baja umumnya menggunakan pelat satu arah (one way slab)…(my opinion)

    Saya persilahkan jika ada rekan-rekan engineer dan Pa Wir untuk mengkoreksi..

    Syallom..

    Suka

  11. wir Avatar
    wir

    to Leo
    Mas Donny telah menjabarkan statement-statement dari code yang berkaitan dengan pembebanan papan catur. Ada baiknya saya membantu juga dengan kalimat yang lebih sederhana, tapi yang menjadi ensensi konsep tersebut.

    Bagaimanapun, code hanya sekedar petunjuk agar dihasilkan suatu struktur yang aman dan berfungsi sehingga berguna bagi masyarakat. Jadi yang paling penting adalah memahami mengapa code mencantumkan hal tersebut (tinjauan papan catur).

    Struktur yang memerlukan tinjauan papan catur adalah struktur menerus, dimana beban pada bagian lain mempengaruhi keberadaan beban di tempat lain. Struktur tidak menerus adalah statis tertentu, yang menerus adalah statis tak tentu. Jadi jika strukturnya tidak menerus, tidak menyatu dalam mekanisme kerjanya maka pembebanan papan catur tidak diperlukan.

    Struktur baja pada umumnya lebih susah dibikin sebagai struktur menerus, yaitu karena memakai sambungan momen. Lebih mudah memakai sambungan geser yang berperilaku seperti sendi. Kondisi tersebut menyebabkan momen pada satu balok tidak diteruskan ke balok yang lain. Jadi kalau ada beban di kiri penuh dan di kanan kosong, maka pada balok kosong tidak berpengaruh. Jadi ngapain pakai konsep pembebanan papan catur.

    Tetapi jika sistem sambungan balok baja menerus, maka tentang konsep papan catur pada struktur baja perlu dipertimbangkan. Meskipun demikian dampaknya tidak se kritis jika pada struktur beton. Kenapa, karena baja pada umumnya mempunyai penampang yang mempunyai ketahanan terhadap momen negatif dan positip yang sama besar. Tetapi hati-hati jika desainnya pakai komposit.

    Untuk struktur beton, dengan pengecoran di tempat, maka membikin struktur menerus atau struktur statis tak tentu adalah lebih mudah. Selain itu, kapasitas nominal penampang terhadap M+ dan M- adalah tidak sama, tergantung dari distribusi tulangan tariknya. Jadi jika ada fluktuasi beban, maka momen + atau – yang terjadi pada penampang bisa berbeda.

    Perbedaan beban hidup yang terjadi mungkin tidak menjadi masalah karena umumnya berat sendiri (Beban Mati) relatif besar, sehingga ketika di kombinasikan antara beban hidup dan beban mati, maka hasil akhirnya tidak memberi perbedaan yang signifikan. Hal ini sudah diantisipasi oleh code tentang 3/4 di atas.

    Jadi jika falsafah di atas dapat dipahami, maka masalah pemodelan saya kira lebih gampang.

    Mungkin itu sedikit gambaran perlunya konsep pembebanan papan catur dan strateginya.

    Suka

    1. Grevardo Laheba Avatar
      Grevardo Laheba

      mungkin intinya metode papan catur adalah mendapatkan gaya-gaya dalam yang maksimum untuk dipakai dalam perhitungan perencanaan. karena pemodelan terhadap cara-cara pembebanan terhadap struktur tujuannya mendapatkan besarnya gaya/momen maksimum yang terjadi.
      bukan begitu pak Wir?
      salam kenal dari Grevardo Laheba, mhsw smstr akhir Univ. Sam Ratulangi Manado

      Suka

  12. Donny B Tampubolon Avatar
    Donny B Tampubolon

    Pa Wir and Engineers,

    Pleasant to discuss in this blog…

    Syallom..

