Serius ini pak ?
Lho, apakah selama ini, saya menulis tidak serius. Kelihatannya saya selalu menulis dengan baik dan benar lho. Jadi judul di atas tidak saya tulis hanya sekedar untuk masuk BOTD saja, karena bagi saya masuk BOTD itu bukan sesuatu yang aneh, bukan sesuatu yang istimewa lagi. Kelihatannya hampir setiap tulisan saya pasti nongol lho di situ.
Jadi maksud bapak menulis judul di atas apa ?
Ya saya mencoba memberi bantuan pemikiran, atau kalau tidak mau bantuan (karena bisa memecahkan masalah sendiri) maka minimal memberikan alternatif pemikiran. Begitu bo.
Begini dik, Indonesia ini khan Bhinekka Tunggal Ika, bermacam-macam ada, dan sebaiknya ada untuk saling melengkapi, termasuk dalam hal ini ada FPI ada Ahmadiyah. Ya, itu adalah fakta. Mereka semua itu penduduk Indonesia, maksudnya mau tinggal di sini.
Tentang mengapa saya menyarankan bahwa FPI tidak dibubarkan. Dasar pemikirannya adalah sebagai berikut, bahwa karakter atau attitude orang per orang itu adalah khas, tertentu, apalagi ditambah keyakinan yang teguh. Itu adalah dua kombinasi yang menarik, dan saya kira mengubahnya dari luar adalah tidak gampang. Satu-satunya cara untuk mengubahnya adalah dari dalam, dari diri sendiri.
Karakter yang khas yang saya maksudkan adalah antara lain, jika merasa yakin terhadap apa yang dia percayai, maka mereka tidak peduli bahkan terhadap pendapat umum sekalipun. Bagi dia ketidak pedulian tersebut adalah bentuk keistimewaan mereka, artinya teguh tidak mudah tergoda. Merasa benar sendiri. Karakter tersebut sebenarnya baik, khususnya jika diterapkan secara personal untuk menghasilkan buah yang baik. Yang membuat gerah masyarakat banyak khan karena karakter khas tersebut dikembangkan, agar orang-orang lain yang tidak sekeyakinan mereka adalah salah, sehingga harus dibenarkan. Selain itu ditambah, bahwa dalam menyebarkan keyakinannya tersebut maka kekerasan di halalkan. Alasan klasiknya khan “menegakkan kebenaran”. Jadi kalau nggak mau tegak, khan ditebas aja. Iya khan.
Itu hal yang baik atau buruk pak ?
Wah yang namanya menegakkan kebenaran khan mestinya baik tho. Yang menjadi masalah khan kepada siapa kebenaran itu ditegakkan, apalagi dengan cara kekerasan. Itu khan sebenarnya yang nggak baik.
Kalau nggak baik khan mestinya dibubarkan. Gitu khan pak ?
Itulah masalahnya. Apakah jika organisasi tersebut dibubarkan, maka orang-orang dengan karakter seperti yang saya sebutkan di atas itu juga otomatis hilang ? Khan enggak juga khan. Orang-orang dengan keyakinan yang tinggi seperti mereka, terlepas apakah keyakinan mereka berguna bagi orang banyak atau tidak, maka mereka umumnya pasti bisa survive, bisa mempengaruhi orang lain yang lemah keyakinannya. Artinya bahwa sumber masalahnya nggak hilang, dan saya yakin akan timbul FPI dengan bentuk yang berbeda. Itu akan terus menerus begitu.
Lalu bagaimana pak ?
Sebenarnya kalau aparat negara tegas, dan pemimpinnya mempunyai karakter seperti orang-orang FPI tersebut, yaitu jika yakin berani berbuat atau bertindak tegas, maka permasalahan ini akan tidak ada.
Tegas gimana pak, maksudnya ?
Ya kalau ada orang mengganggu kepentingan umum, bahkan bertindak anarki, ya harusnya di hukum. Jangan takut dengan embel-embel agama sekalipun, meskipun itu agama mayoritas. Ingat itu khan hanya embel-embel. Toh kita ini adalah negara Pancasila, bukan berdasar agama. Pemimpin kita khan nggak berani tegas. Hanya menghimbau saja, belum pernah berperang sih. Jadinya begitu. Wah jadi nostalgia jamannya pak Harto begitu ya, sedikit omong banyak bertindak. Bener-bener tentara itu.
Kalau nggak dibubarkan, jadi gimana itu pak ?
Jadi cara berpikirnya adalah begini. Pertama-tama adalah baik kita harus menyukuri adanya FPI. Kenapa ? Karena minimal orang-orang yang berkarakter seperti di atas dapat dikumpulkan dalam suatu wadah yang jelas. Dapat diorganisir begitu lho. Saya kira mengorganisir orang-orang seperti itu adalah tidak gampang. Pemimpinnya pasti mempunyai karakter yang sama yang lebih mantep. Gitu khan. Coba bayangin, jika orang-orang dengan karakter seperti itu menyebar kemana-mana dan menjadi jiwa setiap organisasi umum. Khan gawat itu.
