Tentu saja, pertanyaan di atas baru ada artinya jika diketahui dari mana dibandingkannya. Iya  khan.

Baiklah, itu ditinjau dari arah rumahku, di daerah Bekasi, dekat mal Metropolitan. Pokoknya di sekitar situ, tepatnya daerah antara pintu tol Jatibening dan pintu tol Bekasi Barat. Perjalanannya dianggap membawa mobil sendiri (nggak pakai sopir).

Jika pertanyaan tersebut diungkapkan 3 atau 4 tahun yang lalu, yaitu sebelum tol Cipularang selesai, maka jawabannya jelas dan tegas. Ya cepet ke Lippo Karawaci !  Khan masih di Jabodetabek.

Tapi kalau itu diungkapkan sekarang gimana ?

Wah jawabannya jadi nggak sederhana. Itu tergantung jam-nya. Jam berangkat dari Bekasi maksudnya ! Selain itu, juga yang penting hari-nya apa ?.

Baiklah jika itu hari Rabu, pagi , bagaimana ?

Pagi juga relatif, jika dari Bekasi pukul 5.00 pagi maka sampai ke Lippo Karawaci pukul 6.30, yah sekitar 1.5 jam. Cepet ke Lippo dong, kalau ke Bandung khan perlu minimal 2 jam. Iya khan.

Betul. Tapi kalau berangkatnya pukul 6.30 pagi, wah bisa lain lho. Saya yakin itu, tapi yang jelas sudah beberapa tahun ini saya nggak berani berangkat pada pukul itu. Capek di jalan. Tempo hari kalau sudah jam segitu maka rute perjalanannya nggak berani lewat tengah kota. Terpaksa lewat tol BSD.  

Catatan : dari jalan Kali Malang bisa masuk tol via pintu tol Cikunir, dari situ langsung ke BSD, lancar ! Kecuali jika ada demo seperti kemarin itu.

Kalau ke Bandung gimana pak ?

Ya ini, tadi pagi saya barusan ke UNPAR, konsultasi dengan ko-promotor berkaitan tahapan seminar yang akan dilakukan sebagai bagian penyelesaian disertasi. Berangkat dari rumah pukul 6.45, lewat pintu tol Bekasi Barat pukul 7.00, langsung melaju ke timur ke Cipularang. Relatif masih sepi, sampai pintu tol Pasteur sekitar pukul 8.40, terus , naik ke Ciumbeluit, parkir di gang di depan UNPAR dan mengetok kamar kerja ko-promotor tepat pukul 9.00 sesuai janji yang telah dibuat.

Bla-bla-bla selesai, mampir ke sekretariat Pasca ketemu mbak Nining, mas Pur dan mas Andreas untuk rencana seminar. Beres. Mampir dulu ke warteg di depan gang UNPAR, makan rp 7.5 rb udah lengkap, pakai pisang dan es teh manis. Mana ada itu di Lippo Karawaci ?

Pukul 12.30 pulang, nggak mampir-mampir di Bandung, langsung Ciumbuleuit, Cihampelas, Pasteur langsung ke Bekasi Barat lagi. Tiba sekitar pk 14.00.

Apa artinya ini.

Ya saya mau mengungkapkan bahwa, jalan ke Bandung (Unpar) lebih cepat / enak, dibanding kalau disuruh jalan lewat tengah kota (Jakarta), khususnya jika itu jam-jam sibuk. Secara pribadi, saya sudah merasa bahwa melewati jalanan ibukota pada jam sibuk adalah suatu beban tersendiri. Kalau bisa, nggak usah lewat sana. Bikin stress.

Apa itu disebabkan oleh busway ya ?. 😦

7 tanggapan untuk “cepet mana, ke Lippo Karawaci atau Bandung ?”

  1. Antony Pranata Avatar

    Loh pak, memangnya dari daerah Bekasi ke Lippo Karawaci gak ada busway yah?

    Saya sendiri udah bertahun2 gak pernah ke Jakarta; jadi gak tau situasi Jakarta sekarang. Jangankan gitu, nama-nya busway aja belon pernah liat yang beneran (cuman pernah liat di photo).

    Masalah lalu lintas Jakarta emang gak ada abisnya kalau diceritain. Masalahnya juga gak pernah selesai…. 🙂

    Suka

  2. wir Avatar
    wir

    Kamu beruntung lho Antony, dari Jawa Tengah – Eropa -Singapore- langsung Canada.

    Jakarta pernah ya, tapi khan sebentar.

    Menurut saya transportasi Jakarta sudah menjadi bagian dari sumber stress. Kalau sudah begitu bagaimana orang-orang tersebut bisa produktif.

    Kadang-kadang kasihan juga. Yang belum punya mobil, ngotot, yang penting moda transportasi umum. Sehingga setiap alternatif tawaran baru moda transportasi dari pemerintah selalu disambut hangat. Apapun bentuknya.