    Suka

  13. stephanus Avatar
    stephanus

    Syalom
    pak saya sangat tertarik dengan blog ini, saya yakin dengan adanya blog ini kita bisa saling berdiskusi, saya sangat interest terutama dalam di bidang earthquake engineering khususnya di keahlian geoteknik yang selama ini saya geluti, dari tugas akhir dan tesis saya semuanya tentang gempa juga termasuk soil structure interaction
    salam
    Stephanus Alexsander, GBU

    Wir’s responds: makasih pak.

    Suka

  14. stephanus Avatar
    stephanus

    syalom
    pak wir saya sebenarnya sudah lama mengagumi blok ini, saya sudah lama juga memiliki buku yang bapak tulis untuk sap 2000 baik edisi pertama dan yang kedua terima kasih buat pak wir bukunya yang bagus. saya juga ngajar kadang pake buku bapak untuk referensi buat mahasiswa saya, saya selalu mengikuti perkembangan teknik sipil dari blog ini
    terima kasih pak Tuhan memberkati
    salam stephanus

    Suka

  15. Pauline Avatar
    Pauline

    Dr. Donny Tampubolon,

    saya ingin bertanya apakah bentul ini Dr Donny yang pernah tinggal di Tanjung Enim dan Palembang?? kalau memang benar, tolong hubungi saya di ariane_sa@yahoo.com
    Saya Pauline yang pernah tinggal di tj.Enim, mohon dibalas ya, trims

    Suka

  16. Donny B Tampubolon Avatar
    Donny B Tampubolon

    Dear Pauline,

    Saya belum pernah ke Tanjung Enim/Palembang apalagi tinggal disana..

    Syallom..

    Suka

  17. Leo Setiawan Avatar
    Leo Setiawan

    Salam Sejahtera untuk Pak Wir dan Pak Donny,

    Terima kasih sudah meluangkan waktu dan ilmu untuk dibagi ke saya. Most appreciated.

    Tapi saya masih belum jelas, mohon kesabarannya, maklum, tis’ hard to teach an old dog a new trick.

    1. Jika SAP 2000 belum bisa melakukan pola pembebanan LL otomatis, jadi apakah yg dimaksud dgn patern live load 0.75 itu? Tolong diperjelas.

    2. Jika struktur dari beton, dan LL nya lebih besar dari 3/4 DL nya, maka kita di”wajibkan” untuk melakukan pola pembebanan papan catur (dgn 3/4 x factored LL). Pertanyaannya, bagaimana saya harus memodelkannya di SAP 2000 jika bangunannya luas dan multistorey? Saya temukan hal ini waktu saya mendesign pabrik benang, struktur beton, 4 lt, lt1=1000 kg/m2, lt2=500 kg/m2, lt3=1000 kg/m2, lt4 sebagian 100 kg/m2 sebagian 1000 kg/m2. Luas 40 mx 20 m. Bagaimana modeling bebannya dengan SAP 2000 untuk memenuhi kriteria di atas? Apakah harus satu persatu? waduh bisa berapa kombo tuh? 🙂

    Tolong dijawab lagi ya bapak-bapak biar kita semua bisa sama-sama belajar. Kalo ada yang punya opinion yang lain silakan bergabung, any input’s greatly appreciated.

    Sekali lagi Trima kasih untuk Pak Wir buat site ini, excellent! Salute!

    God Bless Everyone!

    Suka

  18. widya Avatar

    pak Wir yg terhormat,
    saya mahasiswi ptn riau yg ingin tugas akhir mengangkat masalah lendutan pada balok beton partegang,
    mohon tanggapan bapak mengenai hal tersebut,
    saya sangat mengharapkantanggapannya,, termakasih

    Suka

  19. Bayu Avatar
    Bayu

    Selamat Pagi..
    Pak Wir dan rekan2 engineer di blog ini, saya mau tanya berbahayakah atap rumah yang atapnya dari seng? Apakah beresiko tinggi thd kilatan petir? Mohon sarannya atap rumah lantai sebaiknya pakai apa??