Dengan di organisir, berarti lebih gampang diatur, termasuk juga lebih gampang di awasi. Selain itu dengan keberadaannya di ibukota maka ada untungnya, yaitu media dengan suka cita meliputnya. Coba bayangkan jika kejadian monas kemarin terjadi di maluku. Maka siapa yang peduli, bahkan kalau ada yang matipun, mungkin beritanya nggak sampai sini. Benar nggak. Khan kasian orang daerah. Dengan di Jakarta, yaitu bersama-sama dengan pemimpin negara ini , maka para pemimpin tersebut jadi diingatkan untuk terus mengawasi. Tul nggak ?
Nanti kalau berbuat anarki lagi ?
Lha ini masalahnya. Seperti peneliti atau orang profesional pada umumnya, kalau diam saja tentu bahkan pusing. Saya yakin orang-orang tersebut kalau diam saja pasti juga bingung, mereka akan selalu mencari-mencari untuk menemukan masalah. Inilah yang selalu membikin problem, bilamana ternyata apa yang disebut masalah oleh mereka ternyata tidak bagi yang lain. Itu khan.
Dengan demikian maka harus diberdayakan. Harus diberi kesibukan. Jangan sampai orang-orang tersebut mengganggu masyarakat yang lain, yang ternyata apa yang disebut masalah oleh orang-orang itu ternyata bukan.
Karena fpi berlatar belakang agama, maka yang disebut haram oleh agama pasti tidak dilanggarnya. Betul nggak. Jadi jika korupsi adalah haram hukumnya dan bahkan disebut dosa, maka jika itu benar maka mereka bisa membantu KPK. Coba bayangkan, jika mereka mengejar para koruptor tersebut, pasti deh efektif.
Kalau ternyata cara itu tidak efektif, artinya masih saja terjadi benturan ke masyarakat banyak. Maka satu-satunya cara adalah memisahkan dengan masyarakat tersebut. Agar win-win maka bisa nggak mereka diberdayakan ke tingkat internasional. Seperti tentara nasional di PBB itu lho. Contohnya, negara palestina untuk membantu melawan israel dan amerika. Daripada mereka gembar-gembor di jalan mau melawan mereka, khan sebaiknya dikirim aja mereka ke sana. Dari pada banyak omong, lebih baik bertindak khan. Bisa-bisa namanya menjadi harum dan tidak menjadi omongan negatif seperti sekarang ini.
He, he itu sedikit pemikiran tentang FPI. Bagaimana yang lain.
Berita lain dari detik.com :
SKB 3 menteri ttg Ahmadiyah dah keluar. Saya sangat setuju sekali. Dikasih peringatan keras, dirangkul biar bertobat, jika masih mbalelo maka pemerintah berhak untuk melakukan tindakan hukum karena telah memasuki masalah pidana.
Tugas kita adalah melaporkan ke pihak berwajib pelanggaran yang dilakukan Ahmadiyah, bukan menghakimi dengan kekerasan.
Kekerasan yang dilakukan oleh Preman Berjubah alias FPI sangat tidak bisa dibenarkan. Mereka benar2 preman yang munafik, disatu sisi narik upeti dari pengusaha hiburan malam, disatu sisi pura2 membela Islam. Padahal tindak tanduknya bukan membela, malah mencoreng Islam, dan mengajarkan paham kekerasan di masyarakat kita yang dari dulu sangat cinta damai. Mereka mau mengubah masyarakat kita yang dulu cinta damai dan santun menjadi seperti di Lebanon, Iran, Afganistan dan Pakistan. Kekerasan di mana2, bom dimana2, teror di mana2, jika ada kelompok yang gak setuju ama kelompok lain, main tembak aja. Main bom aja. Gilaaaaaaaa, paham begini yang mesti diperangi, dibasmi dari bumi Indonesia.
Dulu pernah ada pameo, jika di tempat lain kita menginjak kaki orang langsung dimarahin tapi di Solo terbalik. Kalo tanpa sengaja injak kakinya, mereka akan ngomong “maaf mas, kakiku diinjek”. Apakah sifat jawa kromo yang halus spt ini masih ada? Kayaknya telah dicuci otaknya ama para preman berjubah tsb.
SukaSuka
UPETI UPETI UPETI
DUIT DUIT DUIT
AMAN AMAN AMAN
GAK KASIH GAK KASIH GAK KASIH
BANDEL MBALELO BANDEL MBALELO
DIGREBEK DIGREBEK DIGREBEK
SukaSuka
FATWA MUI HARUSKAH DIIKUTI ?
