untuk mahasiswa yang mengambil mata kuliah baja 1 di UPH, ini adalah jawaban penyelesaian soal no.2.
download PDF 61 kb.
untuk mahasiswa yang mengambil mata kuliah baja 1 di UPH, ini adalah jawaban penyelesaian soal no.2.
download PDF 61 kb.
Dimulai dari komentar sdr Robby Permata yang memberitahukan bahwa ada politisi Londo yang cari sensasi dengan cara menjelek-jelekkan agama, ada link rujukannya juga. Yah, intinya saya diminta membahasnya.
Irwan Joe menulis
Pak Guru, saya sedang mencari structure engineer, pengalaman 10 tahun-an di jembatan. Tidak perlu S2 atau S3 yang penting berpengalaman di desain dan supervisi. Training di Australia 3 bulan untuk code, lalu desainnya nanti di Jakarta selama 1 tahun.
Bisa minta tolong diinformasikan ke teman-teman, pak ?
Bapak Budi Sunarto bertanya
Pak Wir, maaf saya mau bertanya. Saya orang awam yang mau membangun sebuah rumah 2 lantai.
Saya tertarik dengan teknologi keramik komposit (keraton) dalam membuat plat lantai tingkat 2 nya, karena dalam hal biaya murah dan katanya memperkecil resiko beban gempa, karena memperingan beban mati plat lantai.
Yang ingin saya tanyakan, menurut Pak Wir apakah teknologi tersebut aman dari segi konstruksi ? dan apakah awet ?
Pertanyaan dari bapak Budi cukup menggugah saya untuk mengetahui lebih banyak, apa yang dimaksud dengan ‘teknologi keramik komposit (keraton)‘. Untunglah produsennya cukup melek teknologi sehingga informasi yang berkaitan dengannya dapat diakses dengan internet , di sini.
LIBURAN minggu lalu cukup mengasyikkan. Seperti biasa, jika ada liburan panjang kusempatkan menengok kota kelahiranku, Jogja ! Mumpung kakek dan nenek dari anak-anakku masih lengkap semua. Jadi, jika ada kesempatan seperti itu, tentunya akan aku gunakan dengan sebaik-baiknya.
Maklum, usia orang tuaku sudah 66 (ibu) dan 70 (bapak), bahkan ayah mertuaku tahun ini sudah menginjak 79, adapun ibu mertua masih seusia ibuku. Yah, semuanya sudah menjelang senja. Meskipun demikian, aku bersyukur kepada Tuhan Bapa di Surga, bahwa mereka semua masih dikaruniai kesehatan yang baik, bahkan masih mampu berkarya, untuk memberi uang saku cucu-cucunya. Jadi, dengan membawa anak-anakku berliburan ke sana, adalah juga untuk menunjukkan bahwa mereka-mereka semua adalah teladan yang baik. Patut didengar petuah maupun pituturnya.
Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu.
[Amsal 6:20]
Sebenarnya mau menulis tentang wisata kuliner ketika pulang kampung kemarin, yaitu di Muntilan. Menarik, ada foto-fotonya pula. . . . Eh, belum sempat nulis, ini idenya terganggu dengan berita pagi di TV Global yang menyajikan tayangan lengkap tentang “kontroversi pencekalan dewi persik oleh Walikota Tangerang“.
pagi ini pukul 3.55 menjelang persiapan liburan ke Jogja, mau merayakan paskah bersama eyangnya anak-anak. Seperti biasa, via jalur selatan, menghilangkan kejenuhan ibukota. Oleh karena itu, untuk sementara sampai ketemu hari minggu depan ya.
Danang, seorang arsitek yang juga kontraktor, bertanya sebagai berikut
Saya lulusan arsitek, sedang merintis usaha kontraktor, ingin belajar tentang pembetonan secara otodidak. Buku apa yg harus saya beli ?
Semoga Tuhan memberkati !
Sejuk sekali kata-kata pada kalimat di atas, suatu kalimat kata yang umum diberikan pada akhir setiap perjumpaan atau pertemuan atau suatu tulisan yang panjang. Dari kata-kata tersebut diharapkan dapat membesarkan hati siapa saja yang mendengarkan. Suatu kata-kata yang diharapkan menjadikan keduanya, yang mengatakan maupun yang mendengarkan, dapat saling menyenangkan / membahagiakan satu sama lain. Karena saling memberi harapan positip.
Tapi apa sebenarnya yang disebut orang “terberkati” tersebut ?
Terus terang ini penggalan artikel di Kompas, di sini. Saya tampilkan lagi karena bagian ini kalau dipikir-pikir, pendapat prof L. Wilardjo benar juga ! Logis !
Setelah Benazir Bhutto dibunuh, Pakistan dianggap lebih mengkhawatirkan daripada Iran.
Instabilitas polkam menyelimuti Pakistan dan Iran. Di kancah politik, ada unsur-unsur yang berhaluan garis keras. Mereka siap mati syahid dengan memicu bom bunuh diri. Pakistan mempunyai bom-A(tom), sedangkan Iran belum. Di tangan ideologiwan fanatik, bom maut dapat untuk meneror. Ini bukan kemuhalan moral; ini kemungkinan logis!
Lanjutkan membaca “PLTN sbg batu loncatan ke senjata atom ?!”