    Suka

  20. Dharma Putra Avatar
    Dharma Putra

    Salam kenal Pak Wiryanto,
    kami di Bali Pak,kebetulan sedang melakukan penelititan tentang DILATASI PADA STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG.
    Pak Wir,tolong kami tentang handbook atau referensi lain yang mendukung. Terima kasih banyak Pak…..

    Suka

  21. bagus Avatar
    bagus

    Pak wir,
    Bagaimana beban tangga beton diperhitungkan dalam struktur gedung? (beban tangga tersebut bekerja pada bagian struktur yang mana??)
    Terimakasih…..

    Suka

  22. wir Avatar
    wir

    sorry kalau telat menjawab, saya senang jika ada teman lain yang tahu masalah yang ditanyakan kemudian dapat menjawabnya. Kadang-kadang karena banyak yang komentar, jika hari itu tidak dijawab, tahu-tahu sudah lupa. 🙂

    @Widya
    Tentang lendutan, ya maksudnya bagaimana. Untuk kasus prategang maka kondisinya ditinjau tiga tahap (1) saat di pretension, dimana ada kemungkinan belum semua beban mati bekerja. (2)saat beban rencana, jika pelat dll belum ada pada waktu tahap ke-1 dilaksanakan dan (3) jangka panjang, dimana loss of prestress sudah terjadi.

    O ya, untuk kasus jembatan, seperti balanced cantilever maka lendutannya diperhitungkan bersamaan dengan tahapan-tahapan pelaksanaannya. Jadi intinya anda harus tentukan secara spesifik, apa yang akan anda teliti.

    @Bayu
    Tentang atap rumah dari seng, maka yang perlu diperhatikan jika ada angin ribut. Bisa-bisa itu kabur. Itu terjadi juga di Jogja tempo hari. Padahal jarang lho selama ini terjadi. Jadi pastikan juga terhadap beban hisap.

    Tentang takut kena petir, ya pasang grounding yang baik. Beres saya kira.

    @Dharma Putra
    Dilatasi untuk apa dulu. Untuk gempa, differential settlement atau shrinkage atau juga untuk finishing. Saya kira persyaratannya agak beda. Untuk gempa kelihatannya harus lebih diperhatikan karena bisa terjadi tumbukan. Bisa menghancurkan.

    Tentang referensinya kelihatannya ACI udah ada ya.

    @Bagus
    Tentang tangga. Umumnya dianggap sebagai komponen non-struktur, sebagai beban saja. Dimana beban diberikan pada struktur dimana tangga tersebut menumpu. Itu yang biasa orang lakukan, karena bagaimanapun dengan konfigurasi tangga yang ada maka umumnya struktur tangga kurang kaku dibanding struktur utamanya. Jadi jika tidak diperhitungkan tidak terlalu signifikan pengaruhnya. Jadi abaikan saja.

    Suka

  23. duta m putera Avatar
    duta m putera

    malem pak wir…(kebetulan pas negtik udah malem hehehe).

    salam kenal pak…maaf ni pak saya ngak bisa basa basi..jadinya langsung mo nanya aja ke bapak (hehehehe jadi malu)

    Pak minta tolong dijelasin tentang filosofi beban gempa terhadap struktur bangunan pak..karena di dalam program STAAD Pro (saya belum mlihat di SAP sich pak soalnya ini pertama kali saya desain dgn program software..jadi selama ini kmana ya hehehehe) dengan menggunakan code UBC bebang empa yang terjadi kok malah terbebani ke member (balok) juga ya karena sepengetahuan saya beban gempa harusnya membebani ke kolom jadinya klo dilihat kok hasilnya jadi agak aneh…

    saya jadi ragu apakah saya yang salah input ato ada sesuatu yang saya belum paham…oleh karena itu saya minta tolong penjelasan dari bapak..semoga kekhawatiran saya ini bisa tersembuhkan..hiks..hiks..

    makasih ya pak.

