Sering kita mendengar istilah cerdas atau tidak cerdas, apa sih definisinya yang benar tentang istilah tersebut. Ya pokoknya begitu.
Membaca bukunya Andrea Hirata yaitu Laskar Pelangi, saya menemukan definisi yang dimaksud, mencerahkan.
Begini kata Andrea dalam bukunya.
Orang cerdas memahami konsekuensi setiap jawaban dan menemukan bahwa di balik sebuah jawaban tersembunyi beberapa pertanyaan baru. Pertanyaan baru tersebut memiliki pasangan sejumlah jawaban yang kembali akan membawa pertanyaan baru dalam deretan eksponensial. Sehingga mereka yang benar-benar cerdas kebanyakan rendah hati, sebab mereka gamang akibat dari sebuah jawaban.
Godaan-godaan besar bersemayam di dalam kepala orang-orang cerdas. Di dalamnya gaduh karena penuh dengan skeptisisme. Selesai menyerahkan tugas kepada dosen, mereka selalu merasa tidak puas, selalu merasa bisa berbuat lebih baik lagi dari apa yang telah mereka presentasikan. Bahkan ketika mendapatkan nilai A plus tertinggi, mereka masih saja mengutuki dirinya sepanjang malam.
Orang cerdas berdiri dalam gelap, sehingga mereka bisa melihat yang tak bisa dilihat oleh orang lain. Mereka yang tak dipahami oleh lingkungannya, terperangkap dalam kegelapan tersebut.
Semakin cerdas, semakin terkucil, semakin aneh mereka. Kita menyebut mereka: orang-orang yang sulit. Orang-orang sulit ini tak berteman, dan mereka berteriak putus asa memohon pengertian.
Ditambah sedikit saja dengan sifat introvert, maka orang-orang cerdas semacam ini berakhir di sebuah kamar dengan perabot berwarna teduh dan musik klasik yang terdengar lamat-lamat, itulah ruang terapi kejiwaan. Sebagian dari mereka amat menderita.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak cerdas, hidupnya lebih bahagia. Jiwanya sehat walafiat. Isi kepalanya damai, tenteram sekaligus sepi, karena tak ada apa-apa disitu, kosong.
Jika ada suara memasuki telinga mereka, maka suara itu akan terpantul-pantul sendirian di dalam sebuah ruangan sempit, berdengung-dengung sebentar, lalu segera keluar kembali melalui mulut mereka.
Jika menyerahkan tugas, mereka puas sekali karena telah berhasil memenuhi batas akhir, dan ketika mendapat nilai C, mereka tak henti-hentinya bersyukur karena telah lulus.
Mereka hidup di dalam terang. Sebuah senter menyiramkan sinar tepat di atas kepala mereka dan pemikiran mereka hanya sampai pada batas lingkaran cahaya senter itu. Di luar itu adalah gelap. Mereka selalu berbicara keras-keras karena takut akan kegelapan yang mengepung mereka.
Bagi sebagian orang, ketidak-tahuan adalah berkah tak terkira.
Tinggalkan komentar