Bagi para pembaca, buah-buah pikiran salah satu dosen UPH yang bergelut di bidang structural engineering tentulah sudah diketahui, yaitu melalui tulisan-tulisannya di blog ini. Meskipun mungkin secara fisik belum pernah ketemu dengan dosen tersebut yaitu saya sendiri.
Jika dianggap bahwa melalui tulisan, maka seakan-akan dapat merepresentasikan kehadiran fisiknya, sehingga dapat terbantu khususnya menangani bidang-bidang engineering, maka tentu para pembaca blog akan senang jika mendengar berita ini.
Apa itu pak ?
Ini lho, senior saya di UPH, yaitu Prof Harianto Hardjasaputra, yang juga merupakan mentor saya di bidang structural engineering sejak hampir 20 tahun yang lalu, yaitu sejak beliau menjadi pimpinan saya di PT. Wiratman & Associates Consulting Engineer. Beliau juga sekaligus bekas dosen S2 saya di Universitas Indonesia sejak hampir 15 tahun yang lalu, yaitu untuk mempelajari ilmu strut-and-tie model, sebelum metode tersebut dikenal dunia melalau ACI M318-2002. Beliau juga bekas bos saya di PT. Pandawa Swasatya Putra Consulting Engineer, dimana di konsultan tersebut saya mendapat kepercayaan penuh untuk menampilkan atau mempraktekkan ilmu structural engineer secara mandiri. Disitu pulalah mental engineering saya di uji sehingga saya mempunyai kepercayaan diri kuat bahwa saya bisa, tidak hanya sekedar teori tapi praktis juga. Yah pokoknya beliau adalah senior saya dimana-mana, dan turut serta membentuk saya seperti saat ini. Dengan kapasitas seperti itu, sekarang ternyata beliau berkenan hadir di dunia maya. Goes on line gitulah. 😉
Hore . . . 😉 😉
Meskipun secara usia belum senior sekali, tetapi sepak terjangnya sebagai guru besar di bidang engineering, khususnya teknik sipil bisa dikatakan cukup senior sekali. Beliau tidak hanya bergerak di bidang pendidikan, juga aktif dibidang engineering praktis. Beliau juga aktif menjaring kerja sama dengan rekan-rekan sejawat bidang engineering dari Jerman. Beberapa kali beliau kesana untuk mengadakan semacam visiting profesor. Wah pokoknya, jika beliau mau menulis maka pasti tulisannya di bidang engineering akan lebih banyak dan lebih berbobot dari padaku.
Jadi bagi teman-teman yang tempo hari melihat materiku kurang berbobot, silahkan saja ketemu on-line dengan beliau, blog-nya beliau adalah
selamat siang, pak wiryanto, salam kenal sy sering berkunjung k web bpk, tetapi baru kali ini mo bertanya.
pak sy kerja d pabrik beton precast sbg struktur engineer, yang mau saya tanyakan adalah, ada perbedaan hasil antara hasil perhitungan teoritis VS hasil pengujian produk, (kami selalu melakukan pengujian produk2 yang akan dijual, untuk melakukan efisiensi. hasilnya adalah tiap waktu kami bisa menghemat pemakaian besi tulangan, padahal secara perhitungan teoritis melebihi batas ijin.
apakah hasil percobaan bisa dijadikan dasar yang kuat? & masalahnya kalo ada yg meminta bukti perhitungan hal tsb jd tdk bs ditampilkan, karena yang kami jadikan acuan adalah produk kami mampu menerima beban tertentu berdasarkan pengujian2 berkala.
mungkin ini dulu pak wir, terimakasih atas perhatian & encerahannya salam. “motto : mari jadikan produk yang aman & EKONOMIS”…
SukaSuka
salam sejahtera pak Iyo,
Code perencanaan umumnya memberikan nilai yang konservatif, parameter-parameter yang digunakan umumnya diambil batas bawahnya. Ingat parameter suatu bahan sifatnya statistik, dalam suatu range. Oleh karena itu hasilnya mestinya di bawah hasil empiris. Oleh karena itu perlu dilihat seberapa besar perbedaannya, kalau hanya sekitar 5 – 10% rasanya itu wajar saja.
Jika lebih, atau berlipat-lipat kali dibanding teori, wah itu perlu dipertanyakan. Mengapa itu bisa terjadi. Bisa-bisa teori yang anda gunakan tidak cocok, misalnya memprediksi kuat lentur balok dengan cara elastis maka akan jelas berbeda hasilnya jika dipakai cara ultimate. Juga prediksi kekuatan balok tinggi dengan cara ultimate balok lentur, pasti nggak cocok. Kalau begitu coba pakai cara S.T.M.
Ketentuan ACI M 318-2008 pasal 20.1.2 dan 3 cukup jelas menyatakan sbb:
Kadang-kadang untuk memahami perilaku keruntuhan apa yang terjadi kemudian teori apa yang cocok untuk diterapkan adalah suatu pekerjaan yang tidak standar. Itulah gunanya riset.
Yah, ajak dong sekali-sekali kita (UPH) dengan kegiatan anda di lapangan. Siapa tahu bisa ditemukan teori yang cocok, yang bisa mendukung produk anda. Itu khan namanya LINK and MATCH. 😉
SukaSuka
wah … makin byk aja dosen bagi2 ilmu lewat blog … mantaplah 🙂
SukaSuka
salam kenal pak. postingan menarik kunjungi blog sederhanaku warnadunia.com
SukaSuka
selamat siang pak wir, wah pak terimakasih banget atas pencerahannya pak, (baru cek internet lagi – ternyata siang sy brkirim sorenya bpk lsg jwb, duh mksh bnyk pak).
wah seneng bgt apabila suatu saat kita bisa ber “LINK and MATCH” dengan bpk, … ok matur nuwun bpk,…..
SukaSuka