    Wir’s responds: kelihatannya anda perlu duduk dulu menyimak pada perkuliahan “Analisis Dinamik” dan “Perencanaan Bangunan Tahan Gempa” di perkuliahan S1 teknik sipil. Pasti filosopi gempa dapat diketahui.

    Suka

  24. fikri Avatar
    fikri

    Salam buat para ahli2 bangunan indonesia semuanya.
    Khususnya juga buat pak Wiryanto yang buku-bukunya maupun tulisan-tulisannya telah menjadi inspirasi bagi kami, para mahasiswa-mahasiswa yang sedang menjalani tugas akhir.

    Saya mahasiswa PTN di Medan salut dengan buku bapak “Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan Visual Basic 6.0“. Dengan membaca buku itu timbul ide membuat website perhitungan rekayasa konstruksi sebagai tugas akhir saya dengan menggunakan bahasa PHP 5.2.6 yang terbaru.

    Tapi masih bingung apa yang mau dihitung. Seperti pada buku tersebut bapak membuat program tentang perhitungan desain penampang beton, baik tulangannya maupun tulangan sengkangnya.
    Saya mohon saran bapak sedikit mengenai kira2 perhitungan apa yang bagus untuk dibuat dalam website ini.

    Terima kasih pak Wir.

    Wir’s responds:
    sdr Fikri, saya mencoba mencari tahu tentang PHP. Wah ternyata banyak juga bahasa pemrograman yang saya belum kuasai. Kalau tidak salah kekuatan bahasa program tersebut adalah bisa dimasukkan pada html, tetapi prosesnya di server. Begitu ya.

    Kalau begitu coba gabung kekuatan bahasa program tersebut, yaitu kamu bikin program seperti yang ada pada bukuku tersebut, selanjutnya diakses via html. Aksesnya via ponsel (misal Communicator) yang bisa akses blog. Intinya kamu bisa kendalikan server di tempat lain dari ponselmu di sembarang tempat. Jika itu berhasil, maka bisa dikembangkan ke program-program lain. Kayaknya masih jarang lho ini untuk jadi tema skripsi.

    Suka

  25. fikri Avatar
    fikri

    Iya pak Wir, rencananya juga saya membuat perhitungan seperti yang ada pada buku bapak. Yaitu perhitungan tulangan dan sengkang balok berdasarkan peraturan SNI 2002.
    Apalagi dengan flowchart yang bapak jabarkan sudah sangat membantu dalam mendesain program tersebut.

    Hanya saja bapak menggunakan Visual Basic 6.0, saya memakai PHP. Sehingga perhitungan tersebut ada di website.

    Iya pak, PHP adalah bahasa program dinamis web. Sperti login yang ada pada email, web counter, dll. PHP bisa melakukan perhitungan matematika. Sehingga program perhitungannya melalui website. Cukup hanya dengan akses internet, membuka situs, dan kita sudah bisa menghitung desain rekayasa konstruksi tanpa menggunakan CD.

    Terima kasih pak, semoga website ini bisa segera launching dan dapat membantu dalam mendesain struktur meskipun hanya perhitungan sederhana, tak selengkap program2 lain seperti SAP, STAAD, dll.

    Suka

  26. hadiranji Avatar

    hi
    i need all asce code but i cannot download from box.net can you apload this codse on other web space for example rapidshare
    regards

    Suka

  27. Arjuna Avatar
    Arjuna

    Yth pak wir!

    perkenalkan, saya bekerja di konsultan di pekanbaru, di sini susah sekali mencari referensi tentang buku-buku teknik sipil. saya sedang mengerjakan bangunan yang strukturnya dari baja. saya mengealami kesulitan dalam menentukan sambungannya terutana dalam menentukan kapasitas baut. mohon kepada bapak, atau rekan-rekan lainnya, untuk memberikan daftar atau panduan lain tentang standar mutu baut berikut tegangan ijinnya. terima kasih sebelumnya

    Wir’s responds: lho di blog ini khan ada buku hebat tentang baut. Silahkan aja down-load sendiri di
    http://wiryanto.wordpress.com/2007/03/14/research-council-on-structural-connections/

    Suka

  28. Icha Avatar

    pagi pak wiryanto…
    Saya mahasiswa Teknik Sipil Unsoed Purwokerto, nama saya Marisa Kusuma Hegarwati panggil saja saya Icha.