Setahu saya MUI pernah bikin fatwa Riba pada bunga Bank Konvensional, setahu saya pemakan riba itu tdk akan masuk surga. Kalau baiknya FPI membubarkan Bank-Bank Konvensional, biar aqidah Ummat Islam Terjaga. Hidup FPI,… Hidup Habib Rizieq.
SukaSuka
kenapa masih ada orang ideot yang ngebelain FPI
paket matamu lebar-lebar, nonton tv
.gusdur aja yang buta bisa menilai
kenapa otakmu masih sok idealis,… dasar ideot
coba aja buat kayak gitu di medan
ku **sensor** kau FPI!!!!!!!!!!!
kusumpal mulutmu sama **sensor**!!!!!!!!!!
SukaSuka
Untuk mas donny, bukan tidak mengerti analogi, tapi yang saya maksudkan adalah untuk menyelesaikan suatu masalah harus dilihat pokok permasalahan penyebab timbulnya masalah tersebut. Misalkan spt analogi anda, anda melakukan hal tsb, kemudian apakah pemecahan masalahnya cukup dengan menangkap atau menggebuki anda?, apakah dengan cara tsb ada jaminan bahwa dikemudian hari tidak akan muncul donny-donny lainnya?.
Saya tidak perduli FPI mau dibubarkan, digebuki, dihancurkan, disikat, dll. Tetapi apakah dengan cara tersebut tidak akan muncul dendam dan menimbulkan FPI-FPI lain dikemudian hari? dan masalah tidak akan pernah selesai.
Dan untuk “Anak Medan” ternyata sikap anda tidak lebih baik dari FPI, mungkin hal ini sesuai dengan tingkat pendidikan anda, dan tolong itu orang-orang yang rebutan Kampus dan Gereja di **sensor**, krn sikap mereka sama buruknya dengan FPI.
SukaSuka
manusia itu seperti pohon,yang semakin tinggi semakin besar angin yang menerpanya.
ya allah berikanlah kemudahan kepada kami agar kami dapat mengatasi masalah-masalah kam.
ya allah ampuni segala kesalahan kami…
SukaSuka
assalamuallaikum wr.wb
memang islam perlu orang-orang seperti pak habib rizieq, membela islam dan menegakkan syariat islam. kejadian-kejadian kemarin seakan-akan memang seperti sebuah interest group dan menyebabkan banyak asumsi baik dan buruk,. kita boleh saja berpikiran negatif tentang kejadian kemarin fpi yang bersikap anarkis membuat keamanan negara terganggu. tapi kita pun tak ada salahnya berpikir positif….
siapa yang dengan lantang menyerukan agar ahmadiyah dibubarkan?
coba kita gali kembali hati sanubari kita umat islam apakah kita rela agama kita dinodai?
saya sebagai rakyat sering tersinggung dengan beberapa pihak organisasi yang menjalankan segala tindaknya dengan mengatas namakan rakyat,..pertanyaan saya, rakyat yang mana yang mereka bela?
benarkah rakyat berbicara,berpikir,dan menginginkan hal tersebut?
jangan pernah berlindung dalam penderitaan rakyat hanya demi sebuah kepentingan organisasi yang memang hanya tidak berdasarkan dengan hati yang tulus dan ikhlas. namun kekuasaan dan sifat tamak yang selalu mengiringi langkah mereka dalam proses mencapai tujuan.
sikap ini yang nantinya akan membuat mereka untuk menghalalkan segala cara dan nantinya selalu menyamarkan diri mereka dengan penderitaan rakyat,dan mengatasnamakan rakyat demi mencapai tujuan dan hal-hal yang menjadi masalah mereka.
“semoga rahmat allah selalu menyertai kita..amin yaa robbal alamin”
terima kasih pak wiryanto atas tulisannya
salam hormat saya
SukaSuka
sebenarnya menurut saya tidak ada organisasi yang salah,yang salah justru manusianya yang ga pernah sempurna,sebagai manusia kita harus sadar akan hal itu sehingga bisa menghargai pandangan orang lain,tidak ada yang keputusan yang benar apabila cuma dilihat dari satu sudut pandang,saya ngeliat pensil dari atas bentuknya bulat terus apa saya harus membasmi orang yang bilang pensil bentuknya panjang atau segi enam?
SukaSuka
Salam teman-teman semua.
Untuk menghindari masalah ini masih terus saja dibincangkan dan tidak berkesudahan, toh ceritanya tentang SKB sudah ada maka saya tutup saja.
Terima kasih pada semua teman yang telah berbagi pendapat, semoga pendapat-pendapat tersebut baik yang setuju, tidak setuju maupun netral dapat menjadi bahan pemikiran baru dalam menyikapi hidup ini.
Salam sejahtera semua.
SukaSuka