Sebagai seorang guru, maka mengajar di depan orang banyak tentunya bukan sesuatu yang asing. Banyak di sini tentunya relatif sifatnya, maklum untuk mengjar di kelas jika jumlah murid lebih dari 40 maka rasanya sudah tidak efektif lagi. Oleh sebab itu jika jumlah muridnya banyak maka perlu dibagi dalam kelas-kelas paralel. Mahasiswa di jurusan teknik sipil kebetulan tidak dibagi dalam kelas paralel, maklum satu angkatannya hanya sekitar itu.
Hanya sekitar itu, . . . . ? ? ? Bagi teman-teman di UPH adanya pernyataan seperti itu bisa-bisa dianggap tidak tahu rasa syukur. Maklum dahulu pernah dalam satu angkatan yang masuk kurang dari 10. Jadi kalau sekarang lebih dari 40 orang perangkatan, tentunya patut disyukuri. Kalimat yang saya pakai di atas karena membandingkannya dengan mahasiswa di jurusan teknik sipil UM (Universitas Negeri Malang), yang menurut infomasi, satu angkatannya menerima sekitar 300 siswa. Itu khusus jurusan teknik sipil. Nah tentu dapat dimaklumi khan.
Nah kembali ke soal mengajar, atau tepatnya berbicara di depan orang banyak . Memberikan presentasi didepan audien yang banyak, terus terang relatif jarang. Meskipun saya sering Ikut konferensi nasional atau international, tetapi peserta yang hadir relatif sedikit, khususnya bila dibagi dalam kelas-kelas paralel. Tempo hari di acara konferensi nasional, pernah aku mempresentasikan makalah hanya dihadiri oleh peserta-peserta lain yang juga menunggu giliran presentasi. Bagi yang belum pernah ikut presentasi ilmiah, kondisi seperti itu nggak masalah, bahkan senang karena menjadi tidak takut lagi. Tapi bagi yang sudah sering memberikan presentasi, kondisi yang sedikit peserta kadang membuat kecewa. Kalau sebaliknya, pesertanya banyak wah senangnya minta ampun. Rasa lelah mempersiapkan materi presentasi jadi terobati, apalagi jika pesertanya akfif banyak bertanya, itu khan berarti mendengarkan presentasi, tidak tidur karena bosan.
Nah acara presentasiku di Universitas Negeri Malang hari ini berlangsung lancar dan meriah, senangnya lagi jumlah peserta yang hadir mendengarkan materi presentasi sekaligus mendapatkan paper jumlahnya ternyata lebih dari ratusan. Aku terus terang nggak membayangkan akan sebanyak ini yang hadir. Ini ada dokumentasi kehadiranku hari ini di Malang.





Untuk itu semua, aku mengucapkan banyak terima kasih kepada panitia HMJ UM yang mengkontakku yaitu sdr. Setiawan, yang menyetujui bapak Ajib selaku Ketua Jurusan dan juga bapak Apif yang merekomendasikan aku untuk hadir di acara tersebut. Semoga paper dan presentasi yang aku berikan dapat memberi motivasi bagi adik-adik mahasiswa UM.
Adapun paper yang aku sampaikan pada acara tersebut, berjudul “Kajian Teknologi Analisa Struktur dalam Perancangan dan Evaluasi Struktur Jembatan” sekitar 27 halaman, sebesar 9.7 Mb jika berminat dapat di download di sini.
Selamat pagi pak Wir,
Semoga bapak dapat mengamalkan ilmunya di bidang teknik sipil,
Senang sekali dengan kiprah bapak hingga saat ini, semoga terus berlanjut dimasa mendatang,
Semoga semakin jaya,
SukaSuka
matur nuwun mas Faqih.
Semoga kegiatan di UNY juga semakin maju. Monggo, mari kita bersinerji untuk kebaikan bersama, mumpung diberi waktu oleh Yang di Atas untuk dapat “memberi”.
SukaSuka
Pak, kapan memberikan kuliah analisis jembatan kabel, Pak ?
SukaSuka
Apakah analisis plat buhul dan jumlah baut, termasuk dalam buku baja yg baru ?
SukaSuka
Sudah ada sekitar 550 halaman, tapi tentang buhul yang saat ini memang lagi trend sejak keruntuhan jembatan I-35W (USA) belum masuk pada buku tersebut pak. Rencana untuk menulis hal tersebut sudah ada tetapi belum terlaksana pada buku ini. Adapun buku ini ditujukan pada level basic, menyasar untuk materi perkuliahan struktur baja di S1. Untuk topik seperti itu jelas jumlah pembaca akan lebih banyak dibanding yang tingkat lanjut. Jadi buku tersebut direncanakan akan bersaing dengan bukunya Segui. Saya kira kalau basic-nya sudah kuat, diajak membahas yang lebih atas tentunya akan lebih gampang.
Terus terang, sampai saat ini saya belum melihat buku karangan lokal yang mempunyai tingkat kedalaman seperti yang saya tulis. Moga-moga ini menjadi pancingan agar para ahli struktur baja Indonesia menjadi “resah dan tersinggung” untuk akhirnya menulis buku baja lain yang lebih baik. Ujung-ujungnya khan para engineer muda yang mendapatkan keuntungan. 😀
SukaSuka
Ping-balik: Masukan #3 – draft buku struktur baja | The works of Wiryanto Dewobroto