    Saya ada beberapa pertanyaan, saat ini saya sedang dalam proses mengerjakan TA. TA saya mengenai analisis pengaruh perubahan posisi kendaaraan pada jalan layang Cawang-Tj.Priok. maksud dari TA ini adalah apakah posisi kendaraan truk yang biasanya di lajur sebelah kiri, jika dipindah ke sebelah kanan akan mempengaruhi struktur balok beton pada jalan layang tersebut.

    Yang ingin saya tanyakan disini, menurut bapak apakah hal tersebut sangat berpengaruh? dan untuk analisis saya menggunakan software SAP 2000 v.09. Untuk beton prategang, pada software tersebut apakah berbeda dengan penggunaan beton biasa?? dan kombinasi pembebanan untuk prategang apakah sama dengan beton bertulang?

    Tolong dibalas ya pak….
    Saya membutuhkannya…

    Wir’s responds: struktur jembatan Cawang-Tj.Priok adalah girder biasa diatas pilar. Jadi merupakan struktur statis tertentu biasa. Jadi ketika girder di sebelah dibebani maka tidak ada pengaruhnya digirder yang lain, selama pelatnya tidak dibebani. Jadi girder baru bekerja jika di atasnya ada beban. Oleh karena itu, ketika beban dipindahkan dari kiri ke kana atau sebaliknya maka pengaruhnya sama saja. Beban untuk beton biasa dan beton prategang ya sama saja, ketika beban melewati di atasnya maka pemakai tidak peduli di bawahnya PC atau RC .

    Terima Kasih…

    Suka

  29. Sigit Avatar
    Sigit

    Dear
    Bpk. Donny B Tampubolon

    Mohon bantuannya untuk PPIUG (Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung).

    http://www.4shared.com/dir/2541514/8ece5c0f/sharing.html

    link di atas tak dapat dibuka. Mohon bantuannya untuk dibuatkan link yang baru. Sangat berguna bagi saya untuk referensi nyusun TA.

    Terimakasih

    Sigit

    Suka

  30. Yanes Avatar
    Yanes

    Saya mau nanya Pak untuk konstruksi atap yang menggunakan penutup atap berbahan polycarbonat dengan rangka atap dari pipa besi, bagaimana menanalisa pembebanannya ?, setahu saya untuk Peraturan Pembebanan belum ada yang menjelaskan mengenai berat sendiri penutup atap polycarbonat dan rangka dari pipa besi, Terima Kasih sebelumnya Pak

    Suka

  31. dedik hariyadi Avatar

    salam,
    semoga sehat selalu
    saya mohon dengan hormat kepada Bpk. Wir untuk mengirimkan literatur mengenai metode cross dan takabeya, sekarang saya kesulitan mencari literatur tersebut, sebelumnya terima kasih atas bantuannya,
    hariyadi79@gmail.com

    Suka

  32. KAF Avatar
    KAF

    saya mahasiswa Tsipil dari UNLAM kalsel. bapak pastinya punya referensi spesifikasi daya dukung tiang pancang dari pabrik. yang saya dapat baru dari PT WIKA itu dari dosen saya. kata beliau cari lagi.
    saya buat penelitian pak
    mohon bantuaannya..

    Suka

  33. KAF Avatar
    KAF

    wah saya salah alamat k bapak
    bapak ahli struktur rupanya
    paling tidak bapak punya kenalan
    yang telah saya tanyakan tadi

    Suka

  34. Donny B tampubolon Avatar
    Donny B tampubolon

    Dear Pa Sigit,

    Mohon maaf saya agak lama meresponnya.
    Saya telah mengecek keluhan pa Sigit atas link free ebook saya ini, ternyata link itu masih berfungsi.