    Banyak orang-orang yang berpendidikan mengutarakan pendapat bahwa “sumber kemacetan di Jakarta adalah karena orang pada beli mobil. Egois begitu katanya”.

    Padahal mobil, itu bukannya sok, itu sudah jadi kebutuhan. Coba kereta apinya kayak di Stuttgart, belum bis umumnya juga. Ngapain pusing-pusing bawa mobil sendiri.

    Orang Pemerintah kita ini aneh. Milih busway dengan asumsi nanti orang-orang yang bawa kendaraan pasti akan memilih moda transportasi tsb.

    Karena berpikiran tersebut, sekarang nempatin busway sembarangan. Nggak peduli, harusnya jalan lama tinggal 2/3, bahkan beberapa tempat hanya tinggal 1/2, khan kacau. Intinya sekarang jalan untuk mobil atau motor di nomer-duakan. Yang utama adalah busway, jalannya pakai beton tinggi 25 cmm, pokoknya mobil atau motor nggak bisa memotong.

    Wah sip-lah. Terus terang logika berpikirku belum bisa menerima, busway sekarang sudah malang melintang diberbagai jalan-jalan ibukota. Apa jalannya sempit, atau lebar, nggak peduli. 😦

    Kayaknya kalau masalah lalu-lintas di Jakarta, salah satu solusi yang cespleng adalah HINDARI saja ! :mrgreen:

    Suka

  3. Sani Adipura Winata Avatar
    Sani Adipura Winata

    Jadi pengen makan di warteg depan Unpar nich…

    Salam

    Suka

  4. donaldessenst Avatar
    donaldessenst

    Hehehe tepat sekali pak Wir 7500 level Bandung kita udah kenyang kalau di Jakarta sop buntut 10000 kuah doank, es teh manis (tehnya gratis, esnya 1000, gulanya 500) dan dapet bonus asap kendaraan same ngamen “gratis”.

    Menurut saya jumlah mobil, motor memang terlalu banyak dibanding jumlah jalan di Jakarta ini dan yang paling bikin parah mah angkutan umum yang gak teratur baik supir ama pengguna modanya (saya juga sih hehehe!!).

    Tapi pak Wir kereta api express Tanah Abang – Bekasi enak lho pak, saya pulang naik kreta turun di Kranji, ontime, full AC cuma 1/2 jam dari stasiun Sudirman. Kalau pergi yah omprengan standar. Bawa mobil sendiri di Jakarta no way deh. Kemarin ada email dari temen setelah busway akan dilanjutkan dengan heliway:p

    Wir’s respond : setelah semua alternatif-alternatif dikeluarkan maka pemungkasnya adalah NO WAY. :mrgreen:

    Suka

  5. Antony Pranata Avatar

    Wah kepiye ini…. aku sendiri udah denger terus masalah lalu lintas di Jakarta. Cara nyelesainnya juga bingung, kayak ayam ama telur… gak tau mesti mulai dari mana.

    Tapi pak… di daerah saya yah (Metro Vancouver), ada daerah2 tertentu yang super macet kalo jam sibuk. Contohnya, dari tempat saya kalau mau ke daerah downtown kan mesti lewat jembatan. Nah… ini nih sumber masalah. Antrian masuknya kalo jam sibuk, super parah Untung-nya tempat aku kerja bukan di daerah downtown, jadi gak perlu nyeberang jembatan.

    Masalahnya orang pada naek mobil semua. Kenapa gak naek public transportation? Karena public transportation-nya gak bagus -> cuman menjangkau tempat2 tertentu dan jamnya juga gak sebagus.

    Saya ada temen (untungnya engineer, jadi jam kerjanya bebas). Dia kalau berangkat kerja jam 9:30. Nungguin jembatannya kosong dulu. Hahaha…

    Suka

  6. alief Avatar

    Lebih cepat lagi kalo naek helikopter… 🙂

    Suka

  7. adi Avatar
    adi

    pa wir maap neh pernyataan saya agak nyeleneh dari masalah lalu lintas jkt yang amburadul…a da politik pribadi tuch menurut aku…hehehehe…but the point is pgn tau banyak tentang “RETROFIT” dunk terutama pada pilar jembatan maksudnya tuh apa yah….

    makasih….

    Suka

Tinggalkan komentar

I’m Wiryanto Dewobroto

Seseorang yang mendalami ilmu teknik sipil, khususnya rekayasa struktur. Aktif sebagai guru besar sejak 2019 dari salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Juga aktif sebagai pakar di PUPR khususnya di Komite Keselamatan Konstruksi sejak 2018. Hobby menulis semenjak awal studi S3. Ada beberapa buku yang telah diterbitkan dan bisa diperoleh di http://lumina-press.com