Komentar seorang pembaca dalam salah satu artikelku
Tujuan hidup tertinggi adalah kembali (kepada sang Pencipta), selain dari itu adalah tujuan yang semu.
Kembalinya ruh kepada pencipta adalah diambilnya wahyu dari yang bersangkutan, karena memang itulah kehendaknya. Karena hidup itu sendiri adalah sebuah karomah / karunia yang seharusnya diisi dengan ilmu dari yang maha berilmu yaitu Tuhan sekalian alam.
Ilmu apapun yang dimiliki oleh manusia pada hakekatnya ilmu DIA, karena tidak mungkin akan ada ilmu didalam diri seseorang , jika tidak ada hidup. Oleh sebab itu sangatlah hina jika seorang berilmu bangga dengan ilmunya, karena sesungguhnya hidup itu adalah ilmu.
Sudah cukup lama komentar tersebut singgah, tidak aku tanggapi karena kesan awalnya memang demikian adanya. Tetapi setiap menjawab banyak komentar-komentar lain, sehingga terbaca lagi, aku selalu terantuk pada komentar di atas. Sudah ada beberapa kali ini terjadi. Ada apa, kenapa menggelitik dan bergejolak menjadi beberapa pertanyaan sesudahnya.
Saya mencoba merenungi tiap-tiap kata yang membentuk kalimat di atas, saya coba rangkum kembali menjadi sebagai berikut :
Hidup = untuk kembali ke pencipta, yang lain adalah semu.
Hidup = karomah, karunia, sehingga itu harus diisi ilmu dari Tuhan-nya
Hidup = ilmu
Ilmu = pasti asalnya dari Dia
Jadi bisakah disimpulkan menjadi
Hidup = carilah ilmu untuk kembali ke Tuhan.
Apapun ilmunya, jangan kuatir itu pasti dari Tuhan.
Kelihatannya suatu pernyataan yang menarik, sejuk dan dapat diterima semua orang. Tetapi setelah meresapi dalam-dalam, ternyata aku tidak sependapat.
Baiklah, aku mencoba mengungkapkan keberatannya, tetapi karena ini berkaitan dengan sang pencipta, mohon ijin jika aku mengungkapkannya melalui kaca mata imanku. Semoga ini menjadi peneguh bagi diriku maupun teman seimanku.
“Apapun ilmunya itu pasti dari Tuhan“, suatu pernyataan yang indah dan mestinya diamini setiap orang. Tetapi ini harus disikapi secara hati-hati, misalnya :
Setan juga berilmu, sehingga dia mempunyai kemampuan memperdaya manusia. Ingat, setan pada awal mulanya adalah malaikat juga, yang dicipta oleh Tuhan dan setara dengan malaikat yang lain. Setan dikenal istimewa mempunyai banyak ilmu, tapi akhirnya jatuh dalam dosa dan diusir dari surga. Mungkin karena banyak ilmu itu yang menyebabkan si setan jatuh dalam dosa, yaitu dengan kesombongannya untuk setara dengan Tuhan.
Juga tentang ilmu agama, siapa bangsa di dunia ini yang mempunyai ilmu agama tertua dan sampai sekarang masih ada. Jelas, Yahudi dengan kitab Taurat-nya yang berisi banyak ilmu-ilmu agama untuk dipelajarinya. Meskipun sudah ada ilmu seperti itu, tetapi mengapa Yesus Kristus perlu mati di kayu salib dan menjadi penggenapan hukum Taurat.
Kejadian di dunia ini, ketidak-adilan, kemiskinan, umumnya disebabkan oleh orang-orang berilmu : ilmu untuk berperang, ilmu untuk menaklukkan , mengeksploatasi bangsa atau alam secara serakah, dan sebagainya.
Jadi pernyataan tentang ilmu itu sendiri seperti yang diungkap di atas, mempunyai banyak kelemahan, atau dengan kata lain tidak benar.
Jadi mempunyai banyak ilmu tidak bisa menjadi jaminan untuk dapat kembali ke Tuhannya.
Jadi kalau begitu apa dong ?







Tinggalkan komentar