    FYI:

    1.Beberapa free share ebook saya telah diperingatan oleh Admin http://www.4shared.com untuk didelete karena ada komplain, oleh karena itu saya cuma merubah judul ebook saya (menunggu apa yg terjadi selanjutnya).

    2.Bila rekan2 semua mempunyai link free share di http://www.4shared.com, hendaknya jangan lupa hanya untuk Log In minimal sekali sebulan, karena Admin akan mendelete otomatis semua link yang tidak aktif di log in dan di log out oleh pemilik accountnya.

    3.Jika ada file telah diperingatan untuk didelete, cari file tsb di folder abuse, segera rename file tersebut lalu CUT and PASTE ke tempat semula..

    Syallom…

    ……………………………………………………….

    Dear
    Bpk. Donny B Tampubolon

    Mohon bantuannya untuk PPIUG (Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung).
    ……….
    link di atas tak dapat dibuka. Mohon bantuannya untuk dibuatkan link yang baru. Sangat berguna bagi saya untuk referensi nyusun TA…..

    Suka

  35. Hendra Ginting Avatar

    Selamat malam dan salam sejahtera pak wir dan untuk engineer-engineer yang handal.

    saya numpang tanya nih ama pak wiryanto.

    1. kalo kita desain baja (contoh kasus, lebar 40 m, dan panjang 48 m) untuk panjang bentang per span lebar =13.33 m, dan span pendek = 6 m.
    pertanyaannya: untuk memodelkan di sap bahwa profil yang kita pakai dikasih pengaku lateral (dari balok anak) asumsinya seperti apa pak?….ada yang kasih tau di edit di “view/revise over write” tapi saya blm puas jawabannya.

    2. pada buku sap 2000 karangan bapak ada desain berdasarkan sway special, sway intermediete, dan non-sway. pada sap versi 10 kira2 gimana ya pak?

    atas jawaban bapak saya ucapkan terima kasih

    Suka

  36. FG Avatar
    FG

    Ada yang punya sni 03-1727-1989, mohon dishare linknya

    Suka

  37. rudi Avatar
    rudi

    pak wir
    mau tanya nih tentang masalah geser 1 arah untuk beton…
    apa ada file/maakalah yang bisa saya pelajari

    Suka

  38. Nova Ryanto Avatar
    Nova Ryanto

    Salam kenal Pak Wir

    Berdasarkan artikel yang bapak tulis beberapa waktu yang lalu, ada 2 aturan mengenai persyaratan besi tulangan, yaitu ASTM A615 dan ASTM a706, pertanyaan saya adalah :
    a. Kondisi seperti apa kita harus melakukan review dengan ASTM A615 dan ASTM A706, karena persyaratan ASTM A706 saya lihat ‘lebih berat’ bila dibandingkan dengan ASTM A615, kareana ASTM hanya mensyaratkan minimum tegangan leleh dan minimum tegangan putus.
    b. Melihat ASTM A706 ‘lebih berat’ saya sebetulnya ingin melakukan review terhadap semua besi tulangan dengan ASTM A706, tetapi bukankah ASTM A706 hanya untuk persyartan besi tulangan mutu/ greade 40, (BJTD-40). Bila besi tulangan mutunya/ gradenya diatas 40, misalnya BJTD 50 apakah meriview-nya dengan ASTM A615? Kalau benar, saya yakin semua besi yang diproduksi oleh pabrik manapun pasti akan memenuhi persyaratan, karena ASTM A615 persyaratannya ‘lebih ringan’
    c. Bila hasil pengujian besi tulangan di review dengan ASTM A615 dan SNI, besi tulangan yang di produksi oleh beberapa pabrik tidak memenuhi persyaratan, karena SNI juga mensyaratkan minimum rasio kuat leleh dan kuat putus. Apakah kita dibenarkan apabila hanya melakukan review terhadap ASTM A615 saja, tidak melakukan review lagi dengan SNI.

    Terimakasih………..

    Wir’s responds:
    o artikel saya yang ini ya mas
    http://wiryanto.wordpress.com/2008/03/08/standard-uji-besi/#comment-11244
    Terus terang saya belum membacanya secara tuntas, monggo yang sudah mengetahuinya silahkan mas Nova dijelaskan. Trims.

    Suka

  39. mufid Avatar
    mufid

    pak saya baru saja melihat blog bapak

    Wir’s respond: lho ketinggalan dong pak. 🙂

    Suka

  40. ridho Avatar
    ridho

    pak,, saya ridho anak sipil UNSRI 2005..

    saya maU naNya…

    aPakaH baPak taU teNtang prograM LUSAS ??

    riDho Lg nYari tuToriaL LUSAS untuK ngerJain Lantai jeMbatan yaNg 2 D dengan yaNg 3 D paK..

    aDa ga y paK yg paKe baHasa iNdoNesiaNya??
    hehehe

    maKasih paK seBeLumNya…

    Suka

  41. ARIE Avatar
    ARIE

    salam kenal, pak wir ternyata banyak juga yang sedang membthkan PPIUG.tlong donk pak low ada file nya kasih kita2.terima kasih.

    Suka

  42. ARIE Avatar
    ARIE

    eh ada yang lupa…saya cuma punya rangkumannya dalam pdf.kapan2 saya kirim email ke pak wir.terima kasih

    Suka

  43. Hengky Eri Avatar
    Hengky Eri

    saya cuma ingin tahu bagaimana cara pengerjaan gedung tersebut:
    1. akses pekerja dari bawah keatas?
    2. apakah tetap pakai TC seperi biasa?
    3. cara pengecoran lantai demi lantai, sedang yang saya alami lantai setinggi 32 lantai saja pompa sering jebol?

    Suka

  44. NUR'AINI Avatar
    NUR’AINI

    met pagi pa…
    saya menganalisis suatu banguna gedung yg membandingkan antara hasil program STAAD Pro 2004 dan secara manual berdasarkan peraturan SNI 2002… pa wir.. sebenarny untuk program STAAD Pro 2004 apakah program ini bs mengeluarkan tulangan rangkap.??? dalam kasus saya yg dhasilkan 4 tulangan atas dan 4 tulangan bawah, sebanarnya untuk program STAAD Pro 2004 untuk membaca dan menjelaskan tulangan rangkap trsebut bagaimana.????

    Suka

  45. edy tri cahyono Avatar
    edy tri cahyono

    salam kenal pak wiryanto, saya edy mahasiswa teknik sipil universitas negeri malang (UM), saya mau bertanya tentang tumpuan2 sendi pada konstruksi beton bertulang itu seperti apa? andaikata dalam struktur cangkang, bagaimana dasar2 perencanaannya dalam bangunan tersebut dan saya mnta contoh2 perhitungannya.
    saya tunggu balasan dari bapak……makasih.

    Suka

  46. dwie Avatar
    dwie

    Pagi pak wir…. salam kenal… saya dwie, seorang engineer baru. Saya ada beberapa pertanyaan dari beberapa kasus yang saya pelajari :
    1. Bagaimana menentukan modelisasi tumpuan pondasi? Kapan digunakan asumsi jepit dan kapan sbg sendi? Kalo diasumsikan jepit….berarti kan ada momen yg timbul…nah lalu siapa yg menahan gaya momen tersebut..???
    2. Bagaimana cara menentukan pembagian jalur pada prestress… Contoh kasusnya: Pada pier head flyover prestress. Biasanya jmlh kabelnya sekitar 16 bh (tergantung beban). Nah… jika spt itu tentunya area lapangan akan saling tumpang tindih, tp jg tidak mungkin menentukan tanpa ada dasar kan?
    3. Masih masalah prestress, seberapa besar kemampuan beton dalam menahan tarikan (stressing) kabel yang dilakukan sampai >2x. Misalnya karena penggunaan temporary stressing… Maka bagian temporary stressing tsb ditarik terlebih dahulu,baru setelah kondisi memungkinkan dilepas dan baru dilakukan stressing thd kabel utamanya. (Kasusnya jika beton tersebut dibagi dalam beberapa segmen)

    Terima kasih sebelumnya…
    Salam hormat.

    Suka

  47. retno Avatar

    Maaf mengganggu pak wir.
    Pak wir punya SNI 03-2834-2000 tidak ??? Kalau punya nyuwun tolong dikirimi ke email saya.
    Atas bantuannya saya ucapkan terima kasih.

    Suka

  48. Richard Avatar
    Richard

    salam kenal pak wir….
    begini pak,saya mahasiswa akhir yang sedang mengambil tugas akhir mengenai perkerasan jalan dengan menggunakan metode NAASRA,
    mohon bantuan bapak untuk memberi saran mengenai literatur / tinjauan pustaka yang dapat saya gunakan dalam perhitungan perkerasan kaku tersebut…..
    trima kasih pak

    Suka

  49. Finanda Avatar
    Finanda

    Salam kenal Pa Wir. Saya Finanda, saya seorang karyawan swasta bergerak di bidang konsultan bangunan. Saya bisa minta bantuan bapak kalau ada SNI tentang peraturan pembebanan seperti SNI 03-1727-1989.
    Terima kasih atas bantuannya, smoga tidak merepotkan.

    Salam

    Suka

  50. hudi eriawan Avatar
    hudi eriawan

    Salut n salam kenal pak Wir…., saya adalah karyawan rumah sakit yang ditugaskan untuk membuat rencana awal pembangunan gedung 5 lantai dengan bentang / jarak antara kolom 5 m dengan tipe pondasi telapak
    Kira-kira berapa ukuran pondasi telapak dan apakah perlu strous/tiang pancang. berapa ukuran standar untuk kolom.
    Terima kasih atas perhatiannya

    Suka

    1. Nursamhuda, wahyu Avatar
      Nursamhuda, wahyu

      Mas Hudi Eriawan,
      Perkenalkan saya Wahyu dari mahasiswa Universitas Brawijaya Jurusan Teknik Sipil.
      Sebelumnya saya mau menceritkan untuk pengalaman saya. Untuk beberapa jenis konstruksi bangunan gedung memang di rencanakan dan dihitung berdasarkan jenis beban yang bekerja pada struktur tersebut.
      Sehingga dengan kata lain, beda fungsi bangunan juga beda perlakuannya.
      Saya ada penjelasan terkait penggolongan jenis pondasi yang sesuai dengan jumlah bangunannya.
      1.Pondasi telapak (untuk Rumah Panggung)
      2.Pondasi Rollag Bata (untuk Bangunan Sederhana)
      3.Pondasi Batu Kali (untuk Bangunan Sederhana 1-2 lantai)
      4.Pondasi Batu Bata (untuk Bangunan Sederhana)
      5.Pondasi Tapak atau Ceker Ayam (untuk Bangunan bertingkat 2-3 Lantai)
      6.Pondasi Sumuran (untuk Bangunan Bertingkat 3-4 Lantai)
      7.Pondasi Bored Pile atau Strauss pile (untuk Bangunan Bertingkat)
      8.Pondasi Tiang Pancang atau Paku Bumi (untuk bangunan bertingkat)

      NB: Perlu diingat masing-masing pondasi di atas memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, sesuai dengan jumlah bangunan yang di rencanakan.

      Salam kenal dari saya.
      Wahyu Nursamhuda, ST.

      Suka

      1. Nursamhuda, wahyu Avatar
        Nursamhuda, wahyu

        Apabila mas Hudi Eriawan, memang masih antusias mencari informasi itu bisa kontak by email saja. Kalau saya bisa, akan saya jawab.
        samdeart@gmail.com

        Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com